Anda di halaman 1dari 11

A.

Judul
Isoterm Adsorpsi Freundlich
B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mampu membuat kurva dan menentukan tetapan dalam
isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam klorida dengan karbon aktif.
C. Dasar Teori

Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain,
sebagai akibat dari ketidak jenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat tersebut. Dalam adsorpsi
digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau
substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu
media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Jenis adsorpsi ada dua, yaitu adsorpsi fisik atau fisiosorpsi dan adsorpsi kimia atau kemisorpsi.

1. Adsorpsi fisik atau fisiosorpsi


Adsorpsi fisik merupakan proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat
yang melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya van der Waals. Dalam proses
adsorpsi fisik terjadi proses eksotermik sehingga tidak memerlukan energi
aktivasi.Suhu yang rendah mendorong adsorpsi fisik dan suhu tinggi menurunkan
laju adsorpsi.
2. Adsorpsi kimia atau kemisorpsi
Adsorpsi kimia atau kemisorpsi terjadi jika interaksi adsorbat dengan
adsorben melibatkan pembentukan ikatan kimia. Selain itu ditandai oleh interaksi
kimia yang dapat berkisar dari yang sangat lemah sampai paling sedikit 100 kali
lebih kuat dari adsorpsi fisik. Pada adsorpsi kimia terjadi proses eksotermik, akan
tetapi prosesnya terjadi perlahan pada suhu rendah dan disertai dengan kenaikan
suhu. Tekanan tinggi meningkatkan kemisorpsi. Karena entalpi pembentukan ikatan
kimiawi kemisorpsi tinggi, maka energi aktivasi sangat dibutuhkan, sehingga
menghasilkan lapisan unimolekuler.

Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a. Jenis adsorben

Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar


akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar.
b. Jenis adsorbat

Adsorbat yang dapat digunakan harus memiliki diameter yang lebih kecil
atau sama dengan diameter pori adsorben.
c. Luas permukaan adsorben
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting
karbon aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon
mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat adsorbsi naik dengan adanya penurunan ukuran
partikel. Oleh karena itu adsorbsi menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated
Carbon) lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC (Granular
Acivated Carbon). Kapasitas total adsorbsi karbon tergantung pada luas permukaannya.
Ukuran partikel karbon tidak mempengaruhi luas permukaanya. Oleh sebab itu GAC
atau PAC dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.

d. Konsentrasi zat terlarut

Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap


pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.

e. Temperatur

Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun


diikuti dengan penurunan temperatur. (Atkins, 1990).

Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan


monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada adsorpsi
Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Persamaan isoterm
adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.

x/m = k. C1/n
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben
(gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah
tercapai kesetimbangan adsorpsi

k dan n = tetapan
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan diplot sebagai
ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan
diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam
menyerap air. Isoterm ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan
isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.

D. Alat dan Bahan :


Alat:
1. Erlenmeyer
2. Cawan porselen
3. Pipet gondok
4. Pipet tetes
5. Buret
6. Statifdan klem
7. Kaca arloji
8. Labu ukur
9. Bola hisap
10. Botol semprot
11. Gelas ukur
12. Batang pengaduk
13. Alat pengaduk
14. Stopwatch

Bahan:

1. Asam klorida (0,50N, 0,25N, 0,125N, 0,0625N, 0,0313N, dan 0,0156N)


2. Karbon aktif
3. Larutan NaOH 0,1N
4. Aquades
5. Indikator fenolftalein
E. Langkah kerja

Karbon aktif

- Diambil sebaanyak 1 gram.


- Dimasukkan ke dalam 6 erlenmeyer.

- Erlenemeyer diisi dengan HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu,


0,50N, 0,25N, 0,125N, 0,0625N, 0,0313N, dan 0,0156N
sebanyak 100 ml.
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodic selama 30
menit.
- Larutan dalam Erlenmeyer disaring menggunakan kertas saring.
- Diambil filtrat untuk dititrasi.
- Larutan dengan konsentrasi 0,50N dan 0,25N diambil 10 ml dan
di masukkan ke Erlenmeyer yang berbeda. Ditambahkan
indikator PP dan dititrasi dengan NaOH 0,1N
- Larutan dengan konsentrasi 0,125N diambil 25 ml dan di
masukkan ke Erlenmeyer yang berbeda. Ditambahkan indikator
PP dan dititrasi dengan NaOH 0,1N
- Larutan dengan konsentrasi 0,625N, 0,156N dan 0,031N diambil
50 ml dan di masukkan ke Erlenmeyer yang berbeda.
Ditambahkan indikator PP dan dititrasi dengan NaOH 0,1N

HASIL
F. Data pengamatan
a. Tabel Pengamatan I

NO Massa Konsentrasi HCl (N) Volume HCl / Volume NaOH 0,1 M untuk titrasi (ml)
karbon aktif Awal Akhir filtrate (ml) V. Awal V. Akhir V. rata-rata
(gram)
1 1,0068 0,50 0,487 10 0 48,7 48,7
2 1,0049 0,25 0,247 10 0 24,7 24,7
3 1,0035 0,125 0,0848 25 0 21,2 21,2
4 1,0005 0,0625 0,056 50 0 28,0 28,0
5 1,0027 0,0313 0,0112 50 0 5,6 5,6
6 1,0006 0,0156 0,0026 50 0 1,3 1,3

b. Tabel Pengamatan II

No. m(g) [HCl] (N) X (g) X/m LogX/m logC


Awal akhir
1 1,0068 0,50 0,487 0,0474 0,0471 -1,3270 -1,8860
2 1,0049 0,25 0,247 0,0109 0,0109 -1,9625 -2,5229
3 1,0035 0,125 0,0848 0,1466 0,1461 -0,8353 -1,3958
4 1,0005 0,0625 0,056 0,0237 0,0237 -1,6253 -2,1871
5 1,0027 0,0313 0,0112 0,0733 0,0731 -1,1348 -1,6968
6 1,0006 0,0156 0,0026 0,0474 0,0474 -1,3242 -1,8861
G. Analisis Data
a. Menghitung konsentrasi akhir HCl
NNaOH : MNaOH

No. [HCl]awal (N) [HCl]akhir (N)


1 0,50 NHCl . VHCl = NNaOH . VNaOH
NNaOH . VNaOH
NHCl = VHCl
0,1N . 48,7mL
= 10mL
4,87N
=
10

= 0,487N
2 0,25 NHCl . VHCl = NNaOH . VNaOH
NNaOH . VNaOH
NHCl = VHCl
0,1N . 24,7mL
= 10mL
2,47N
= 10

= 0,247N
3 0,125 NHCl . VHCl = NNaOH . VNaOH
NNaOH . VNaOH
NHCl = VHCl
0,1N . 21,2mL
= 25mL
2,12N
= 25

= 0,848N
4 0,0625 NHCl . VHCl = NNaOH . VNaOH
NNaOH . VNaOH
NHCl = VHCl
0,1N . 28,0mL
= 50mL
2.8N
= 50

= 0,056N
5 0,0313 NHCl . VHCl = NNaOH . VNaOH
NNaOH . VNaOH
NHCl = VHCl
0,1N . 5,6mL
= 50mL
0,56N
= 50
= 0,0112N
6 0,0156 NHCl . VHCl = NNaOH . VNaOH
NNaOH . VNaOH
NHCl = VHCl
0,1N . 1,3mL
= 50mL
0,13N
= 50

= 0,0026N

b. Menghitung jumlah zat teradsorpsi (X)


Mr HCl = 36,46 g/mol
MHCl = NHCl
C = konsentrasi HCl

No. X (g)
1 VHCl
X = (Cawal – Cakhir) x MrHCl x(1000mL) x 1L
100 mL
= (0,50 – 0,487)mol/L x 36,46 g/mol x 1000 mL x 1L)

= (0,013) x 3,646
= 0,0474 g
2 VHCl
X = (Cawal – Cakhir) x MrHCl x(1000mL) x 1L
100 mL
= (0,25 – 0,247)mol/L x 36,46 g/mol x 1000 mL x 1L)

= (3x10-3) x 3,646
= 0,0109 g
3 VHCl
X = (Cawal – Cakhir) x MrHCl x(1000mL) x 1L
100 mL
= (0,125 – 0,848)mol/L x 36,46 g/mol x x 1L)
1000 mL

= (0,0402) x 3,646
= 0,1466 g
4 VHCl
X = (Cawal – Cakhir) x MrHCl x(1000mL) x 1L
100 mL
= (0,0625 – 0,056)mol/L x 36,46 g/mol x 1000 mL x 1L)

= (6,5 x 10-3) x 3,646


= 0,0237 g
5 VHCl
X = (Cawal – Cakhir) x MrHCl x(1000mL) x 1L
100 mL
= (0,0313 – 0,0112)mol/L x 36,46 g/mol x 1000 mL x 1L)

= (0,0201) x 3,646
= 0,0733 g
6 VHCl
X = (Cawal – Cakhir) x MrHCl x(1000mL) x 1L
100 mL
= (0,0156 – 0,0026)mol/L x 36,46 g/mol x 1000 mL x 1L)

= (0,013) x 3,646
= 0,0474 g

H. Pembahasan

Pada percobaan ini, bertujuan untuk menentukan tetapan dalam isoterm adsorpsi dan
membuat kurva menurut freundlich dan membuat kurva pada proses adsorpsi HCl pada karbon
aktif. Adsorben yang digunakan adalah karbon yang telah diaktifkan sebelumnya dengan cara
dipanaskan dalam oven agar pori-pori karbon semakin besar. Dengan bertambah luasnya
permukaan adsorben, maka daya penyerapannya juga akan semakin tinggi. Dimana
penggerusan pada karbon adalah cara untuk memperluas permukaan adsorbennya. Pengaktifan
arang dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan aktivasi, yitu
perlakuan terhadap karbon yang bertujuan untuk memperbesar pori dengan memecahkan ikatan
hidrokarbon atau mengoksidasi molekul. Adsorbat yang digunakan adalah larutan HCl dengan
enam konsentrasi yang berbeda yaitu, 0,50N; 0,25N ; 0,125N ; 0,0625N ; 0,0313N ; 0,0156N.

Percobaan pertama yaitu, dengan mengambil karbon aktif yang sudah dipanaskan.
Selanjutnya diambil larutan HCl sebanyak 100 mL dengan enam konsentrasi yang berbeda
yaitu, 0,50N, 0,25N, 0,125N, 0,0625N, 0,0313N, dan 0,0156N, yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap daya serap (adsorpsi) akan meningkat dengan
kenaikan dari konsentrasi dari adsorbat. Kemudian, larutan HCl ditambah dengan karbon aktif
masing-masing 1 gram dan dikocok selama 30 menit secara periodik dan temperatur dijaga
konstan. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kestabilan karbon dalam mengadsorpsi larutan
HCl. Setelah itu HCl dan karbon yang selesai dikocok secara periodik, disaring. Tujuan
penyaringan yaitu, memisahkan adsorbat dari adsorben, sehingga diperoleh filtrat yang tidak
berwarna. Filtrat yang digunakan untuk titrasi menggunakan volume yang berbeda-beda, untuk
konsentrasi 0,50N dan 0,25N diambil volume sebesar 10 mL, untuk konsentrasi 0,125N
diambil volume sebesar 25 mL, untuk konsentrasi 0,56N ; 0,0313N dan 0,0156N diambil
volume sebesar 50 ml . Masing-masing filtrate dititrasi dengan larutan NaOH 0,1M
menggunakan indikator pp 5 tetes pada saat filtrat ditambahkan indikator pp larutan tidak
berwarna . Titrasi dilakukan untuk mengetahui titik akhir titrasi larutan yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan
pada setiap titrasi dicatat untuk menghitung konsentras akhir larutan asam yang teradsorpsi.
Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,1M yang
digunakan untuk menitrasi HCl. Dengan diperoleh volume NaOH yang dibutuhkan saat titrasi ,
maka konsentrasi HCl yang teradsorpsi dapat dihitung.
Pada percobaan ini juga membuat gravik (kurva), dimana gravik tersebut hubungan
antara X/m dengan C, maupun hubungan antara log X/m dengan log C dari percobaan dapat
dilihat pada gambar (terlampir).

kurva
log C
0
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5
y = 1.0001x + 0.5611
R² = 1 -1
log X/m

-1.5

-2

-2.5

Aluran log X/m terhadap log C merupakan garis lurus, sehingga grafik yang dihasilkan
dengan grafik isoterm adsorpsi Freundlichyang berupa garis lurus. Dari grafik yang diperoleh
sesuai dengan persamaan Freundlich , maka didapatkan:
Grafik yang dihasilkan memiliki persamaan linier
y = 1,000x + 0,561
Dengan demikian diperoleh intersept grafik, yaitu 0,561 sebagai nilai dari log k
sehingga k : 3,639 dan diperoleh 1/n yaitu 1,000 sehingga gradien garisnya atau sebagai n :
1,000
I. Kesimpulan

1. Isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang yaitu
semakin besar konsentrasi asam asetat maka semakin banyak pula yang teradsorpsi oleh
arang aktif.

2. Kurva yang diperoleh yaitu garis lurus sehingga sesuai dengan adsorpsi menurut isotherm
Freundlich

J. Daftar Pustaka
 KBK Kimia Fisika,2018.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.Malang:Jurusan Kimia
 Praktikum kimia fisika. (Online) (www.academia.edu) diakses pada 4 Maret 2018
 http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125655-R020868-Pengujian%20alat-
 Literatur.pdf(online) diakses pada4 Maret 2018
Jawaban Pertanyaan
1. Adsorpsi pada proses percobaan ini merupakan adsorpsi fisik
2. Perbedaan antara adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia
Adsorpsi fisik merupakan proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang
melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya van der Waals. Contoh:
 kondensasi molekul air yang menempel pada gelas minum
 adsorpsi HCl oleh karbon aktif
 adsorpsi air oleh gel silika yang mana gel silika dapat menghilangkan air dari lingkungan
dan kelembapan dari udara.
Adsorpsi kimia atau kemisorpsi terjadi jika interaksi adsorbat dengan adsorben melibatkan
pembentukan ikatan kimia. Selain itu ditandai oleh interaksi kimia yang dapat berkisar dari
yang sangat lemah samapi paling sedikit 100 kali lebih kuat dari adsorpsi fisik.
Contoh:
 Adsorpsi protein pada biomaterial
Perbedaan adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia

Adsorpsi Fisika Adsorpsi Kimia

Molekul terikat pada adsorben oleh gaya Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan kimia
van der walls

Mempunyai entalpi reaksi 4-40 kj/mol Mempunyai entalpi reaksi 4-800 kj/mol

Dapat membentuk lapisan multilayer Dapat membentuk lapisan monolayer

Hanya terjadi pada suhu dibawah titik Hanya terjadi pada suhu tinggi
adsorbat

Jumlah adsorpsi pada permukaan Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan


merupakan fungsi adsorbat karakteristik adsorben dan adsorbat

Tidak melibatkan energy aktivasi tertentu Melibatkan energy aktivasi tertentu

Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik

Anda mungkin juga menyukai