Anda di halaman 1dari 13

KHAERUNNISA. 1102013147. A1.

1. KRITERIA KLINIK KEDOKTER KELUARGA

KRITERIA KLINIK KELUARGA

Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan
dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.
1. Dokter keluargaDokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah
dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat
dalam hal perilaku kesehatan.
2. Perawat Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3. Bidan Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Administrator klinik Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga,
telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga

PERALATAN DAN TENAGA KESEHATAN


Untuk dapat menyelenggarakan praktek dokter keluarga sebagaimana dikemukakan diatas,
tentu perlu disediakan pelbagai peralatan dan tenaga pelaksana yang memadai. Peralatan dan
tenaga pelaksana yang dimaksud adalah :

I. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidak berbeda
dengan peralatan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika pelayanan dokter keluarga
tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, maka peralatan yang
dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
a. Peralatan medis
Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis sederhana,
maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan pelbagai peralatan medis
spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula pelbagai peralatan
pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat. Di Amerika Serikat
sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis yang
tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan yang dimaksud telah
mencakup pula laboratorium klinis, rontgen foto, EKG, minor surgery
set,sigmoiskop,audiometer, otoskop, visual chart, tonometer dan ophtalmoskop.
b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non
medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki sekurang-
kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan,
ruang laboratorium, ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta kamar
mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter persegi. Karena
praktek dokter keluarga, seperti yang dikemukakan oleh Clark, (1971) sangat
menganjurkan pelayanan dengan perjanjian (appointment system), maka perlu pula
disediakan alat komunikasi seperti telepon.

II. Tenaga pelaksana


Tenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidaklah
berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Tenaga
pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter keluarga
yang dibutuhkan dapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana
pelayanan tersebut adalah rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah
dokter keluarga yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter
keluarga tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter
yang dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat
diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun oleh
sekelompok dokter keluarga (group practice). Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini,
yang dianjurkan adalah bentuk kedua, yakni yang diselenggarakan oleh satu
kelompok dokter keluarga.
b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga, baik
aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang diperlukan
tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan
2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter keluarga,
perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua katagori
tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan untuk
menangani masalah–masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social worker) yang
diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau
kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan tergantung dari
jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu orang tenaga
administrasi serta satu orang pekerja sosial.

Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)


Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities) Pelayanan dokter keluarga memiliki
fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan
tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1. Fasilitas untuk praktik Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan
keamanan pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.
2. Kerahasiaan dan privasi Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan
kerahasiaan dan privasi pasien.
3. Bangunan dan interior Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan
bangunan permanen atau semi permanen serta dirancangsesuai dengan kebutuhan
pelayanan medis strata pertamayang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi
pasien
4. Alat komunikasi Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat
sekitarnya.
5. Papan nama Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah
diatur oleh organisasi profesi.
Standar peralatan klinik (standard of practice equipments) Pelayanan dokter keluarga
memiliki peralatan klinikyang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan
kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1. Peralatan medis Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
layanan strata pertama.
2. Peralatan penunjang medis Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan
penunjang medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat
berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama
3. Peralatan non medis Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
pelayanan strata pertama.

2. STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA


Standar Pelayanan Medis (standard of medical care) Pelayanan yang disediakan dokter
keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege
artis.

1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-
centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat
menegakkan diagnosis
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara
holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa
diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik
4. Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).
5. Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk
dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan
dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6. Konsultasi
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada
dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan,
demi kepentingan pasien semata.
7. Rujukan
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada
dokterkeluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas
kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
8. Tindak lanjut
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan
tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
9. Tindakan
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional
pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi
kepentingan pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan
pasien.
11. Pembinaan keluarga
Pada saat - saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila
adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga,
termasuk konseling keluarga.

3. MANAJEMEN KLINIK KELUARGA


Standar manajemen keuangan (Standard of finance management) Pelayanan dokter
keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional.
1. Pencatatan keuangan Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara
seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.
2. Jenis sistim pembiayaan praktik Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga
dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti ,baik sistem pembiayaan praupaya
maupun sistim pembiayaan fee-for service

Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice) Pelayanan dokter
keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen
yang profesional.
1. Pembagian kerja Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing -
masing.
2. Program pelatihan Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan
pelatihan kerja (job training)terlebih dahulu.
3. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Seluruh personil yang bekerja di
klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat
pelayanan kesehatan.

