01
Teknik Teknik Elektro Sukma Sepriana
Abstract Kompetensi
Generator DC merupakan mesin arus Mampu menjelaskan dan memahami
searah (DC) yang mengkonversi energi prinsip kerja dan kegunaan kenerator
mekanik menjadi energi gerak. Modul ini DC, konstruksi mesin DC, Terbentuknya
membahas mengenai prinsip dan gaya gerak listrik (GGL).
hukum dasar mesin arus searah,
terminologi serta konstruksi mesin arus
searah, hingga teori operasi generator
DC.
Generator Arus Searah
Generator arus searah (direct-current, DC) sederhana terdiri dari sebuah lilitan/kumparan
jangkar (armature1 coil) dengan satu putaran kawat. Kumparan armatur melintasi medan
magnet untuk menghasilkan ouput tegangan. Selama ada jalur yang lengkap, arus akan
mengalir melalui rangkaian ke arah yang ditunjukkan oleh tanda panah pada Gambar 1.
Pada posisi kumparan ini, segmen komutator 1 kontak dengan sikat (brush) 1, sedangkan
segmen komutator 2 kontak dengan brush 2.
Putaran armatur sejauh satu setengah putaran searah jarum jam menyebabkan kontak
antara segmen komutator dibalik. Sekarang segmen 1 dihubungi dengan sikat 2, dan
segmen 2 kontak dengan sikat 1. Karena pergerakan komutator ini, sisi kumparan armatur
yang bersentuhan dengan salah satu brush selalu memotong medan magnet ke arah yang
sama. Brush 1 dan 2 memiliki polaritas konstan, dan denyut arus searah dikirim ke sirkuit
beban.
1
Untuk menghindari ambigu antara transliterasi bahasa dengan istilah di lapangan, kita akan gunakan termin
“armatur” ketimbang “jangkar” sebagai terjemah dari kata “armature” pada pembahasan dalam kuliah ini.
Rangkaian Magnetik
Rangkaian magnetik (magnetic circuit) dapat dibandingkan dengan arus listrik dimana gaya
gerak listrik (ggl), atau voltase, menghasilkan aliran arus. Putaran ampere (ampere turns)
atau gaya gerak magnet (Fm atau mmf), akan menghasilkan fluks magnetik Gambar.
Mmf yang juga dikenal sebagai potensi magnetik merepresentasikan suatu fenomena
tertentu yang menimbulkan medan magnet. Satuan standar mmf adalah ampere-turn (At),
yang dinyatakan oleh arus listrik langsung stabil satu ampere (1 A) yang mengalir dalam
satu siklus loop material konduksi listrik dalam ruang hampa.
Mmf dapat dibandingkan dengan ggl, dan fluks () dapat dibandingkan dengan arus.
Persamaan berikut ini merupakan representasi matematis dari mmf, yang diturunkan
menggunakan Hukum Ohm I=E/R :
𝐹𝑚 𝑚𝑚𝑓
Φ= =
𝑅 𝑅
Dengan:
Contoh Kasus 1:
Sebuah kumparan memiliki mmf sebesar 600 At, dan reluktansi sebesar 3 x 106 At/Wb.
Tentukan total fluks .
Solusi:
𝑚𝑚𝑓
Φ=
𝑅
600 𝐴𝑡
Φ= = 200 × 10−6 𝑊𝑏
3×106 𝐴𝑡/𝑊𝑏
Induksi Magnetik
Fenomena induksi elektromagnetik ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831.
Faraday menemukan bahwa jika sebuah konduktor "memotong" garis gaya magnet, atau
jika garis gaya magnet melintasi konduktor, maka akan terjadi induksi tegangan atau ggl
Gambar 3. Ilustrasi proses terjadinya induksi tegangan atau ggl terhadap konduktor.
Jika konduktor bergerak di luar medan magnet pada posisi 1, nilai nol masih ditunjukkan
oleh galvanometer. Ketika konduktor dipindahkan ke posisi 2, garis gaya magnet akan
dipotong oleh konduktor, dan galvanometer akan membelok ke titik A. Perpindahan
konduktor ke posisi 3 akan menyebabkan galvanometer kembali ke nol. Dengan
membalikkan arah di mana konduktor dipindahkan (3 sampai 1), hasil yang sama
diperhatikan, namun berlawanan dengan polaritasnya. Jika kita mengacu konduktor
stasioner pada garis gaya magnetis, pada posisi 2, galvanometer menunjukkan nol. Fakta ini
menunjukkan bahwa harus ada gerakan relatif antara konduktor dan garis gaya magnetis
untuk menginduksi ggl.
Aplikasi gerakan relatif yang paling penting terlihat pada generator listrik. Pada generator
DC, elektromagnet disusun dalam rumahan silindris. Konduktor, dalam bentuk kumparan,
diputar pada inti sehingga kumparan terus menerus memotong garis gaya magnet. Hasilnya
adalah tegangan yang diinduksi pada masing-masing konduktor. Konduktor ini dihubungkan
secara seri, dan tegangan induksi ditambahkan bersamaan untuk menghasilkan tegangan
output generator.
Contoh Kasus 2:
Diketahui Fluks magnetik = 4 Wb. Fluks meningkat secara uniform menjadi 8 Wb dalam
waktu 2 detik. Tentukan tegangan induksi pada kumparan yang memiliki 12 putaran, jika
kecepatan putar kumparan stasioner pada medan magnet tersebut.
Solusi:
= (8 – 4) Wb = 4 Wb
s = 2s
Maka:
∆Φ
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −𝑁
Δ𝑡
4 𝑊𝑏
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −12 = −24 𝑉𝑜𝑙𝑡
2𝑠
Contoh Kasus 3:
Dengan kondisi awal seperti contoh kasus 2, berapa tegangan induksi jika fluks tetap
bernilai 4 Wb setelah 2 detik?
Solusi:
∆Φ (4−4) 𝑊𝑏
𝑉𝑖𝑛𝑑 = −𝑁 = −12 = 0 𝑉𝑜𝑙𝑡
Δ𝑡 2𝑠
Hukum Lenz
Hukum Lenz menyatakan bahwa tegangan induksi akan memiliki polaritas yang akan
melawan medan magnet yang menyebabkan tegangan induksi. Secara sederhana
dapat dikatakan, Hukum Lenz menentukan polaritas tegangan induksi. Tegangan induksi
memiliki polaritas yang akan melawan perubahan yang menyebabkan induksi. Ketika arus
mengalir karena tegangan induksi, medan magnet dipasang di sekitar konduktor sehingga
medan magnet konduktor bereaksi dengan medan magnet luar. Ini menghasilkan tegangan
induksi untuk melawan perubahan medan magnet luar. Tanda negatif dalam persamaan
Hukum Faraday di atas merupakan indikasi bahwa gaya gerak listrik (ggl) terbentuk pada
arah tertentu sehingga menghasilkan arus yang fluksnya, jika ditambahkan ke fluks aslinya,
akan mengurangi besarnya ggl.
Tegangan Terminal
Tegangan terminal (terminal voltage), seperti yang diterapkan pada generator DC,
didefinisikan sebagai voltase yang dapat diukur pada keluaran generator.
Komutasi
Komutasi (Commutation) adalah perubahan posisi brush generator DC sehingga segmen
komutator mengubah brush pada saat yang bersamaan dengan perubahan arah arus
Mesin arus searah adalah perangkat transfer energi. Mesin ini bisa berfungsi baik sebagai
motor atau generator. Motor dan generator DC memiliki konstruksi dasar yang sama, namun
berbeda prinsip dalam mekanisme konversi energi. Untuk lebih memahami operasi dan
konstruksi mesin DC, kita perlu memahami beberapa istilah dasar.
Armatur (Armature)
Kegunaan armatur adalah untuk memberikan konversi energi pada mesin DC (lihat Gambar
5).
Pada generator DC, armatur diputar dengan kekuatan mekanis eksternal, seperti turbin uap.
Rotasi ini menginduksi arus tegangan dan arus pada armatur. Dengan demikian, armatur
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Sedangkan pada motor DC, armatur menerima tegangan dari sumber listrik luar dan
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk torsi.
Rotor
Rotor digunakan sebagai penggerak elemen berputar pada mesin DC (lihat lagi Gambar 5).
Pada generator DC, rotor adalah komponen yang diputar dengan gaya eksternal. Pada
motor DC, rotor adalah komponen yang membuat bekerja atau menggerakkan sebuah
peralatan. Pada kedua jenis mesin DC, rotor adalah armatur.
Stator
Stator adalah bagian dari motor atau generator yang stasioner (lihat Gambar 2). Pada mesin
DC, tujuan keberadaan stator adalah untuk memberikan medan magnet. Stator pada
Gambar 5 menggunakan magnet permanen.
Medan (Field)
Keberadaan medan pada mesin DC berfungsi memberikan medan magnet untuk
menghasilkan tegangan (pada generator) atau torsi (pada motor). Medan dalam mesin DC
dihasilkan oleh magnet permanen atau elektromagnet.
Produksi Tegangan
Berdasarkan prinsip dan hukum dasar yang telah dibahas di atas, ada tiga kondisi yang
diperlukan untuk menginduksi tegangan ke konduktor, yaitu adanya:
1. Medan magnet
2. Sebuah konduktor
3. Gerakan relatif antara keduanya
Sebuah generator DC memberikan ketiga kondisi ini untuk menghasilkan keluaran tegangan
DC.
Medan magnet dapat dipasok dengan magnet permanen atau elektromagnet. Untuk saat ini,
kita akan menggunakan magnet permanen untuk mendeskripsikan generator DC dasar.
Sebuah konduktor tunggal, yang dikondisikan dalam bentuk loop, diposisikan di antara kutub
magnet. Selama loop konduktor diam, medan magnet tidak berpengaruh (tidak ada gerakan
relatif). Jika kita memutar lingkaran, loop memotong medan magnet, dan ggl (tegangan)
diinduksi ke dalam loop.
Bila kita memiliki gerak relatif antara medan magnet dan konduktor di medan magnet
tersebut, dan arah rotasi sesuai dengan pergerakan konduktor memotong garis fluks, ggl
diinduksi ke dalam konduktor.
Besarnya ggl yang diinduksi bergantung pada kekuatan medan dan laju di mana garis fluks
dilalui, seperti yang diberikan pada persamaan berikut.
Eg = K N
Dengan:
Eg = tegangan tang dihasilkan
K = konstanta tetap
= kekuatan fluks magnetik
N = kecepatan putaran dalam RPM
Semakin kuat bidang atau garis fluks yang lebih banyak dipotong untuk jangka waktu
tertentu, semakin besar ggl yang diinduksi.
Daftar Pustaka
1. Gussow, Milton, Schaum’s Outline Series, Basic Electricity, McGraw-Hill.
2. Nasar and Unnewehr, Electromechanics and Electric Machines, John Wiley and Sons.
3. Van Valkenburgh, Nooger, and Neville, Basic Electricity, Vol. 5, Hayden Book Company.
4. Lister, Eugene C., Electric Circuits and Machines, 5th Edition, McGraw-Hill.
5. Buban and Schmitt, Understanding Electricity and Electronics, 3rd Edition, McGraw-Hill.