Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Konjungtiva merupakan bagian dari mata yang berfungsi sebagai proteksi


bagi mata terhadap benda-benda asing yang masuk. Dimana konjungtiva adalah
mukosa yang melapisi bagian dalam palpebra dan permukaan anterior mata.
Konjungtiva melapisi permukaan sebelah dalam kelopak mulai tepi kelopak (margo
palpebralis), melekat pada sisi dalam tarsus, menuju ke pangkal kelopak menjadi
konjuntiva forniks yang melekat pada jaringan longgar dan melipat balik melapisi
bola mata hingga tepi kornea.1
Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat
disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti, bakteri, virus, klamidia, alergi
toksik seperti konjungtivitis vernal, dan moluscum contangiosum.1,2
Sedangkan konjungtivitis vernalis dikenal juga sebagai “konjungtivitis
musiman” atau “konjungtivitis musim kemarau” yang merupakan penyakit bilateral
yang jarang yang disebabkan oleh alergi, biasanya berlangsung dalam tahun-tahun
prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyebaran konjungtivitis vernal merata
di dunia, terdapat sekitar 0,1% hingga 0,5% pasien dengan masalah tersebut.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada iklim panas.2

1
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien. MD


Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 7 Tahun

Alamat : Lebak Muncang, Ciwidey.

2.2 Anamnesis

Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Soreang dengan keluhan kedua mata

merah sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan mata merah diawali rasa perih dan gatal.

Sehingga pasien sering mengucek kedua matanya.

Keluhan disertai dengan perasaan mengganjal. Pasien tidak mengeluhkan

mata sering berair dan keluar kotoran. Keluhan tidak disertai penglihatan buram.

Keluhan nyeri pada mata tidak ada.

Riwayat kontak dengan keluhan serupa di rumah tidak ada. Ibu pasien

mengatakan bahwa pasien sering bermain sepeda dan layang-layang dengan

temannya diluar rumah saat sore hari dan rumah pasien berada di tepi jalan sehingga

banyak terpapar debu dari jalanan. Saat terkena debu, pasien sering menggosok

mata dengan kedua mata pasien. Ibu pasien menyangkal bahwa mata pasien terkena

trauma sebelumnya. Ibu pasien mengaku bahwa pasien memiliki riwayat alergi

terhadap makanan. Keluhan baru pertama kali dirasakan oleh pasien dan sejak 2

minggu yang lalu ibu pasien mengobati menggunakan obat tetes mata yang dibeli

sendiri tetapi ibu pasien tidak mengingat nama obat tersebut. Namun, tidak ada

perubahan pada mata pasien.

2
2.3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: Compos mentis
Tabel 2.1 Status Ophthalmikus

Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus 6/6 6/6

Muscle Balance Orthotropia

Gerakan Bola Mata Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Palpebra Superior Tenang Tenang

Palpebra Inferior Tenang Tenang

Silia Trikiasis (-), sekret (-) Trikiasis (-), sekret(-)

Aparatus Lakrimal Punctum terbuka, sumbatan (-), lakrimasi (+)

Konjungtiva Tarsal Hiperems (+) korpal (-), Hiperemis, (+) korpal (-),
Superior folikel (-) folikel (-)

Konjungtiva Tarsal Hiperemis (+), korpal(-) Hiperemis(+), korpal(-)


Inferior

Konjungtiva Bulbi Hiperemis (+) Injeksi Hiperemis (+) Injeksi


Konjungtiva (+) konjungtiva (+)

Kornea Jernih Jernih

COA Jernih,dalam Jernih, dalam

Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor

3
Diameter ±3mm ±3mm

RC Direk/Indirek +/+ +/+

Iris Sinekia (-) Sinekia (-)

Lensa Jernih Jernih

Tonometri palpasi : TIO OD=OS dalam batas normal


Pemeriksaan lain : tidak dilakukan

2.4 Usul Pemeriksaan


Jika memang sangat dibutuhkan, maka dapat dilakukan
-pemeriksaan histopatologi
-skin prick test untuk menentukan allergen penyebab

2.5 Diagnosis Banding


1. Konjungtivitis Vernal ODS
2. Konjungtivitis Flikten ODS
3. Konjungtivitis atopik ODS

2.6 Diagnosis Kerja


Konjungtivitis Vernal ODS

2.7 Terapi
Non farmakologi :
o Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari tangan,
karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator-
mediator sel mast. Jika ingin memegang mata maka ajarkan anak untuk
mencuci tangan terlebih dahulu.

4
o Menggunakan kaca mata untuk mengurangi kontak dengan alergen di udara
terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus dihindari karena lensa kontak
akan membantu retensi alergen
o Kompres dingin di daerah mata;
o Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga
berfungsi protektif karena membantu menghalau alergen

Farmakologi :
o Antihistamin, yang dapat digunakan salah satunya adalah conal yang
mengandung Clorpheniramin Maleat 3 mg sebagai vasokonstriktor dan
naphazoline hydrochloride 0,25 mg sebagai antihistamin.
o Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid topikal
prednisolon fosfat 1%, 6-8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian
dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai ke dosis terendah yang dibutuhkan
oleh pasien tersebut. Bila sudah terdapat ulkus kornea maka kombinasi
antibiotik steroid terbukti sangat efektif.
o Antibiotik broad-spectrum

2.8 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia

Anda mungkin juga menyukai