Anda di halaman 1dari 7

A.

Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi
Perubahan kenyamanan adalah suatu keadaan dimana individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya.
Gangguan rasa nyaman dibedakan menjadi tiga kenyamanan fisik, kenyamanan
lingkungan, kenyamanan sosial.
Gangguan rasa nyaman fisik meliputi gangguan rasa nyaman, kesiapan meningkatkan
rasa nyaman, mual, nyeri akut, nyeri kronis.
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri sangat bersifat subjektif dan individual. Stimulus nyeri
dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi
pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang individu (mahon , 1994)

2. Penyebab/etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.

 Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal, kimiawi,


maupun elektrik )

- trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka.
- trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas atau dingin
- trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat
- trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri.
- neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan jaringan yang
mengandung receptor nyeri dan juga karena terikan, jepitan atau metaphase

 Nyeri yangdisebabkan oleh faktor – faktor psikologis merupakan nyeri yang


dirsakan bukan karena penyebab organic melainkan akibat trauma psikologis dan
pengaruhnya terhadap fisik

3. Faktor predisposisi
 Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri
pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan sudah
mengalami perubahan fungsi. Pada lansia cendrung memendam nyeri yang dialam,
karena mereka menganggap nyeri adalah hal yang alamiah yang harus dijalani dan
mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksa
 Jenis kelamin
(Gill,1990) menggungkap laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam
merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (contoh: tidak pantas kalau laki-
laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri)
 Kebudayan
Orang belajar dari budaya, bagaimana seharusnyamereka merespon nyeri (contoh : suatu
daerah yang menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat dari kesalahannya sendiri)
 Makna nyeri
Berhubung dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan bagaimana
mengatasinya
 Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatian pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi
nyeri. Menurut (Gill 1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat
 Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang
cemas.
 Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan sensai nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan
kopingnya
 Pengalaman sebelumnya
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa sebelumnya dan saat ini nyeri
yang lama timbul kembali, maka itu lebih mudah mengatasi nyerinya.
 Dukungan keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau
teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan

4. Patofisiologi terjadinya penyakit

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, perilaku. Cara yang paling baik untuk
memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen fiologis
berikut yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasi nyeri mengirim implus
melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani
salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai kedalam masa berwarna abu-abu
di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dab berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor,
mencegah stimulus nyeri mencapai otak atau trasmisi tanpa hambatan ke korteks serebral.
Maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman
dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mengekspresikan
nyeri.(MeNair,1990)
(fundamental potterperry)

5. Klasifikasi
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan tempat,
sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.
A. Nyeri berdasarkan tempatnya
1. Superfisial yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya kulit
2. Visceral dalam yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam
3. Refered pain yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ atau
struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan
daerah asal nyeri
4. Radiasi yaitu sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke bagian tubuh yang
lain.
B. Nyeri berdasarkan sifatnya
1. Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu – waktu atau hilang
2. Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu
yang lama.
3. Paroxysmal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri biasanya menetap sekitar 10 – 15 menit, lalu menghilang kemudian timbul lagi.
C. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1. Nyeri rendah yaitu nyeri dengan intensitas rendah
2. Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi
3. Nyeri berat yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi
D. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
1. Nyeri akut yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir
kurang dari 6 bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas seperti luka operasi.
2. Nyeri kronis yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan dan polanya beragam.

6. Gejala Klinis
 VAKOLASI
← - mengaduh
← - menangis
← - sesak nafas
← - mendengkur
 EKSPRESI WAJAH
← - meringis
← - mengeletuk gigi
← - mengernyit dahi
← - menutup mata, mulut dengan rapat
← menggigit bibir
 GERAKAN TUBUH
← - gelisah
← - imobilisasi
← - ketegangan otot
← - peningkatan gerakan jari dan tangan
← - gerakan ritmik atau gerkan menggosok
← - gerakan melindungi bagian tubuh
 INTERAKSI SOSIAL
← - menghindari percakapan
← - focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
← - menghindar kontak sosial
← - penurunan rentang perhatian

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik penting dilakukan agar menegtahui bagian mana dari tubuh
pasin yang mengalami nyeri agar segera mendapatkan penanganan.

8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa nyeri seperti melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

9. Therapy/tindakan perawatan

Relaksasi dan tekhnik imajinasi


Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Tekhnik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan
kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien
dapat mengurangi rasa nyerinya
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.
Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melaui pengaruh sugesti
positif.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman
dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri(fundamental potterperry)

12. Penatalaksanaan
- kurangi adanya kurang pengetahuan: jelaskan sebab sebab perubahan kenyamanan
kepada individu
- berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa nyaman
- berikan individu kesempatan untuk beristirahat

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Kaji adanya faktor – faktor yang menyebabkan nyeri:
A. Pembedahan
B. Prosedur diagnostic infasif
C. Trauma ( fraktur, luka bakar )
D. Lamanya penekanan pada bagian tubuh karena imobilitas
E. Penyakit kronis ( kanker )
F. Gangguan akut ditandai oleh sumbatan pada aliran darah atau embolisme paru
Kaji nnyeri yang berhubungan dengan:
A. factor – factor yang meragsang nyeri
 Apa yang membuat nyeri bertambah buruk?
 Apa yang mengurangi nyeri
B.Kualitas
 Nyeri dirasakan seperti apa?
 Apakah nyeri dirasakan tajam, tumpul, ditekan dengan berat, berdenyut sperti
diiris, atau tercekik?
B. Region
 Dimana nyeri tersebut?
 Apakah nyeri menyebar atau menetap pada satu tempat?
C. beratnya
 Apakah nyeri ringan sedang atau berat?
 Seberapa berat nyeri yang dirasakan?
D. Waktu
 Berapa lama nyeri dirasakan?
 Apakah nyeri terus menerus atau kadang – kadang?

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin

Menurut nanda ( 2014 ), diagnosis keperawatan untuk klien yang mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan:
A. Nyeri akut
 Berhubungan dengan:
- Klien cedera ( bilogi, psikologi, kimia fisik )
 Ditandai dengan:
- Melaporkan nyeri secara verbal atau non verbal
- Menunjukan kerusakan
- Posisi untuk mengurangi nyeri
- Gerakan untuk melindungi
- Tingkah laku untuk berhati – hati
- Gangguan tidur ( mata sayu, tampak lelah, sulit atau gerakan kacau dan
menyeringai)
- Fokus pada diri sendiri
B. Nyeri kronis
 Berhubungan dengan:
- Ketidakmapuan psiko sosial atau fisik secara kronis
 Ditandai dengan
- Perubahan berat badan
- Perubahan pola tidur
- Kelelahan
- Takut cedera kembali
- Interksi dengan orang lain menurun
- Perubahan kemampuan dalam melakukan aktifitas
-
3. Rencana tindakan dan rasionalisasi
Rencan tindakan keperawatan Rasional
 Kurangi dan batasi faktor –  Memberikan rasa nyaman dan tidak
faktor yang menambah nyeri memperparah rasa nyeri
 Lakukan tekhnik relaksasi  Mengurangi rasa nyeri pasien
seperti massage
 Gunakan cara – cara untuk  Obat anal gesic dapat mengurangi
mengurangi yang optimal seperti rasa nyeri pada pasien
berikan analgesic sesuai dengan
program yang ditentukan

4. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon
rangsangan nyeri diantaranya:
 Hilangnya perasaan nyeri
 Menurunnya intensitas nyeriadanya respon fisiologis yanga baik
 Pasien mampu melakukan aktifitas sehari – hari tanpa keluhan nyeri
Daftar Pustaka

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medika.
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Volume 2,Edisi 4 . Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai