Abstrak: Pelaksanaan syari’at Islam di Indonesia melahirkan berbagai organisasi dan aliran
untuk memahami hakikat kebenaran Islam. Kegiatan untuk mengembangkan ajaran Islam
sesuai tuntunan al-Quran dan as-Sunnah dan meningkatkan kesadaran rakyat dalam beragama,
maka organisasi Muhammdiyah memulai basis kegiatan-kegiatannya melalui lembaga
pendidikan formal yakni sekolah. Hal ini dilakukan sebagai siasat untuk menanggulangi
perbedaan pemikiran dalam faham keagamaan dan kebodohan umat Islam yang diakibatkan
penjajahan Belanda yang menyebabkan umat Islam tertinggal di berbagai bidang kehidupan
seperti politik, ekonomi, sosial dan ilmu pengetahuan modern. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejarah berdiri, perkembangan, kontribusi dan pengaruh Muhammadiyah terhadap
kehidupan masyarakat di Kecamatan Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sejarah berdirinya Muhammadiyah di Kecamatan Kota
Sekayu pada tahun 1926 bersamaan dengan berdirinya Sekolah Dasar Muhammadiyah dan
mengalami perkembangan setelah Indonesia merdeka tahun 1945, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan secara vertikal yaitu berdirinya 10 cabang dan 60 ranting Muhammadiyah di
Kabupaten Musi Banyuasin. Selanjutnya perkembangan secara horizontal dapat dilihat dari
berbagai bidang amal usaha yaitu berdirinya 9 buah SD, 7 buah SMP, 3 buah SMA dan 1 buah
SMK, serta 55 buah rumah ibadah Muhammadiyah di Kabupaten Musi Banyuasin. Kontribusi
Muhammadiyah bagi kehidupan masyarakat Kota Sekayu yang paling menonjol adalah bidang
pendidikan sedangkan pengaruhnya adalah menimbulkan kesadaran masyarakat dalam
menjalankan syariat Islam sesuai al-Quran dan as-Sunnah. Selanjutnya para tokoh
Muhammadiyah berhasil melaksanakan sholat Id di lapangan dan terbentuknya kepanitiaan
kurban.
175
176 JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 5, NOMOR 10, AGUSTUS 2016
dengan tanggal 8 Zulhijjah tahun 1330 H formal yakni sekolah. Sebab, “Pendidikan
oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan” (Aziz et.al Muhammadiyah berorientasi pada usaha-
2010, hal. 1). usaha mengkaderkan pencapaian kepribadian
Organisasi Muhammadiyah ini yang bersifat Islami dengan sumber
mempunyai maksud “untuk menyebarkan utamanya adalah al-Quran dan as-Sunnah
pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw Nabi Muhammad saw yang di dalamnya
kepada penduduk Bumiputera dan terdapat upaya pengembangan dan
memajukan agama Islam kepada anggota- pengayaan pemikiran-pemikiran yang
anggotanya” (Noer 1988, hal. 86). Namun bersifat formal (baku)” (Hamdan 2009, hal.
pada awal berdirinya, kegiatan-kegiatan 94).
organisasi ini belum mendapat sambutan dan Hal ini dilakukan sebagai siasat untuk
tanggapan yang positif dari masyarakat. Hal menanggulangi perbedaan pemikiran dalam
ini terjadi karena ruang gerak organisasi faham keagamaan dan kebodohan umat Islam
masih terbatas di daerah Kauman, yang diakibatkan penjajahan Belanda
Yogyakarta. maupun Jepang yang menyebabkan umat
Selanjutnya hal-hal yang mendorong Islam tertinggal diberbagai bidang kehidupan
K. H. A. Dahlan mendirikan Muhammadiyah seperti politik, ekonomi, sosial dan ilmu
ini adalah: Pertama faktor objektif atau pengetahuan modern. Para ulama di
faktor normatif, karena beliau merefleksi Indonesia belum mampu memecahkan
perintah Allah swt dalam al-Qur’an yaitu masalah-masalah keagamaan dan ilmu
surat Ali-Imran ayat 104 yang isinya pengetahuan secara kaffah dan rasional.
menyeru pada kebajikan dan mencegah dari Kondisi itu menurut (Thalhas 2002, hal. 8)
yang munkar (Amar Ma’ruf Nahi Munkar). juga mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Selanjutnya, karena beliau terinspirasi oleh Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
surat tersebut untuk menghadirkan Islam 1. Tidak berjalannya kehidupan beragama
sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi menurut al-Quran dan Sunnah disebabkan
sosial dalam dunia nyata kemanusiaan perbuatan-perbuatan syirik, bid’ah, dan
melalui gerakan humanisasi (mengajak pada Khurafat, sehingga ajaran Islam semakin
kebajikan) dan emansipasi atau liberal jauh dari kehidupan.
