Anda di halaman 1dari 23

TAHAP PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan kepada rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :

1. Kurangnya pengetahuan dalam bidang kesehatan

2. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh

3. Tidak mau menghadapi situasi

4. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat

5. Adat istiadat yang berlaku

6. Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran

7. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.

Faktor lain yang bersumber dari perawat adalah :

1. Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku, kurang luwes)

2. Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-faktor sosial budaya

3. Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap


keluarga :

1. Sumber daya keluarga (keuangan)

2. Tingkat pendidikan keluarga

3. Adat istiadat yang berlaku

4. Respon dan penerimaan keluarga

5. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

1
TAHAP EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka
perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :

1. Tujuan tidak realistis

2. Tindakan keperawatan yang tidak tepat

3. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Dimensi dalam penilaian :

1. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang diakitkan dengan pencapaian tujuan

2. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tanaga
dan bahan/peralatan yang diperlukan

3. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk


memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional

4. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua


tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kriteria dan standar

Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk
bahwa tujuan telah tercapai.

Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan


pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan
atau keadaan menunjukkan keberhasilan atau tercapainya tujuan.

Pengukuran Hasil Penilaian

Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :

1. Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak pada anak dengan BB BGM

2
2. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit setelah sebelumnya sempat ditelantarkan

3. Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk yang


berkaitan dengan perawatan lansia dengan keterbatasan aktivitas.

Alasan Pentingnya Penilaian :

1. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna

2. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

3. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan

4. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

Metoda Penilaian

1. Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam


keluarga.

2. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah


menjalankan anjuran yang diberikan perawat

3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana

4. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan


melaksanakan asuhan keperawatan.

RENCANA PERAWATAN KELUARGA

Perumusan rencana perawatan adalah tahap yang berikutnya dalam proses keperawatan
sesudah pengkajian dikerjakan dan masalah kesehatan/keperawatan keluarga telah
diidentifikasi dan disusun menurut prioritasnya.

Definisi rencana perawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh
perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan masalah
perawatan yang telah diidentifikasi.

Ciri Rencana Perawatan


Ciri-ciri rencana perawatan berasal dari dan berhubungan dengan konsep
perencanaan sebagai suatu proses :
1. Rencana perawatan berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat
memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi. Rencana
itu sendiri adalah pedoman untuk melakukan tindakan (keperawatan dan

3
kolaboratif) yang intinya adalah pendekatan-pendekatan, strategi,
kegiatan-kegiatan, cara-cara, bahan-bahan, dimana perawat bersama
dengan keluarga asuhan mengharapkan dapat merubah masalah atau
situasi.
2. Rencana perawatan adalah hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari, tidak hanya didasarkan oleh dorongan hati tanpa proses pemikiran.
Proses perencanaan mempunyai sifat logis, dimana data-data yang berkaitan
dikumpulkan guna memperoleh keputusan yang masuk akal.
3. Rencana perawatan menggunakan kejadian-kejadian masa lampau maupun yang
sekarang untuk menentukan arah asuhan keperawatan, karena rencana perawatan
berhubungan dengan masa yang akan datang.
4. Rencana perawatan berputar pada masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi, karena masalah-masalah tersebut merupakan titik pangkal untuk
rencana dan dasar perumusan tujuan perawatan dan tindakan-tindakan
keperawatan.
5. Rencana perawatan merupakan jalan untuk mencapai tujuan (memberikan
perawatan yang tepat.
6. Rencana perawatan adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus.

Kualitas Rencana Perawatan

Kualitas rencana perawatan sangat tergantung kepada :

1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada
analisis yang menyeluruh tentang masalah situasi dalam keluarga
2. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa
yang diharapkan
3. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :

 menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga

 menentukan prioritas masalah

 memilih tindakan yang tepat

 melaksanakan tindakan

 penilaian hasil tindakan

5. Dibuat secara tertulis.

Pentingnya Membuat Rencana Perawatan :

4
1. Memberikan perawatan yang khusus, karena dapat mempermudah
penyampaian perawatan yang tepat dengan memperhatikan keunikan klien
penerima askep

2. Membantu dalam menentukan prioritas dengan memberikan data-data tentang keadaan


dan sifat masalah

3. Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga kesehatan yang


bersangkutan

4. Menjamin kesinambungan dari perawatan yang diberikan

5. Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi kepada tim kesehatan


lainnya tentang tindakan yang dikerjakan oleh perawat.

Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terinci tentang hasil keperawatan. Tujuan
keperawatan akan menentukan kriteria yang diapakai untuk menilai keberhasilan
keperawatan.

Bila dilihat dari sudut perhatian, tujuan perawatan dibagi menjadi :

- yang berorientasi pada perawat, yaitu tujuan yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh perawat.

- yang berorientasi pada pasien, yaitu tujuan dinyatakan dari pihak penerima
pasien/keluarga, baik secara fisik, mental dan perilaku

Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal tersebut di bawah ini :

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan


kesehatan, dengan cara :

- memberikan informasi

- mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

- mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :

- mengidentifikasi konsekuensi “tidak melakukan tindakan”

5
- mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga

- mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :

- mendemosntrasikan cara perawatan

- menggunakan alat dan fasilitas yang ada di dalam rumah

- mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat


lingkungan menjadi sehat, dengan cara :

- menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan oleh keluarga

- melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :

- menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

- membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan :

1. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan


kebutuhan kesehatan mereka, melalui :

- memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan

- membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut

- mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga

- mengembangkan sifat positif dalam keluarga

2. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan :

- merundingkan bersama keluarga mengenai akibat-akibat apabila mereka tidak


mengambil tindakan

- mengenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat dipilih dan


sumber-sumber yang perlukan dalam melakukan tindakan keperawatan

6
- merundingkan bersama keluarga tentang akibat dari tindakan atau
kemungkinan efek samping yang mungkin timbul.

3. Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat :

- memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

- mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian


para anggota keluarga

- membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah

- mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi saling pengertian


yang mendalam

- membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam memenuhi


kebutuhan psikososial anggota keluarganya

- mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan rujukan

- perawat harus memperluas pengetahuannya tantang sumber-sumber daya yang ada di


masyarakat dan bagaimana memanfaatkannya.

Tersedianya sumber-sumber juga mempengaruhi keputusan perawat dalam


memilih tindakan keperawatan. Terdapat 3 macam sumber yang dapat
dipertimbangkan :

1. Sumber-sumber yang terdapat dalam keluarga :

- kekuatan fisik dan psikososial dari tiap anggota keluarga

- kemampuan finansial

- fasilitas-fasilitas fisik

- adanya sokongan dari sanak saudara atau kelompok-kelompok yang lain

2. Sumber-sumber yang ada dalam perawat :

 pengetahuan mengenai masalah-masalah kesehatan keluarga dan


ketrampilannya dalam membantu keluarga mengatasi masalah-masalah
tersebut. Diperlukan pengetahuan yang luas mulai perawatan yang paling
sederhana sampai ke tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah-masalah
yang rumit tentang perilaku yang tidak normal (misalnya ketidakcocokan
hidup antar anggota keluarga yang tidak sehat).

7
 tersedianya waktu dan dukungan

3. Sumber-sumber yang terdapat dalam masyarakat :

- instansi-instansi kesehatan

- adanya program atau kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan

- organisasi-organisasi kesehatan.

Pilihan tindakan keperawatan yang tepat serta cara kontak antar perawat-keluarga
(kunjungan rumah, pertemuan di Puskesmas, pendekatan secara kelompok, dsb), banyak
bergantung kepada sifat masalah keluarga dan sumber-sumber yang ada.

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah menentukan masalah atau diagnosis keperawatan, langkah selanjutnya adalah


menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :

Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam


keluarga dapat diatasi sekaligus

Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga,


seperti masalah penyakit

Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan


yang akan diberikan

Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi

Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/keperawatan


keluarga

Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga

Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga, perlu disusun
skala prioritas seperti berikut ini :

No. Kriteria Nilai Bobot


Sifat Masalah : 1

8
Skala : 3

- Tidak/kurang sehat 2

- Ancaman Kesehatan 1

- Krisis
Kemungkinan masalah dapat diubah : 2

Skala : 2

- Dengan mudah 1

- Hanya sebagian 0

- Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah : 1

Skala : 3

- Tinggi 2

- Cukup 1

- Rendah
Menonjolnya masalah : 1

Skala : 2

- Masalah berat, harus ditangani 1

- Masalah tidak perlu segera ditangani 0

- Masalah tidak dirasakan

Skoring :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

9
Alat tersebut diatas bertujuan untuk melihat masalah-masalah seobjektif mungkin.
Terdapat 4 kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan :

1. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :

- Ancaman kesehatan

- Keadaan sakit atau kurang sehat

- Situasi krisis

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk


mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan
dan kesehatan

3. Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul
dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan

4. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai


masalah dalam hal berat dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui
intervensi keperawatan dan kesehatan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :


1. Dengan melihat kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat
diberikan pada tidak/kurang sehat atau yang mengancam kehidupan keluarga karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga. Misalnya pada keadaan sakit atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai
dengan usia, baru kemudian kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan
selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi yang menuntut
penyesuaian dalam keluarga.

2. Untuk kriteria yang kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

- Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah

- Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik (sarana dan prasarana), keuangan dan
tenaga

- Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu

- Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat


(Posyandu, Polindes) dan sokongan masyarakat.

3. Untuk kriteria yang ketiga yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah :

10
- Kepelikan atau kesulitan dari masalah, yang berhubungan dengan beratnya penyakit
atau masalah

- Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada atau
jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat dengan
beratnya masalah yang meninmpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.

- Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam


memperbaiki atau mencegah masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan
keluarga.

- Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.

4. Untuk kriteria keempat yaitu meninjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga.

“Perawat yang berpengalaman dapat menentukan prioritas di antara masalah-masalah


dengan menggunakan pertimbangannya atas keempat kriteria tanpa melewati proses
skoring. Akan tetapi, menghitung skore dapat membantu petugas yang masih memerlukan
ketrampilan dalam menentukan faktor-faktor yang mempunyai bobot lebih berat daripada
yang lain. Menghitung akan membantu dalam penyusunan prioritas dengan menentukan
skore tertentu dari setiap masalah yang ditemukan”.

ANALISA DATA KEPERAWATAN KELUARGA

Kegiatan yang dilakukan :

1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga

2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan


mempertimbangkan :

a. Sifat masalah

b. Kemungkinan masalah dapat diatasi

c. Potensi pencegahannya

d. Persepsi keluarga terhadap masalah

3. Menetapkan diagnosis keperawatan

11
Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan
dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :

1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :

a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota keluarga

b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

c. Keadaan gizi anggota keluarga

d. Status imunisasi anggota keluarga

e. Kehamilan dan keluarga berencana (KB)

2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

a. Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas


rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga, dsb

b. Sumber air minum

c. Jamban keluarga

d. Tempat pembuangan air limbah

e. Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.

3. Karakteristik keluarga :

a. Sifat-sifat keluarga

b. Dinamika dalam keluarga

c. Komunikasi dalam keluarga

d. Interaksi antar anggota keluarga

e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga

f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

12
PERUMUSAN MASALAH

Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah


kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena
merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, norma, nilai, dan kultur yang dianut oleh keluarga
tersebut.

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil


didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisiskonsep, teori, prinsip dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisis, sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga. Disamping itu, keputusan dapat diambil setelah perawat
dan keluarga, atau antar perawat itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang
ada pada keluarga.

Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, perawat


selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan, serta
berbagai alasan dari ketidamampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
keluarga dalam bidang kesehatan.

Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga, terdapat 3 kelompok masalah besar,


yaitu :

1. Ancaman kesehatan

Merupakan keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,


kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk di
dalamnya adalah :

a. Penyakit keturunan (asthma bronchiale, DM, dll)

b. Keluarga atau anggota keluarga yang menderita penyakit menular (TBC, GO,
Hepatitis, dll), berikut bahaya penularannya

13
c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan
dan sumber daya keluarga (penghasilan yang kecil untuk mencukupi anggota
keluarga yang besar/banyak)
d. Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga (rumah berdekatan dengan
jalan, kolam atau tebing, kebiasaan meletakkan senjata tajam sembarangan, lantai
licin, obat-obatan atau racun yang tidak tersimpan dengan baik, bahaya kebakaran,
dll)

e. Kekurangan atau kelebihan gizi pada masing-masing anggota keluarga :

- Makanan kurang dalam hal kualitas maupun kuantitas

- Mengkonsumsi bahan makanan/gizi secara berlebihan

- Kebiasaan makan yang buruk/jelek

f. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress atau tekanan, antara lain :

- Hubungan keluarga yang kurang harmonis

- Hubungan orang tua dan anak tegang

- Hubungan suami – istri yang tegang

- Orangtua yang tidak dewasa

g. Sanitasi lingkungan buruk :

- Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik

- Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

- Tempat pembuangan tinja yang berdekatan dengan sumber air minum


sehingga mencemari sumber air minum

- Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat

- Tempat-tempat yang memungkinkan berkembang-biaknya serangga dan


binatang2 mengerat

- Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat

14
- Kebisingan

- Polusi udara/sungai, air, tanah

- Luas rumah tidak mencukupi syarat kesehatan

- Barang-barang pribadi dan peralatan rumah kurang mencukupi

- Hygiene personal kurang

- Cara-cara menyiapkan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

i. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah

j. Riwayat persalinan sulit

k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya karena salah satu anggota
keluarga meninggal

l. Imunisasi anak tidak lengkap

m. Kebiasaan-kebiasaan buruk :

- Terlalu banyak minum-minuman keras

- Terlalu banyak merokok

- Tidak memakai alas kaki

- Makan ikan/daging mentah

- Minum obat tanpa resep

n. Suasana dalam keluarga yang tidak harmonis :

- Suka mementingkan diri sendiri

- Percekcokan antar anggota keluarga yang belum terselesaikan

- Ketidakcocokan yang cukup berat

2. Kurang/tidak sehat

15
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya
adalah :

a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosis

b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai


dengan pertumbuhan normal

3. Situasi krisis

Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam


menyesuaikan diri, termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang
termasuk di dalamnya adalah :

a. Perkawinan

b. Kehamilan

c. Persalinan

d. Masa nifas

e. Menjadi orang tua

f. Penambahan anggota keluarga

g. Abortus

h. Anak masuk sekolah

i. Anak remaja

j. Kehilangan pekerjaan

k. Kematian anggota keluarga

l. Pindah rumah

m. Kelahiran di luar perkawinan yang sah

Ketidakmampuan Keluarga Dalam Melaksanakan Tugas-tugas Kesehatan dan


Keperawatan :

16
1. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga. Bisa
disebabkan karena :

a. Kurang pengetahuan

b. Rasa takut akan akibat-akibat bila masalah diketahui :

- Sosial : takut dicap oleh masyarakat, berkurang/hilangnya penghargaan

- Ekonomi : beban biaya, kemampuan finansial

- Fisik dan psikologis

c. Sikap dan falsafah hidup

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan


yang tepat. Bisa disebabkan karena :

a. Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah

b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan


kurangnya sumber daya keluarga

d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

e. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga

f. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada

g. Takut dari akibat tindakan, baik secara sosial, ekonomi, maupun secara fisik-
psikologis

h. Sikap negatif (sikap yang membuat keluarga tidak sanggup menggunakan akal
untuk mengambil keputusan) terhadap masalah kesehatan

i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau, dalam hal fisik (lokasi) dan biaya

j. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

k. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

17
3. Ketidakmamapuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Bisa
disebabkan karena :

a. Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab, penyebaran,


perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya, serta pertumbuhan dan
perkembangan anak

b. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan

c. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

d. Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga. Misalnya :


keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik (ruangan)
untuk perawatan si sakit.

e. Sikap negatif terhadap yang sakit

f. Konflik individu dalam keluarga

g. Sikap dan pandangan hidup

h. Perilaku yang mementingkan diri sendiri.

4. Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat


mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga. Dapat
disebabkan oleh :

a. Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,


tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
(isi rumah tidak teratur, berjejal atau sempit)

b. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah

c. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan

d. Konflik personal dalam keluarga :

- Krisis identitas : ketidaktepatan peranan

- Rasa iri

- Merasa bersalah atau tersiksa

18
e. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

f. Sikap dan pandangan hidup

g. Ketidakompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada


kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.

5. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber di masyarakat guna


memelihara kesehatan. Dapat disebabkan karena :

a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

b. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

c. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan

d. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

e. Rasa takut pada akibat dari tindakan (pencegahan, diagnostik, pengobatan


dan rehabilitasi ), dari segi fisik, psikologis, keuangan, maupun sosial (hilangnya
perhargaan dari kawan, orang lain atau lingkungan sekitarnya)

f. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan (jarak atau biaya)

g. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan

h. Rasa asing dan tidak adanya dukungan dari masyarakat

i. Sikap dan falsafah hidup.

j. Kurang atau tidak adanya sumber daya keluarga :

- Tenaga : siapa nanti yang akan menjaga anak

- Keuangan : ongkos berobat

Proses dalam menganalisis data untuk menetapkan masalah dalam


keluarga hendaknya melibatkan keluarga, agar dapat menyadari sepenuhnya
masalah keluarga yang sedang dihadapi. Dengan kesadaran akan adanya masalah

19
tersebut, lebih mudah menggerakkan keluarga untuk mengatasi masalah
(kesehatan) dalam keluarganya.

