Anda di halaman 1dari 16

“BARISAN DAN DERET”

NAMA : INDAH PRATIWI HASIBUAN


NIM : 0305171059
KELAS : PMM-2

DOSEN PEMBIMBING:
SITI ZAHARA HARAHAP M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2017-2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
Barisan dan Deret .

Alhamdulillah, atas izin Allah SWT, saya dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika.
Dalam penyusunan tugas ini tidak luput dari adanya sumber buku yang digunakan. Sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan mudah. Dengan segala keterbatasan yang ada,
saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu,dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaikinya. Semoga tugas yang saya kerjakan dapat bermanfaat bagi saya pribadi
dan pembacanya. Amin.

Medan, 18 Januari 2018

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

A. Pengertian Baris dan Deret ............................................................................................. 2


1. Barisan bilangan........................................................................................................ 2
2. Deret .......................................................................................................................... 3
B. Barisan Aritmatika .......................................................................................................... 3
C. Deret Aritmatika ............................................................................................................. 6
D. Barisan dan Deret Geometri.......................................................................................... 10
1. Pengertian Barisan Geometri .................................................................................. 10
2. Pengertian Deret Geometri ..................................................................................... 10

BAB III : PENUTUP ................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya
dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika
dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan peralatan yang digunakan. Ilmu
matematika sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang
industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik.

Kata matematika berasal dari kata “mathema” dalam bahasa Yunani yang diartikan
sebagai “sains, ilmu pengetahuan atau belajar.” Disiplin utama dalam matematika di
dasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah, dan
memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan
dengan ketiga pembagian umum bidang matematika yaitu studi tentang struktur, ruang,
dan perubahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Barisan?
2. Apa yang dimaksud dengan Deret?
3. Bagaimana menetukan dan menghitung Barisan dan Deret?
4. Bagaimana menetukan dan menghitung Barisan dan Deret Aritmatika?
5. Bagaimana menentukan dan menghitung Barisan dan Deret Geometri?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Barisan dan Deret
1. Barisan Bilangan
Barisan adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai
karakteristik atau pola tertentu. Setiap bilangan dalam barisan merupakan suku dalam barisan
yang disimbolkan dengan U dan setiap suku digabungkan dengan tanda koma (,). Jika barisan
adalah urutan dari bilangan yang memiliki pola maka Deret adalah penjumlahan dari bilangan
tersebut.

Jika barisan bilangan U1,U2,U3,U4,....,Un

Maka deret bilangan U1+U2+U3+.......+Un

Perhatikan susunan bilangan berikut :


a. 1, 2, 3, 4, 5,…; dinamakan barisan bilangan asli
b. 2, 4, 6, 8, 10,…; dinamakan barisan bilangan asli genap
c. 1, 3, 6, 10, 15,…; dinamakan barisan bilangan segitiga
d. 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,…; dinamakan barisan bilangan Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan disebut suku-suku barisan. Bilangan
pertama atau suku pertama dilambangkan dengan u1, suku kedua dengan u2, suku ketiga
dengan u3, suku ke-k dengan uk,…, demikian seterusnya sampai suku ke-n dengan un (n
bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan asli
berhingga, barisan itu dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n dilambangkan dengan
undisebut suku umum barisan. Pada umumnya, suku ke-n atau un merupakan fungsi dengan
daerah asal (domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu
bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan pertama u1, bilangan kedua u2, bilangan
ketiga u3, …, dan bilangan ke-n adalah un, maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai
u1, u2, u3, ... , uk, ... , un
Contoh :

2
1) Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n dirumuskan sebagai
un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10
Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10.
2) Tentukan rumus umum suku ke-n untuk barisan berikut ini, jika empat buah suku pertama
diketahui sebagai berikut.
a) 4, 6, 8, 10, . . . b) 1, 9, 25, 49, . . .
Jawab :
b) 4, 6, 8, 10, . . .; barisan dengan suku pertama u1 = 4 dan selisih dua suku yang
berurutan bernilai konstan sama dengan 2.
Jadi, un = 2n + 2
c) 1, 9, 25, 49, . . .; dapat ditulis sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...; barisan dengan suku-
sukunya merupakan kuadrat dari bilangan asli ganjil.
Jadi, un = (2n – 1)2.

2. Deret
Perhatikan kembali barisan Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam bentuk u1, u2, u3, ... ,
uk, ... , un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret. Jumlah suku-suku pada
barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan Sn. Misalnya jumlah 5 suku pertama ditulis
Sn = u1 + u2 + u3 + u4 + u5 .
Contoh :
1) Diketahui suatu deret 2 + 4 + 6 + …, hitunglah jumlah 5 suku pertama.
Jawab:
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Jadi, jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 30.

B. Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara dua suku
yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2

3
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 – u2 = u4 –
u3 =konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku yang berurutan
selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
a. Rumus umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, maka suku barisan itu
dapat divisualisasikan sebagai berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku barisan di atas, maka rumus suku ke-n untuk
barisan aritmatika dapat ditentukan dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, rumus umum suku ke-n
dari barisan aritmatika itu ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1) Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, . . .
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama u1 = a = 4,
Beda b = 1 – 4 = -3,
Suku ke-6 u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan suku ke-6 adalah u6 = 11

b. Suku tengah pada barisan aritmatika


Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat ditentukan melalui deskripsi berikut ini.

4
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri dari atas (2k-1) suku : u1, ... ,uk, ... , u2k-1, maka suku
tengahnya adalah uk.
Suku tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} = ½{a+a+(2k-2)b} = ½ {u1 + u2k-1}. Jadi, suku
tengahnya ditentukan oleh hubungan uk = ½ {u1+u2k-1}.

Contoh :
1) Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada barisan itu adalah ganjil.
a) Carilah suku tengahnya
b) Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c) Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a) Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u1 = 3, beda b = 2, dan suku terakhir u2k-1= 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b) Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2 = 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c) Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1 = 2(24) – 1 = 47.

c. Sisipan pada barisan aritmatika

Misalkan diantara dua bilangan real x dan (dengan x ≠ y ) akan disisipkan sebanyak k buah
bilangan ( k bilangan asli). Bilangan – bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang
disisipkan itu membentuk suatu barisan aritmatika. Susunan bilangan-bilangan semula
dengan bilangan-bilangan yang disisipkan dapat divisualisasikan dengan menggunakan bagan
sebagaimana diperlihatkan berikut ini.

5
Di antara dua bilangan x dan y disisipkan sebanyak k buah bilangan sehingga bilangan-
bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika.
Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentukan dengan menggunakan
hubungan
b =( y – x) / (k + 1)

Dengan x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan k bilangan asli.


Contoh :
1) Di antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan sehingga bilangan-bilangan semula
dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika. Carilah beda dari
barisan aritmatika yang terbentuk.
Jawab :
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1) = (28-4)/(5+1)=4
Jadi, beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b =4 .
C. Deret Aritmatika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika. Sebagai
contoh :
· Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1 + 3 + 5 + 7 + …
+ 99,
· Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2 + 4 + 6 + 8 + …
+ 2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u1, u2, u3, ... , un, merupakan suku – suku barisan
aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + un dinamakan sebagai deret aritmatika.
a. Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan Sn ditentukan oleh :
Sn = u1 + u2 + u3 + ... + un-2 + un-1 + un
Substitusikan u1 = a, u2 = a+b, u3 = a+2b , un-2 = un – 2b, un-1 =un – b; diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu dibalik, diperoleh:

6
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... + (a+2b) + (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**), sehingga
diperoleh :

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika dapat
ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... + un ditentukan dengan
menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un = suku ke-n.
b. Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak memiliki suku
tetapan.
2. Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku ke-n).
Contoh :
1) Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan terlebih dulu banyak suku
atau n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60
60 = 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930

7
KUMPULAN SOAL

1. Rumus umum suku ke-n dari suatu barisan ditentukan melalui hubungan un= an2 + bn. Suku
ke-2 dan suku ke-7 dari barisan itu masing-masing sama dengan 8 dan 63.
a. Hitunglah nilai a dan nilai b
b. Tentukan suku ke-10
2. Tulislah deret bilangan berikut ini, kemudian tulislah hasil penjumlahannya.
a. Deret 6 bilangan asli kelipatan tiga yang pertama
b. Deret 5 bilangan segitiga yang pertama
c. Deret 6 bilangan persegi yang pertama
3. Suku ke-3 suatu barisan aritmatika sama dengan 11, sedangkan suku ke-10 sama dengan
39.
a. Carilah suku pertama dan beda barisan itu
b. Carilah rumus suku ke-n
4. Suku ke-5 suatu deret aritmatika adalah 40 dan suku ke-8 deret itu adalah 25.
a. Tentukan suku pertama dan beda deret aritmatika itu
b. Hitunglah jumlah sepuluh suku pertama dari deret aritmatika itu
5. Diketahui suku ke-3 dan suku ke-7 suatu deret aritmatika berturut-turut adalah 17 dan 37.
Jumlah 20 suku pertama deret tersebut adalah…

KUNCI JAWABAN

1. Nilai a dan b, serta suku ke-10 adalah


a. Rumus umum suku ke-n : un= an2 + bn
· Suku ke-2 sama dengan 8, diperoleh hubungan:
a(2)2 + b(2) = 8
⇔ 4a + 2b = 8
⇔ 2a + b = 4 (*)
8
· Suku ke-7 sama dengan 63, diperoleh hubungan:
A a(7)2 + b(7) = 63
⇔ 49a + 7b = 63
⇔ 7a + b = 9 .................................. (*)
Persamaan (*) dan (**) membentuk sistem persamaan linear dua variabel (dengan variabel a
dan variabel b) sebagai berikut:
2a + b =4
7a + b =9
Solusi atau penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel diatas adalah a = 1 dan b
= 2.
Jadi, nilai a = 1 dan b = 2.
b. Berdasarkan hasil perhitungan a rumus umum suku ke-n dapat dinyatakan sebagai un= n2 +
2n.
Untuk n = 10 diperoleh u10 = (10)2 + 2(10) = 120
Jadi, suku ke-10 dari barisan itu adalah u10 = 120.
2. Deret bilangan dan jumlahnya adalah
a. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18
Sn = 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 = 60
b. 1 + 3 + 6 + 10 + 15
Sn = 1 + 3 + 6 + 10 + 15 = 35
c. 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36
Sn = 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36 = 91
3. Suku pertama dan beda, serta rumus suku ke-n adalah
a. u3 = 11 → a + 2b = 11 ........................ (1)
u10 = 39 → a + 9b = 39 .... ........................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) didapat 𝑎=3 dan 𝑏=4.
Jadi, suku pertama a = 3 dan beda b = 4.
b. un = a + (n-1) b
= 3 + (n-1) 4
= 4n-1
Jadi, rumus suku ke-n adalah un = 4n-1.
4. Suku pertama, beda serta jumlah ssepuluh suku pertama adalah
a. Suku ke-5 sama dengan 40

9
u5 = 40 → a + 4b = 40 ..... (1)
Suku ke-8 sama dengan 25
u8 = 25 → a + 7b = 25 ...... (1)
Kedua persamaan di atas membentuk system persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya adalah a = 60 dan b = -5.
Jadi, suku pertama dan beda dari deret aritmatika itu berturut-turut adalah a = 60 dan b = -5
D. Barisan dan Deret Geometri

1. Pengertian Barisan Geometri


· Definisi Barisan Geometri
Barisan geometri adalah barisan dimana bilangan pertamanya sembarang dan bilangan
berikutnya di peroleh dengan menggalikan bilangan tetap kepada bilangan sebelumnya
dengan syarat bilangan pertama bukan nol serta penggalinya bukan nol dan bukan 1, barisan
geometri juga disebut barisan ukur atau barisan kali.
· Contoh barisan giometri
a. 2, 4, 6, 8, 16, 32 . . .
b. 2, 6, 18, 54 . . .
c. 3, 12, 48, 102 . . .
2. Pengertian Deret Geometri

· Definisi deret geometri


Ketika suatu deret memiliki rasio yang konstan antara suku-suku yang berurutan,
deret itu disebut sebagai deret geometri. Konstanta tersebut disebut rasio,r.
· Contoh deret geometri :
1. 1+2+4+8+ …. (rasionya selalu tetap yaitu 2)
2. 3+9+27+81+…. (rasionya selalu tetap yaitu 3)
3. 4+16+64+256+… (rasionya selalu tetap yaitu 4)
Suku ke-n dan jumlah n suku pertama deret geometri
Pada deret geometri u 1+ u 2 + …..+ u n dengan suku pertama = u 1= a dan rasio deret = r ,
dengan r _ 1, maka suku ke-n deret ini adalah u n = ar n−1 dan jumlah n suku pertamanya
adalah
S n = u1+ u 2 + …..+ u n = a + ar + ar 2 + …..+ ar n−1 = a .1- rn
1-r

Contoh Soal :

10
1. Carilah suku ke 8 dari barisan di bawah ini !
a) 2,4,8,16,32,... b) 2,1,1/2,1/4,1/8,...
2. Diketahui barisan geometri dengan U3 = 27 dan U5 = 243. Berapakah 6 suku pertama
deret tersebut?

Penyelesaian :
1. a) U1 = 4 U8 = U1 . r8-1 = 2 . 27 = 2 . 128 = 256
U2 = 2

r = U2 : U1
=4:2
=2
b) U2 = 1 U8 = U1 . r8-1 = 2 . (1/2)7 = 2 x 1/128 = 1/64
U1 = 2

r = U2 : U1
=1:2
= 1/2
2. U3 = a . r3-1 = a . r2 = 27 27 = U1 . (3)3-1
U5 = a . r5-1 = a . r4 = 243 27 = U1 . 32
27 = U1 . 9
U5/U3 = a . r4 / a . r2 = 243/27

r2 = 9 U1 = 27 : 9 = 3

r=3

S15 = 3 ( 36 - 1) / 3-1 = 3 (729-1) / 2 = 3 (728) /2 = 1092

1. Sebuah Bakteri mampu melakukan pembelahan diri menjadi 4 setiap 12 menit. berapakah
jumlah bakteri yang ada setelah 1 jam jika sebelumnya terdapat 3 buah bakteri?

Cara penyelesaian:

11
Diketahui:
a = 3
r = 4
n = 1 jam/12 menit = 60/12 = 5

Ditanya: U5…?

Jawab:
Un = arn-1
U5 = 3 x 45-1
U5 = 3 x 256 = 768 bakteri

2. Dari barisan geometri dengan suku-suku positif, diketahui suku ke-3 adalah 4, dan besarnya
suku ke-9 adalah 256, besarnya suku ke-12 adalah ....

A. 2048 D. 2056
B. 2050 E. 2062
C. 2054
jawaban : A
U3 = 4 → ar2 = 4
U9 = 256 → ar8 = 256
ar8/ ar2 = 256/4
r6 = 64
r = 2,
maka ar2 = 4 → a.22 = 4 → a = 1
Un = arn -1
U12 = 1 . 211 = 2048

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Barisan adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai
karakteristik atau pola tertentu. Setiap bilangan dalam barisan merupakan suku dalam barisan
yang disimbolkan dengan U dan setiap suku digabungkan dengan tanda koma (,). Jika barisan
adalah urutan dari bilangan yang memiliki pola maka Deret adalah penjumlahan dari bilangan
tersebut.

Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku yang
berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika.

Barisan geometri adalah barisan dimana bilangan pertamanya sembarang dan


bilangan berikutnya di peroleh dengan menggalikan bilangan tetap kepada bilangan
sebelumnya dengan syarat bilangan pertama bukan nol serta penggalinya bukan nol dan
bukan 1, barisan geometri juga disebut barisan ukur atau barisan kali.
· Contoh barisan giometri
a. 2, 4, 6, 8, 16, 32 . . .
b. 2, 6, 18, 54 . . .
c. 3, 12, 48, 102 . . .
Ketika suatu deret memiliki rasio yang konstan antara suku-suku yang berurutan,
deret itu disebut sebagai deret geometri. Konstanta tersebut disebut rasio,r.

13

Anda mungkin juga menyukai