Anda di halaman 1dari 6

Pengamatan pewarisan pada marmut

1. Landasan teori

Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar mamae

dipunyai oleh hewan betina yang tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak

depan dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang. Kulitnya

terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Brotoatmojo, 1990).

Mamalia tubuhnya dapat dibedakan menjadi caput, truncus dan cauda. Caput

dihubungkan dengan truncus dan leher. Cauda tidak memiliki homo sapiens ekstern, tetapi

masih dimiliki homo sapiens intern yang memiliki vertebrae yang membentuk, walaupun

jumlahnya hanya tiga yang mengalami reduksi (Radiopoetro, 1977).

Tubuh mamalia dilindungi oleh rambut-rambut. Kulitnya mengandung bermacam-

macam kelenjar, di dalam alveolus yang bentuk dan besarnya berbeda-beda dalam dua

induk (heterodon), menggali dan berenang. Jari kaki mempunyai cakar, kuku atau telapak.

Jantung terbagi menjadi enpat ruangan dengan sekat-sekat yang sempurna. Lengkung aorta

hanya satu, yaitu disebelah kiri. Paru-paru relatif besar dan hanya terdapat dalam rongga

dada. Sekat rongga tubuh yaitu diafragma yang terletak antara rongga dan perut (Djuhanda,

1982).

Cavia porcellus termasuk ordo rodentia yang merupakan anggota mamalia yang
bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu

spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis (Moment, 1967).

Menurut Radipoetro (1977) membagi klasifikasi Cavia porcellus sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Superclass : Tetrapoda
Class : Mammalia
Subclass : Theria

Infraclass : Eutharia

Ordo : Rodentia

Familia : Cavia

Species : Cavia porcellus

Genus : Cavia

Species : Cavia porcellus

Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan pentadactyl (memiliki jari-jari yang

bercakar), lengan bawah dapat pronasi dan suprinasi. Hewan ini tidak berekor dan memiliki

glandula mamae untuk menyusui anaknya. Uterusnya bertipe duplex, merupakan tipe yang

paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus terpisah oleh adanya vagina pada

hewan betina (Radiopoetro, 1986).

Mamalia diduga berasal dari reptil Sinodon (periodik Triassik) yang giginya

berdiferensiasi. Ordo paling besar adalah rodentia, misalnya tandir beaver, tikus dan

hewan-hewan kecil yang mempunyai gigi seri sebagai gigi pengerat. Kelenjar pada kulit

mamalia antara lain sebacius, kelenjar keringat, kelenjar bau, dan kelenjar mamae.

Pernafasan dengan pulmo, laring mempunyai tali suara, muscullus diafragmaticus

sempurna memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis. Ordo rodentia
mempunyai tubuh kecil, beranggota badan, berjari lima dan berkuku (Hidelbrand, 1974).

Telur mamalia berukuran sangat kecil. Sumber makanan embrio berasal dari badan

induk yang dilakukan oleh suatu organ pertukaran yaitu placenta dan tali pusar. Sistem

sirkulasi induk dengan sirkulasi embrio atau fetus tidak berhubungan langsung. Ketika

lahir, anaknya menerima secara terus menerus makanan dari induknya dalam bentuk air

susu. Pertukaran udara pada mamalia terjadi di paru-paru disempurnakan oleh gerak

rongga dada dan diagframa pada mamalia, septum jantung bersifat sempurna, dan memberi

empat kamar yang benar-benar terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin oksigen
dari badan dan ventrikel kanan memompa darah yang kuat ke paru-paru untuk melepaskan
karbondioksida dan mengambil persedian oksigen kembali ke atrium kiri dan dipompa

keluar dengan kuat ke semua organ dan jaringan tubuh (Kimball, 1986).

Lidah marmut dilapisi oleh selaput lendir dan tonjolan-tonjolan kecil yang banyak

mengandung sel-sel indra perasa yang berhubungan dengan saraf. Caecumnya berfungsi

untuk cadangan makanan sementara, sedangkan pankreas berfungsi sebagai kelenjar cerna

dan kelenjar buntu yang menghasilkan hormon insulin. Tubuh mamalia pada umumnya

dapat dibedakan secara jelas antara caput, cervix, truncus, dan cauda. Mulut, lubang

hidung, mata dan lubang telinga pada marmot terdapat pada bagian caput. Telinga marmot

dilengkapi daun telinga (pina auricula), pada mulut terdapat labium inferior dan labium

superior (Radiopoetro, 1986).

2. Hasil pengamatan dan pembahasan

Marmut yang diamati memiliki fenotipe-fenotipe berikut :


Tabel 1. Fenotipe Marmut yang Diamati

No Identifikasi Jantan Betina

1 Warna Didominasi oleh putih dan hitam Didominasi oleh putih, hitam dan coklat

2 Hidung Bewarna putih Bewarna putih

3 Kaki Memiliki 3 jari kaki depan dan 4 jari Memiliki 3 jari kaki depan dan 4 jari kaki

kaki belakang . Putih dan coklat belakang putih

4 Telinga Telinga pendek menjulang keatas dan Telinga pendek dan melipat

bewarna hitam dan merah (rontok)

5 Ekor Tidak ada ekor/tidak tampak Tidak ada ekor/ tidak tampak

6 Mata Bewarna hitam Bewarna hitam

7 Pelvis Merah Muda Merah Muda


8 Perut Putih Putih

Note : Tidak menghasilkan keturunan, sehingga tidak dapat diidentifikasi turunannya

Penyebab Marmut tidak mempunyai keturunan

1. Marmut dalam keadaan yang stress, yang diakibatkan karena kondisi kandang yang kecil,

sirkulasi udara yang kurang, dan kondisi kandang yang kurang bersih.

2. Pola makan yang kurang teratur.

3. Sudah tidak berjodoh.

Identifikasi keturunan secara teori

Identifikasi :

PPMM X PpMm

Putih Telinga Menjulang Coklat Telinga Melipat

Dominan Lengkap Dominan Tidak Lengkap

P, M X P, p, M, m

J/B PM Pm pM pm

PM PMPM PPMm PpMM PpMm

PM PMPM PPMm PpMM PpMm

PM PMPM PPMm PpMM PpMm

PM PMPM PPMm PpMM PpMm

Kesimpulan :
1. Perbandingan Genotipe

PPMM : PPMm : PpMM : PpMm

4 :4 : :4

2. Perbandingan Fenotipe

25 % : Putih Telinga Menjulang

25 % : Putih Telinga Melipat

25 % : Coklat Telinga Menjulang

25 % : Coklat Telinga Melipat


Daftar Pustaka

Brotoatmojo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.


Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Amrico, Bandung.
Harris, C. 1943. Concepts in Zoology. State University of New York, New York.
Hildebrand, M. 1984. Analysis of Vertebrate Structure Second Edition. Jhon Wiley
& Sons, New York.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Avertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya,
Surabaya.
Kimball, J. W. 1986. Biologi jilid II. Erlangga, Jakarta.
Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers,
New York.
Moment, Graiduner B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company,
Boston, USA.
Prawirohartono, S. 1993. Biologi. Yudhistira, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai