TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan kepada rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
1
TAHAP EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka
perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :
2. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tanaga
dan bahan/peralatan yang diperlukan
Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk
bahwa tujuan telah tercapai.
1. Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak pada anak dengan BB BGM
2
2. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit setelah sebelumnya sempat ditelantarkan
Metoda Penilaian
3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
Perumusan rencana perawatan adalah tahap yang berikutnya dalam proses keperawatan
sesudah pengkajian dikerjakan dan masalah kesehatan/keperawatan keluarga telah
diidentifikasi dan disusun menurut prioritasnya.
Definisi rencana perawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh
perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan masalah
perawatan yang telah diidentifikasi.
3
kolaboratif) yang intinya adalah pendekatan-pendekatan, strategi,
kegiatan-kegiatan, cara-cara, bahan-bahan, dimana perawat bersama
dengan keluarga asuhan mengharapkan dapat merubah masalah atau
situasi.
2. Rencana perawatan adalah hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari, tidak hanya didasarkan oleh dorongan hati tanpa proses pemikiran.
Proses perencanaan mempunyai sifat logis, dimana data-data yang berkaitan
dikumpulkan guna memperoleh keputusan yang masuk akal.
3. Rencana perawatan menggunakan kejadian-kejadian masa lampau maupun yang
sekarang untuk menentukan arah asuhan keperawatan, karena rencana perawatan
berhubungan dengan masa yang akan datang.
4. Rencana perawatan berputar pada masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi, karena masalah-masalah tersebut merupakan titik pangkal untuk
rencana dan dasar perumusan tujuan perawatan dan tindakan-tindakan
keperawatan.
5. Rencana perawatan merupakan jalan untuk mencapai tujuan (memberikan
perawatan yang tepat.
6. Rencana perawatan adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus.
1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada
analisis yang menyeluruh tentang masalah situasi dalam keluarga
2. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa
yang diharapkan
3. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
melaksanakan tindakan
4
1. Memberikan perawatan yang khusus, karena dapat mempermudah
penyampaian perawatan yang tepat dengan memperhatikan keunikan klien
penerima askep
Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terinci tentang hasil keperawatan. Tujuan
keperawatan akan menentukan kriteria yang diapakai untuk menilai keberhasilan
keperawatan.
- yang berorientasi pada perawat, yaitu tujuan yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh perawat.
- yang berorientasi pada pasien, yaitu tujuan dinyatakan dari pihak penerima
pasien/keluarga, baik secara fisik, mental dan perilaku
- memberikan informasi
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
5
- mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
6
- merundingkan bersama keluarga tentang akibat dari tindakan atau
kemungkinan efek samping yang mungkin timbul.
- kemampuan finansial
- fasilitas-fasilitas fisik
7
tersedianya waktu dan dukungan
- instansi-instansi kesehatan
- organisasi-organisasi kesehatan.
Pilihan tindakan keperawatan yang tepat serta cara kontak antar perawat-keluarga
(kunjungan rumah, pertemuan di Puskesmas, pendekatan secara kelompok, dsb), banyak
bergantung kepada sifat masalah keluarga dan sumber-sumber yang ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga, perlu disusun
skala prioritas seperti berikut ini :
8
Skala : 3
- Tidak/kurang sehat 2
- Ancaman Kesehatan 1
- Krisis
Kemungkinan masalah dapat diubah : 2
Skala : 2
- Dengan mudah 1
- Hanya sebagian 0
- Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah : 1
Skala : 3
- Tinggi 2
- Cukup 1
- Rendah
Menonjolnya masalah : 1
Skala : 2
Skoring :
9
Alat tersebut diatas bertujuan untuk melihat masalah-masalah seobjektif mungkin.
Terdapat 4 kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan :
- Ancaman kesehatan
- Situasi krisis
3. Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul
dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan
2. Untuk kriteria yang kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
- Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
- Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik (sarana dan prasarana), keuangan dan
tenaga
3. Untuk kriteria yang ketiga yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah :
10
- Kepelikan atau kesulitan dari masalah, yang berhubungan dengan beratnya penyakit
atau masalah
- Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada atau
jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat dengan
beratnya masalah yang meninmpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.
- Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
4. Untuk kriteria keempat yaitu meninjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga.
a. Sifat masalah
c. Potensi pencegahannya
11
Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan
dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
c. Jamban keluarga
3. Karakteristik keluarga :
a. Sifat-sifat keluarga
12
PERUMUSAN MASALAH
1. Ancaman kesehatan
b. Keluarga atau anggota keluarga yang menderita penyakit menular (TBC, GO,
Hepatitis, dll), berikut bahaya penularannya
13
c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan
dan sumber daya keluarga (penghasilan yang kecil untuk mencukupi anggota
keluarga yang besar/banyak)
d. Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga (rumah berdekatan dengan
jalan, kolam atau tebing, kebiasaan meletakkan senjata tajam sembarangan, lantai
licin, obat-obatan atau racun yang tidak tersimpan dengan baik, bahaya kebakaran,
dll)
- Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
14
- Kebisingan
k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya karena salah satu anggota
keluarga meninggal
m. Kebiasaan-kebiasaan buruk :
2. Kurang/tidak sehat
15
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya
adalah :
3. Situasi krisis
a. Perkawinan
b. Kehamilan
c. Persalinan
d. Masa nifas
g. Abortus
i. Anak remaja
j. Kehilangan pekerjaan
l. Pindah rumah
16
1. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga. Bisa
disebabkan karena :
a. Kurang pengetahuan
g. Takut dari akibat tindakan, baik secara sosial, ekonomi, maupun secara fisik-
psikologis
h. Sikap negatif (sikap yang membuat keluarga tidak sanggup menggunakan akal
untuk mengambil keputusan) terhadap masalah kesehatan
i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau, dalam hal fisik (lokasi) dan biaya
17
3. Ketidakmamapuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Bisa
disebabkan karena :
- Rasa iri
18
e. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
19
tersebut, lebih mudah menggerakkan keluarga untuk mengatasi masalah
(kesehatan) dalam keluarganya.
Caranya sama seperti pada kasus individu. Kelompokkan data yang relevan,
sehingga didapatkan beberapa kelompok data yang akan dapat digunakan untuk
menentukan kesenjangan kesehatan yang dialami oleh sasaran dengan cara
membandingkan gambaran kondisi klien dengan keadaan normal.
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dapat dipakai sebagai salah satu
acuan. Data dapat dikelompokkan antara lain dalam aspek biologis, atau fisik,
psikologis, sosio-kultural dan spiritual, sehingga klien dapat dipandang secara
seutuhnya dari berbagai aspek kehidupan.
20
2. Menetapkan Etiologi (E atau penyebab masalah)
Diagnosis Keperawatan
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
Contoh :
21
- Perubahan peran dalam keluarga Bpk. X berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran sebagai suami
Sudah ada data yang menunjang tetapi belum terjadi gangguan. Misalnya :
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang anak yang tidak adekuat.
Contoh :
Contoh :
22
potensial (sejahtera atau wellness) bisa menggunakan atau tidak menggunakan
etiologi.
23