Anda di halaman 1dari 28

USULAN PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN

PAYUDARA DI PUSKESMAS MINASATE’NE KABUPATEN

PANGKEP

II. RUANG LINGKUP

POSTNATAL CARE

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Payudara (Latin: mammae) adalah organ tubuh bagian atas dari

spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk manusia. Payudara

merupakan bagian tubuh yang paling penting bagi seorang wanita. Karena

fungsi utamanya adalah memberikan nutrisi dalam bentuk air susu bagi

bayi atau balita (YuliA,R, 2014:1).

Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada

payudara yang bengkak agar dapat menyusui dengan lancar dan

mencegah masalah-masalah yang sering timbul pada saat menyusui

(Maryunani A, 2012:178).

Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan

payudara agar terhindar dari infeksi, meningkatkan produksi ASI dengan

merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan, mencegah

bendungan ASI, menguatkan putting (Jurnal Pramudhita A, 2013).

1
Perawatan payudara sangat penting untuk merangsang

pemulihan otot-otot rahim berkontraksi, salah satu bentuk menurunkan

angka morbilitas dan mortalitas dapat dilakukan dengan meningkatkan

kualitas ASI. Untuk itu diperlukan perawatan payudara sehingga

dihasilkan ASI yang baik. Karena perawatan payudara bertujuan untuk

memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau

memperlancar produksi ASI sejumlah penelitian lainnya mengamati

bahwa bila waktu untuk menyusui di jadwal lebih sering terjadi

bendungan yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi

(WHO, 2013).

Menyusui yang di jadwalkan akan berakibat kurang karena

isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya.

Sedangkan data kejadian putting lecet dan abses payudara pada ibu

nifas di jawa barat ± 5%-10% di prediksi karena rendahnya

pengetahuan tentang perawatan payudara (Risla K,J, 2015).

Berdasarakan penelitian Julita Risla Kesola, mengatakan bahwa


dari 44 orang ibu nifas ditemukan 33 orang (0,33%) yang mengetahui
cara perawatan payudara dan 11 orang (0,11%) yang tidak mengetahui
perawatan payudara.
Berdasarakan survey yang dilakukan oleh badan penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan, di dapatkan 46% ketidaklancaran
ASI terjadi akibat perawatan payudara yang kurang, 25% akibat
frekuensi menyusui yang kurang dari delapan kali per hari, 14% akibat
BBLR, 10% akibat premature, dan 5% akibat penyakit akut maupun
kronis (Ainur R,Yuli, 2013)

2
Berdasarkan data yang didapatkan dari Ruang Postnatal Care

Puskesmas Minasate’ne Kabupaten Pangkep banyaknya ibu Postpartum

dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2016 yaitu

sebanyak 31 orang, sedangkan pada tahun 2017 dari bulan Januari

sampai dengan Maret sebanyak 23 orang (Ruang Postnatal Care

Minasate’ne Kabupaten Pangkep, 2016/2017).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Perawatan Payudara di Pusesmas Minasate’ne Kabupaten

Pangkep.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Perawatan Payudara di Puskesmas Minasate’ne Kabupaten Pangkep.

C. Tujuan Pelitian

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Perawatan Payudara di Puskesmas Minasate’ne kabupaten Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmiah

Sebagai masukan yang efektif untuk pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam mengidentifikasi tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara, serta dapat

digunakan sebagai bahan pustaka atau bahan perbandingan untuk

penelitian selanjutnya.

3
2. Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu

sumber informasi atau referensi untuk menambah pengetahuan

mahasiswa, dan sebagai objek yang dapat memperkaya konsep teori

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan kebidanan, khususnya

dalam mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan payudara.

3. Peneliti

Memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti

dalam memperluas wawasan dan pengetahuan terutama tentang

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Kebidanan (Amd.Keb).

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo,Pengetahuan merupakan hasil “tahu”

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

obyek tertentu. Penginderaan panca indra manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan, yaitu

proses melihat dan mendengar. Selain itu melalui mata dan telinga

4
yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses pengalaman

dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun informal

(LestariT, 2015:1).

2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa kedalaman

seseorang dapat menghadapi, mendalami, memperdalam perhatian

seperti sebagaimana manusia menyelesaikan masalah tentang

konsep-konsep baru dan kemampuan dalam belajar di kelas. Untuk

mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari

enam tingkatan:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall)sesuatu spesifik dari sesuatu bahan

yang diterima atau dipelajari.

b. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui dan

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.

5
d. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-

komponen, tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Atau menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada (Lestari T, 2015:3).

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi/ penilaian terhadap suatu materi/objek.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut:

a. Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan

pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang

meningkat.

b. Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih

banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas.

c. Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang

akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informasi.

d. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan

yang meliputi sikap dan kepercayaan.

6
e. Sosial ekonomi, yakni kemampuan seseorang memenuhi

kebutuhan hidupnya (Lestari T, 2015:4).

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.Cara coba

salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat di pecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal, atau informal, ahli

agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip

orang lain yang menerima, memnpunyai yang

dikemukanan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun

penalaran sendiri.

7
3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Daven.Akhirnya lahir

suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita

dengan penelitian ilmiah (Lestari T, 2015:6).

5. Sumber Pengetahuan

Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk

memperoleh pengetahuan. Upaya-upaya serta cara tersebut

yang diperguanakan dalam memperoleh pengetahuan yaitu:

a. Orang yang memilki otoritas

Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu

dengan bertanya pada orang yang memilki otoritas atau

yang dianggapnya lebuh tahu.Pada zaman moderen ini,

orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan

pengakuan melalui gelar, termasuk juga dalam hal ini

misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas

8
tersebut, seperti buku-buku atau publikasi resmi

pengetahuan lainnya.

b. Indra

Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu

sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science

modern menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya

adalah dan hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit kita

yang terbentuk karena persepsi indra, seperti persepsi

penglihatan, pndengaran, perabaan, penciuman dan

pencicipan dengan lidah.

c. Akal

Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa

dibangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa

mempersepsinya dengan indra terlebih dahulu. Pengetahuan

dapat diketahuai dengan pasti dan dengan sendirinya karena

potensi akal.

d. Intuisi

Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi

atau pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang

tidak merupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi

rasa yang langsung.Intuisi dapat berarti kesadaran tentang

data-data yang langsung dirasakan (Lestari T, 2015:7).

9
6. Pengukuran Pengetahuan

Dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari

subyek penelitian kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat

domain di atas pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang berisi pertanyaan

sesuai materi yang ingin diukur dari sebyek penelitian atau

responden yang disesuaian dengan tingkat pengetahuan

yang diukur (Lestari T, 2015:9).

B. Tinjaun Umum tentang Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang berlangsung selama

kira-kira 6 minggu. (Mansyur N, dkk, 2014:4).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk

memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,

deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin

terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, secara

10
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu

(Prawirohardjo S, 2014).

2. Tujuan Pemberian Asuhan Masa Nifas

Menurut Sulystiawati, Tujuan dari pemberian asuhan masa

nifas adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.

b. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk apabila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta

perawatan bayi sehari-hari.

d. Memberikan pelayanan KB (Maryunani A, 2015:7).

3. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas menjadi 3 tahapan yaitu:

a. Puerperium Dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri

dan berjalan-jalan.

b. Purperiumintermedial

Suatu masa dimana kepulihan dan organ-organ reproduksi

selama kurang lebih 6 minggu.

11
c. Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam

keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu

persalinan mengalami komplikasi(Heryani R, 2012:5).

4. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas:

a. Kunjungan I

6-8 jam postpartum.

Asuhan yang diberikan:

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lainperadarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling tentang pencegahan perdarahan masa

nifas yang disebabkan atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal

5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi

baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat agar terhindar hipotermia.

7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan

harus menjaga ibu dan bayu untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam

keadaan baik.

12
b. Kunjungan II

6 hari postpartum

Asuhan yang diberikan:

1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah

umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat.

4) Memasitikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak

ada tanda-tanda kesulitan menyusui.

5) Memberikan konseling pada ibu, mengenal asuhan apada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan

bayi segari-hari.

c. Kunjungan III

2 minggu postpartum:

Asuhan pada 2 minggu postpartum sama dengan asuhan yang

diberikan pada kunjungan 6 hari postpartum.

d. Kunjungan IV

6 minggu postpartum

13
Asuhan yang diberikan:

1) Menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami ibu selama masa

nifas.

2) Memberikan konseling KB secara dini (Heryani R, 2012:7).

5. Perubahan-Perubahan Pada Masa Nifas

Perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah:

a. Perubahan uterus

Involusi uteri adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum

hamil. Uterus biasanya berada di organ pelvic pada hari ke-10

setelah persalinan.Involusi uterus lebih lambat pada multipara.

b. Pengeluaran lokia

Lokhea adalah cairan yang keluar dari liang vagina/senggama

pada masa nifas. Cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan

rahim.

Urutan pengeluaran Lokia:

1-4 = Rubra/krueta merah kehitaman

4-7 = Sanguinolenta putih bercampur merah

7-14 = Serosa kekuningan

>14 = Alba putih

c. Payudara laktasi

ASI dihasilkan oleh kerja gabungan antara hormone dan

refleks. Kelenjar hipofise didasar otak menghasilkan hormone

prolactin akan membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.

14
Prolaktin adalah hormone pertama yang bertanggung jawab dalam

proses laktasi. Dengan rangsangan hisapan bayi mengeluarkan

prolaktin dari hormone hipofise dan oksitosin dari neurohipofise.

Pada saat yang sama akan menstimulasi saraf melalui tulang

belakang ke hipotalamus untuk menekan pengeluaran faktor

penghambat terhadap laktasi.

Setelah persalinan estrogen dan progesteron menurun

drastic sehingga dikeluarkan prolaktin untuk merangsang

produksi ASI. ASI kemudian dikeluarkan oleh sel otot halus

disekitar kelenjar payudara yang yangmengkerut dan memeras

ASI keluar,hormoneoksitosin yang membuat otot-otot itu

mengkerut (Heryani R, 2012:5).

6. Perubahan Lain

Suhu badan wanita inpartu tidak lebih 37,5°C sesudah partus

dapat naik 0,5°C dari keadaan normal tetap tidak melebihi 38°C

sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan

kembali normal. Bila suhu badan >38°C mungkin ada infeksi.

C. Tinjauan Umum tentang Perawatan Payudara

1. Pengertian perawatan payudara

Payudara (Latin: mammae) adalah organ tubuh bagian atas

dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk manusia.

Payudara merupakan bagian tubuh yang paling penting bagi seorang

15
wanita. Karena fungsi utamanya adalah memberikan nutrisi dalam

bentuk air susu bagi bayi atau balita (YuliA,R, 2014:1).

Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada

payudara yang bengkak agar dapat menyusui dengan lancar dan

mencegah masalah-masalah yang sering timbul pada saat menyusui

(Maryunani A, 2012:178).

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan pada saat hamil

saja yaitu sejak kehamilan tujuh bulan.Tetapi juga dilakukan setelah

melahirkan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin

yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir dan dilakukan sehari sebelum mandi

(Yuli A,R, 2014:54).

2. Tujuan perawatan payudara

Tujuan perawatan payudara pada pasca persalinan adalah:

a. Memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya

saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI dengan

cara menjaga agar payudara Senantiasa bersih dan terawat (puting

susu) karena saat menyusui payudara ibu akan kontak langsung

dengan mulut bayi.

b. Menghindari puting susu yang sakit dan infeksi payudara, serta

menjaga keindahan bentuk payudara (Yuli A,R, 2014:53).

16
3. Waktu perawatan payudara

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan pada saat hamil

saja yaitu sejak kehamilan tujuh bulan, tetapi juga dilakukan setelah

melahirkan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin

yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir dan dilakukan dua kali sehari

sebelum mandi. Prinsip perawatan payudara adalah sebagai berikut:

a. Menjaga payudara agar bersih dan kering terutama putting susu.

b. Menggunakan bra/BH yang menopang.

c. Apabila terjadi putting susu lecet, oleskankolostrum/ASI yang

keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.

d. Menyusui tetap dilakukan dengan mendahulukan putting susu

yang tidak lecet.

e. Jika lecet putting termasuk kategori berat, maka bagian yang sakit

dapat diistirahatkan, ASI dikeluarkan, dan diminimumkan dengan

sendok (Yuli A,R, 2014:54).

4. Persiapan Alat

Alat yang diperlukan untuk perawatan payudara antara lain:

a. Handuk untuk mengeringkan payudara yang basah.

b. Kapas digunakan untuk mengompres putting susu.

c. Minyak kelapa/baby oilsebagai pelicin.

d. Waskom yang berisi air hangat untuk kompres hangat.

e. Waskom yang berisi air dingin untuk kompres dingin.

17
f. Waslap digunakan untuk merangsang erektilitas puting susu (Yuli

A,R,2014:54).

5. Langkah-langkah perawatan payudara

a. Langkah-langkah perawatan payudara adalah sebagai berikut:

1) Cuci tangan.

2) Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa atau

baby oil.

a) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri

b) Lakukan gerakan kecil dengan 2 atau 3 jari dengan tangan

kanan, mulai dari pangkal payudara berakhir dengan grakan

spiral pada daerah puting susu.

3) Buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal

payudara dan berakhir pada puting susu diseluruh bagian

payudara. ( lakukan gerakan seperti ini pula pada payudara

kanan).

18
4) Kedua telapak tangan diantara kedua payudara.

a) Urutlah dari tengah keatas sambil mengangkat kedua

payudara dan lepaskan keduanya perlahan.

b) Lakukan gerakan ini ± 30 kali.

5) Sangga payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan

lainnya mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah

pangkal payudara kearah puting susu. Lakukan gerakkan ini

sekitar 30 kali. Ulangi gerakan ini sampai semua bagian

payudara terkena urutan.

19
6) Merangsang payudara dengn air hangat dan dingi secara

bergantian.

7) Setelah itu usahakan menggunakan BH yang longgar atau

khusus yang menopang payudara (Maryunani A, 2015:18).

V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, yang merupakan landasan teoritik di dalam penyusunan

kerangka konsep ini, maka telah diidentifikasi beberapa variabel baik

variabel independen maupun variabel dependen yang di anggap

berhubugan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan

payudara di Puskesmas Minasate’ne Kabupaten Pangkep.

B. Hubungan Antar Variabel

Dari hasil uraian yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka

yang merupakan landasan teori dalam penyusunan kerangka konsep,

maka telah di identifikasi beberapa variabel yang terlibat dalam

20
kerangka konsep yang di susun baik variabel yang bersifat independen

maupun variabel yang bersifat dependen sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel dependen

Pengetahuan Ibu Nifas Perawatan


Payudara

Keterangan

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

C. Identifikasi Variabel

1. Variabel Independen (variable bebas)

Variabel independen ini merupakan variable yang penelitian

(bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau mempunyai

hubungan dengan variabel dependen.Variabel independen atau

variabel bebas bisa lebih dari satu (Wibowo A, 2014:74). Sebagai

variabel bebas dari penelitian ini adalah Pengetahuan Ibu Nifas.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang terikat

dengan variabel-variabel yang lain yang berhubungan dengannya.

Variabel dependen adalah objek dari variabel lain, sering juga

disebutkan sebagai variabel yang mendapatkan perlakuan. Dengan

demikian, nilai varibel dependen ditentukan oleh nilai variabel

dependen. Pada umumnya hanya terdapat satu variabel dependen

21
(Wibowo A, 2014:73). Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Perawatan Payudara.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional yaitu:

1. Definisi Operasional

Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh

seseorang. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner sebanyak 10

pertanyaan penilaian dengan Skala Guttman dengan nilai 2 benar

dan nilai 1 untuk jawaban yang salah.

2. Kriteria Objektif

a. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara:

1) Cukup, jika jawaban Responden ≥15

2) Kurang, jika jawaban Responden <15

VI. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian

kuantitatif dan menggunakan pendekatan Deskriptif.

22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Minasate’ne

Kabupaten Pangkep.

2. Waktu penelitian ini di rencanakan pada bulan Mei sampai dengan

Juni 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua ibu

nifas yang melahirkan di Puskesmas Minasate’ne Kabupaten

Pangkep. Berdasarkan data dari Puskesmas Minsate’ne Kabupaten

Pangkep jumlah ibu postpartum pada tahun 2017 dari bulan Januari

sampai dengan Maret yaitu sebanyak 23.

2. Sampel

Pengambilan sampel menggunakan Non Probability

Sampling yaitu Aksidental Sampling. Sampel dalam penelitian ini

adalah ibu yang melakukan perawatan payudara di Puskesmas

Minasate’ne Kabupaten Pangkep.

a. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan

dengan responden yang kebetulan bertemu dengan peneliti.

b. Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling

Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

23
kebetulan bertemu dengan peneliti jika dipandang orang tersebut

cocok sebagai responden atau sering disebut sampel sembarang.

c. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

a) Ibu nifas yang berada di Puskesmas Minasate’ne Kabupaten

Pangkep.

b) Ibu yang sehat fisik dan mental.

c) Ibu yang bersedia menjadi responden.

2) Kriteria Ekslusi

a) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

b) Ibu yang tidak datang saat dilakukan penelitian.

c) Ibu yang tidak bisa baca tulis.

D. Cara pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada responden. data yang diperoleh

secara langsung dengan melakukan sendiri pengumpulan

(wawancara, angket, kuesioner, observasi, test) terhadap objek.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian diperoleh dari ruangan

postpartum Puskesmas Minasate’ne Kabupaten Pangkep.

24
E. Langkah Pengolahan Data

Sebelum dianalisis data yang terkumpul diolah terlebih dahulu

dengan computer dengan langkah-langkah berikut:

1. Editing (penyuntingan data)

Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner

disunting terlebih dahulu.Jika masih ada data yang tidak lengkap dan

tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut

dikeluarkan.

2. Coding (membuat lembaran kode)

Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk

merekam data secara manual.Lembaran berisi nomor responden dan

nomor pertanyaan.

3. Processing (memasukkan data)

Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

kode.

4. Cleaning (pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap sumber data dari responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan kode, kemudian dilakukan pembetulan (Putri A,A,

2014:76).

25
F. Analisa Data

Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan

Analisa Univariat yaitu Data yang diperoleh dari masing-masing

variabel dalam bentuk distribusi frekuensi.

G. Etika Penelitian

Menurut Meleong, agar studi alamiah benar-benar dapat terjadi

dan peneliti tidak mendapat persoalan masalah etik maka ada beberapa

yang harus di persiapkan oleh peneliti antara lain yaitu :

1. Meminta izin pada penguasa setempat dimana penelitian akan di

laksanakan sekaligus memberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan penelitian.

2. Menempatkan orang-orang yang di teliti bukan sebagai “objek”

melainkan orang yang derajatnya sama dengan peneliti

3. Menghargai, menghormati, dan patuh semua peraturan, norma, nilai

masyarakat, kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan yang hidup

di dalam masyarakat tempat penelitian di lakukan

4. Memegang segala rahasia yang berkaitan dengan informasi yang

diberikan

5. Informasi tentang subjek tidak di publikasikan bila subjek tidak

menghendaki, termasuk nama subjek tidak akan dicantumkan dalam

laporan penelitian

6. Penelitian dalam merekrut partisipan terlebih dahulu, memberikan

informed consent, yaitu memberi tahu secara jujur maksud dan

26
tujuan terksit dengan tujuan penelitian pada sampel dengan sejelas-

jelasnya.

7. Selama dan sesudah penelitian (Privacy) tetap di jaga, semua

partisipan diperlakukan sama, nama partisipan diganti dengan

nomer, peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan

dan hanya digunakan untuk kegiatan penelitian serta tidak akan di

publikasikan tanpa izin partisipan.

8. Selama pengambilan data penelitian memberi kenyamanan pada

partisipan dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan

keinginan partisipan. Sehingga partisipan dapat leluasa tanpa ada

pengaruh lingkungan untuk mengungkapkan masalah yang di alami

(Dr. Saryonodkk, 2013).

27
VII. PERSONALIA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Personalia Penelitian

a. Peneliti : Novia Kolopaking

b. Pembimbing I : Hj. Suriana, S.ST. M.Kes

c. Pembimbing II : Ns. Syaipuddin Zaenal, SKM, S.Kep. M.kes

B. Jadwal penelitian

No. Kegiatan Maret April Mei Juni

1. Pengusulan judul

2. Konsultasi
proposal
3. Ujian proposal

4. Perbaikan
proposal
5. Penelitian dst

28

Anda mungkin juga menyukai