Anda di halaman 1dari 25

PENYANDANG DIABETES BOLEHKAH

BERPUASA DI BULAN RAMADHAN?

Mohammad Robikhul Ikhsan


Sub Bagian Endokrinologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran UGM/RS DR Sardjito
Perkiraan WHO 2025 INDONESIA

Mempunyai penyandang DM :
• Di perkotaan 14,7% (dari usia >20 tahun)
• Di pedesaan 7,2% (dari usia >20 tahun)
• Mayoritas penduduk beragama Islam

DAPATKAH PENYANDANG DM BERPUASA


DI BULAN RAMADAN (PUASA WAJIB)?
SIAPA YANG BOLEH BERPUASA?
Semua penyandang DM boleh berpuasa, kecuali:
1.PASIEN yang menurut dokter kadar gula darahnya
belum terkontrol stabil. Karena bila belum terkontrol
dapat terjadi Hipoglikemia atau Hiperglikemia
2.PASIEN yang kurang patuh anjuran dokter dalam diet,
obat2an atau insulin
3.PASIEN yang mengalami komplikasi DM berat
(penyakit jantung yg tidak stabil, hipertensi yang tidak
terkontrol, dll)
4. PASIEN yang sering jatuh dalam koma KAD
5. PASIEN yang sering koma hipoglikemia,
terutama yg pernah >2x koma pada Ramadan
sebelumnya
6. PASIEN yang sedang alami infeksi (demam)
7. PASIEN lansia yang tinggal sendiri
8. PASIEN DM yang hamil dan memerlukan insulin
9. PASIEN anak-anak < 12 tahun
Penyandang DM yang kadar gula darah stabil,
tidak memerlukan insulin berat badan berlebih
(kegemukan /obes), sangat dianjurkan
berpuasa

Obes/kegemukan
adalah BB lebih
20% dari BB ideal
Penyandang DM yang berpuasa diharuskan
1. Makan sahur seperti biasa dan
diakhirkan
2. Dianjurkan disegerakan berbuka puasa
3. Menjalankan terapi obat atau insulin
sesuai anjuran dokter
4. Tidak makan yang berlebihan saat
berbuka puasa, makanan/minuman
manis dikurangi. Buah korma dibolehkan
selama untuk berkah dan menjalankan
sunnah
5. Harus mengontrol kadar gula darahnya dan
menjaga kesehatan secara umum
6. Harus mengenali tanda-tanda hipoglikemia,
hiperglikemia dan dehidrasi (kurang cairan)
7. Apabila ada tanda-tanda diatas, segera berbuka
puasa. Bila terlambat bisa berbahaya.

Puasa yang memudharatkan kesehatan adalah


tidak baik menurut Islam
8. Konsultasi dokter terhadap perubahan dosis dan
jadwal obat-obatan, karena penyandang DM yang
berpuasa tidak makan/minum selama sekitar 14 jam.

Obat/insulin jangka panjang diganti dengan


obat/insulin jangka pendek agar tidak hipoglikemia
Tanda-tanda hipoglikemia
1. Gelisah
2. Lemah
3. Terasa sangat lapar
4. Berkeringat banyak
5. Pucat
6. Berdebar-debar (palpitasi)
7. Gemetar
8. Koma (tidak sadar)

Bila mempunyai glukometer, segera cek !!


Tanda-tanda hiperglikemia
1.Sering buang air kecil
2.Amat haus
3.Kelelahan

Segera berbuka puasa (minum air putih yang cukup),


dan konsultasi dokter untuk perubahan dosis
obat/insulin untuk hari berikutnya
Tanda-tanda dehidrasi
1.Sangat haus
2.Kulit dan lidah terasa kering
3.Pikiran terganggu/mengantuk/sulit konsentrasi

Bila terdapat tanda-tanda tersebut segera


berbuka puasa terutama minum
Diet Saat Berpuasa
• Makanan yang berlebihan pada waktu berbuka
puasa dan malam hari tidak dianjurkan
• Makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak
yang tinggi akan meningkatkan BB dan menyulitkan
kontrol gula darah

Manfaat puasa pada bulan


Ramadan hanya diperoleh
orang yang juga menjaga
makanannya dan ibadahnya
Pengaturan Makan Saat Puasa

Selama berpuasa terjadi perubahan pola makan


dari semula 3x makan utama menjadi 2x, yaitu
saat sahur dan buka.

Penyandang DM yang berpuasa


sebaiknya kadar glukosa darah
sudah terkendali/satbil sebelumnya.
Pengaturan makan selama berpuasa :

• Makan sahur 40% dari kebutuhan makan sehari.


• Saat buka 50% dari kebutuhan makan sehari.
• Sesudah shalat tarawih 10% dari kebutuhan makan
sehari.
• Minum 6-8 gelas saat berbuka sampai sahur.
• Waktu sahur sedekat mungkin dengan saat imsak.
OLAH RAGA
 Olah raga ringan dan sederhana secara kontinyu
pada bulan Ramadan dapat menjaga stabilitas kadar
glukosa darah
 Jika penyandang DM merencanakan olah raga pada
saat berpuasa dianjurkan untuk menyesuaikan dosis
obat dan makanan pada saat
sahur agar tidak terjadi
hipoglikemia
Olahraga Selama Berpuasa
Sebagai panduan umum, penyandang DM yang boleh
berolah raga adalah yang memiliki kadar glukosa darah
stabil di bawah 250 mg/dl

Penyandang DM yang gemar


melakukan olahraga sedang/berat
sebaiknya melakukannya
sesudah shalat tarawih.
Pengaturan minum obat selama puasa
Obat penurun gula darah (Sulfonilurea) yang biasa
diminum pagi hari, pada saat berpuasa diminum
sebelum berbuka puasa. Sedangkan obat yang biasa
diminum malam hari (Metformin) dapat diminum
saat sahur.

Dosis harus disesuaikan,


oleh karena itu Anda perlu
menghubungi dokter
untuk mendapatkan
penjelasan.
• Penyandang DM yang BB lebih dianjurkan
berpuasa dengan syarat dosis obat disesuaikan.
• Penyandang DM dianjurkan mengubah jadwal
minum/suntik obat
• Obat SU (glibenclamide, gliclazide, glipizide,
glimepiride dll) yang biasanya diminum
pagi hari saat berbuka puasa
sore hari  saat sebelum sahur

Bila perlu dosis dikurangi untuk


mencegah hipoglikemia dan dianjurkan
berkonsultasi dengan dokter
KONSULTASI DOKTER DAHULU UNTUK
MENGUBAH DOSIS OBAT
• Acarbose diminum seperti sulfonilurea
• Glinide dimakan buka puasa dan sahur, karena aksi
obat pendek maka dosis tidak perlu diubah

Metformin dan glitazon jarang


membuat hipoglikemi, jadi
dosis tidak berubah dan
metformin diminum bersama
makan
Terapi dengan Insulin

• Penyandang DM yang memakai insulin


tetap diperbolehkan puasa dengan melakukan
pemeriksaan kadar gula darah dibawah pengawasan
dokter
• Mengubah dosis yang disesuaikan dengan kadar gula
pada bulan Ramadan agar tidak hipo/hiperglikemi
yang membahayakan

Dianjurkan memiliki alat cek gula darah sendiri


Dua cara pemberian insulin
• Tiga kali suntikan:
2x insulin aksi cepat saat berbuka puasa dan sahur
1x suntikan aksi menengah sebelum tidur

• Dua kali suntikan:


1x insulin premix (campuran) saat buka puasa (dosis
sama dg pagi hari pada bulan tidak puasa
1x insulin aksi cepat sebelum sahur (0,1-0,2 unit/
kgBB)
Perubahan dosis dan waktu
penyuntikan harus seijin dokter
Kadar gula darah diperiksa saat :
• Sebelum sahur
• 2-4 jam kemudian
• Sebelum berbuka puasa
• 2-4 jam kemudian

Apabila KGD sudah diketahui, perubahan dosis bisa


dilakukan

Perubahan dosis dan waktu


penyuntikan harus seijin dokter
TIPS tambahan:
• BB penyandang DM sebelum puasa diambil, bila
perubahan BB >2 kg selama Ramadan harap
hubungi dokter
• Pagi hari BB ditimbang, bila sepanjang hari turun
>3%, hendaklah berbuka puasa karena kemungkinan
dehidrasi yang berbahaya
• Mencatat secara rinci makanan selama Ramadan
untuk mengontrol KGD
• Minum air secukupnya sebelum tidur dan Sahur, bila
malam hari BAK maka diganti juga dengan minum,
hindari minuman manis
SIMPULAN
• Puasa Ramadan wajib hukumnya bagi yang
mampu termasuk penyandang DM
• Dengan pengawasan yang baik akan aman untuk
berpuasa
• Panduan yang penting adalah menjaga makanan
saat berbuka puasa dan harus sahur
• Adakan perubahan dosis & jadwal obat/insulin
• Waspada dehidrasi, hipo/hiperglikemi, bila timbul
gejala  segera berbuka puasa
TERIMA KASIH
SELAMAT BERPUASA

Anda mungkin juga menyukai