Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut
dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sains meliputi Kimia, Biologi, Fisika, dan
Astronomi. Belajar sains sarat akan kegiatan berpikir sehingga pembelajaran sains
perlu diubah modusnya agar dapat membekali setiap siswa dengan keterampilan
berpikir dari mempelajari sains menjadi berpikir melalui sains. Oleh sebab itu,
diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan
pengetahuan sains yang dimilikinya yang disebut dengan keterampilan generik
sains. Jadi, pembelajaran dengan keterampilan generik sains adalah suatu
pembelajaran yang mengajak siswa berpikir melalui sains dalam kehidupannya.
Pada dasarnya cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep
sains dan menyelesaikan masalah, serta belajar secara teoritis di kelas maupun
dalam praktik adalah sama (mengikuti Prinsip Segitiga Pengkajian Alam) karena
itu ada kompetensi generik. Kompetensi generik adalah kompetensi yang
digunakan secara umum dalam berbagai kegiatan ilmiah. Kompetensi generik
diturunkan dari keterampilan proses dengan cara memadukan keterampilan itu
dengan komponen-komponen alam yang dipelajari dalam sains yang terdapat
pada Struktur Konsep atau Prinsip Segitiga Pengkajian Alam. Oleh karena itu,
kompetensi generik lebih mudah dipahami dan dilaksanakan daripada
keterampilan proses, serta penilaiannya pun lebih mudah. Kompetensi generik
kurang berlaku umum dibandingkan dengan keterampilan proses, tetapi lebih
berlaku umum dibandingkan dengan kompetensi dasar.
Dalam mengembangkan sains untuk meningkatkan kompetensi siswa, perlu
diperhatikan keterampilan dasar siswa. Selama ini pembelajaran sains kurang
berhasil meningkatkan kompetensi siswa karena guru belum mengetahui di mana
kelemahan pembelajaran sains yang harus diatasi. Materi sains, praktik, dan
model pembelajaran telah banyak dipelajari secara mendalam, tetapi belum ada
satu pun yang berhasil meningkatkan kompetensi siswa.

12
Kemampuan/keterampilan dasar siswa merupakan kemampuan yang dibawanya
dari sejak lahir yang terdiri dari berpikir, berbuat, dan bersikap. Pengembangan
dan peningkatan kemampuan dasar siswa bergantung pada pengalamannya.
Pengalaman belajar siswa di sekolah menentukan keluasan pengembangan dan
tahap peningkatan kemampuan dasar siswa. Karena itu di negara-negara maju,
pembelajaran dilakukan dengan berbagai macam pengalaman belajar, antara lain
inkuiri di laboratorium dan pembelajaran di lingkungan.
Kemampuan dasar siswa merupakan kemampuan yang sangat luas yang
dapat digunakan untuk mempelajari dan menggunakan berbagai konsep dari
berbagai disiplin ilmu. Jika kemampuan dasar siswa ini diintegrasikan dengan
pengetahuan mengenai sains akan menjadi kompetensi luas (kompetensi generik)
yang dapat digunakan untuk mempelajari dan menggunakan berbagai
pengetahuan sains dalam berbagai konteks sains untuk memenuhi kebutuhan
hidup siswa di berbagai situasi hidupnya (misalnya untuk belajar di sekolah yang
lebih lanjut dan memecahkan masalah di masyarakat).
Pembelajaran   yang   digunakan   untuk   meningkatkan   literasi   sains

mengutamakan peningkatan kompetensi luas ini yang dapat ditunjukkan dengan

peningkatan  keterampilan  generik.  Jika kemampuan  dasar  siswa diintegrasikan

dengan   pengetahuan   mengenai   sains   dan   pengetahuan   sains   akan   menjadi

kompetensi   spesifik   yang   khusus   untuk   memahami   dan   menggunakan

pengetahuan   sains   tertentu.   Karena   keterikatannya   dengan   pengetahuan   sains

tertentu, kompetensi spesifik tidak dapat digunakan secara luas seperti kompetensi

luas.   Pengintegrasian   kemampuan   dasar   siswa,   pengetahuan   mengenai   sains,

pengetahuan sains, dan konteks sains akan menjadi kompetensi sangat spesifik

yang khusus menggunakan pengetahuan sains tertentu dalam konteks sains yang

tertentu pula. 
mengamati merupakan suatu keterampilan proses fundamental yang menjadi
dasar utama dari pertumbuhan sains. Mengamati merupakan suatu kemampuan
menggunakan semua indera yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dalam

12
kegiatan ilmiah mengamati berarti menseleksi fakta-fakta yang relevan dengan
tugas-tugas tertentu dari hal-hal yang diamati atau menyeleksi fakta-fakta untuk
menafsirkan peristiwa tertentu. Dengan membandingkan hal-hal yang diamati,
berkembang kemampuan untuk mencari persamaan dan perbedaan yang
merupakan kemampuan diskriminasi. Diskriminasi merupakan hal penting untuk
mampu berpikir kompleks. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak
ditafsirkan. Karena itu dari mengamati langsung mencatat hasil pengamatan, lalu
menghubung-hubungkan hasil pengamatan itu, lalu mungkin ditemukan pola-pola
tertentu dalam suatu seri pengamatan. Penemuan pola itu merupakan dasar dari
dibuatnya generalisasi-generalisasi atau kesimpulan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan Keterampilan Generik Sains ?
2. Apa saja ciri-ciri dari Keterampilan Generik ?
3. Apa saja jenis-jenis dari Keterampilan Generik Sains ?
4. Apa saja indikaor-indikator dari Keterampilan Geenerik ?
5. Apakah manfaat dari pengembangan Keterampilan Generik Sains ?
6. Bagaimana contoh dari pengembangan Keterampilan Generik ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang dikembangkan dari latar belakang,
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Keterampilan Generik Sains.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Keterampilan Generik.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Keterampilan Generik Sains.
4. Untuk mengetahui indikator-indikator dari Keterampilan Generik Sains.
5. Untuk mengetahui manfaat dari pengembangan Keterampilan Generik
Sains.
6. Untuk mengetahui contoh dari pengembangan Keterampilan Generik.

12
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Generik Sains


Menurut Kamsah, (2004) keterampilan generik merupakan keterampilan
employability yang digunakan untuk menerapkan pengetahuan. Sehingga,
keterampilan generik juga merupakan keterampilan yang diperlukan untuk
berbagai bidang pekerjaan dan kehidupan. Selain itu, keterampilan generik juga
merupakan keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang
dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang
akan melekat sepanjang hayat. Keterampilan generik dapat dijadikan sebagai
solusi integratif yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang dapat dipelajari dan ditanamkan pada para mahasiswa
Keterampilan generik juga dikenal dengan banyak istilah lain seperti soft
skill, keterampilan kunci, keterampilan umum, keterampilan penting,
keterampilan kerja, keterampilan dasar, keterampilan yang diperlukan,
kompetensi keterampilan, dan keterampilan yang harus diajarkan. Kemampuan
generik merupakan kemampuan intelektual hasil perpaduan atau interaksi
kompleks antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan tersebut tidak
tergantung pada domain atau disiplin ilmu tetapi mengacu pada “strategi
kognitif”.
Istilah keterampilan generik digunakan secara luas mengacu pada kualitas
dan kapabilitas yang meliputi keterampilan berpikir seperti penalaran logis dan
analitis, pemecahan masalah, dan keingintahuan intelektual; keterampilan
berkomunikasi yang efektif, keterampilan bekerjasama, dan kemampuan
mengidentifikasi, mengakses dan mengatur pengetahuan dan informasi; sifat-sifat
personal seperti imajinasi, rigiditas kreativitas dan intelektual, dan nilai-nilai

12
seperti etika, kegigihan, integritas, dan toleransi. Sementara itu, keterampilan atau
kemampuan generik merupakan keterampilan yang dapat diterapkan pada
beragam bidang studi dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang relatif
lama.
Keterampilan generik juga dikemukakan Brotosuwiryo (2000) sebagai suatu
yang tertinggal setelah belajar sains. Dengan demikian dapat pula dikatakan
bahwa keterampilan generik merupakan strategi kognitif yang dapat berkaitan
dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor yang dapat dipelajari dan
tertinggal dalam diri siswa. Selain disebut juga sebagai keterampilan dasar,
keterampilan generik juga sebagai kemampuan kunci, kemampuan inti, atau
kemampuan esensial.

2.2 Ciri-ciri Keterampilan Generik


Menurut Proffesional Standard Council (2004), keterampilan generik
memiliki tiga ciri, yakni :
1. Keterampilan generik yang diteliti dalam dunia kerja sangat bergantung
kepada nilai-nilai dan atribut personal. Sebagai contoh, keterampilan
komunikasi seseorang berkaitan dengan integritas, nilai-nilai etis,
pemahaman terhadap topik, kejujuran, kepercayaan-diri, serta perhatian
terhadap detail dan tindak lanjut.
2. Di dalam dunia kerja, keterampilan generik seringkali beriringan dengan
keterampilan teknis. Sebagai contoh, dalam “menyiapkan laporan”,
seseorang akan menggunakan keterampilan teknis dan keterampilan generik.
3. Keterampilan generik cenderung “bergantung-konteks”. Sebagai contoh,
perencanaan dan pengkoordinasian bagi kebanyakan tenaga kerja
merupakan keterampilan generik; akan tetapi bagi manajer ini adalah
keterampilan teknis yang melibatkan teknik-teknik penjadwalan dan aplikasi
komputer yang teknis.

2.3 Jenis-jenis Keterampilan Generik Sains

12
Jenis keterampilan generik menurut beberapa ahli berbeda-beda, meski
begitu rumusan keterampilan generik tetap konsisten. Seperti yang dikutip dalam
situs Proffesional Standard Council (2004), The Australian Government’s Mayer
Comitte (1992) mengidentifikasikan tujuh keterampilan generik yang sangat
diperlukan dalam berbagai bidang pekerjaan, meliputi:
 Pengumpulan dan analisis informasi,
 Mengkomunikasikan ide dan informasi,
 Merencanakan dan mengorganisasikan aktivitas,
bekerjasama,
 Menggunakan ide-ide dan teknik matematik,
 Memecahkan masalah,
 Penggunaan teknologi.
 Penelitian yang dilakukan Business Council of Australia menemukan delapan
jenis keterampilan generik yang diperlukan dalam area pekerjaan finansial dan
TIK, meliputi:
 Keterampilan berkomunikasi,
 Keterampilan berpikir,
 Keterampilan belajar,
 Keterampilan dalam memanajemeni proyek dan prioritas,
 Keterampilan bekerjasama dan pemahaman sistem,
 Keterampilan dalam menerapkan dan menggunakan teknologi,
 Keterampilan kepemimpinan,
 Keterampilan personal dan interpersonal.
 Di Inggris, keterampilan generik, yang disebut juga keterampilan inti atau
keterampilan kunci, diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yakni:
 Keterampilan dasar, meliputi komunikasi, numerasi dan aplikasi angka,
serta menggunakan teknologi informasi.
 Keterampilan kunci yang lebih luas, meliputi bekerja dengan orang lain,
meningkatkan kinerja dan pembelajaran diri, serta pemecahan masalah .

12
 Di Kanada, keterampilan generik, yang disebut juga keterampilan untuk
bekerja dikelompokkan menjadi:
 Keterampilan dasar yang meliputi komunikasi, mengelola informasi,
menggunakan angka, dan memecahkan masalah.
 Keterampilan mengelola diri, meliputi menunjukkan sikap dan tingkah
laku positif, bertanggungjawab, dapat beradaptasi, belajar terus menerus
dan bekerja dengan aman.
 Keterampilan kerja tim, meliputi bekerja dengan orang lain, berpartisipasi
dalam tugas dan proyek.
 Orientasi terhadap nilai dan sikap yang mengacu kepada integritas dan
bertanggungjawab.
 Kemampuan generik atau keterampilan generik sains, meliputi:
 Kemampuan komunikasi baik lisan maupun tulisan,
 Kemampuan pemecahan masalah,
 Kemampuan matematika dan kalkulasi seperti analisis kesalahan dan
estimasi,
 Kemampuan memperoleh informasi,
 Kemampuan teknologi informasi seperti pemrosesan kata, penyimpanan
data, dan penggunaan internet,
 Kemampuan interpersonal misalnya kemampuan berinteraksi dengan
orang lain dan terlibat dalam kerja kelompok tim,
 Kemampuan studi untuk mengembangkan profesionalisme,
 Kemampuan beradaptasi,
 Kemampuan berusaha,
 Kemampuan berinisiatif,
 Kemampuan merencanakan,
 Kemampuan mengorganisasi,
 Kemampuan mengatur diri.
Sedikitnya terdapat tiga komponen utama keterampilan generik yakni
prosedur, prinsip, dan memorasi atau ingatan. Prosedur mencakup seperangkat

12
langkah yang digunakan untuk melakukan keterampilan. Prinsip berkenaan
dengan kemampuan memahami dan menerapkan konsep-konsep tertentu untuk
menuntun kapan dan bagaimana suatu langkah atau prosedur (pendekatan)
dilakukan, sedangkan memorasi berupa mengingat urutan langkah-langkah.
Keterampilan generik sains siswa dapat ditingkatkan berdasarkan jenis-jenisnya
melalui kegiatan praktikum.
Adapun jenis keterampilan generik sains yang akan diambil untuk literatur
adalah jenis yang menurut Brotosiswoyo (2000), diantaranya terdapat 9 jenis
keterampilan generik sains:
a. pengamatan langsung. Pengamatan langsung adalah mengamati objek yang
diamati secara langsung. Aspek pendidikan penting yang diperoleh dari
melakukan pengamatan langsung adalah bersikap jujur terhadap hasil
pengamatan kita. Aspek lainnya adalah kesadaran akan batas-batas ketelitian
yang dapat diwujudkan.
b. Pengamatan tak langsung. Keterbatasan indra kita menyebabkan banyak
gejala dan perilaku alam tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat
diketahui melalui pengukuran dengan menggunakan suatu alat tertentu.
c. Kesadaran tentang skala besaran. Dalam skala ruang ukuran, objek yang
digarap terentang dari yang sangat besar (jagat raya), sampai yang sangat
kecil (elektron). Sel hidup itu sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Molekul jauh lebih kecil. Hanya dengan mikroskop elektron kita
dapat melihatnya.
d. Bahasa simbolik. Banyak perilaku alam, khususnya perilaku yang dapat
diungkapkan secara kuantitatif, yang tidak dapat diungkapkan dengan
“bahasa” komunikasi sehari-hari. Sifat kuantitatif tersebut menyebabkan
adanya keperluan untuk menggunakan bahasa yang kuantitatif juga. Namun
yang perlu dicegah adalah kebiasaan menuliskan “bahasa simbolik” yang
sesungguhnya belum diketahui maknanya, sehingga hanya akan mengelabui
dirinya sendiri.
e. Kerangka logika taat azas dari hukum alam. Ada keyakinan bahwa aturan
alam memiliki sifat taat-asas secara logika(logically self-consistent).

12
f. Inferensi logika. Inferensi merupakan kemampuan generik ditujukan untuk
membuat suatu generalisasi atau mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan
yang ditarik dapat berupa penjelasan atau interpretasi dari hasil suatu
observasi atau suatu kajian atau berupa kesimpulan terhadap persoalan baru
sebagai akibat logis dari kesimpulan-kesimpulan atau teori-teori yang ada,
tanpa melihat bagaimana makna konkret sesungguhnya.
g. Hukum sebab akibat. Sebab akibat banyak terkait dalam proses-proses
biologi sehinga kemampuan generik ini penting dilatihkan untuk pemahaman
biologi. Sebab dapat diartikan sebagai hal yang mengakibatkan sesuatu
sedangkan akibat adalah hasil dari sesuatu peristiwa atau perbuatan.
h. Pemodelan matematis. Kemampuan generik ini meliputi kemampuan
membuat grafik atau kemampuan mengubah grafik ke dalam bentuk kata-
kata, kemampuan membuat tabel dan menyusun data kedalam tabel,
menguraikan data dari tabel ke dalam bentuk kata-kata, kemampuan
membuat gambar, diagram alur tentang suatu prosedur misalnya prosedur
praktikum.
i. Membangun konsep. Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan
menggunakan bahasa sehari-hari. Kita harus membangun sebuah konsep atau
pengertian baru yang tidak ada padanannya dengan pengertian yang sudah
ada. (Widodo, 2008).

2.4 Indikator- indikator dalam Keterampilan Generik Sains


Indikator keterampilan generik menurut Brotosiswoyo (2000) :

No Indikator Keterampilan Indikator


Generik Sains
1. Pengamatan Langsung a. Menggunakan sebanyak
mungkin indera dalam
mengamati percobaan/fenomena
alam.
b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil
percobaan atau fenomena alam.

12
c. Mencari persamaan dan
perbedaan.

2. Pengamatan tidak langsung a. Menggunakan alat ukur sebagai


alat bantu indera dalam
mengamati percobaan/gejala
alam.
b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil
percobaan fenomena alam.
c. Mencari perbedaan dan
persamaan.
3. Kesadaran tentang skala Menyadari obyek-obyek alam dan
kepekaan yang tinggi terhadap skala
numeric sebagai bersama ukuran
skala mikroskopis ataupun
makroskopis.
4. Bahasa simbolik a. Memahami symbol, lambang,
dan istilah
b. Memahami makna kuantitatif
satuan dan besaran dari
persamaan.
c. Menggunakan aturan matematis
untuk memecahkan masalah
fenomena gejala alam.
d. Membaca suau grafik diagram,
labelm serta tanda matematis.
5. Kerangka logika (logical Mencari hubungan logis antara dua
frame) aturan.
6. Konsistensi logis. a. Memahami atura-auran
b. Beragumentasi berdasarkan
auran
c. Menjelaskan masalah

12
berdasarkan aturan
d. Menarik kesimpulan dari suatu
gejala berdasarkan auran atau
hukum-hukum terdahulu.
7. Hukum sebab-akibat a. Menyatakan hubungan antar dua
variable atau lebih dalam suatu
gejala alam tertentu
b. Memperkirakan penyebab gejala
alam
8. Pemodelan matematis a. Mengungkapkan fenomena/
masalah dalam bentuk sketsa
gambar atau grafik
b. Mengungkap fenomena dalam
bentuk rumusan
c. Mengajukan alternatif
penyelesaian masalah
9. Membangun konsep Menambah konsep baru

 Berikut ini penjelasan dari setiap keterampilan generik sains tiap indikator.
1. Pengamatan tak langsung
Pengamatan tak langsung adalah mengamati suatu objek dengan
menggunakan alat bantu berupa media-media yang mendukung. Pengamatan tak
langsung adalah pengamatan yang menggunakan alat bantu karena keterbatasan
alat indera kita Dalam melakukan pengamatan langsung, alat indera yang
digunakan manusia memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, untuk mengatasi
keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai peralatan.
Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan
tubuh manusia, seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun,untuk mengenalnya
diperlukan alat bantu seperti amperemeter, indikator dan lain-lain. Cara ini
dikenal sebagai pengamatan tak langsung.

12
2. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung dengan
menggunakan alat indera. Alat indera tersebut berupa indera penglihatan,
pendengaran, peraba, pengecap dan penciuman. Sebagai contoh, indera
penglihatan ketika kita menimbang gula pasir pada timbangan. Pada indera
peraba, saat kita mencelupkan tangan ke dalam air yang dingin kemudian
masukkan kembali tangan dalam air lain yang lebih hangat, maka terasa
perbedaan antara keduanya. Contoh indera pendengaran, misalnya ketika
mendengar sirine mobil yang mendekat terdengar suara sirine akan semakin kuat.
Contoh indera pengecap, saat kita membedakan rasa gula yang manis dan rasa.
garam yang asin. Contoh indera penciuman, misalnya saat kita naik gunung
berapi yang masih aktif, di dekat kawahnya akan tercium bau belerang yang
sangat kuat. Aspek pendidikan yang dapat muncul dari pengamatan adalah
kesadaran akan batas-batas ketelitian yangdapat diwujudkan dan sikap jujur
terhadap hasil pengamatan. Baik indera kita maupun alat bantu yang kita gunakan
dalam pengamatan mengandung keterbatasan, dan itulah sebabnya kita mengenal
teori ketidakpastian dalam pengukuran.
3. Kesadaran tentang skala besaran
Kesadaran tentang skala besaran adalah suatu bentuk sikap dan pemikiran
untuk mempelajari ukuran yang tak sesuai dengan ukuran benda yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari seperti ukuran molekul protein, elektron dan waktu
paruh (Liliasari, 2007).
4. Bahasa simbolik
Bahasa simbolik adalah bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan
perilaku alam yang tidak bisa dijelaskan oleh bahasa sehari-hari. Dalam kimia
misalnya termodinamika yang hanya bisa dijelaskan dengan persamaan dalam
mengungkapkan kebenaran suatu fenomena.
5. Kerangka logika taat azas
Kerangka logika taat azas adalah suatu pemikiran yang muncul karena adanya
keganjilan tentang beberapa hukum yang menjelaskan suatu gejala alam yang
sama (Liliasari, 2007). Contoh kerangka logika taat azas adalah ditemukannya

12
teori relativitas Einsten yang menghubungkan keganjilan hukum mekanika
Newton dengan hukum elektrodinamika Maxwell.
6. Inferensi logika
Inferensi logika adalah suatu penarikan kesimpulan logika berdasarkan apa
yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh.
7. Hukum sebab akibat
Hukum sebab-akibat adalah suatu aturan yang muncul karena adanya suatu
perilaku atau tindakan yang telah dilakukan. Contoh hukum sebab akibat dalam
kimia misalnya apabila konsentrasi pereaksi diperbesar, maka reaksi berlangsung
lebih cepat (Liliasari, 2007). Pada suatu kesetimbangan kimia akan terjadi
pergeseran kesetimbangan apabila diberikan reaksi terhadap kesetimbangan
tersebut. Misalnya kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dengan
arah penambahan zat, suatu reaksi eksoterm akan berlangsung baik apabila suhu
sistem diturunkan. Penjelasan dari gejala ini dapat dijawab berdasarkan hukum
sebab-akibat.
8. Pemodelan matematik
Pemodelan matematik adalah suatu rumus yang melukiskan hukum-hukum
tentang gejala alam baik itu kuantitatif maupun kualitatif yang ungkapannya
menggunakan bahasa matematik.
9. Membangun konsep
Membangun konsep adalah mengembangkan lebih lanjut ide dari suatu
objek atau proses untuk memahami suatu gejala alam yang tidak bisa dipahami
dengan bahasa sehari-hari. (Liliasari, 2007).

2.5 Manfaat Pengembangan Keterampilan Generik


Setiap kompetensi generik mengandung cara berpikir dan berbuat, karena itu
akan memudahkan guru dalam meningkatkan kompetensi generik siswa.
Kompetensi generik terutama digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa
dalam mempelajari fenomena alam dan belajar cara belajar. Karena kompetensi
generik merupakan kompetensi yang digunakan secara umum dalam berbagai

12
kerja ilmiah, pembelajaran yang meningkatkan kompetensi generik siswa akan
menghasilkan siswa-siswa yang mampu memahami konsep, menyelesaikan
masalah, dan kegiatan ilmiah lain, serta mampu belajar sendiri dengan efektif dan
efisien. Berikut ini manfaat penggunaan kompetensi generik yaitu :
1. Membantu guru mengetahui apa yang harus ditingkatkan pada siswa dan
membelajarkan siswa dalam cara belajar.
2. Pembelajaran dengan memperhatikan konsep generik dapat digunakan
untuk mempercepat pembelajaran.
3. Dengan berlatih kompetensi generik, setiap siswa dapat mengatur
kecepatan belajarnya sendiri.
4. Meminimalisir miskonsepsi siswa.

2.6 Contoh Pengembangan Keterampilan Generik


Berikut adalah contoh dari penjabaran indikator keterampilan generik lewat
pembelajaran fisika, yakni :
1. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung yaitu mengamati objek yang diamati secara langsung.
Aspek pendidikan penting yang diperoleh dari melakukan pengamatan langsung
adalah bersikap jujur terhadap hasil pengamata, serta sadar akan batas-batas
ketelitian yang dilakukan. Contoh:
a. Mengukur dampak percepatan gravitasi Bumi pada posisi benda saat demi
saat, misal di laboratorium fisika dasar, seperti alat atwood.
b. Melihat dua sinar putih yang dilewatkan sebuah prisma menghasilkan
uraian warna-warna pelangi.
2. Pengamatan Tak Langsung
Keterbatasan indra menyebabkan banyak gejala dan perilaku alam tidak dapat
diamati secara langsung dan hanya dapat diketahui melalui pengukuran dengan
menggunakan suatu alat tertentu. Contoh:
a. Pada pokok bahasan listrik, merupakan salah satu objek alam yang ada
tetapi tidak dapat dilihat, didengar, atau dicium baunya sehingga

12
pengukuran dilakukan menggunakan alat seperti voltmeter, amperemeter,
test-pen, dan lain-lain.
b. Pada pokok bahasan fisika modern, topic-topik dalam fisika modern penuh
dengan objek-objek yang tidak dapat dilihat mata, seperti molekul atom,
proton, electron, dan sebagainya. Sebaiknya dalam mengajarkan materi ini,
pengajar jujur akan ketakbisaan dalam melihat objek.
3. Pemahaman tentang Skala Besaran (Sense of Scale)
Ilmu fisika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki cakupan paling luas.
Dalam skala ruang ukuran, objek yang digarap terentang dari yang sangat besar
(jagat raya) sampai yang sangat kecil (electron). Ilmu fisika juga membahas
ukurana skala waku yang sangat kecil seperti waktu paro dari pasangan positron-
elektron. Padahal, kita hanya bisa membedakan signal yang muncul kira-kira 1/30
detik. Mengacu pada contoh-contoh diatas, maka perlu ditanamkan sense of scale.
Tanpa kesadaran tentang sense of scale, bahasan ini akan kurang dipahami makna
konkretnya.
4. Bahasa Simbolik
Banyak perilaku alam, khususnya perilaku yang dapat diungkapkan secara
kuantitatif, yang tidak dapat diungkapkan dengan bahsa komunikatif sehari-hari.
Sifat kuantitatif tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan
bahsa yang kuantitatif juga. Dalam matematika ada aljabar sederhana yang dapat
digunakan. Misalnya pada materi optika geometri untuk melukiskan pembesaran
atau pengecilan. Contoh lainnya adalah persamaan diferensial untuk
menggambarkan pergerakan suatu benda.
5. Kerangka Logika Taat Azas
Matematika sebagai “bahasa” yang sangat cermat memiliki sifat yang
memudahkan kita menguji azas-azas (self consistency). Ada keyakinan dalam
ilmu fisika, berdasarkan pengalaman yang cukup panjang bahwa aturan alam
memiliki sifat taat azas secara logika (logically self-consistent). Sebagai contoh
adalah keganjilan hukum mekanika newton memperbolehkan kecepatan objek
bertambah atau berkurang sesuai dengan gerak sumber maupun pengamatnya,
sedangkan mekanika newtonmemperbolehkan kecepatan objek bertambah atau

12
berkurang sesuai dengan gerak sumber aau pengamatnya. Keganjilan itu
melahirkan teori relativitas Einstein. Sehingga mekanika newton harus dikoreksi
agar keduanya taat azas secara logika.
6. Inferensi Logika
Keyakinan akan peran logika dalam pengendalian hukum-hukum alam
menyebabkan matematika menjadi “bahasa” hukum alam yang sangat ampuh.
Dari sebuah aturan yang diungkapkan dalam maematika, kita dapat menggali
konsekunsi-konsekuensi logis yang dilahirkan melalui inferensi logis yang
dilahirkan melalui inferensi logika. Tanpa melihat bagaimana sesunggunya. Maka
konkretnya, langkah ini sering dilakukan dalam ilmu fisika. Inferensi merupakan
kemampuan generic yang ditunjukkan untuk membuat suatu generalisasi atau
mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik dapat berupa penjelasan
atau interpretasi dari hasil suatu observasi atau suatu kajian berupa kesimpulan.
7. Hubungan Sebab Akibat
Sebagian besar dari aturan fisika yang disebut “hukum” adalah hukum sebab
akibat. Pada bagian-bagian tertentu dari ilmu fisika juga dikenal dengan istilah
“korelasi” antara gejala alam, tetapi itu tidak disimpulkan sebagai sebab-akibat.
Sebagai contoh, hukum faraday yang disimpulkan dari pengamatan empirik,
yang menyatakan bahwa jika ada kumparan yang melingkari medan magnet,
maka pada kumparan tersebut akan timbul arus listrik. Besarnya arus listrik yang
timbul, sebanding dengan cepatnya perubahan medan magnet itu. Oleh karena itu,
yang dilakukan adalah dengan sadar dan dengan variasi yang berbeda-beda,
mengubah kuat perubahan medan magnet itu dan kemudian mengukur besar arus
yang terjadi. Pengamatan pada kumparan selalu menunjukkan bahwa arus listrik
yang timbul tepat seperti yang dilukiskan oleh aturan tersebut. Berdasarkan
contoh di atas, maka sebuah aturan dapat dinyatakan sebagai hukum sebab-akibat
apabila ada “reproducibility” dari akibat sebagai fungsi dari penyebabnya, yang
dapat dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja.

12
8. Pemodelan Matematika
Rumus-rumus yang melukiskan hokum-hukum alam dalam fisika adalah
buatan manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai alam tersebut, baik
dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Latihan pemodelan matematik gejala
-gejala alam dapat diajarkan dengan membuat objek-objek yang sederhana.
Sebagai contoh dalam fisika, dikenal peluruhan bahan radioaktif, penentuan
penurunan besar suhu secangkir kopi panas, dan lain - lain.
9. Membangun Konsep
Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-
hari. Seringkali kita membangun sebuah konsep atau pengertian baru yang tidak
ada padanannya dengan pengertian-pengertian yang sudah ada. Sebagai contoh,
istilah energy awalnya bukan istilah sehari-hari. Dari aturan mekanika newton,
yang bertolak dari pengertian gaya, kemudian dibangunlah sebuah konsep energy
yang didefinisikan sebagai ukuran sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan suatu kerja atau usaha. Namun, sekarang istilah ini memasyarakat dan
dapat diartikan sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat diambil kesimpulan, yakni :
1. Keterampilan generik yakni keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan
intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga
menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat.
2. Keterampilan generik memiliki beberapa ciri, yakni sangat bergantung
kepada nilai-nilai dan atribut personal, seringkali beriringan dengan
keterampilan teknis dan denderung bergantung konteks.
3. Ada 8 jenis keterampilan generik, yakni komunikasi, peningkatan
pembelajaran dan kinerja diri, teknologi informasi,manajeman, numerasi,
organisasi kerja, pemecahan masalah, dan kerja sama.
4. Keterampilan generik memiliki 9 indikator, yakni pengamatan langsung,
pengamatan tak langsung, kesadaran tentang skala besaran, bahasa
simbolik, kerangka logika, inferensi logika, hukum sebab akibat,
pemodelan matematika dan membangun konsep.
5. Salah satu manfaat dari keterampilan generik ialah meminimalisir
miskonsepsi siswa saat pembelajaran berlangsung.
6. keterampilan generik merupakan keterampilan yang dapat diterapkan pada
beragam bidang studi, salah stu contohnya yakni dalam ilmu fisika.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada
kekurangannya. Maka dari itu kami menyarankan kepada para pembaca agar
mengkritiknya. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brotosiswoyo, B. S .(2001). Hakikat Pembelajaran MSAINS di Perguruan Tinggi


Fisika. Jakata: Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Pengembangan
Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti.

Kamsah, M.Z., (2004).Developing Generic Skills in Classroom Environment:


Engineering Student’s Perspective.

Rimatusodik, Reva. (2011). Profil Keterampilan Generik Siswa SMP dalam


Praktikum Kerusakan Lingkungan Menggunakan Kotak Erosi. Skripsi.
Program studi pendidikan biologi fpmSains upi.

12

Anda mungkin juga menyukai