Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS KUALITAS

LINGKUNGAN

“MANAJEMEN LINGKUNGAN”

Dosen Pengampu : Oka Lesmana S.S.K.M.,M.K.M

DISUSUN OLEH :

SITI FATIMAH ANPA

(N1A117182)

IIE

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2018

1
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................1

Kata pengantar..................................................................................................................3

BAB I

Pendahuluan

Latar belakang.....................................................................................................4

Rumusan masalah..............................................................................................4

Tujuan..................................................................................................................4

BAB II

Tinjauan pustaka

Definisi................................................................................................................6

BAB III

Pembahasan

Aspek lingkungan.................................................................................................9

Keuntungan sistem............................................................................................9

Tujuan dan manfaat manajemen.......................................................................10

Evolusi kebijakan...............................................................................................10

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................................17

Saran...............................................................................................................................17

Daftar rujukan.................................................................................................................18

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT., yang mana telah memberikan
Saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Promosi
Kesehatanyang berjudul “PARAMETER DAN BAKU MUTU AIR DAN LIMBAH
CAIR” dapat selesai seperti waktu yang telah penulis rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung
maupun tidak langsung.Oleh karena itu Saya mengucapkan terimakasih
kepada Bapakdosen pembimbing mata kuliah ini.
Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang
tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang Saya sebutkan di atas.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu Saya pun menyadari bahwa makalah
yang telah Saya susun dan Saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta
kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu saya
membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan
mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak
berkenan di hati mohon dimaafkan.

Jambi, Desember 2018

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi
oleh sebuah tempat,perusahaan,atau lingkungan masyarakat. Perbedaan dan kondisi
lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang
akan diambil.Sebagai seorang tenaga kesehatan tidak hanya memperhatikan
lingkungan usahanya saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar
perusahaan atau ekstern. Untuk mencapai tujuan organisasi dan lingkungan sehat
tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi, apalagi bagi organisasi atau
perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen.
Oleh karena itu tenaga kesehatan harus memperhatikan dan mempertimbangkan
unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan
manajemen agar tercapainya target dan tujuan untuk mencapai kesehatan dan
kualitas lingkungan yang baik. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini,
kebutuhan manusia juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh
keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun
semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu
sendiri.

Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada peraturan-
peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam pengendalian proses
produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal
ini akan menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang jika tidak ada
pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan peraturan mengenai
lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa itu manajemen lingkungan
 Definisi manajemen lingkungan
 Tujuan adanya manajemen lingkungan

4
C. TUJUAN
 Untuk mengetahui apa itu manajemen lingkungan
 Untuk mengetahui apa definisi manajemen lingkungan
 Untuk mengetahui tujuan adanya tujuan manajemen lingkungan
D. MANFAAT
Agar pengetahuan pembaca tentang manajemen lingkungan menjadi lebih banyak
dan makin mengerti apa itu manajemen.

5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. DEFINSI MANAJEMEN LINGKUNGAN
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen
(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi
kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).
Pengertian lainnya yaitu Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja
yang dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk
mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan
secara efektif, dan oleh karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan.
Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam
kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah
dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara
negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan
secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem
manajemen lingkungan (EMS).
Menurut Terry (1982) Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Stoner & Wankel (1986), Manajemen adalah proses merencanakan,


mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi
dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang sudah ditetapkan.Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas,
dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah sekumpulan aktifitas yang
disengaja (merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang terkait
dengan tujuan tertentu.

Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek


manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal
yang terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia,
dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah
manusia. Jadi, Manajemen Lingkungan adalah sekumpulan aktifitas
merencanakan, mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia

6
dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah
ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen


(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi
kebijakan lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini, sebelum adanya ISO
14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu
dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda
penerapannya antara Negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen
lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang
disebut dengan system manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari system manajemen keseluruhan
yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga
EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan
merupakan bagian dari system manajemen perusahaan yang lebih luas.

Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen


lingkungan dalam 2 macam yaitu:

a. Lingkungan Internal, yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas


produksi. Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak
yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan,
APD, asuransi pegawai, dll.

b. Lingkungan Eksternal, yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas


produksi. Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan
disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang
mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait
yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan
pembuangan limbah ke saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis
dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS)
adalah‘that part of the overall management system which includes

7
organizational structure planning, activities, responsibilities, practices,
procedures, processes, and resources for developing, implementing, achieving,
reviewing, and maintaining the environmental policy’.

8
BAB III
PEMBAHASAN
1. ASPEK LINGKUNGAN

Diantara definisi aspek lingkungan adalah:


 Aspek lingkungan adalah elemen dari aktifitas organisasi, produk dan
jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Contoh: konsumsi air,
pengeluaran zat beracun ke udara.
 Elemen dari aktifitas, produk, atau jasa perusahaan yang
mengakibatkan atau dapat mengakibatkan dampak lingkungan.
 Atau dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan dalam diagram input-
output proses produksi adalah semua elemen yang termasuk dalam non-
produk atau by-produk.

Contoh kriteria aspek lingkungan:


 Biaya pembuangan limbah
 Dampak pada kesehatan manusia
 Biaya material
 Tingkatan toksisitas
 Konsumsi energy
 Dampak pada sumberdaya, seperti buruh

2. DAMPAK LINGKUNGAN
Adapun definisi dampak lingkungan adalah:
o Dampak lingkungan didefinisikan sebagai interaksi actual dengan atau member
dampak pada lingkungan
o Adalah setiap perubahan pada lingkungan, apakah menguntungkan atau merugikan,
secara keseluruhan atau sebagian yang diakibatkan dari aktifitas organisasi, produk
atau jasanya.

3. TUJUAN DAN MANFAAT ADANYA MANAJEMEN LINGKUNGAN


Tujuan secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan
(SML) ISO 14001 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung
perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan

9
kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu
yang lengkap meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan kompetisi.
memiliki banyak manfaat diantaranya:
 menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan
 meningkatkan kinerja lingkungan
 memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan
 mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.
 dapat menekan biaya produksi
 dapat mengurangi kecelakaan kerja
 dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan
pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan.
 memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan.
 dapat mengangkat citra perusahaan,
 meningkatkan kepercayaan konsumen dan
 memperbesar pangsa pasar.
 mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
 dapat meningkatkan motivasi para pekerja.
 mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan
 meningkatkan hubungan dengan supplier.
 langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan

Tujuan manajemen Lingkungan :


 Meningkatkan kondisi kerja yang produktif
 Mengintegrasikan pengelolaan bisnis dan lingkungan
 Mengurangi dampak kerusakan lingkungan

4. KEUNTUNGAN SISTEM MANAGEMEN LINGKUNGAN


Keuntungan potensial dari Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif meliputi:
 Memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat
 Meningkatkan kinerja lingkungan
 Mengurangi kerugian
 Memiliki keuntungan yang kompetitif
 Mengurangi biaya pengolahan limbah

10
 Mengurangi kecelakaan
 Meningkatkan kepercayaan konsumen
 Meningkatkan image publik dan pasar
 Meningkatkan pengelolaan pengeluaran
 Konservasi energi dan material
 Meningkatkan hubungan antara industri dengan pemerintahan.

5. EVOLUSI KEBIJAKAN LINGKUNGAN


Kebijakan-kebijakan lingkungan yang diadopsi oleh negara-negara
anggota OECD selama 25 tahun terakhir telah menunjukkan evolusi yang tetap.
Awalnya kebijakan difokuskan pada membersihkan polusi yang ada dan
mencoba untuk mengurangi polusi dari sumber titik di titik pembuangannya
(end-of pipe). Kemudian strategi manajemen berpindah ke arah memodifikasi
proses-proses produksi sehingga meminimalkan jumlah polusi yang dihasilkan
di saat pertama (cleaner production).

Manajemen lingkungan menurut orientasi kebijakannya secara umum


dapat dibagi 2 yaitu manajemen berorientasi pemenuhan (regulation
compliance) dan orientasi setelah pemenuhan (beyond compliance):

a. Berorientasi pemenuhan (regulation compliance).


Kebijakan ini merupakan awal pemikiran manajemen lingkungan di
perusahaan. Berangkat dari murni pemikiran akan akibat yang ditimbulkan
aktifitas perusahaan jangan sampai merugikan keberlangsungan bisnis
perusahaan yaitu dengan menaati peraturan pemerintah semaksimal mungkin
untuk menghindari penalty-denda lingkungan, klaim dari masyarakat sekitar,
dll. Memakai metode reaktif, ad-hoc, dan pendekatan end-of-pipe
(menanggulangi masalah polusi dan limbah pada hasil akhirnya, seperti lewat
penyaring udara, teknologi pengolah air limbah, dll).

b. Berorientasi setelah pemenuhan (beyond compliance).


Berangkat dari pemikiran bahwa cara tradisional menangani isu
lingkungan dalam cara reaktif, adhoc, pendekatan end-of-pipe telah terbukti
tidak efisien. Seiring kompetisi yang semakin meningkat dalam pasar global
yang semakin berkembang, hukum lingkungan dan peraturan menerapkan

11
standar baru bagi sector bisnis di seluruh bagian dunia. Terdapat pendapat
bahwa kinerja lingkungan yang baik tidak hanya masalah hukum dan moral.
Mengurangi polusi berarti juga peningkatan efisiensi dan menghabiskan lebih
sedikit sumberdaya. Kondisi kesehatan dan keselamatan yang baik sehingga
tenaga kerja dapat lebih produktif sesuai dengan perkembangan pemahaman
manajemen lingkungan, orientasi setelah pemenuhan juga bermacam tahapnya,
namun umumnya bermuara pada tahap pencapaian kondisi pengembangan
berkelanjutan (sustainable development).

Untuk melangkah 'beyond compliance' umumnya perusahaan mengambil pendekatan


kebijakan proaktif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, atau mulai menjalankan perangkat
manajemen atau system tertentu yang lebih baik. Orientasi kebijakan perusahaan dalam
mengimplementasikan ISO 14001 dibedakan dalam 5 tingkatan dari sudut kedekatannya dengan
prinsip TQEM yaitu:

a. Pendekatan reaktif. Mereka mempersepsikan dampak lingkungan mereka


marjinal sehingga tidak perlu diperhatikan. Mereka tidak akan mencari
sertifikat selain karena keperluan pelanggan, yang mana akan sangat terbatas.
EMS tidak digunakan sepenuhnya, dan kecenderungan perusahaan ini
mengembangkan menuju TQEM sangat minimal. Perubahan dalam perusahaan
ini dilakukan dengan pemenuhan standar minimum dan karena itu disebut
minimalis.
b. Pendekatan koaktif. Mereka mensertifikasi kerja lingkungan
terdokumentasi mereka dan merasa puas dengan komitmen minimum pada
pemenuhan hukum dan keperluan pemenuhan lainnya. EMS diimplementasikan
dengan cara ‘mengecek item dalam standar’ dan tetap sebagi fail dokumen,
yang diperbaharui bila dianggap perlu. Ciri yang lain adalah pelatihan
lingkungan sebagian besar terdiri dari informasi pada masalah lingkungan
(local, regional, dan global) yang lebih dominan daripada pelatihan
menggunakan alat bagi karyawan untuk beraksi dalam pekerjaan sehari-hari.
Perusahaan tidak melihat implementasi EMS sebagai proses belajar, yang mana
berarti bahwa system ini tidak digunakan secara optimum, namun lebih
cenderung untuk mampu menunjukkan sertifikat. Namun perusahaan yang
mengimplementasi EMS dengan pendekatan ini juga ditemukan mendapatkan
peningkatan pesat dalam aktifitas lingkungan mereka. Oleh sebab itu sangat

12
mungkin diharapkan perusahaan semacam ini untuk mengembangkan
pemikiran mereka lebih jauh dari koaktif menuju orientasi-proses.
c. Pendekatan convert (‘dipaksa’ ISO, dan menuju TQEM) melangkah
setelah tingkat pendekatan koaktif. Perusahaan ini ‘dipaksa’ sertifikasi pada
standar EMS, mereka berkonversi selama proses, melihat manfaatnya dan
bergerak menuju TQEM. mereka bersesuaian dengan perusahan yang memulai
sebagai koaktif dan bergerak melewati pendekatan berorientasi proses menjadi
commited (Brown et.al..,1996)
d. Pendekatan berorientasi proses (process oriented). Jika visi lingkungan
diimplantasikan dalam perusahaan berorientasi proses, kemungkinan
mengembangkan komitmen menuju TQEM menjadi sangat mungkin. Bagi
mereka system standarisasi hanya alat untuk mencapai sasaran lain bagi
pengembangan perusahaan. Staf dalam perusahaan ini cenderung telah
dilibatkan karena mereka dapat mempengaruhi pekerjaan mereka sendiri dan
mendapat informasi bagi keseluruhan perusahaan, yang mana akan memberi
mereka perasaan berada dalam keluarga perusahaan.
e. Pendekatan commited (pandangan kualitas lebih lebar atau sukarela EMS
dan TQEM) dalam penelitian di Australia, yaitu ketika perusahaan melihat
standar sebagai cara untuk memperbaiki operasi bisnis. Motif bagi
implementasi dalam pendekatan ini sebagian besar internal dengan system
berstandarisasi sebagai alat dalam proses. Pendekatan ini berfokus pada aspek
proses ‘soft’ dari usaha kualitas dan mempunyai potensi untuk mengembangkan
lebih jauh menuju TQEM, meskipun banyak konsep TQEM tidak terartikulasi
di dalamnya dan mungkin perusahaan tetap tidak menyadarinya.
6. FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada
di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan
dandiketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga
akanmempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan
dibuat.Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan
perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat,
perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.Lingkungan eksternal
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro:
 Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yangmempunyai
pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen.

13
 Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang
mempunyai pengaruh tidak langsung.

7.1. Lingkungan Eksternal Mikro Perusahaan


 Para pesaingLingkungan persaingan perusahaan tercemin dari
tipe , jumlahdan norma – norma perilaku organisasi pesaing.
Dengan pemahamanakan lingkungan persaingan yang
dihadapinya , organisasi dapatmengetahui posisi persaingannya
sehingga lebih mampumengoptimalkan operasi – operasinya.
 LanggananStrategi kebijaksanaan dan taktik pemasaran
perusahaan sangattergantung situasi pasar dan langganan.
Analisa langganan bergunauntuk mengantisipasi perubahan
perilaku pasar atau langganan danmengarahkan pengolakasian
sumberdayanya sesuai kebutuhan dankeinginan langganan.
 Pasar tenaga kerjaOrganisasi memerlukan sejumlah karyawan
dengan berbagaimacam ketrampilan, kemampuan, dan
pengalaman/Kemampuan menarik dan mempertahankan
karyawan yang cakap merupakankebutuhan prasyarat bagi
perusahaan yang sukses. Ada tiga faktor yang paling
berpengaruh terhadap pemenuhankebutuhan karyawan
perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di mataangkatan kerja,
tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianyatenaga
kerja yang dibutuhkan
 Lembaga keuanganOrganisasi tergantung pada bermacam-
macam lembagakeuangaan untuk memperluas kegiatan-
kegiatannya . Kebutuhan akandana dari lembaga-lembaga
keuangan tersebut dapat jangka pendek untuk membelanjai
operasi-operasinya atau jangka panjang untuk membangun
fasilitas baru dan membeli peralatan baru.
 organisasi sangat tergantung pada sumber-sumber darisumber
daya untuk memenuhi kebutuhan baku (mentah) , bahan
pembantu, pelayanan energi , dan peralatan yang digunakan
untuk memproduksi keluaran.6.Perwakilan
pemerintahHubungan organisasi dengan perwakilan-
perwakilan pemerintah berkembang semakin komples.

14
disamping merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur
bagi perusahaan, juga menetapkan peraturan- peraturan yang
harus dipatuhi organisasi , prosedur-prosedur perijinan.

7.2. Lingkungan Eksternal Makro Perusahaan


 Teknologi dalam setiap masyarakat atau industri, tingkat
kemajuanmemainkan peranan yang berarti . Sebagai contoh kemajuan
teknologiakan menurunkan permintaan akan manajer-manajer
menengah dan lini pertama, Banyak perusahaan sekarang menggunakan
komputer untuk meramalkan operasi-operasi dan schedulin
produksinya , dimana pada waktu yang lalu dilakukan oleh fungsi –
fungsi manajemen menengah.Inovasi teknologi dapat juga
menimbulkan posisi persaingan barudalam industri – industri yang
berbeda. Ini semua menuntut manajer perusahaan bersikap tanggap
terhadap tantangan – tantangan danmampu memanfaatkan kesempatan
yang ada. Manajer perlu senantiasamenaksir arah perkembangan
teknologi dan memperkirakan perngaruhnya pada organisasi atau
melakukan peramalan teknologi
 Ekonomi para manajer akan selalu terlibat dengan masalah-masalah
biayasumber daya – sumber daya yang dibutuhkan dalam organisasi.
Biayaini berubah-berubah setiap waktu karena pengaruh faktor – faktor
ekonomi. Sehingga manajer senantiasa perlu menganalisa
danmendiagnosa faktor – faktor ekonomi, seperti kecenderungan
inflasiatau deflasi harga-harga barang dan jasa, kebijaksanaan moneter,
dankebijaksanaan fisikal dll, jadi manajer perusahaan harus
mencurahkanwaktu dan sumber daya untuk melakukan peramalan
ekonomi danantisipasi perubahan harga.
 Lingkungan sosial kebudayaanMerupakan pedoman hidup yang
menentukan bagaimana hampir seluruh organisasi dan manajer harus
beroperasi . Lingkungan inimencakup kepercayaan , nilai-nilai, sikap-
sikap, pandangan serta polakehidupan yang dibentuk oleh tradisi ,
pendidikan, kelompok , ethnis,teknologi , demografi, geografis, serta
agama dan kepercayaan darisekelompok atau seluruh masyarakat

15
tertentu. Pengaruh dari pedomanhidup ini dapat sangat luas atau felatif
sempit . Misal, batasan bagi pekerja wanita mungkin hanya berlaku
disuatu daerah, tetapi dapat juga berlaku secara nasional.
 Dimensi InternasionalKomponen Internasional dalam lingkungan
eksternal jugamenyajikan kesempatan-kesempatan dan tantangan-
tantangan sertamempunyai potensi menjadi faktor yang berpengaruh
langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-kekuatan internasional ini
berpengaruhmelalui perkembangan politik dunia, ketergantungan
ekonom transfer teknologi. Lebih sempit lagi, kekuatan ini berwujud
misalnyaketerrgantungan sumberdaya impor, keadaan resesi,
persaingan dengan perusahaan – perusahaan multinasional, tingkat
pertukaran mata uangasing dsb. Maka hendaknya manajer mampu
menanalisa danmengantisipasi untuk kemudian meletakkan dasar yang
kuat dalammenghadapi perkembangan dunia internasional

16
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen Kesehatan Lingkungan adalah suatu seni yang melaksanakan dan mengatur
system dari bagian kesehatan masyarakat untuk menopang keseimbangan ekologis antara
manusia dan lingkungannya (biotic dan abiotik) guna tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia. Fungsi manajemen kesehatan lingkungan terdiri dari:
o Fungsi perencanaan
o Fungsi penggerakan dan pelaksanaan
o Fungsi pengorganisasian
o Fungsi pengarahan dan pengawasan
Peran manajemen dalam kesehatan lingkungan adalah Pengelolaan lingkungan
mempunyai dua dimensi yaitu “keterpaduan” dan “konflik”. Idealnya, berbagai instrumen
pengelolaan lingkungan dapat dirumuskan secara terpadu sehingga dapat mengakomodasi
berbagai kelompok kepentingan. Dalam prakteknya, pengelolaan lingkungan tidak dapat
dilepaskan dari konflik. Oleh karenanya para pengelola lingkungan harus mempunyai kapasitas
untuk mengelola konflik dari berbagai kepentingan yang saling bertentangan.

B. SARAN
Untuk mengantisipasi perubahan,jalan yang ditempuh oleh perusahaan yang hendak
bertahan dalam persaingan global antara lain dengan berusaha memperoleh pengakuan
atas sistem yang dikelolanya secara international agar produk mereka tetap diterima dan
diakui pasar sebagai produk yang bermutu dan sistem yang telah dijalankan telah
mencapai standar international.

17
DAFTAR RUJUKAN
http://andidermawan.blogspot.com/2011/06/makalah-manajemen-lingkungan.htm
http://www.academia.edu/9242345/MANAJEMEN_LINGKUNGAN
https://andifahirarn.wordpress.com/2013/10/24/manajemen-lingkungan/
https://dokumen.tips/documents/manajemen-lingkungan-561abe6ced569.html
http://rimantho.blogspot.com/2015/04/pengertian-sistem-manajemen-lingkungan.html

18

Anda mungkin juga menyukai