Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Lilis Sofiah (1810313017)
Imelda Septi Andreani (1810313047)
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
2.1 Pengertian .................................................................................................................... 6
2.2 Klasifikasi Besi Tuang ................................................................................................ 6
2.3 Unsur, Komposisi dan Karakteristik Malleable Cast Iron.......................................... 7
2.4 Struktur Malleable Cast Iron ....................................................................................... 8
2.5 Proses Pembuatan Malleable Cast Iron ...................................................................... 9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Besi Tuang .................................................................... 11
2.7 Pengunaan Malleable Cast Iron Dalam Kehidupan Sehari-hari ............................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membawa dampak yang
begitu besar bagi perkembangan teknologi,seiring dengan kemajuan dalam dunia
industri, terutama industri di bidang otomotif dan permesinan. Berbagai kebutuhan
terhadap material yang beraneka ragam telah memaksa manusia untuk berinovasi, baik
dari pemilihan material sampai dengan pembaruan sifat – sifat material. Sehingga
material logam yang paling banyak digunakan di dunia industri adalah baja, karena baja
memiliki keunggulan yaitu kekuatan yang tinggi, kemampukerasan yang baik dan
relatif ulet.
Pada perkembangannya penggunaan material baja diimbangi dengan semakin
banyaknya pengunaan material besi cor. Hal ini terjadi karena besi cor memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan baja, yaitu merupakan bahan yang relatif murah,
memiliki sifat mampu cor (castability) yang baik, dan juga memiliki sifat mampu mesin
(machinability) yang relatif lebih baik dibandingkan dengan baja.
Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan karbon. Dengan
demikian temperature lelehnya relatif lebih rendah, sekitar 1200 celcius. Temperatur
leleh yang rendah sangat menguntungkan, karena mudah dicairkan, sehingga
pemakaian bahan bakar atau energi lebih hemat dan murah. Selain itu dapur
peleburannya dapat di bangun dengan lebih sederhana. Besi cor dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis, diantaranya besi cor kelabu, besi cor nodular, besi cor mampu
tempa dan besi cor putih.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan penulisan makalah
adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari tentang besi tuang mampu tempa
2. Mengetahui proses pembuatan besi tuang mampu tempa
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari besi tuang mampu tempa
4. Mengetahui penggunaan besi tuang mampu tempa dalam kehidupan sehari-hari
5. Menyelesaikan tugas UTS semester III pada mata kuliah Material Teknik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Besi tuang atau besi cor (bahasa Inggris: cast iron) adalah paduan besi karbon dengan
kandungan karbon lebih dari 2%. Paduan besi dengan kandungan karbon kurang dari 2%
disebut sebagai baja. Unsur paduan utama yang membentuk karakter besi tuang adalah
karbon (C) antara 3 - 3,5% dan silikon (Si) antara 1,8 - 2,4%. Perbedaan kadar C dan Si
menyebabkan titik lebur besi tuang lebih rendah dari baja, yakni sekitar 1.150 sampai
1.200° C. Unsur paduan yang terkandung didalamnya mempengaruhi warna patahannya ;
besi tuang putih mengandung unsur karbida sedangkan besi tuang kelabu mengandung
serpihan grafit.
Besi tuang cenderung rapuh, kecuali besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).
Dengan titik leleh relatif rendah, fluiditas yang baik, mampu tempa, mampu mesin yang
sangat baik, ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan aus, besi tuang telah
menjadi bahan rekayasa dengan berbagai aplikasi dan juga digunakan dalam pipa, mesin
dan suku cadang industri otomotif, seperti kepala silinder, blok silinder dan gearbox.
Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron) merupakan besi tuang putih yang
diberi perlakuan panas sampai kurang lebih 900° C. Perlakuan panas yang diterapkan
pada besi tuang putih umumnya adalah anil yang bertujuan untuk memisahkan karbida
besi Fe3C menjadi besi dan grafit. Secara umum, besi tuang ini memiliki sifat yang sama
seperti baja ringan. Besi tuang jenis ini memiliki mampu tempa yang sangat baik, serta
ketahanan terhadap beban kejut dan mampu mesin yang baik sehingga banyak digunakan
pada industri kereta api, otomotif, sambungan pipa dan industri pertanian
Besi cor merupakan paduan antara unsur besi yang mengandung carbon (C), silikon
(Si), mangan (Mn), phosphor (P) dan sulfur (S), pada besi cor karbon biasanya antara 2%
sampai 6,67% sedang pada baja kandungan karbon hanya mencapai 2%, semakin tinggi
kadar karbon yang ada pada besi cor akan mengakibatkan besi cor rapuh getas. Selain
dari karbon, besi cor juga mengandung silikon (Si) 1-3%, mangan (Mn) 0,25-15%, dan
phosphor (P) 0,05-15%, selain itu juga terdapat unsur-unsur lain yang ditambahkan
untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Kehadiran silicon dalam besi cor mengakibatkan
terjadinya dekomposisi karbida-karbida menjadi besi dan grafit : Fe3C - Si > 3Fe + C
grafit. Proses dekomposisi ini disebabkan oleh sifat Fe3C yang stabil. Dekomposisi ini
disebut grafitisasi yang menghasilkan grafit dalam besi cor. Selain unsur-unsur yang
ditambahkan dalam besi cor,juga terdapat faktor-faktor penting lainya yang dapat
mempengaruhi sifat-sifat besi cor tersebut antara lain proses pembekuan laju
pendinginan dan perlakuan panas yang dilakukan. Perlakuan panas yang dialaminya
dapat membentuk besi cor berfasa feritik,perlitik atau martensit temper. Perubahan
struktur pada laku panas diikuti jugadengan perubahan sifat mekaniknya. Besi cor ini
memiliki keuletan yang tinggi dan mampu tempa yang baik. Oleh kerena itu disebut besi
cor mampu tempa besicor ini umumnya digunakan untuk perkakas dan alat-alat kereta
api. Secara keseluruhan sifat fisik dan mekanik dari besi tuang mampu tempa ASTM
A220 dapat dilihat pada tabel di bawah :
Malleable Cast Iron ASTM A220
Komposisi Kimia: Malleable C=2 - 2,7%, Mn=0,25 - 1,25%, Si=1 - 1,75%, S=0,03 -
Cast Iron ASTM A220 0,18%, P=0,05%max
Karakteristik Sifat Fisik Dan Mekanik Besi Tuang ASTM A220
Densiti 7,2 x 103 - 7,45 x 103 Kg/m3
Modulus Elastisitas 172 Gpa
Kuat Tarik 586 Mpa
Kuat Luluh 483 Mpa
Elongasi 3 %
Kekerasan 217-269 HB, Hardness Brinell
Tabel : Sifat Fisik dan Mekanik Malleable Cast Iron, (Jurnal Penelitian Saintek, Voll, 11. No.1).
Karbon pada material besi tuang mampu tempa juga berbentuk spheroid tetapi didapat
dari proses perlakuan panas dari besi tuang putih. Material ini memiliki sifat-
sifat strength, toughness, ductility dan machinability yang baik. Hasil pengamatan
mikroskropik secara metalografi dengan menggunakan mikroskop optik untuk besi cor
mampu tempa dapat dilihat pada gambar.
Tampak bahwa besi cor mampu tempa memiliki grafit berbentuk hampur bulat dengan
pinggirannya lancip-lancip atau tajam-tajam
2.5 Proses Pembuatan Malleable Cast Iron
Besi tuang jenis ini memiliki mampu tempa yang sangat baik, serta ketahanan
terhadap beban kejut dan mampu mesin yang baik sehingga banyak digunakan pada
industri kereta api, otomotif, sambungan pipa dan industri pertanian. mampu tuang
(castability) yang baik, kemudahan proses produksi dan rendahnya proses temperatur
kamar. Akan tetapi besi cor mempunyai titik lebur yang relatif rendah yakni 1150ºC -
1300ºC dan dapat dituang kedalam bentuk-bentuk yang sulit. Hal ini merupakan
keuntungan dari besi tuang karena mendapatkan bentuk benda yang diinginkan hanya
diperlukan proses pemanasan dan juga besi tuang mempunyai kekerasan, ketahanan aus,
dan ketahanan terhadap korosi yang cukup baik. Sedangkan kekurangan pada besi tuang
adalah tidak dapat diberi muatan magnit, tidak dapat disambung dengan las dan paku
keling (disambung dengan baut dan sekrup), lemah dalam menahan tarik kuat tekan
sekitar 600Mpa, serta getas sehingga dapat menahan benturan.
Plumbing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron) merupakan besi tuang putih yang
diberi perlakuan panas sampai kurang lebih 900° C. Perlakuan panas yang diterapkan
pada besi tuang putih umumnya adalah anil yang bertujuan untuk memisahkan karbida
besi Fe3C menjadi besi dan grafit.
Unsur yang terdapat dalam besi tuang mampu tempa yaitu, karbon (C) sebanyak 2
sampai 2,7%, mangan (Mn) sebanyak 0,25 sampai 1,25%,silicon (Si) sebanyak 1
sampai 1,75%, sulfur (S) sebanyak 0,03 sampai 0,18%, dan posfor (P) sebanyak 0,05%
maks.
Besi tuang mampu tempa dibuat dari besi tuang putih dengan suatu proses yang
dinamakan meleableisasi bertujuan mengubah sementit besi tuang putih menjadi
temper karbon dan ferrit, proses ini dilakukan dengan dua tahapan annealing. Pada
annealing tahap pertama, besi tuang putih dipanaskan sampai 900-9500 C selama
beberapa jam, selama pemanasan perlit akan bertamformasi menjadi austenit, yang juga
akan melarutkan sebagian sementit. Setelah itu didinginkan cepat ke 7600 C untuk
melakukan annealing tahap kedua. Pada annealing tahap kedua, benda kerja
didinginkan sangat lambat laju pendingnan 3-90 C per jam, melewati daerah temperatur
kritis dimana reaksi autektoit akan berlangsung, selama pendinginan ini karbon yang
masih terlarut dalam austenit akan keluar dari austenit, tidak sebagai sementit seperti
biasanya, tetapi sebagai grafit.austenit akhirnya akan bertranformasi menjadi ferrit.
Besi tuang mampu tempa biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan
untuk alat-alat kereta api, sambungan pipa (pipe fitting), plumbing, perkakas mesin
(machine tool) dan keperluan industri dan rekayasa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Surdia, Tata dan Shinroku Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita
Van Vlack, Lawrence H. 1992. Elements of Materials Science and Engginering. PT. Gelora
Aksara Pratama
Pengertian, Klasifikasi, Tipe Besi Cor Tuang, Cast Iron. Diakses pada 3 Oktober 2019, dari
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-cor-cast-iron/