(pembebasan dari segala kemunkaran). Ayat 2. Akibat penjajahan Belanda di Indonesia
tersebut juga mengisyaratkan bahwa dalam menyebabkan keadaan masyarakat
menggerakkan umat menjalankan dakwah pribumi sangat menyedihkan, baik secara
Islam secara terorganisasi, hal ini sesuai pula politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
dengan butir ke-6 Muqodimah 3. Tidak terbinanya persatuan dan kesatuan
Muhammadiyah yang berisi untuk di antara umat Islam akibat tidak tegasnya
melancarkan amal usaha dan perjuangan Ukhuwah Islamiyah, sehingga tidak ada
dengan ketertiban organisasi. Kedua faktor organisasi Islam yang kuat.
subjektif, yaitu karena keadaan masyarakat 4. Kegagalan sebagian lembaga-lembaga
yang mengalami kemunduran dalam berbagai Islam yang akan memenuhi tuntunan
aspek kehidupan dan dalam kemajuan zakat, akibat menutup diri dari
berpikir (kejumudan). perkembangan luar, dan sistem
Kegiatan untuk menghidupkan ajaran pendidikan yang tidak memadai.
Islam sejati dan meningkatkan kesadaran 5. Sikap acuh kalangan intelektual, yang
rakyat dalam beragama, maka organisasi kadang malah merendahkan Islam.
Muhammadiyah memulai basis kegiatan- 6. Lemahnya kesadaran umat Islam untuk
kegiatannya melalui lembaga pendidikan menghadapi tipu muslihat Belanda yang
Perkembangan Muhammadiyah, Fatmah, Alfabri Rasyid 177
Rusdi Muztakun, Ahmad Khusasi, Amirigo Arif, Muhamad. 2011. Pengantar Kajian
Purfusi, Marni, Khairul Anam, Syamsudin, Sejarah. Yrama Wydia, Bandung.
Agung, dan Sukrianto.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur
PENUTUP Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Hasil penelitian ini menunjukkan Rineka Cipta, Jakarta.
bahwa sejarah berdirinya Muhammadiyah di
Kecamatan Kota Sekayu pada tahun 1926 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
bersamaan dengan berdirinya Sekolah Dasar Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Muhammadiyah dan mengalami Rineka Cipta, Jakarta.
perkembangan setelah Indonesia merdeka
tahun 1945, hal ini dapat dilihat dari Ash Shiddieqy, M. Hasbi. 1986.
perkembangan secara vertikal yaitu terbukti Kriteria Antara Sunnah dan Bid’ah.
dari berdirinya 10 cabang dan 60 ranting Bulan Bintang, Jakarta.
Muhammadiyah di Kabupaten Musi
Banyuasin. Selanjutnya perkembangan secara Atar, Semi. 1997. Metode Penelitian
horizontal dapat dilihat dari berbagai bidang Masyarakat. Gramedia Pustaka Utama,
amal usaha yaitu berdirinya 9 buah SD, 7 Jakarta.
buah SMP, 3 buah SMA dan 1 buah SMK,
serta 55 buah rumah ibadah Muhammadiyah Aziz, HM. Zalili., et.al. 2010. Sejarah
di Kabupaten Musi Banyuasin. Kontribusi Muhammadiyah Sumatera Selatan.
Muhammadiyah bagi kehidupan masyarakat Tunas Gemilang Press, Palembang.
Kota Sekayu yang paling menonjol adalah
bidang pendidikan sedangkan pengaruhnya Gazalba, Sidi. 1987. Pengantar Sejarah
adalah menimbulkan kesadaran masyarakat Sebagai Ilmu. Bharata, Jakarta.
dalam menjalankan syariat Islam sesuai al-
Quran dan as-Sunnah. Selanjutnya para tokoh Hamdan. 2009. Paradigma Baru Pendidikan
Muhammadiyah berhasil melaksanakan Muhammadiyah. Ar-Ruzz Media,
sholat Id di lapangan dan terbentuknya Yogyakarta.
kepanitiaan kurban.
Hugiono. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah.
DAFTAR PUSTAKA Rineka Cipta, Semarang.
Abdurrahman. 1990. Muhammadiyah
Sejarah, Pemikiran dan Amal Usaha Idris, Zahara. 1981. Dasar-dasar
(Dalam Muhammadiyah dan Tajdid di Kependidikan, Angkasa Raya, Padang.
Bidang Keagamaan, Pendidikan, dan
Kemasyarakatan). Tiara Wacana, Kartono, Kartini. 1976. Pengantar
Yogyakarta. Metodologi Research Sosial. Alumni,
Bandung.
Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode
Penelitian Sejarah. Logos, Jakarta. Koentjoroningrat. 1997. Metode Penelitian
Masyarakat. Gramedia Pustaka Utama,
Ali, Muhammad Daud. 2011. Pendidikan Jakarta.
Agama Islam. Rajawali Pers, Jakarta.