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

Sebagaimana pada asuhan keperawatan individu, asuhan keperawatan


pada tingkat keluarga dinyatakan dalam bentuk rumusan :

1. Problem —– Etiologi —- Sign/Symptom (PES), atau :

2. Problem —– Etiologi (PE)

Penjabarannya adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan masalah (Problem atau P)

Caranya sama seperti pada kasus individu. Kelompokkan data yang relevan,
sehingga didapatkan beberapa kelompok data yang akan dapat digunakan untuk
menentukan kesenjangan kesehatan yang dialami oleh sasaran dengan cara
membandingkan gambaran kondisi klien dengan keadaan normal.

Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dapat dipakai sebagai salah satu
acuan. Data dapat dikelompokkan antara lain dalam aspek biologis, atau fisik,
psikologis, sosio-kultural dan spiritual, sehingga klien dapat dipandang secara
seutuhnya dari berbagai aspek kehidupan.

Data yang telah dikelompokkan sebelumnya, harus dibandingkan dengan ukuran


atau standart yang disepakati atau yang dinyatakan sebagai ukuran normal.
Penyimpangan atau kesenjangan yang didapatkan dinyatakan sebagai masalah
(Problem/P).

Masalah akan dirumuskan sedemikian rupa dan diungkapkan dalam bentuk


“Pernyataan” yang menggambarkan respon klien terhadap masalah kesehatannya,
berupa gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Masalah tersebut
memungkinkan tenaga keperawatan dapat membantu penyelesaiannya. Apabila
hal tersebut tidak dapat diselesaikan dengan tindakan lanjutan keperawatannya,
maka kemungkinan besar diagnosis keperawatan tersebut belum benar, dan perlu
diteliti kembali perumusannya.

20
2. Menetapkan Etiologi (E atau penyebab masalah)

Untuk menetapkan etiologi, perlu dilakukan analisis guna mencari penyebab


terjadinya masalah. Ketepatan dan keberhasilan menentukan penyebab masalah
sangat tergantung pada kemampuan perawat dalam melakukan analisis masalah
yang dilandasi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dasar : biologi, fisiologi,
psikologi, sosial budaya serta ilmu keperawatan.

3. Mengenal tanda-tanda atau gejala (Sign & Symptom atau S)

Untuk melengkapi rumusan diagnosis keperawatan, sebaiknya disebutkan tanda-


tanda atau gejala-gejala. Sign & Symptom menggambarkan tanda atau gejala yang
ditampilkan sebagai respon klien terhadap masalah atau akibat yang timbul.
Respon klien dapat tampil secara objektif maupun subjektif. Tanda atau gejala
tersebut akan dapat dikenal apabila perawat mampu melakukan pengamatan
secara cermat pada klien yang bersangkutan.

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis Keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan


pada pengkajian.

Tipologi dari diagnosis keperawatan :

1. Aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.

Contoh :

- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada balita (anak N)


keluarga Bpk. X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gangguan mobilisasi

- Keterbatasan aktivitas / pergerakan pada lanjut usia (Ibu W) keluarga Bpk. X


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan keterbatasan gerak akibat rematik

21
- Perubahan peran dalam keluarga Bpk. X berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran sebagai suami

2. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang tetapi belum terjadi gangguan. Misalnya :
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang anak yang tidak adekuat.

Contoh :

- Resiko terjadi konflik pada keluarga Bpk. Z berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi

- Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak N) keluarga Bpk. M


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal stimulasi yang tepat
bagi perkembangan balita

- Resiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Q) keluarga Bpk. L berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan
gerak

3. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan


keluarga dapat ditingkatkan.

Contoh :

- Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu G) keluarga


Bpk. J

- Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bpk. H

- Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga


Bpk. F

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari


tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk diagnosis keperawatan

22
potensial (sejahtera atau wellness) bisa menggunakan atau tidak menggunakan
etiologi.

23

Anda mungkin juga menyukai