Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Pada saat ini kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang sangat penting karena merupakan tolak
ukur derajat kesehatan suatu negara. Akselerasi pencapaian visi indonesia sehat 2010 melalui
pembangunan kesehatan. Indikator derajat kesehatan yang utama adalah menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, salah satu penyebab kematian ibu secara langsung pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas
yaitu pre eklamsia yang merupakan urutan kedua setelah penyebab perdarahan.

Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuri sering
tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan. Tanpa disadari, dalam waktu
singkat dapat timbul preeklampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas
bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat
penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap
faktor-faktor predisposisi yang lain.

Angka kejadian dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya
pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat di identifikasi faktor-faktor yang mempunyai
nilai prediksi. Penentuan faktor yang mempunyai nilai prediksi serta pemantauan janin sangat penting
agar kehamilan kalau perlu dapat diakhiri pada saat optimal.

Pada saat melaksakan praktik klinik kebidanan (PKK 1) selama 1 bulan memperoleh data bahwa jumlah
ibu yang memeriksakan kehamilan __ orang ibu hamil, jumlah normal __ orang, jumlah yang anemia
berat __ orang, jumlah yang anemia ringan __ orang dan jumlah yang mengalami preeklampsia ringan _
orang.

Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul ”Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsia Ringan”.

1.2 Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Agar mahasiswi mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan di
puskesmas dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dan
pendokumentasian secara SOAP.

1.2.2. Tujuan Khusus


· Mahasiswi mampu melakukan pengumpulan data pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia
Ringan

· Mahasiswi mampu menginterprestasikan data pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan

· Mahasiswi mampu menentukan diagnosa dan mengidentifikasi masalah potensial pada Ny. K Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan

· Mahasiswi mampu mengambil tindakan segera atau kolaborasi dengan DSOG pada Ny. K Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan

· Mahasiswi mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada Ny. K Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan

· Mahasiswi mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia
Ringan

· Mahasiswi mampu mengevaluasi setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. K Ibu Hamil
dengan Pre Eklamsia Ringan

1.3 Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada kasus ini adalah
bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Ny. K Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan.

1.4 Manfaat

Mengetahui dan memahami tentang kejadian Pre Eklampsi pada kehamilan serta penatalaksanaannya

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian

2.1.1. Pengertian Kehamilan


Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari manusia, ovulasi, pelepasan
ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot-zigot terjadi
nidasi (Implantasi) pada uterus. Pembentukan plasenta dan tumbang dengan aterm.

2.1.2. Pengertian Pre Eklamsia

Pre eklampsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan (Usia kehamilan > 20 minggu dan atau berat
janin 500 gram) ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan oedema.

Diagnosis pre eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat
badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan
bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu berapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik
meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama
30 menit. (Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, Media Aesculapius, Jakarta, 2000).

2.1.3. Pengertian Pre Eklamsia Ringan

Pre-eklamsia ringan adalah kejadian yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah, kenaikan berat
badan dan proteinuria pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih, atau pada masa nifas. Gejala ini
dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.

Pre eklampsia ringan adalah tekanan darah siastolik dan diastolik 90-40 mmHg dengan 2 pengukuran
bergerak 4 jam pada kehamilan > 20 minggu. Pre eklampsia ringan adalah tekanan darah tidak lebih dari
140/90 mmHg, proteinuria (+1) dan oedema minimal.

2.2.Etiologi Pre Eklamsia Ringan

Pre eklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah pre eklamsi di
keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil, usia remaja,
dan wanita hamil di atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki
gangguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami pre eklamsi.

Ada beberapa faktor predisposisi yang diperkirakan dapat menjelaskan etiologi dari kelainan tersebut di
atas, antara lain:

1. Primigravida atau multipara, terutama pada umur reproduksi ekstrim, yaitu remaja dan umur 35
tahun ke atas.

2. Multigravida dengan kondisi klinis:

a. Kehamilan ganda dan hidrops fetalis.


b. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes mellitus.

c. Penyakit ginjal

3. Hiperplasentosis

4. Riwayat keluarga pernah pre eklamsi dan eklamsi

5. Obesitas dan hidramnion

6. Gizi yang kurang dan anemi

7. Kasus – kasus dengan asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tidak jenuh,
kurang anti oksidan.

2.3. Klasifikasi

Pre eklamsia ringan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

Pre eklamsia ringan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :

a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring telentang, atau
kenaikan sistdik 30 mmHg atau lebih cara pengukuran sekurang-urangnnya pada 2 kali pemeriksaan
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.

b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat badan 1 kg lebih atau lebih
perminggu.

c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter: kwalitatif (1+) atau (2+) pada urine kateter
atau midstream.

Pre eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :

a. Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.

c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.

d. Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di pigastrium.

e. Terdapat edema paru dan sianosis

2.4. Patofisiologi
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang disertai dengan retensi
garam dan air, bila spasmus pembuluh darah ditemukan diseluruh tubuh, maka tekanan darah yang
meningkat merupakan usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan
dapat dicakup.

Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang
intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan yang terjadi pada ginjal disebabkan oleh aliran darah
keginjal menurun, menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang sehingga menyebabkan diuresis turun dan
pada kehamilan lanjut dapat terjadi disuria atau anuria.

Suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan proteinuria merupakan akibat
hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi diginjal, timbul reaksi vaso
spasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, sehingga akan mengakibatkan keluhan nyeri kepala
dan gangguan pengelihatan atau perubahan mental serta tingkat kesadaran yang akan menjadi eklamsia.

Anda mungkin juga menyukai