Anda di halaman 1dari 11

Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

TINGKAT KERENTANAN LONGSOR DI KECAMATAN MUNJUNGAN


KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016

LANDSLIDE VULNERABILITY LEVEL IN THE DISTRICT OF MUNJUNGAN,


TRENGGALEK REGENCY IN 2016
Oleh Faidatun Ni’mah, Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNY,
Email: Faidatunnikmah4@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua (2) tujuan yaitu mengetahui: 1) Tingkat kerentanan tanah
longsor di Kecamatan Munjungan, dan 2) Sebaran tingkat kerentanan tanah longsor di
Kecamatan Munjungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel kerentanan sosial
(tingkat kepadatan penduduk dan kelompok rentan), kerentanan ekonomi (luas lahan
produktif dan PDRB per sektor), kerentanan fisik (kerentanan bangunan dan kerentanan
jumlah fasilitas umum) dan kerentanan lingkungan (penggunaan lahan) yang di setiap
variabelnya memiliki parameter-parameter yang berpengaruh terhadap terjadinya bencana
tanah longsor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang ada di Kecamatan
Munjungan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi
dan teknik dokumentasi. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua (2)
teknik yaitu 1) teknik scoringatau pengharkatan, dan 2) teknik overlay atau teknik tumpang
susun peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat kerentanan longsor di Kecamatan
Munjungan terbagi menjadi 2 kelas rentan, yaitu: (a) kelas sedang seluas 3,60% dari total luas
wilayah penelitian. (b) kelas rendah seluas 96,40% dari total luas wilayah penelitian. 2)
persebaran tingkat kerentanan longsor di Kecamatan Munjungan yaitu: (a) kelas sedang
berada di 2 desa yaitu: Desa Munjungan, dan Desa Desa Karangturi. (b) kelas rendah berada
di 9 desa yaitu: Desa Ngulungkulon, Desa Ngulungwetan, Desa Sobo, Desa Craken, Desa
Masaran, Desa Tawing, Desa Bangun, Desa Besuki, dan Desa Bendoroto.

Kata Kunci: rentan, longsor, tingkat.

ABSTRACT
This research has two objectives, to find out: 1) The level of landslide vulnerability in
the District of Munjungan, 2) The distribution of landslide vulnerability levels in the District
of Munjungan. This research is a descriptive research with a quantitative approach. Variables
used in this research are the social vulnerability (the population density level and the
vulnerable classes), the economic vulnerability (productive land areas and GDRP per sector),
the physical vulnerability (the vulnerability of buildings and public facilities) and the
environmental vulnerability (the landuse) which is each variable has parameters affecting the
landslide disaster. The population of this research is the whole land of the District of
Munjungan. Data collecting techniques within this research are, 1) scoring technique, and 2)
overlay technique in mapping. The result of this research shows that: 1) landslide
vulnerability levels of the District of Munjungan is divided to two classes: (a)the moderate
level within 3,60% from the research area, (b) themild level within 96,40% from the research
area. 2) the distribution of landslide vulnerability levels in the District of Munjungan are: (a)
the moderate level which is covering two villages, there are village Munjungan and village
Karangturi. (b) the mild level which is covering 9 villages, there are village Ngulungkulon,

1
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

village Ngulungwetan, village Sobo, village Craken, village Masaran, village Tawing, village
Bangun, village Besuki, and village Bendoroto.

Keywords: vulnerability, landslide, level

PENDAHULUAN menjadi 14 Kecamatan dan 157 desa,


Longsor lahan (landslide) atau hanya sekitar 4 kecamatan yang mayoritas
masyarakat sering menyebutnya sebagai wilayahnya dataran, yaitu : Kecamatan
tanah longsor merupakan salah satu Trenggalek, Kecamatan Pogalan,
bencana alam yang sering melanda daerah Kecamatan Tugu, dan Kecamatan
perbukitan di daerah tropis basah Durenan, sedangkan 10 kecamatan lainnya
(Hardiyatmo, 2012: 1). Tanah longsor mayoritas wilahnya pegunungan,
terjadi akibat adanya keruntuhan geser di (Trenggalek dalam angka Tahun 2016).
sepanjang bidang longsor yang merupakan Sebagian wilayah Kabupaten
batas bergeraknya massa tanah atau batuan Trenggalek adalah daerah rawan bencana,
(Hardiyatmo, 2012: 1). Fenomena tanah terutama tanah longsor dan banjir, selain
longsor merupakan hal biasa ketika terjadi itu di sebelah selatan Kabupaten
peralihan dari musim kemarau ke musim Trenggalek yaitu di kawasan pesisir
hujan. Kementrian Riset dan Teknologi merupakan wilayah rawan bencana
(KRT) menyebutkan bahwa banyaknya tsunami dan gempa tektonik akibat
tanah retak akibat kekeringan yang tiba- tumbukan lempeng. Bencana tanah longsor
tiba terkena hujan lebat, maka tanah sering terjadi di Kabupaten Trenggalek
tersebut longsor. terutama jika musim hujan tiba. Terdapat 2
Kabupaten Trenggalek terdiri dari faktor yang menyebabkan sebagian besar
14 kecamatan, 152 desa, 5 kelurahan, 555 kawasan Trenggalek masuk kategori rawan
dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama
4.490 rukun tetangga. Kabupaten adalah faktor alam yang terdiri dari aspek
Trenggalek sebagian besar terdiri dari geologi dan tanah, aspek hidrologi dan
tanah pegunungan dengan luas meliputi klimatologi, aspek topografi dan aspek
dua per tiga (2/3) bagian luas wilayah. penutup lahan (vegetasi). Kedua adalah
Sisanya satu per tiga (1/3 bagian) faktor manusia yang memanfaatkan alam
merupakan tanah dataran rendah. secara tidak bertanggung jawab.
Ketinggian tanahnya diantara 0 hingga 690 Kecamatan yang termasuk ketegori
mater diatas permukaan laut. Luas wilayah kerawanan tinggi untuk bencana tanah
126.140 ha, Kabupaten Trenggalek terbagi longsor adalah Kecamatan Panggul,
2
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Kecamatan Munjungan, Kecamatan di Kecamatan Munjungan yaitu sebesar


Watulimo, Kecamatan Kampak, 102. Tingginya jumlah penduduk dengan
Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan besarnya angka rasio kelompok rentan,
Bendungan, (Hasil Pelaksanaan RKPD maka akan semakin tinggi pula tingkat
Kabupaten Trenggalek Tahun 2015). kerentanan masyarakat terhadap bencana
Kecamatan Munjungan terdiri dari tanah longsor.
11 desa, yaitu : Desa Munjungan, Desa Luas lahan berdasarkan jenis
Tawing, Desa Bendoroto, Desa Bangun, penggunaannya, dalam satuan ha dari
Desa Masaran, Desa Karangturi, Desa tahun 2009 sampai 2016 tidak
Besuki, Desa Craken, Desa Ngulungkulon, menunjukkan perubahan. Tanah sawah
Desa Ngulungwetan dan Desa Sobo. yang meliputi : irigasi teknis, irigasi
Keadaan topografi di Kecamatan setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi
Munjungan ini sebagian besar berupa desa/non PU dan tadah hujan yaitu seluas
bukit-bukit. Dua desa berupa dataran 1.219,525 ha, untuk lahan kering yang
rendah, sedangkan desa lainnya berupa meliputi : perkarangan, tegal/kebun, hutan
bukit atau dataran tinggi, (Munjungan rakyat dan hutan negara yaitu sekitar
dalam Angka (BPS 2016). 13.174,444 ha, untuk lahan lainnya yang
Kecamatan Munjungan tersusun meliputi : tambak, perkebunan, dan lainnya
atas 4 satuan geologi, yaitu : Qa, Tmcl, yaitu sekitar 6.460,991 ha, sedangkan
Tomi(di), dan Tomm. Satuan geologi Qa untuk lahan permukiman sekitar 2.383,61
menyusun daerah dataran, sedangkan ha. Sehingga jumlah luas lahan Kecamatan
sisanya menyusun daerah perbukitan Munjungan sekitar 23.238,57 ha, (Mantri
tektonik yang mengalami proses Tani Kec Munjungan 2016).
pergeseran dan pengangkatan, (Laelatul. Berdasarkan latar belakang tersebut
2012). Kecamatan Munjungan, dilihat dari peneliti tertarik untuk mengadakan
segi sumberdaya manusianya memiliki penelitian dengan judul “Tingkat
populasi penduduk sebanyak 53.521 jiwa, Kerentanan Longsor di Kecamatan
(BPS, Munjungan dalam Angka 2016). Munjungan Kabupaten Trenggalek Tahun
Jumlah penduduk di Kecamatan 2016”.
Munjungan terdiri dari berbagai usia METODE PENELITIAN
namun cenderung didominasi oleh Penelitian ini merupakan penelitian
penduduk usia tidak produktif. deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
Perbandingan jenis kelamin atau sex ratio mengungkapkan suatu masalah atau

3
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

fenomena dengan disertai angka-angka HASIL PENELITIAN DAN


dalam penjelasannya. Penelitian ini PEMBAHASAN
berusaha memetakan kerentanan longsor A. Deskripsi Daerah Penelitian
lahan yang ada di daerah penelitian 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah
termasuk persebaran daerah rawan longsor. Penelitian
Berdasarkan keterkaitannya dengan objek Kecamatan Munjungan
penelitian, penelitian ini menggunakan merupakan salah satu kecamatan yang
metode survei. Penelitian ini menggunakan berada di sebelah selatan wilayah
pendekatan kelingkungan, sedangkan Kabupaten Trenggalek. Kecamatan
konsep yang digunakan konsep lokasi, Munjungan terletak 46 km dari pusat
jarak, keterjangkauan, dan aglomerasi. pemerintahan. Secara astronomis
Variabel yang digunakan dalam Kecamatan Munjungan terletak di
penelitian ini adalah : Variabel Kerentanan antara 111o 27’ 46’’ BT – 111o 39’ 40’’
sosial, variabel kerentanan ekonomi, BT dan 8o 22’ 19’’ LS – 8o 4’23’’ LS.
variabel kerentanan fisik, dan variabel Kecamatan Munjungan secara
kerentanan lingkungan. Populasi dalam administratif berbatasan dengan
penelitian ini adalah seluruh lahan yang beberapa wilayah lain di Kabupaten
berada di Kecamatan Munjungan Trenggalek yaitu: sebelah utara
Kabupaten Trenggalek dengan luas Kecamatan Kampak, sebelah timur
wilayah 23.238,57 ha. Semua anggota Kecamatan Watulimo, sebelah selatan
populasi dijadikan sebagai subjek Samudra Hindia, sebelah barat
penelitian, sehingga penelitian ini Kecamatan Panggul dan Kecamatan
termasuk jenis penelitian populasi. Dongko. Wilayah Kecamatan
Penelitian ini memiliki dua jenis Munjungan memiliki luas 23.238,58 ha.
data yaitu primer dan sekunder, dan teknik 2. Karakteristik Fisik Daerah
pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian
penelitian ini meliputi: observasi, dan Kecamatan Munjungan memiliki
dokumentasi. Teknik analisis data yang ketinggian 34 (mdpl) dan memiliki
digunakan dalam penelitian ini adalah kemiringan yang bergelombang kuat
teknik analisis sroring atau pengharkatan atau perbukitan yaitu 15%-25%. Jenis
dan teknik overlay atau tumpang susun penggunaan lahan di Kecamatan
peta. Munjungan terbagi menjadi enam,
yaitu: permukiman, sawah, tegalan,

4
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

kebun campuran, semak, dan hutan. penduduk sebesar 230 (jiwa/km2). Desa
Rata-rata curah hujan selama tahun yang memiliki tingkat kepadatan
2016 yaitu 4088,3 mm/tahun. Rata-rata penduduk paling tinggi yaitu Desa
curah hujan paling tinggi yaitu pada Munjungan yaitu sebesar 734
bulan september yaitu 493,3 mm. (jiwa/km2). Jumlah penduduk laki-laki
Jenis tanah yang ada di di Kecamatan Munjungan sebesar
Kecamatan Munjungan terbagi menjadi 27.014 jiwa sedangkan penduduk
dua jenis yaitu tanah alivial dan perempuan sebesar 26.507 jiwa,
mediteran. Daerah aluvial berada di berdasarkan perbedaan jumlah
Munjungan bagian selatan, tepatnya di penduduk laki-laki dan perempuan
wilayah Teluk Sumbreng, sedangkan tersebut maka sex ratio Kecamatan
daerah mediteran berada di Munjungan Munjungan sebesar 102 yang artinya
bagian timur, utara, dan barat. disetiap 100 penduduk perempuan
Kecamacan Munjungan tersusun atas 4 terdapat 102 penduduk laki-laki.
satuan geologi, yaitu Qa, Tmcl,
Tomi(di), dan Tomm. Satuan geologi B. Data Hasil Pelaksanaan Penelitian
Qa menyusun daerah dataran, 1. Tingkat Kerentanan Tanah
sedangkan sisanya menyusun daerah Longsor
perbukitan tektonik yang mengalami a. Tingkat Kerentanan Sosial
proses pergeseran dan pengangkatan, Kerentanan sosial berhubungan
(Laelatul. 2012). dengan kondisi demografis di suatu
3. Kondisi Demografi wilayah. Kecamatan Munjungan
Jumlah penduduk di Kecamatan memiliki 3 kategori tingkat kerentanan
Munjungan sebesar 53.521 jiwa yang sosial yaitu sangat rendah, rendah, dan
tersebar di 11 desa yaitu Desa sedang dengan rentang skor 13-
Ngulungwetan 2.595, Desa 20.,Berikut ini adalah luas wilayah di
Ngulungkulon 2.805, Desa Sobo 2.520, setiap tingkatan kerentanan sosial:
Desa Craken 3.187, Desa Masaran
8.146, Desa Munuungan 6.490, Desa
Tawing 7.306, Desa Bendoroto 3.144,
Desa Bangun 4.638, Desa Karangturi
6.226, Desa Besuki 6.464. Kecamatan
Munjungan memiliki kepadatan

5
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Tabel 1. Luas Wilayah Rentan Tanah


Longsor Menurut Tingkat Kerentanan
Sosial di Kecamatan Munjungan.

Sumber: Analisi Data Tahun 2016.


Berdarkan Tabel 1, menjelaskan
tingkat kerentanan sosial di wilayah
Gambar 1. Peta Tingkat Kerentanan
Kecamatan Munjungan didominasi oleh Sosial Kecamatan Munjungan
tingkat kerentanan sangat rendah yaitu
b. Tingkat Kerentanan Ekonomi
seluas 58,35% dari total luas wilayah,
Tabel 2. Luas Wilayah Rentan
kemudian tingkat kerentanan rendah Longsor Menurut Tingkat Kerentanan
seluas 29,40%, sedangkan tingkat Ekonomi di Kecamatan Munjungan.
Persentase
kerentanan sosial sedang seluas Tingkat Luas
Luas Wilayah
Kerentana Wilayah
12,25%. Rendahnya tingkat kerentanan No
n Ekonomi
Terancam (ha)
Terancam
sosial di Kecamatan Munjungan Total (%)
1 Tinggi 22.393,57 96,36%
dipengaruhi oleh persebaran penduduk 2 Sedang 845,00 3,64%
Total 23.238,57
yang sudah merata, rendahnya Sumber: Analisis Data Tahun 2016.
penduduk kelompok miskin, dan
Berdarkan Tabel 2 , menjelaskan
rendahnya kelompok penduduk cacat.
tingkat kerentanan ekonomi di wilayah
Kecamatan Munjungan didominasi oleh
tingkat kerentanan kelas tinggi yaitu seluas
96,36% dari total luas wilayah, sedangkan
tingkat kerentanan kelas sedang seluas
3,64%. Tingginya tingkat kerentanan
ekonomi di Kecamatan Munjungan di
pengaruhi oleh tingginya luas lahan
produktif dan tingginya Produk Domestik
Regional Bruro (PDRB), sehingga apabila
6
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

terjadi bencana longsor di wilayah tersebut di pengaruhi oleh tingginya jumlah


tingkat kerugian secara ekonominya tinggi, fasilitas umum dan jumlah rumah, dimana
karena banyak tanaman yang rusak dan ketika bencana tanah longgsor terjadi,
gagal panen. banyak rumah dan fasilitas umum yang
terdampak langsung baik tertimbun
maupun rusak sehingga masyarakat
mengalami kerugian yang tinggi.

Gambar 2. Peta Tingkat Kerentanan Ekonomi


Kecamatan Munjungan.

c. Tingkat Kerentanan Fisik


Tabel 3. Luas Wilayah Rentan Gambar 3. Peta Tingkat Kerentanan Fisik
Longsor Menurut Tingkat Fisik di Kecamatan Munjungan.
Kecamatan Munjungan.
Persentase d. Tingkat Kerentanan Lingkungan
Luas
Tingkat Luas
N wilayah Tingkat kerentanan lingkungan di
Kerentanan Wilayah
o Terancam
Fisik Terancam
(ha)
Total (%) Kecamatan Munjungan di dasarkan pada
1 Sangat Tinggi 17.755,77 76,41 jenis penggunaan lahan. Jenis penggunan
2 Tinggi 5.482,8 23,59
Total 23.238,57 lahan sebagai permukiman memiliki
Sumber: Analisis Data Tahun 2016.
tingkat kerentanan tertinggi karena
Berdarkan Tabel 3, menjelaskan
kerugian yang ditimbulkan akibat longsor
tingkat kerentanan fisik di wilayah
lebih besar dibandingkan dengan jenis
Kecamatan Munjungan didominasi oleh
penggunaan lahan lainnya.
tingkat kerentanan kelas sangat tinggi yaitu
seluas 76,41% dari total luas wilayah,
sedangkan tingkat kerentanan fisik kelas
tinggi seluas 23,59%. Tingginya tingkat
kerentanan fisik di Kecamatan Munjungan
7
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Tabel 4. Luas Wilayah Rentan


Longsor Menurut Tingkat Kerentanan
Lingkungan di Kecamatan Munjungan.
Tingkat Persent
No Luas (ha)
Kerentanan ase (%)
1 Sangat tinggi 2.383,61 10,26
2 Tinggi 1.219,525 5,25
3 Sedang 11.003,13 47,35
4 Rendah 2.539,525 10,93
5 Sangat 6.092,78 26,22
rendah
Total 23.238,57
Sumber: Analisis Data Tahun 2016

Berdarkan Tabel 4, menjelaskan


tingkat kerentanan lingkungan kelas
sedang dengan penggunaan lahan berupa Gambar 4. Peta Tingkat Kerentanan
tegalan dan kebun campuran mendominasi Lingkungan Kecamatan Munjungan.
wilayah penelitian dengan luas 47,35% e. Tingkat Kerentanan Longsor Total
dari total luas wilayah, selanjutnya diikuti Tingkat kerentanan longsor total di
dengan tingkat kerentanan kelas sangat Kecamatan Munjungan dipengaruhi oleh
rendah dengan penggunaan lahan berupa beberapa variabel yaitu kerentanan sosial,
hutan seluas 26,22%, tingkat kerentanan kerentanan ekonomi, kerentanan fisik, dan
lingkungan kelas rendah dengan kerentanan lingkungan. Kecamatan
penggunaan lahan berupa semak belukar Munjungan terbagi menjadi 2 kelas tingkat
seluas 10,93%, kemudian tingkat kerentanan longsor yaitu kelas sedang dan
kerentanan lingkungan sangat tinggi kelas rendah.
dengan penggunaan lahan berupa
permukiman seluas 10,26%, dan yang
terahir yaitu tingkat kerentanan kelas
tinggi dengan penggunaan lahan berupa
sawah seluas 5,25%.

8
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Tabel 5. Luas Wilayah Rentan 2. Persebaran Tingkat Kerentanan


Bahaya Longsor Menurut Tingkat
Longsor.
Kerentanan Total di Kecamatan Munjungan.
Persentas Tabel 6. Persebaran Tingkat
Luas e Luas Kerentanan Tanah Longsor Kecamatan
N Tingkat Wilayah Wilayah Munjungan Tahun 2016.
o Kerentanan Terancam Teranca Persentase
Luas
(ha) m Total Tingkat Luas
N Wilayah Wilayah
Kerentana Wilayah
(%) o
n
Teranca
Terancam
Terancam
1 Tingkat 837,33 3,60 m (ha)
Total (%)
kerentanan 1 Tingkat 837,33 3,60 Ngulungwetan
sedang kerentanan ,
2 Tingkat 22.401,24 96,40 sedang Ngulungkulon
, Sobo,
kerentanan Craken,
rendah Masaran,
Total 23.238,57 Besuki,
Sumber: Analisis Data Tahun 2016 Bangun,
Tawing, dan
Bendoroto.
Berdasarkan Tabel 5, menjelaskan 2 Tingkat 22.401,2 96,40 Munjungan,
kerentanan 4 Karangturi
bahwa Kecamatan Munjungan didominasi
rendah
oleh tingkat kerentanan kelas rendah seluas 23.238,5
Total
7
96,40% dari total luas wilayah, sedangkan Sumber: Analisis Data Tahun 2016
sisanya yaitu tingkat kerentanan kelas
Berdasarkan Tabel 6, menjelaskan
sedang seluas 3,60%. Rendahnya tingkat
bahwa tingkat kerentanan longsor di
kerentanan longsor dipengaruhi oleh
Kecamatan Munjungan terbagi menjadi 2
rendahnya kerentanan sosial dan
kelas yaitu kelas sedang dan kelas rendah.
kerentanan lingkungan.
Tingkat kerentanan kelas rendah seluas
96,40% tersebar di 9 desa yaitu, Desa
Ngulungwetan, Ngulungkulon, Sobo,
Craken, Masaran, Besuki, Bangun, Tawing
dan Bendoroto. Tingkat kerentanan dengan
kelas sedang seluas 3,60% tersebar di 2
desa yaitu, Desa Karangturi dan
Munjungan.
Gambar 5. Peta Tingkat Kerentanan
Bencana Tanah Longsor Kecamatan
Munjungan.

9
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

PENUTUP 1. Bagi Masyarakat


A. Kesimpulan
a. Memanfaatkan penggunaan lahan
Berdasarkan hasil analisis data
sesuai dengan fungsinya masing-
penelitian dan pembahasan ini dapat
masing.
disimpulkan bahwa:
1. Tingkat kerentanan tanah longsor di b. Mematuhi aturan dan himbauan

Kecamatan Munjungan terbagi menjadi pemerintah agar tidak menebang

2 kelas rentan yaitu, tingkat kerentanan pohon secara besar-besaran.

kelas rendah seluas 96,40% dari total 2. Bagi Pemerintah


luas wilayah, sedangkan sisanya yaitu
a. Pembuatan peta tingkat dan
tingkat kerentanan kelas sedang seluas
persebaran bencana tanah longsor
3,60%.
Kecamatan Munjungan dan
2. Persebaran tingkat kerentanan longsor
menginformasikan ke masayarakat
di Kecamatan Munjungan terbagi
luas.
menjadi 2 kelas yaitu kelas sedang dan
b. Pembentukan organisasi
kelas rendah. Tingkat kerentanan kelas
penanggulangan bencana di tingkat
rendah seluas 96,40% tersebar di 9 desa
desa maupun forum-forum yang aktif
yaitu, Desa Ngulungwetan,
membahas terkait bencana tanah
Ngulungkulon, Sobo, Craken, Masaran,
longsor terutama di desa-desa yang
Besuki, Bangun, Tawing dan
sering terjadi tanah longsor.
Bendoroto. Tingkat kerentanan dengan
c. Memperbanyak pembangunan
kelas sedang seluas 3,60% tersebar di 2
tanggul atau parit di area yang rawan
desa yaitu, Desa Karangturi dan
terjadi tanah longsor.
Munjungan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
maka peneliti menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :

10
Tingkat Kerentanan Longsor… | Faidatun Ni’mah

Hardiyatmo C.H. (2012). Tanah Longsor


DAFTAR PUSTAKA dan Erosi Kejadian dan
Penanganan. Yogyakarta: Gajah
BPS Trenggalek. 2016. Kecamatan Mada University Press.
Munjungan dalam Angka 2016.
Trenggalek: BPS Kab. Trenggalek. Laelatul. (2012). Analisis Landscape
Kabupaten Trenggalek. Trenggalek
BPS Trenggalek. 2016. Kabupaten
Trenggalek dalam Angka 2016. Monografi Desa. (2016). Profil
Trenggalek: BPS Kab. Trenggalek. Kecamatan Munjungan Tahun 2016.
Kecamatan Munjungan.
Evaluasi Hasil Pelaksanaan (RKPD)
(2015). Tentang Perubahan Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Trenggalek Tahun 2015.

Yogyakarta, 11 Oktober 2017


Reviewer

Drs. Suhadi Purwantara, M.Si


NIP. 19591129 198601 1 001

11

Anda mungkin juga menyukai