Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul
“UTERATONIKA” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah
ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara
moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang.
Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, Oktober 2019

Penyusun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
3. Tujuan Masalah .......................................................................................... 1
BAB III : PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
1. Definisi Uteratonika ................................................................................. 2
2. Macam-Macam Uteratonika...................................................................... 2
3. Cara Kerja ................................................................................................ 3
4. Dosis Dan Pemakaian ............................................................................... 4
5. Indikasi Dan Kontra Indikasi .................................................................... 6
6. Cara Penanganan Pemakaian Obat............................................................ 8
PENUTUP ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini ilmu kebidanan sangat berkembang pesat, seiring dengan itu
kualitas pelayanan kepada ibu hamil, persalinan dan nifas juga sangat
membanggakan. Kehidupan janin didalam rahim pun menjadi kajian yang
berkembang pesat dimana janin sudah dijadikan sebagai pasien/ klien tersendiri
yang sangat menentukan apakah janin tetap dipertahankan dalam kehidupan
dalam rahim ataukah harus hidup diluar rahim yang berarti harus dilahirkan.
Apabila janin diputuskan harus dilahirkan maka kita akan dihadapkan pada
masalah induksi persalinan dimana saat ini pemakaian oksitosin sebagai induksi
persalinan sangat banyak digunakan.
Perdarahan pasca persalinan masih menjadi momok sebagai salah satu
penyebab kematian ibu terutama dinegara berkembang seperti negara kita
Indonesia. Berbagai kebijakan telah dicanangkan antara lain Gerakan Sayang Ibu
maupun Making Pregnancy Saver yang salah satu pesan kuncinya adalah
penanganan masalah kegawat daruratan kebidanan dimana salah satu focus
gerakannya adalah pencegahan dan penanganan perdarahan pasca persalianan.
Untuk pencegahan perdarahan pasca persalinan saat ini setiap petugas
kesehatan dituntut harus melaksanankan asuhan persalinan normal dengan salah
satu terobosan adalah penatalaksanaan aktif kala tiga dimana penggunaan
uterotonika secara tepat guna harus diterapkan Baik dalam hal induksi persalinan,
maupun masalah pencegahan dan penanganan perdaran pasca persalinan sangat
berkaitan dengan penggunaan oksitosin. Setiap petugas kesehatan yang
menangani masalah ini dituntut mempunyai pengetahuan memadai tentang
uterotonika, baik tentang cara kerjanya, cara pemberianya maupun tentang efek
yang tidak diinginkan. Seperti yang telah kita ketahui bersama, obat merupan
salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas
begitu saja tanpa keberadaan obat.
Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan – aturan tertentu
karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan
dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru
dapat menjadi obat bagi tubuh kita.. Salah satu dari obat yang sudah sering
dipergunakan adalah uterotonik dan anti perdarahan. Obat – obat uterotonika dan
anti perdarahan tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yan
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.
Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena
sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila
terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal – hal yang perlu diketahui adalah
mengenai nama obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra
indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan. Uterotonika
Adalah Zat Yanag Digunakan Untuk meningkatkan kontraksi uterus.Uterotonik
banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, penegndapan perdarahan akibat abortus
inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu defenisi Uterotonika ?
2. Apa Saja Macam-Macam Uterotonika ?
3. Bgaimana Mekanisme kerja Uterotonika ?
4. Apa Dampak Uterotonika ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi Uterotonika
2. Untuk mengetahui jenis Obat Uterotonika
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Obat Uterotonika
4. Untuk Mengetahui Dampak Uterotonika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uterotonika

Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik

banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta

penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus

inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala persalinan.Pemberian obat

uterotonik adalah salah satu upaya untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan

atau setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak

dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah

untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena

itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada

indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan

menimbulkan perdarahan pasca persalina. riwayat persalinan yang kurang baik,

misalnya:

1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.


2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4. Bekas operasi Caesar.
5. Pernah abortus sebelumnya.
Uterotonika adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus.
Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang
kerjanya cukup selektif dab dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat yanng
bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid ergot dan
derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat- obat tersebut
memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari
kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini
mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama
terhadap uterus. Derivat prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan
tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek Prostaglandin E dan F
terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan oksitosin untuk
induksi partus. Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik,ibu sebaiknya
melahirkan dirumah sakit,dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu
bersalin, misalnya:
1. Persalinan atau kala II yang terlalu cepat, (ekstraksi vakum, atau forsep).
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, dan
anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin.
Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena ( bila diinginkan kerja cepat ),
setelah anak lahir.
B. Macam-Macam Obat Uterotonika:
1. Alkaloid Ergot
Sumber alkaloid ergot ialah claviceps purpurea suatu jamur yang hidup
sebagai parasit dalam butir rye dan gandum, banyak terdapat di Eropa dan
Amerika. Penyebaran penularan terjadi melalui perantaraan serangga dan angin
yang memindahkan spora ke kepala putik yang sudah di buahi. Selanjutnya
spora mengeluarkan miselium yang akan menembus putik, kemudian
membentuk jaringan padat berwarna ungu dan menjadi keras. Substansi ini
dinamai sklerosium. Sklerosium inilah yang merupakan sumber ergot. Zat- zat
dalam ergot. Ergot mengandung zat yang penting yaitu alkohol ergot dan zat
lain seperti zat organik, karbohidrat, gliserida, steroid, asam amino, amin dan
basa amonium kuatener. Beberapa amin dan basa memiliki efek farmakologi
penting, misalnya histamin, tiramin, kolin, dan asetilkolin. Jamur Claviceps
purpurea dibiak in vitro, seperti jamur penghasil antibiotik.
Alkaloid ergot terdapat sebagai isomer 1 dan d.Isomer 1 merupakan zat
aktif (penamaan dengan akhiran -in), sedangkan isomer d tidak aktif sama
sekali (penamaan dengan akhiran -inin). Yang pertama merupakan alkaloid
alam, sedangkan yang kedua merupakan hasil perubahan oleh pengaruh zat
kimia sewaktu isolasi. Alkaloid pertama yang berhasil di isolasi dalam bentuk
kristal dan aktif ialah ergotoksin, yang waktu itu dianggap sebagai alkaloid
murni. Sekarang terbukti bahwa ergotoksin merupakan campuran 4 zat, yaitu
ergokristin,ergokornin,α- ergokriptin, dan β- ergokriptin. Ergotamin.
Ergotamin yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino yang aktif,
dan ergotamin yang tidak aktif merupakan alkaloid ergot murni yang pertama
ditemukan.
Kemudian ditemukan zat uterotonik larut air dinamakan ergonovin
(ergometrin. Ergonovin dan turunannya menghasilkan asam lisergat dan amin
pada hidrolisis, maka disebut juga alkaloid amin. Alkaloid dengan berat
molekul tinggi yang mengandung asam lisergal, amonia, asam piruvat, prolin
dan asam amino lainnya dikenal juga sebagai alkaloid asam amino atau
ergopeptin. Salah satu derivat ergopeptin adalah bromokriptin
a. Farmakodinamik
Berdasarkan efek dan struktur kimianya alkaloid ergot dibagi menjadi 3
kelompok :
1) Alkaloid asam amino dengan prototip ergotamin
2) Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip dihidro-
Ergotamin.
3) Alkaloid amin dengan prototip ergonovin
b. Farmakokinetik
Alkaloid asam amino, yaitu ergotamin di absorpsi secara lambat dan
tidak sempurna melalui saluran cerna. Obat ini mengalami metabolisme
lintas pertama, sehingga kadarnya dalam darah sangat rendah. Kadar
puncak plasma dicapai dalam 2 jam. Pemberian 1 mg ergotamin bersama
100 mg kafein akan meningkatkan kecepatan absorpsi dan kadar puncak
plasma ergotamin sebesar dua kali, namun biovailibitasnya tetap di bawah
1 persent.
c. Indikasi
Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau
paska abortus, yaitu :
1) Induksi partus aterm
2) Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
3) Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
4) Induksi abortus terapeutik
5) Uji oksitoksin
d. Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II :
1) Hipersensitif
2) Penyakit vascular
3) Penyakit jantung parah
4) Fungsi paru menurun
5) Fungsi hati dan ginjal menurun
6) Hipertensi yang parah
7) Eklampsi
e. Pada Uterus
Semua alkaloid ergot alam meningkatkan kontraksi uterus dengan
nyata. Dosis kecil menyebabkan peninggian amplitudo dan frekuensi,
kemudian diikuti relaksasi. Dosis besar menimbulkan kontraksi tetanik, dan
peninggian tonus otot dalam keadaan istirahat. Dosis yang sangat besar
menimbulkan kontraktur yang berlangsung lama. Sediaan ergot alam yang
paling kuat adalah ergonovin.
f. Cara Pakai Dan Dosis
1) Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
2) Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
3) IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit.
g. Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.
h. Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
i. Epek samping
1) Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling
toksik.
2) Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit
dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3) Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis
tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
4) Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah,
paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah,
gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan
darah
5) Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan
sensitivitas
2. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary
posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi.
Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran. (Ismania.2001). Oksitosin
merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama. Fungsi perangsangan ini
bersifat selektif dan cukup kuat. sehingga pada akhir kehamilan kadar oksitosin
meninggi dimana berikatan dg reseptor oksitosin yg terletak di dlm
miometrium yaitu dlm membran plasma sel otot polos uterus , oksitosin adalah
golongan obat yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot polos uterus
dalam membantu proses persalinan, pencegahan perdarahan pasca persalinan
(P3) serta penguatan persalinan , Oksitosin merangsang otot polos uterus dan
mammae → selektif dan cukup kuat Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan
payudara → merangsang hipofisis posterior melepaskan oksitosin. Sensitivitas
uterus meningkat dng pertambahan usia kehamilan. Stimulus sensoris pada
serviks, vagina, dan payudara secara refleks melepaskan oksitosin dari
hipofisis posterior. Sensitivitas uterus terhadap oksitosin meninggi bersamaan
dengan bertambahnya umur kehamilan.
Pada kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian oksitosin
meningkatkan kontraksi fundus uteri meliputi peningkatan frekuensi,
amplitudo dan lamanya kontraksi. Partus dan laktasi masih tetap berlangsung
meskipun tidak ada oksitosin, tetapi persalinan menjadi lebih lama dan refleks
ejeksi susu (milk ejection) menghilang. Oksitosin dianggap memberikan
kemudahan dalam persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks
ejeksi susu.
a. Mekanisme Cara Kerja
Oksitosin diabsorsi denagn cepat melalui mukosa mulut sehingga
memungknkan oksitosin diberkan secara tablet hisap. Cara pemberian nasal
atau tablet hisap did / cadangan untuk penggunaan pasca persalinan, selama
kehamilan kadar amino peptidase dalam plama ( oksitosin atau
vasopresinase ) meniongkat 10x dan menurun setelah persalinan. Enzim
mengaktifkan oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida enzim
meregulasi kosentrasi oksitosin.
Meskipun sudah lazim di gunakan di banyak klinik bersalin atau
bagian obstetric rumah sakit, namun potensi oksitoksin dalam mengganggu
keseimbangan cairan dan tekana darah membuat obat ini tidak tepat untuk
digunakan pada ibu hamil dengan pre-eklamsia aau penyakit
kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia di atas 3 tahun. Pemberian
infuse oksitoksin merupakan kontraindikasi pada ibu hamil yang
menghadapi resiko karena melahirkan pervaginam, misalnya kasus dengan
melpresentasi atau solosio plasenta atau denagn resiko rupture uteri yang
tinggi. Pemberian infuse oksitoksin yang terus-menerus pada kasus dengan
resistensi dan inersia uterus merupakan kontraindikasi.
Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan glukosa
maupun oksigen. Jika pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang
berkontraksi tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi karena starvasi atau
pemberian oksitoksin tidak akan adekuat sehingga pemberian oksitoksin
secara sedikit demi sedikit tidak akan efektif. Situasi ini lebih cenderung di
jumpai pada persalinan yang lama. lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhn
ya terhadap eliminasi kadar oksitosin dalam plasma.
b. Farmakologi
1) Uterus
Oksitosin merangasang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos
uterus. Efek ini tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada konsentrasi
estrogen yang rendah, efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang.
Progestin digunakan secara luas di klinik untuk mengurangi aktivitas
uterus pada kasus abortus habitualis meskipun efektivitasnya tidak
jelas. Pada kehamilan trimester I dan II aktivitas motorik uterus sangat
rendah, dan aktivitas ini secara spontan akan meningkat dengan cepat
pada trimester III dan mencapai puncaknya pada saat persalinan.
Oksitosin dapat memulai atau meningkatkan ritme kontraksi uterus
pada setiap saat, namun pada kehamilan muda diperlukan dosis yang
tinggi. Oksitosin menyebabkan pengelepasan prostaglandin pada
beberapa spesies, tetapi tidak jelas apakah ini merupakan efek
primernya atau berhubungan dengan kontraksi uterus.
2) Kelenjar Mama
Bagian alveolar kelenjar mama dikelilingi oleh jaringan otot polos,
yaitu mioepitel. Kontraksi mioepitel menyebabkan susu mengalir dari
saluran alveolar ke dalam sinus yanng besar, sehingga mudah dihisap
bayi. Fungsi ini di namakan ejeksi susu. Mioepitel sangat peka terhadap
oksitosin. Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu,
bila oksitosin endogen tidak mencukupi. Juga berguna untuk
mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan.
3) Sistem Kardiovaskuler
Apabila oksitosin diberikan dalam dosis besar akan terlihat relaksasi
otot polos pembuluh darah secara langsung. Terjadi penurunan tekanan
sistolik dan terutama penurunan tekanan sistolik dan terutama
penurunan tekanan diastolik, warna kulit menjadi merah, dan aliran
darah ke ekstermitas bertambah. Bila dosis besar diberikan terus
menerus secara infus, maka penurunan tekanan darah akan diikuti
sedikit penggian tekanan darah tetapi menetap. Dosis oksitosin untuk
indikasi obstetrik, tidak jelas menimbulkan penurunan tekanan darah.
Penurunan tekanan darah jelas terjadi pada penderita yang mendapat
dosis besar, yang diberikan selama anestesia dalam. Otot polos yang
sensitif terhadap oksitosin hanyalah uterus, pembuluh darah dan
miopitel kelenjar payudara.
c. Fafrmakokinetik
Oksitosin memberikan hasil baik pada pemberian parenteral.
Pemberian oksitosin intranasal, meskipun kurang efisien lebih disukai
daripada pemberian parenteral. Oksitosin diabsorpsi dengan cepat melalui
mukosa mulut dan bukal sehingga memungkinkan oksitosin diberikan
sebagai tablet hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap dicadangkan
untuk penggunaan pasca-persalinan.
Selama kehamilan, kadar aminopeptidase dalam plasma(oksitosinase
atau sistil aminopeptidase) meningkat sepuluh kali dan menurun setelah
persalinan. Enzim ini menginaktifkan oksitosin dan ADH melalui
pemecahan ikatan peptida. Enzim ini diduaga meregulasi konsentrasi
oksitosin lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhnya terhadap eliminasi
kadar oksitosin dalam plasma. Di duga sumber oksitosinase ini adalah
plasenta. Waktu paruh oksitosin sangat singkat, antara 12-17 menit.
Penurunan kadar plasma sebagian besar disebabkan ekskresi oleh ginjal
dan hati. Penggunaan klinik adalah :
1) Untuk diagnosa janin mengalami gangguan atau tidak, terjadinya
sirkulasi pada placenta.
2) Untuk terapi; Mempercepat proses persalinan, tidak mungkinnya
keluar janin secara sempurna, meningkatkan pancaran air susu ibu,
perdarahan setelah melahirkan,dan sulitnya air susu keluar.
Mempunyai efek samping,yaitu kematian janin karena adanya
hipertensi , sobeknya uterus karena kontraksi kuat, afibrinogeremia (
menurunnya fibrin dalam darah). Dan mempunyai kontra
indikasi,prematur dan keadaan janin abnormal. Pada janin yang tidak
normal tdk boleh diberi oxytocin.
d. Indikasi dan Kontraindikasi
1) Indikasi
a) Indikasi oksitosik.
b) Induksi partus aterm
c) Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
d) Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
e) Uji oksitoksik
f) Menghilangkan pembengkakan payudara.
2) Kontra Indikasi
a) Kontraksi uterus hipertonik
b) Distress janin
c) Prematurisasi dan gawat janin
d) Letak bati tidak normal
e) Disporposi sepalo pelvis
f) Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
g) Obstruksi mekanik pada jalan lahir
h) Peeklamsi atu pemnyakit kardiovaskuler atu pada ibu hamil yang
berusia 35 tahun
i) Resistensi dan mersia uterus
j) Uterus yang starvasi
k) Cara pakai dan dosis
e. Penggunaan Dan Dosis
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan
menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis.
Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari
5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya
atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara
intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran
susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu
dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui. Contoh obat:Tablet
oksitosina Pitosin tablet (PD)
f. Efek Samping :
Ada pun Efeksamping dari pemakaian Oksitosin yaitu :
1) Spasme uterus ( pada dosis rendah )
2) Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak
/uterus )Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar)
3) Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli
amnion.
4) Kontraksipembuluh darah tali pusat
5) Kerja antidiuretik
6) Reaksi hipersensitifitas
7) Reaksi anafilaktik
8) Hiper stimulasi uterus yang membahayakan janin : kerusakan jaringan
lunak / rupture uterus
9) Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
10) Mual, muntah,ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
11) Kontraksi pembuluh darah tali pusat
12) Aritmia jantung
13) Hematoma panggul
C. Cara Menghindari Efek Samping Obat
Sebagai konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus waspada terhadap
potensi efek samping obat. Beberapa tips berikut dapat menjadi panduan Anda :
1. Baca dosis dan aturan pakainya.
2. Lihat tanda peringatan.
3. Ketahui efek samping obat.
4. Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak.
5. Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
6. Beritahu dokter bila ada gejala komplikasi
7. Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang Anda.
8. Yang paling Utama belilah obat ke Apotik yang resmi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analgesik Uterotonika Adalah Zat Yanag Digunakan Untuk
meningkatkan kontraksi uterus.Uterotonik banyak digunakan untuk induksi,
penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum,
penegndapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada
Kala III persalinan. Obat uterotonika menyebabkan kontraksi rahim dan
pembuluh-pembuluh darahnya.
Uterotonika (Oxytocic) merupakan obat yang penting tetapi berbahaya.
Jikalau dipergunakan secara salah, obat ini dapat menimbulkan kematian ibu atau
bayinya di dalam kandungan. Jikalau dipergunakan secara benar, kadangkala obat
ini dapat menyelamatkan kehidupan. Berikut manfaat dari Uterotonika:
1. Untuk mengatasi pendarahan saat melahirkan
2. Membantu mencegah pendarahan hebat saat melahirkan
3. Untuk mengatasi pendarahan pada keguguran
B. Saran
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “OBAT Uterotonika “ masih
banyak memiliki kekurangan oleh karna itu keritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan demi melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sutistia G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Jakarta, Gaya Baru
Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II.
Jakarta : Salemba Medika.
Oktadiana, Isma. 2013. [Internet]. “ Makalah OBAT uteratonika“ . Diakses Pada : 28
September 2014. Sumber : <http://ismaoktadiana.blogspot.com/2013/12/makalah-
uteratonika-dan_9402.html >
Prof.Dr.Anas Subarnas, Apt, Msc.Dkk. 2007. “ Pedoman Informasi Obat Bagi
Pengelola Obat Di Puskesmas “. Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai