Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Mesin Arus Searah


dan Transformator

Modul Standar untuk


digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Elektro Sukma Sepriana

Abstract Kompetensi
Generator DC merupakan mesin arus Mampu menjelaskan dan memahami
searah (DC) yang mengkonversi energi prinsip kerja dan kegunaan kenerator
mekanik menjadi energi gerak. Modul ini DC, konstruksi mesin DC, Terbentuknya
membahas mengenai prinsip dan gaya gerak listrik (GGL).
hukum dasar mesin arus searah,
terminologi serta konstruksi mesin arus
searah, hingga teori operasi generator
DC.
Generator Arus Searah
Generator arus searah (direct-current, DC) sederhana terdiri dari sebuah lilitan/kumparan
jangkar (armature1 coil) dengan satu putaran kawat. Kumparan armatur melintasi medan
magnet untuk menghasilkan ouput tegangan. Selama ada jalur yang lengkap, arus akan
mengalir melalui rangkaian ke arah yang ditunjukkan oleh tanda panah pada Gambar 1.
Pada posisi kumparan ini, segmen komutator 1 kontak dengan sikat (brush) 1, sedangkan
segmen komutator 2 kontak dengan brush 2.

Putaran armatur sejauh satu setengah putaran searah jarum jam menyebabkan kontak
antara segmen komutator dibalik. Sekarang segmen 1 dihubungi dengan sikat 2, dan
segmen 2 kontak dengan sikat 1. Karena pergerakan komutator ini, sisi kumparan armatur
yang bersentuhan dengan salah satu brush selalu memotong medan magnet ke arah yang
sama. Brush 1 dan 2 memiliki polaritas konstan, dan denyut arus searah dikirim ke sirkuit
beban.

Gambar 1. Prinsip kerja generator DC sederhana.

1
Untuk menghindari ambigu antara transliterasi bahasa dengan istilah di lapangan, kita akan gunakan termin
“armatur” ketimbang “jangkar” sebagai terjemah dari kata “armature” pada pembahasan dalam kuliah ini.

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Gambar di atas menunjukkan prinsip kerja dari sebuah generator DC secara sederhana.
Namun sebelum melangkah lebih jauh ke pembahasan mengenai generator DC, kita akan
bahas mengenai prinsip-prinsip dan hukum-hukum dasar ilmiah yang berkaitan dengan
generator DC, juga tentang terminologi serta konstruksi mesin arus searah.

Prinsip dan Hukum-hukum Dasar

Rangkaian Magnetik
Rangkaian magnetik (magnetic circuit) dapat dibandingkan dengan arus listrik dimana gaya
gerak listrik (ggl), atau voltase, menghasilkan aliran arus. Putaran ampere (ampere turns)
atau gaya gerak magnet (Fm atau mmf), akan menghasilkan fluks magnetik Gambar.
Mmf yang juga dikenal sebagai potensi magnetik merepresentasikan suatu fenomena
tertentu yang menimbulkan medan magnet. Satuan standar mmf adalah ampere-turn (At),
yang dinyatakan oleh arus listrik langsung stabil satu ampere (1 A) yang mengalir dalam
satu siklus loop material konduksi listrik dalam ruang hampa.

Gambar 2. Arus magnetik dalam sebuah jalur plat besi tertutup.

Mmf dapat dibandingkan dengan ggl, dan fluks () dapat dibandingkan dengan arus.
Persamaan berikut ini merupakan representasi matematis dari mmf, yang diturunkan
menggunakan Hukum Ohm I=E/R :
𝐹𝑚 𝑚𝑚𝑓
Φ= =
𝑅 𝑅
Dengan:

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
 = fluks magnetik, Wb (Weber)
Fm = gaya gerak magnet / mmf, At
R = Reluktansi, At/Wb

Reluktansi di sini merupakan reluktansi magnetik, atau resistansi magnetik. Reluktansi


adalah konsep yang digunakan dalam analisis rangkaian magnetik. Hal ini serupa dengan
hambatan dalam rangkaian listrik, namun bukannya mengdisipasi energi listrik sebagaimana
resistansi, reluktansi bersifat menyimpan energi magnetik. Serupa dengan cara medan listrik
menyebabkan arus listrik mengikuti jalur yang resistansinya paling rendah, medan magnet
menghasilkan fluks magnetik mengikuti jalur reluktansi yang paling kecil. Reluktansi
merupakan besaran skalar, serupa dengan hambatan listrik.

Secara matematis, Reluktansi dirumuskan:


𝐿
𝑅=
𝜇𝐴
Dengan:
R = Reluktansi, At/Wb
L = panjang lilitan, m
 = permeabilitas material magnetik, (T – m)/At
A = luas penampang lilitan, m2

Contoh Kasus 1:
Sebuah kumparan memiliki mmf sebesar 600 At, dan reluktansi sebesar 3 x 106 At/Wb.
Tentukan total fluks .

Solusi:

𝑚𝑚𝑓
Φ=
𝑅
600 𝐴𝑡
Φ= = 200 × 10−6 𝑊𝑏
3×106 𝐴𝑡/𝑊𝑏

Induksi Magnetik
Fenomena induksi elektromagnetik ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831.
Faraday menemukan bahwa jika sebuah konduktor "memotong" garis gaya magnet, atau
jika garis gaya magnet melintasi konduktor, maka akan terjadi induksi tegangan atau ggl

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
terhadap konduktor. Misalkan magnet dengan garis-garis gayanya dari Kutub Utara ke
Kutub Selatan (Gambar 3). Sebuah konduktor C, yang dapat digerakkan antara kutub-kutub
magnet, terhubung ke Galvanometer G, yang dapat mendeteksi adanya tegangan, atau ggl.
Bila konduktor tidak bergerak, ggl bernilai nol ditunjukkan oleh galvanometer.

Gambar 3. Ilustrasi proses terjadinya induksi tegangan atau ggl terhadap konduktor.

Jika konduktor bergerak di luar medan magnet pada posisi 1, nilai nol masih ditunjukkan
oleh galvanometer. Ketika konduktor dipindahkan ke posisi 2, garis gaya magnet akan
dipotong oleh konduktor, dan galvanometer akan membelok ke titik A. Perpindahan
konduktor ke posisi 3 akan menyebabkan galvanometer kembali ke nol. Dengan
membalikkan arah di mana konduktor dipindahkan (3 sampai 1), hasil yang sama
diperhatikan, namun berlawanan dengan polaritasnya. Jika kita mengacu konduktor
stasioner pada garis gaya magnetis, pada posisi 2, galvanometer menunjukkan nol. Fakta ini
menunjukkan bahwa harus ada gerakan relatif antara konduktor dan garis gaya magnetis
untuk menginduksi ggl.

Aplikasi gerakan relatif yang paling penting terlihat pada generator listrik. Pada generator
DC, elektromagnet disusun dalam rumahan silindris. Konduktor, dalam bentuk kumparan,
diputar pada inti sehingga kumparan terus menerus memotong garis gaya magnet. Hasilnya
adalah tegangan yang diinduksi pada masing-masing konduktor. Konduktor ini dihubungkan
secara seri, dan tegangan induksi ditambahkan bersamaan untuk menghasilkan tegangan
output generator.

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Hukum Faraday
Hukum Faraday atau Faraday's Law of Induced Voltage menyatakan tegangan induksi
pada suatu konduktor dipengaruhi oleh lilitan kumparan dan kecepatan konduktor dalam
menembus medan magnet gaya atau fluks. Besarnya tegangan induksi bergantung pada
dua faktor: (1) jumlah lilitan kumparan, dan (2) seberapa cepat konduktor menembus medan
magnet gaya, atau fluks. Persamaan berikut adalah representasi matematis untuk Faraday's
Law of Induced Voltage:
∆Φ
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −𝑁
Δ𝑡
Dengan:
Vind = tegangan induksi, V
N = jumlah lilitan kumparan
∆Φ
= tingkat kecepatan di mana fluks memotong seluruh konduktor, Wb/s
Δ𝑡

Contoh Kasus 2:
Diketahui Fluks magnetik = 4 Wb. Fluks meningkat secara uniform menjadi 8 Wb dalam
waktu 2 detik. Tentukan tegangan induksi pada kumparan yang memiliki 12 putaran, jika
kecepatan putar kumparan stasioner pada medan magnet tersebut.

Solusi:
 = (8 – 4) Wb = 4 Wb
s = 2s
Maka:
∆Φ
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −𝑁
Δ𝑡
4 𝑊𝑏
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −12 = −24 𝑉𝑜𝑙𝑡
2𝑠

Contoh Kasus 3:
Dengan kondisi awal seperti contoh kasus 2, berapa tegangan induksi jika fluks tetap
bernilai 4 Wb setelah 2 detik?