Pembahasan administrasi klinik Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas
pelaksanaan administrasi klinik

Standar proses - proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)


Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses - proses yang menunjang kegiatan
pelayanan dokter keluarga.
1. Pengelolaan rekam medik Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan
mengevaluasi rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah
(problem oriented medical record).
2. Pengelolaan rantai dingin Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap
pengelolaanrantai beku (cold chain management)yang berpengaruh kepada kualitas
vaksin atau obat lainnya.
3. Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precautionmanagementyang
mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4. Pengelolaan limbahPelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air
kotor dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah
lingkungan dan amanbagi masyarakat sekitar klinik.
5. Pengelolaan air bersih Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air
yang telah diolah sehingga aman digunakan.
6. Pengelolaan obat Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat
sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.
(Trisna, et al, 2007).

4. PEMBIAYAAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA


Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan tersedianya
dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan prasarana medis dan non
medis yang diperlukan (investment cost), tetapi juga untuk membiayai pelayanan dokter
keluarga yang diselenggarakan (operational cost) Seyogiyanyalah semua dana yang
diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien dan atau keluarga yang memanfaatkan jasa
pelayanan dokter keluarga. Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung
jawab masing-masing orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasi
masalah kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia
membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.
Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak
macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
1. Pertama, pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kali pasien
datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan melalui
program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien datang
berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah
ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hat ini adalah badan asuransi. Tentu tidak
sulit dipahami, tidaklah kedua cara pembiayaan ini dinilai sesuai untuk pelayanan
dokter keluarga. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang dinilai sesuai
untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui program asuransi
kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil risiko biaya, program
asuransi sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing) dengan
penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi
penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, dan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi tanggungannya
untuk tidaksampai jatuh sakit. Prinsip kerja yang seperti ini adalah juga prinsip kerja
dokter keluarga.

BATASAN
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan program asurans kesehatan (health
insurance) perlulah dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan asuransi (insurance). Pada
saat ini batasan asuransi banyak macamnya. Dua antaranya :
1. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-
kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Breider and Breadles,1972)
2. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung dengan menerima suatu premi
meningkatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada si tertanggung yang mungkin diderita
karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidak pastian dan yang akan
mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (kitab UU Hukum
dagang, 1987)

BENTUK-BENTUK PEMBIAYAAN PRA-UPAYA


Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pad a saaat
ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebutbanyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk
pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:
1. sistem kapitasi (capitation system) yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah
sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung
untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini,
maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan
oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu
jaminan.
2. Sistem paket (packet system) Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem
pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket
pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya
yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak
ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh
paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika
termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar
yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem
pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak
negara maju telah lama diterapkan.
3. Sistem anggaran (budget system) Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah
sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan
besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya
dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh
badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh
macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya
anggaran yang telah disepakati.

MANFAAT
Apabila sistem pembiayaan program asuransi kesehatan dalam bentuk pra-upaya ini dapat
diselenggarakan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud secara
umum dapat dibedakan atas dua macam.
1. Manfaat penerapan program asuransi kesehatan
Karena pembiayaan pra-upaya adalah cara pembayaran pada program asuransi
kesehatan, maka pada penerapan cara pembiayaan pra-upaya ini sekaligus juga akan
memperoleh manfaat dari penerapan program asuransi. Manfaat penerapan program
asuransi kesehatan tersebut banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang
cukup penting adalah :
a. dapat membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai karena Pada
program asuransi kesehatan telah ada jaminan biaya kesehatan, maka para peserta
tidak perlu harus menyediakan dana tunai pada setiap kali berobat. Dengan demikian
jika kebetulan peserta membutuhkan pelayanan kesehatanl akan terbebas dari
kesulitan menyediakan dana tunai.
b. biaya kesehatan dapat dikendalikan . Dengan progran asuransi kesehatan, apalagi jika
dikelola oleh pemerintah dapat mengendalikan biaya kesehatan. Pengendalian yang
dimaksud ialah antara lain dengan ditetapkannya pelbagai peraturan pembatas tentang
jenis pelayanan dan atau yang dapat dimanfaatkan oleh peserta. Dengan adanya
pembatasan yang seperti ini, penggunaan pelayanan kesehatan yang berlebihan akan
dapat dihindari yang jika berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan mampu
mengendalikan biaya kesehatan.
c. mutu pelayanan dapat dijaga Keuntungan lain dari program asuransi kesehatan ialah
dapat meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan yarg dimaksud ialah antara lain
dengan dilaksanakannya penilaian secara berkala pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan. Dengan dilakukannya penilaian berkala ini yang merupakan bagian
dari Program Menjaga Mutu (Quality Assurance Program) akan dapat dicegah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu.
d. data kesehatan lebih tersedia Pelaksanaan program asuransi kesehatan membutuhkan
antara lain tersedianya data kesehatan yang lengkap yang diperlukan untuk
merencanakan dan ataupun menilai kegiatan yang dilakukan. Data ini dapat pula
dimanfaatkan untuk pekerjaan perencanaan dan ataupun penilaian perbagai program
kesehatan lainnya.

2. Manfaat penerapan sistem pembiayaan pra-upaya


Manfaat yang dimaksudkan disini banyak macamnya. Yang terpenting diantaranya
adalah :
a. dapat dicegah kenaikan biaya kesehatan
Pencegahan yang dimaksudkan disini terjadi karena penggunaan pelayanan
kesehatan yang berlebihan akan dapat dihindari. Karena memanglah apabila hal
ini sampai terjadi, justru akan merugikan pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan sendiri.
b. mendorong pelayanan pencegahan penyakit Agar penyelenggara pelayanan tidak
sampai rugi, haruslah di upayakan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
semenimal mungkin. Keadaan yang seperti ini dapat terwujud antara lain jika
tidak banyak peserta yang jatuh sakit. Untuk ini banyak upaya yang dilakukan.
Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah
menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit, yang apabila dapat dilakukan
dalam jangka panjang akan menguntungkan banyak pihak, tidak hanya
penyelenggara pelayanan tetapi juga peserta sendiri
c. menjamin penghaslan penyelenggara pelayanan Dengan diterapkannya
pembiayaan secara pra-upaya, penyelenggara pelayanan akan memperoleh
penghasilan yang lebih mantap, karena besarnya dana yang diterima tidak
ditentukan oleh jumlah kunjungan yang memang sering bervariasi, melainkan
berdasarkan jumlah peserta yang ditanggung, yang jumlahnya memang tetap
untuk satu jangka waktu tertentu. Keadaan yang seperti ini tentu akan
menguntungkan penyelenggara pelayanan, karena dengan penghasilan yang lebih
tetap tersebut, dapat dilakukan perencanaan pengeluaranyang lebih sesuai dengan
kemampuan.
PANDANGAN ISLAM DALAM MELAYANI PASIEN
1. Penerapan nilainilai akhlak islami oleh petugas
2. Ramah
3. Senyum
4. Salam dan Tegur sapa
5. Berdo’a
6. Tanggung jawab dan Amanah
7. Mengucap
8. Basmallah saat mulai bekerja
9. Mengucap Alhamdulillah selesai bekerja
10. Menasehati, Mengingatkan dan mengajak pasien berdzikir, sabar menghadapi ujian
sakit

Melihat bagaimana besarnya amal dan pengabdian yang diberikan oleh dokter dan tenaa para
medik, maka islam menganjurkan beberapa sifat-sifat yang harus dipunyai antara lain :

1. Beriman (Sebab tanpa iman segala amal saleh sebagai dokter dan tenaga para medis
akan hilang sia-sia dimata Allah. (Q.S Al ashr : 1-3)
2. Tulus-ikhlas karena Allah (Q.S Al-bayyinah :5)
3. Penyantun (Artinya ikut merasakan penderitaan orang lain dan Karena itu suka
menolong orang lain dalam kesukaran. (Q.S Al-baqarah : 263)
4. Peramah (Bergaul dengan tidak kaku dan menyenangkan. (Q.S Ali Imran : 159)
5. Sabar (Tidak lekas emosionil dan lekas marahQ.S Asy syura :43)
6. Tenang (Tidak gugup betapa pun keadaan gawat. (Dalam sabda Rasulullah :
“Tetaplah kamu bersikap tenang” riwayat At thabrani dan Bhaiqi)
7. Teliti (Berhati-hati, cermat dan rapi
8. Tegas (Terang,nyata, dan tidak ragu-ragu
9. Patuh pada peraturan Suka menurut perintah
10. bersih, apik , suci. (Q.S At taubah : 108)
11. Penyimpan rahasia (Q.S An-nisa 148)
12. dapat dipercaya (Q.S Al mu’minun : 1-11)
13. bertanggung jawab (Q.S Al isra’ : 36)

Di dalam literatur lain, terdapat karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang tenaga
kesehatan, khususnya dokter adalah menurut Ja’far Khadim Yamani, ilmu kedokteran dapat
dikatan islami, mempersyaratkan dengan 9 karakteristik, yaitu : pertama, dokter harus
mesngobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Al-
Qur’an. Kedua, tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsure haram.
Ketiga, dalam pengobatan tidak boleh mengakibatkan mencacatkan tubuh pasien, kecuali
sudah tidak ada alternative lain. Keempat, pengobatannya tidak berbau takhayyul, khurafat,
atau bid’ah. Kelima, hanya dilakukan oleh tenaga medis yang ,menguasai di bidang medis.
Keenam, dokter memiliki sikap-sikap terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya, tkabbur, senang
merendahkan orang lain, serta sikap hina lainnya. Ketujuh, harus berpenampilan rapid an
bersih. Kedelapan, lembaga-lembaga pelayanan kesehatan mesti bersikap simpatik.
Kesembilan, menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambing-lambang non-
islami.[17]

http://www.parenting.co.id/dunia-mama/beda+bpjs+dengan+asuransi+kesehatan+swasta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan mengusung prinsip gotong royong.
Artinya pembiayaan pengobatan untuk membantu mereka yang sakit berasal dari peserta
lainnya yang sehat. Ini membedakan BPJS Kesehatan dengan asuransi swasta.

Berbeda dari asuransi swasta, berobat menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
harus melalui sistem rujukan berjenjang. Pasien harus terlebih dulu datang ke fasilitas
kesehatan tingkat pertama, baik itu puskesmas, klinik, atau dokter praktik perorangan.

Fasilitas kesehatan tingkat pertama ini harus dipilih sejak awal mendaftar JKN, dan
disarankan untuk memilih lokasi terdekat dari alamat domisili. Jika tidak bisa ditangani di
sana, barulah pasien dirujuk ke rumah sakit untuk bertemu dokter spesialis.

Khusus bagi peserta BPJS Kesehatan yang mengidap penyakit kronis, terdapat program rujuk
balik, yang membuat pasien tak harus bolak-balik berkonsultasi ke dokter spesialis di rumah
sakit untuk mendapatkan resep obat rutin.

Dokter spesialis akan merujuk pasien untuk kembali ke puskesmas, sehingga dokter umum di
puskesmaslah yang selanjutnya akan memberikan resep obat. Demikian juga untuk menebus
obat, pasien dapat datang ke apotek yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Masih Perlu Asuransi Swasta? Sama seperti penggunaan asuransi swasta, ada batasan
sesuai aturan. Berdasarkan diagnosis medis pasien, BPJS Kesehatan menanggung biaya
pengobatan pasien dengan mengacu pada Indonesia Case-Based Groups (INA CBGs). Dari
sinilah didapat standar paket harga tertentu untuk tiap diagnosis. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 59 yang baru keluar bulan September lalu, telah dilakukan
sejumlah penyesuaian harga paket layanan kesehatan. Karena itu, memiliki asuransi swasta
akan memberi manfaat lebih.

Saat ini ada 30 perusahaan asuransi swasta yang telah bekerja sama dengan BPJS kesehatan
dengan skema koordinasi manfaat atau Coordination of Benefit (CoB). Perusahaan asuransi
itu antara lain: PT Asuransi Central Asia, PT AIA Financial, PT Asuransi Jiwa Recapital, PT
Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Astra Aviva Life, PT Bosowa Asuransi, PT Asuransi
Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera, PT Equity Life Indonesia, PT Great Eastern Life Indonesia, PT
MNC Life Assurance, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT
Asuransi Tugu Mandiri, PT Asuransi AXA Mandiri Financial Service, PT Lippo Insurance,
dan PT Avrist Assurance.

Prinsip dari COB BPJS Kesehatan adalah peserta BPJS Kesehatan akan mendapatkan
manfaat lebih (nonmedis) bila membeli asuransi kesehatan tambahan dari penyelenggara
program asuransi kesehatan tambahan (penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan
atau badan penjamin lainnya yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan nantinya akan menjamin biaya sesuai tarif yang berlaku pada program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sedangkan selisihnya akan menjadi tanggung jawab
asuransi swasta selama sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

Bagi masyarakat yang mampu yang ingin mendapat pelayanan non-medis lebih, seperti naik
kelas ruang inap, maka bisa memanfaatkan skema CoB ini. Dari segi bisnis, bisa dibilang
BPJS Kesehatan tidak mematikan asuransi swasta. Adanya BPJS Kesehatan, diharapkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki jaminan kesehatan semakin meningkat.
https://www.sepulsa.com/blog/perbandingan-kelebihan-antara-bpjs-dan-asuransi-swasta

Limit proteksi

Asuransi swasta – setiap asuransi swasta mempunyai limit proteksi berdasarkan kelas premi
yang kalian ambil, semakin mahal premi yang kalian bayar maka makin lengkap fasilitas
yang akan kalian dapat. Biasanya kalian akan mendapatkan daftar limit proteksi dari
perusahaan asuransi tersebut, jika biaya dari plan kalian melewati batas maka kalian perlu
membayar sendiri selisih biaya tersebut.

BPJS – BPJS kesehatan menjamin setiap peserta BPJS untuk mendapatkan pelayanan gratis
sampai mereka sembuh, tetapi ada 2 masalah umum yang tidak bisa di cover oleh BPJS yaitu
jenis obat yang diberikan dokter tidak terdaftar pada jenis obat yang terdaftar di BPJS atau
kalian menginginkan kelas kamar yang lebih baik dari kamar kelas 1 yang menjadi maksimal
pelayanan BPJS.

Manfaat yang akan di dapat

Asuransi swasta – Hampir sebagian perusahaan asuransi menawarkan fasilitas rawat inap,
operasi, kunjungan dokter dan obat gratis untuk setiap proses perobatan pasien di dalam
rumah sakit. Untuk rawat jalan biasanya perusahaan asuransi akan memberikan premi yang
sedikit lebih mahal, asuransi swasta juga tidak cover perawatan untuk gigi, perawatan untuk
ibu hamil dan mata.

BPJS – Berbeda dengan BPJS, perusahaan jaminan kesehatan pemerintah ini mengcover
semua hal yang menjadi kendala kesehatan semua anggota’nya. Misalnya BPJS akan
memproteksi biaya gigi, kehamilan, mata, imunisasi dan program keluarga berencana.

Harga premi

Asuransi swasta – harga premi yang ditawarkan oleh banyak perusahaan asuransi swasta
variatif ini semua tergantung proteksi yang dapat di cover oleh pihak asuransi. Seperti yang
telah dibahas sebelumnya, semakin banyak proteksi makin mahal juga biaya premi’nya.
Asuransi swasta belakangan lebih memfokuskan asuransi – investasi, jadi dana premi yang
kalian bayarkan sebagian akan dimasukan ke dana asuransi dan investasi, biasanya
perbandingan dana yang masuk adalah 60% untuk asuransi dan 40% untuk investasi. Besaran
nominal harga standard premi asurasi swasta adalah :

 Usia 1-20 tahun harga premi Rp 350.000/bulan


 Usia 21-30 tahun harga premi Rp 350.000/bulan
 Usia 31-40 tahun harga premi RP 350.000-500.000/bulan
 Usia 41-50 tahun harga premi Rp 1.000.000/bulan
 Usia 51-60 tahun harga premi Rp 1.500.000 – 3.000.000/bulan

Jika kalian menginginkan manfaat yang lebih banyak, maka harga di atas bisa dinaikan
sehingga pihak asuransi dapat memfasilitasi biaya lain’nya.

BPJS – Usaha pemerintah untuk cover biaya kesehatan semua warganya terbilang berhasil,
buktinya BPJS dapat digunakan oleh semua orang tidak terkecuali fakir miskin dan warga
tidak mampu lain’nya. BPJS terbagi menjadi 3 kelas, setiap kelas memiliki harga yang
berbeda dengan manfaat proteksi yang berbeda juga. Nah berikut daftar kelas pada BPJS:

 Kelas I : Rp 80.000 / bulan


 Kelas II : Rp 51.000 / bulan
 Kelas III : Rp 30.000 / bulan

Kelas diatas berlaku sama untuk semua peserta tidak pengecualian.

 Tidak ada perbedaan harga iuran antara peserta BPJS dengan perbedaan usia tua dan
muda.
 Tidak ada perbedaan harga premi antara peserta yang laki-laki dan perempuan.
 Tidak ada perbedaan harga premi antara peserta yang perokok dan tidak.

Asuransi swasta – Beberapa asuransi mungkin tidak bekerja sama dengan rumah sakit
tertentu tetapi biasanya agen asuransi swasta akan mengganti biaya dari rumah sakit tersebut
kalian hanya perlu memberikan invoice pembayaran. Jadi kemungkinan kalian akan lebih
bebas mencari rumah sakit terdekat yang kalian inginkan. ( kalian harus tanyakan kepada
agen asuransi, biasanya kebijakan pemilihan rumah sakit akan berbeda-beda setiap
perusahaan )

BPJS – Berbeda dengan asuransi swasta, BPJS memiliki flow rujukan untuk setiap pasien.
Awal kalian harus datang ke faskes ( fasilitas kesehatan ) terdekat, faskes 1 itu bisa berbentuk
klinik, puskesmas atau dokter keluarga. Jika faskes tidak mampu merawat penyakit kalian
maka mereka akan memberikan surat rujukan ke rumah sakit tertentu. Kalian dapat request
rumah sakit yang diinginkan setelah mengisi form rujukan lain, tetapi kalian harus menunggu
sekitar 3 bulan untuk pemindahan rumah sakit. ( baca : prosedur klaim BPJS kesehatan saat
di rumah sakit )

Wilayah

Asuransi swasta – karena kebanyakan asuransi swasta dikelolah oleh perusahaan asing
makanya asuransi bisa digunakan di banyak negeri. Oleh karena itu kalian tidak perlu
khawatir jika kalian sakit disaat sedang berada di luar negeri.

BPJS – Sebagai perusahaan asuransi kesehatan milik negara maka BPJS kesehatan hanya
berlaku di indonesia.

Investasi dan Asuransi Jiwa

Asuransi swasta – Asuransi swasta lebih fokus untuk menggabungkan antara asuransi dan
investasi, kalian akan mendapatkan manfaat keduanya yang biaya’nya sudah
dimasukan di total premi kalian. Asuransi swasta juga menawarkan asuransi jiwa untuk para
pelanggannya, keunggulan dari kedua benefit ini adalah uang anda tidak hangus begitu saja
saat kalian tidak menggunakan asuransi itu lagi.

BPJS – tidak ada benefit investasi dan asuransi jiwa untuk BPJS
Sekian artikel tentang apa saja keunggulan dan kekurangan antara asuransi swasta dan BPJS,
semua tipe asuransi memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, jadi sekarang
tergantung kalian memilih yang mana yang lebih kalian butuhkan.

SISTEM RUJUKAN

Pada asuransi kesehatan swasta, kita bebas berobat ke semua rumah sakit, klinik atau dokter.
Hal ini berbeda dengan BPJS yang memiliki sistem rujukan BPJS Kesehatan. Sebelum
membahas lebih jauh, Kita sebaiknya mengenal tiga fasilitas kesehatan yang menjadi dasar
cara kerja sistem rujukan BPJS kesehatan:

 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama / Faskes Primer (Faskes I) adalah pelayanan


kesehatan dasar yang diberikan oleh puskesmas, klinik atau dokter umum.
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Kedua (Faskes II) adalah pelayanan kesehatan spesialistik
oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL) terdiri dari klinik utama atau yang
setara, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.

Sistem rujukan terbagi menjadi dua yaitu rujukan horizontal dan vertical. Rujukan horizontal
artinya anggota BPJS dirujuk ke fasilitas kesehatan di puskesmas lain (pada Faskes I) atau
pelayanan spesialis lain (pada Faskes II dan FKRTL).

Sistem rujukan vertical, artinya anggota BPJS dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
fasilitas kesehatan tingkat selanjutnya. Sistem rujukan BPJS Kesehatan bertujuan agar
pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara berjenjang dimulai dari fasilitas kesehatan
tingkat pertama (Faskes1) hingga fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKRTL). Gambar
berikut menunjukkan sistem sistem rujukan BPJS Kesehatan yang berjenjang:
Alur pelayanan kesehatan dengan BPJS ditunjukkan pada gambar berikut:

Anggota BPJS pertama kali harus datang ke puskesmas atau Faskes I. Jika penyakit cukup
serius atau butuh penangan lebih lanjut, FASKES I akan memberikan rujukan kepada rumah
sakit. Anggota BPJS boleh langsung ke rumah sakit, jika dalam keadaan darurat.

Kesimpulan

Jadi anggota BPJS tidak boleh langsung ke rumah sakit, kecuali kondisi darurat. BPJS
Kesehatan menerapkan sistem rujukan, baik secara horizontal maupun vertikal.

https://www.finansialku.com/bagaimana-cara-kerja-sistem-rujukan-bpjs-kesehatan/
http://www.fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.
pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3535/1/fk-arlinda%20sari.pdf
http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/3349224226.pdf

Anda mungkin juga menyukai