ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG PN LAHAT Nomor 640
ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG PN LAHAT Nomor 640
FAKULTAS HUKUM
JATINANGOR
2019
Kasus Posisi
Adapun kronologis peristiwa berdasarkan keterangan saksi korban Mardila binti Din
Kodir dan Terdakwa I Erny Suryanti als Erny binti Nawawi bersama Terdakwa II Novi
Efransyah als Novi als Fran bin Hanafdan menjelaskan bahwa perkara tersebut yaitu berawal
pada hari Selasa tanggal 29 September 2009 sekira jam 15.30 WIB bertempatan di Gang Masjid
Muhajirin RT 06 RW 02 Kelurahan Pagar Agung Kecamatan Kota Lahat Kabupaten Lahat.
Bermula saksi korban Mardila binti Din Kodir yang baru selesai membuat parit/siring kecil di
depan rumahnya lalu melihat Novi Efransyah merusak parit/siring kecil tersebut dengan
menggunakan cangkul yang dibawanya dari dalam rumahnya.
Mardilaitu saat itu langsung menegur Novi dan terjadilah ribut mulut antara Mardila
dengan Novi. Mendengar keributan tersebut, Erny keluar dari rumahnya dan berusaha membela
Novi. Dengan menggunakan tangan kanannya, tiba-tiba Novi merebut paksa parang yang
sedang dipegang ditangan kiri Mardila yang sebelumnya dipergunakan oleh Mardila untuk
membuat parit hingga melukai telapak tangan sebelah kirinya. Tangan kiri Novi memegang
tangan kanan Mardila hingga dia tidak dapat bergerak. Lalu Novi Efransyah mengatakan
kepada Erny, “....Kapaklah dek, bacok” sebanyak dua kali dan pada saat tangan kanan Mardila
dipegang oleh Novi Efransyah, Terdakwa I langsung memukul Mardila. Mardila membalas
dengan menggunakan tangan sebelah kirinya hingga dirinya terjatuh. Badan Mardila ditindih
oleh Erny dan dia memukul/mencakar wajah Mardila yang dimana saat itu tangan kanan
Mardilai masih dipegang oleh tangannya Novi, sehingga menyebabkan Erny bebas memukuli
Mardilaitu.
Mardila berusaha melawan dan melepaskan pegangan tangan Novi. Setelah berhasil
melepaskan pegangan Novi, Mardila langsung berlari menyelamatkan diri sedangkan parang
miliknya masih dipegang oleh Novi.
Identitas Terdakwa
1. Nama Lengkap : Erny Suryanti als Erny binti Nawawi
Tempat Lahir : Kikim selatan
Umur/Tgl lahir : 37 tahun/ 8 Agustus 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Muhajirin RT 06 RW 02 Kelurahan Pagar Agung Kecamatan Kota
Lahat Kabupaten Lahat
Agama : Islam
Pekerjaan : Rumah Tangga
2. Nama Lengkap : Novi Efransyah als Novi als Fran bin Hanafdan
Tempat Lahir : Pagar Alam
Umur/Tgl lahir : 38 tahun/ 10 November 1974
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Muhajirin RT 06 RW 02 Kelurahan Pagar Agung Kecamatan Kota
Lahat Kabupaten Lahat
Agama : Islam
Pekerjaan : Satpam PTM
Dakwaan
Subsidair :
------Bahwa terdakwa Erny Suryanti, Novi Efransyah pada hari Selasa tanggal 29 September
2009 sekira jam 15.30 WIB bertempatan di Gang Masjid Muhajirin RT 06 RW 02 Kelurahan
Pagar Agung Kecamatan Kota Lahat Kabupaten Lahat telah melakukan penganiayaan terhadap
Mardila binti Din Kodir, pebuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai
berikut : ------ hari Selasa tanggal 29 September 2009 sekira jam 15.30 WIB para terdakwa
merusak parit yang sedang dibuat oleh saksi korban Mardila di Gang Masjid Muhajirin.
Sebagai pembelaan diri, korban mengayunka parang ke arah terdakwa. Tetapi para terdakwab
berhasil menghindari dan merebut parangnya. Lalu para terdakwa menganiaya korban dengan
cara menjabak dan memukul.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170 ayat (2) ke-1
KUHP dan Pasal 351 ayat (1) KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
. Tuntutan
------------------------------------------------ MENUNTUT ----------------------------------------------
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lahat yang memeriksa perkara ini memutuskan:
1. Menyatakan terdakwa Erny Suryanti dan Novi Efransyah, bersalah melakukan tindak pidana
penganiayaan sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP.
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 5 (lima)
tahun penjara dengan perintah agar terdakwa segera ditahan.
- surat yang berupa Visum et Repertum RSUD Kabupaten Lahat Nomor : 445/162/RSUD/
X/2009 tanggal 16 Oktober 2009 dengan hasil kesimpulan didapatkan kelainan-kelainan
tersebut disebabkan trauma tumpul, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Dahlia, dokter
RSUD Kabupaten Lahat
4. Menetapkan supaya terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,-
(dua ribu rupiah).
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan batin dan keteguhan iman kepada
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lahat dalam memutuskan perkara ini.
Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari ini: Selasa tanggal
11 April 2010.
Pertimbangan Hukum
Pemeriksaan perkara di sidang pengadilan mesti didasarkan dari isi surat dakwaan. Atas
landasan surat dakwaan inilah hakim memimpin dan mengarahkan jalannya seluruh
pemeriksaan, baik yang menyangkut pemeriksaan alat bukti maupun yang berkenaan dengan
barang bukti. Agar hakim dapat menguasai jalan pemeriksaan yang sesuai dengan surat
dakwaan, harus lebih dahulu memahami secara tepat segala sesuatu unsur-unsur
konstitutifyang terkandung dalam pasal tindak pidana yang didakwakan, serta trampil
mengartikan dan menafsirkan pasal tindak pidana yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum
hakim memulai pemeriksaanperkara di sidang pengadilan, lebih dahulu memahami secara
mantapsemua unsur tindak pidana yang didakwakan.
Hakim dalam menjatuhkan putusannya selain hal tersebut diatas terdapat dalam Pasal
183 KUHAP yaitu “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.
Ditinjau dari penjelasan Pasal 183 pembuat undang-undang telah menentukan pilihan
bahwa sistem pembuktian yang paling tepat dalam kehidupan penegakan hukum di Indonesia
adalah sistem pembuktian menurut undangundang secara negatif, demi tegaknya keadilan,
kebenaran dan kepastian hukum karena dalam sistem pembuktian ini terpadu kesatuan
penggabungan antara sistem conviction in-time dengan sistem “pembuktian menurut undang-
undang secara positif” (positiefwettelijk stelsel).Singkatnya, pasal 183 KUHAP dimaksudkan
untuk:
a. Tujuan akhir pembuktian untuk memutus perkara pidana, yang jika memenuhi
syarat pembuktian dapat menjatuhkan pidana
b. Standar atau syarat tentang hasil pembuktian untuk menjatuhkan pidana
Berdasarkan maksud diatas, maka hakim akan mendapatkan keyakinan:
Amar Putusan
Bila melihat ketentuan dari pasal 56 Undang-undang nomor 24 tahun 2003 tentang mahkamah
Agungsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahu 2011 tentang
perubahan atas Undang-Undang nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Agung, terdapat 3
jenis amar putusan mahkamah Agung yaitu :
a. Mengabulkan
b. Menolak
c. Tidak dapat diterima
Dalam praktiknya terdapat variasi dan perkembangan mengenai bentuk amar pada putusan
Mahkamah Agung. Hal tersebut mengigat pemohonan yang diajuka juga mengalami
perkembanan dan dalam praktiknya ditemui pula kondisi-kondisi tertentu di luar ontekstual
yang telah diatur. Putusan Mahkamah Agung dalam perkara pengujian Udang-Undang
tidakhanya sebatas dikabulka atau ditolak. Pada putusan-putusan yang telah dikeluarkan
Mahkamah Agung dapat dijumpai adanya bentk-bentuk amar pada kondisi-kondisi tertentu
sehingga membentuk semacam pola.
Analisis
Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka sampailah kepada pembuktian
mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan.
Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP dengan unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1. Barangsiapa ;
3. Mengakibatkan luka-luka ;
Ad. 1. Barangsiapa :
Menimbang, bahwa orang sebagai subyek hukum yang telah diajukan oleh Penuntut
Umum kedepan persidangan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Terdakwa I
Erny Suryanti als Erny Binti Nawawi dan Terdakwa II Novi Efransyah als. Novi als.
Fran Bin Hanafi, dimana berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan dari
masing-masing para Terdakwa, ternyata para Terdakwa telah mengakui dan
membenarkan serta tidak merasa berkeberatan bahwa identitas orang sebagaimana
termuat dalan Surat Dakwaan Penuntut Umum adalah benar identitas diri para
Terdakwa,
Menimbang, bahwa untuk dapat terpenuhi unsur ini dipersyaratkan pula bahwa
perbuatan tersebut dilakukan dengan “terang-terangan” yaitu dilakukan di muka umum,
atau di tempat dimana orang-orang pada umumnya dapat melihatnya, tanpa terhalang
oleh sesuatu apapun untuk dapat melihatnya, misalnya di jalanan