Solusi:
∆Φ (4−4) 𝑊𝑏
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −𝑁 = −12 = 0 𝑉𝑜𝑙𝑡
Δ𝑡 2𝑠

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Jadi, tidak ada tegangan yang diinduksikan dalam contoh kasus ini. Hal ini menegaskan
prinsip bahwa gerak relatif harus ada (terjadi) antara konduktor dan fluks untuk
menginduksi tegangan.

Hukum Lenz
Hukum Lenz menyatakan bahwa tegangan induksi akan memiliki polaritas yang akan
melawan medan magnet yang menyebabkan tegangan induksi. Secara sederhana
dapat dikatakan, Hukum Lenz menentukan polaritas tegangan induksi. Tegangan induksi
memiliki polaritas yang akan melawan perubahan yang menyebabkan induksi. Ketika arus
mengalir karena tegangan induksi, medan magnet dipasang di sekitar konduktor sehingga
medan magnet konduktor bereaksi dengan medan magnet luar. Ini menghasilkan tegangan
induksi untuk melawan perubahan medan magnet luar. Tanda negatif dalam persamaan
Hukum Faraday di atas merupakan indikasi bahwa gaya gerak listrik (ggl) terbentuk pada
arah tertentu sehingga menghasilkan arus yang fluksnya, jika ditambahkan ke fluks aslinya,
akan mengurangi besarnya ggl.

Terminologi Mesin Arus Searah

Tegangan Terminal
Tegangan terminal (terminal voltage), seperti yang diterapkan pada generator DC,
didefinisikan sebagai voltase yang dapat diukur pada keluaran generator.

Counter-Electromotive Force (CEMF)


Pada sebuah generator yang menggunakan armatur berputar, konduktor memotong garis
gaya magnet di medan magnet. Tegangan diinduksi pada konduktor armatur. Tegangan
induksi ini berlawanan dengan tegangan yang diberikan (applied voltage), dan mengurangi
arus yang mengalir melalui armatur. Tegangan induksi ini disebut gaya gerak listrik balik
atau counter-electromotive force (CEMF).

Tegangan Terapan (Applied Voltage)


Applied Voltage didefinisikan sebagai tegangan yang dikirimkan ke beban. Tegangan ini
harus sama dengan tegangan terminal; Namun, berbagai kegagalan rangkaian (circuit fault)
dan rugi-rugi rangkaian dapat mengurangi tegangan terminal.

Komutasi
Komutasi (Commutation) adalah perubahan posisi brush generator DC sehingga segmen
komutator mengubah brush pada saat yang bersamaan dengan perubahan arah arus

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
armatur. Lebih sederhana lagi, komutasi adalah konversi mekanis dari arus bolak-balik (AC)
ke DC pada brush mesin DC, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Konversi AC ke DC dengan sebuah komutator.

Pada generator DC, pergantian menghasilkan konversi AC ke keluaran DC yang dihasilkan


pada gulungan armatur. Komutasi akan dibahas secara lebih rinci pada uraian selanjutnya.

Konstruksi Mesin Arus Searah

Mesin arus searah adalah perangkat transfer energi. Mesin ini bisa berfungsi baik sebagai
motor atau generator. Motor dan generator DC memiliki konstruksi dasar yang sama, namun
berbeda prinsip dalam mekanisme konversi energi. Untuk lebih memahami operasi dan
konstruksi mesin DC, kita perlu memahami beberapa istilah dasar.

Armatur (Armature)
Kegunaan armatur adalah untuk memberikan konversi energi pada mesin DC (lihat Gambar
5).

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5. Diagram dasar dari mesin arus searah.

Pada generator DC, armatur diputar dengan kekuatan mekanis eksternal, seperti turbin uap.
Rotasi ini menginduksi arus tegangan dan arus pada armatur. Dengan demikian, armatur
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Sedangkan pada motor DC, armatur menerima tegangan dari sumber listrik luar dan
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk torsi.

Rotor
Rotor digunakan sebagai penggerak elemen berputar pada mesin DC (lihat lagi Gambar 5).

Pada generator DC, rotor adalah komponen yang diputar dengan gaya eksternal. Pada
motor DC, rotor adalah komponen yang membuat bekerja atau menggerakkan sebuah
peralatan. Pada kedua jenis mesin DC, rotor adalah armatur.

Stator
Stator adalah bagian dari motor atau generator yang stasioner (lihat Gambar 2). Pada mesin
DC, tujuan keberadaan stator adalah untuk memberikan medan magnet. Stator pada
Gambar 5 menggunakan magnet permanen.

Medan (Field)
Keberadaan medan pada mesin DC berfungsi memberikan medan magnet untuk
menghasilkan tegangan (pada generator) atau torsi (pada motor). Medan dalam mesin DC
dihasilkan oleh magnet permanen atau elektromagnet.

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Biasanya, elektromagnet digunakan karena kebutuhan akan peningkatan kekuatan medan
magnetik. Di samping itu, kekuatan medan magnet juga lebih mudah divariasikan dengan
menggunakan perangkat eksternal. Pada Gambar 5, medan dihasilkan oleh stator.

Teori Generator Arus Searah

Generator DC banyak digunakan untuk menghasilkan tegangan DC. Besarnya tegangan


yang dihasilkan bergantung pada berbagai faktor. Berikut ini merupakan teori-teori yang
menjelaskan mekanisme kerja generator DC.

Produksi Tegangan
Berdasarkan prinsip dan hukum dasar yang telah dibahas di atas, ada tiga kondisi yang
diperlukan untuk menginduksi tegangan ke konduktor, yaitu adanya:
1. Medan magnet
2. Sebuah konduktor
3. Gerakan relatif antara keduanya
Sebuah generator DC memberikan ketiga kondisi ini untuk menghasilkan keluaran tegangan
DC.

Teori Operasi Generator DC


Sebuah generator DC dasar memiliki empat bagian dasar (lihat Gambar 6):
 Medan magnet
 Konduktor tunggal, atau lingkaran
 Komutator; dan
 Brush atau sikat

Medan magnet dapat dipasok dengan magnet permanen atau elektromagnet. Untuk saat ini,
kita akan menggunakan magnet permanen untuk mendeskripsikan generator DC dasar.

Sebuah konduktor tunggal, yang dikondisikan dalam bentuk loop, diposisikan di antara kutub
magnet. Selama loop konduktor diam, medan magnet tidak berpengaruh (tidak ada gerakan
relatif). Jika kita memutar lingkaran, loop memotong medan magnet, dan ggl (tegangan)
diinduksi ke dalam loop.

Bila kita memiliki gerak relatif antara medan magnet dan konduktor di medan magnet
tersebut, dan arah rotasi sesuai dengan pergerakan konduktor memotong garis fluks, ggl
diinduksi ke dalam konduktor.

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6. Operasi dasar dari sebuah generator DC.

Besarnya ggl yang diinduksi bergantung pada kekuatan medan dan laju di mana garis fluks
dilalui, seperti yang diberikan pada persamaan berikut.

Eg = K  N
Dengan:
Eg = tegangan tang dihasilkan
K = konstanta tetap
 = kekuatan fluks magnetik
N = kecepatan putaran dalam RPM

Semakin kuat bidang atau garis fluks yang lebih banyak dipotong untuk jangka waktu
tertentu, semakin besar ggl yang diinduksi.

Gambar 7. Aturan tangan kiri untuk generator.

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id
Arah aliran arus induksi dapat ditentukan dengan menggunakan "aturan tangan kiri" untuk
generator. Aturan ini menyatakan bahwa jika Anda mengarahkan jari telunjuk tangan kiri ke
arah medan magnet (dari Utara ke Selatan) dan arahkan ibu jari ke arah gerakan konduktor,
jari tengah akan mengarah ke arah arus. arus (Gambar 7). Pada generator yang ditunjukkan
pada Gambar 7, misalnya, konduktor yang terdekat dengan kutub N sedang melaju ke atas
di dalam medan; Oleh karena itu, aliran arus ke kanan, sudut bawah. Menerapkan aturan kiri
ke kedua sisi loop akan menunjukkan bahwa arus mengalir berlawanan arah jarum jam
dalam loop.

Daftar Pustaka
1. Gussow, Milton, Schaum’s Outline Series, Basic Electricity, McGraw-Hill.
2. Nasar and Unnewehr, Electromechanics and Electric Machines, John Wiley and Sons.
3. Van Valkenburgh, Nooger, and Neville, Basic Electricity, Vol. 5, Hayden Book Company.
4. Lister, Eugene C., Electric Circuits and Machines, 5th Edition, McGraw-Hill.
5. Buban and Schmitt, Understanding Electricity and Electronics, 3rd Edition, McGraw-Hill.

‘17 Rangkaian Listrik 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Sukma Sepriana http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai