Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
Dr. Sudarti, M.Kes
Drs. Agus Abdul Gani, M.Si
Disusun Oleh:
NAMA : Nurul Mega Astutik
NIM : 180210102079
UNIVERSITAS JEMBER
2019
6.3 Dampak Global Warrming
1. Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini
sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian selatan Kanada sebagai
contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah
hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis
semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang
jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-
bulan masa tanam.
Dampak pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim
terhadap ketahanan pangan di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Menurukan produktivitas pertanian khususnya pada wilayah pantai
akibat naiknya temperatur bumi.
b. Terjadinya iklim ekstrem yang meningkat sehingga sektor pertanian
akan kehilangan produksi akibat bencana kering dan banjir yang
silih berganti.
c. Kerawanan pangan kaan meningkat di wilayah yang rawan bencana
kering dan banjir.
d. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan
penyakit yang lebih beragam dan lebih hebat.
2. Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar
dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.
Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin
akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah
menuju kutub mungkin juga akan musnah. Sedangkan tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat.
3. Kesehatan manusia
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit
yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan
semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya
terlalu dingin bagi mereka. Anopheles misalnya adalah jenis nyamuk vektor
utama penyakit malaria yang selama ini dianggap hanya mampu
berkembang biak pada daerahdaerah tropis saja dengan suhu tidak kurang
dari 16 derajat celcius dan pada ketinggian kurang dari 1000 m. Namun
laporan terakhir menunjukkan nyamuk ini telah ditemukan juga di daerah-
daerah subtropis dan pada ketinggian yang sebelumnya tidak ditemukan
anopheles seperti di Afrika Tengah dan Ethiopia. Saat ini 45% penduduk
dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk
pembawa parasit. Persentase ini akan meningkat menjadi 60% jika
temperature meningkat. Perubahan temperatur, kelembaban udara, dan
curah hujan yang ekstrem mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur
sehingga vektor yang tertularkan penyakit pun bertambah. Penyakit-
penyakit tropis lainnya yang dapat menyebar melalui nyamuk ini yatu
seperti Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), demam kuning, dan
cikungunya.
Pengaruh langsung dari dampak perubahan iklim antara lain adalah
a. Mempengaruhi kesehatan tubuh manusia terhadap penyakit-
penyakit tular vektor.
b. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal akibat
meninggal karena stress panas.
c. Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernapasan karena udara
yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold, dan
serbuk sari.
d. Meningkatnya penyakit-penyakit tropis lainnya, seperti demam
kuning dan enchepalitis.
4. Pencairan es di daerah kutub dan gletser
Keberadaan es di daerah kutub, baik kutub Utara maupun kutub Selatan
memiliki peranan yang sangat vital bagi bumi. Diantaranya adalah sebagai
pemantul radiasi matahari serta sebagai penyiman metana beku dan karbon
dioksida. Peningkatan pencairan es di kutub terjadi karena suatu siklus
pencairan itu sendiri. Es di kutub berwarna putih dan terang sedangkan
lautan berwarna gelap. Jika es tersebut mencair maka sisi gelap yang terdiri
atas lautan dan daratan akan semakin luas sedangkan sisi putih atau terang
dari kutub akan semakin berkurang. Karena daerah yang menyerap radiasi
matahari semakin luas dan daerah yang memantulkan radiasi matahari
semakin kecil, maka secara total energi radiasi matahari yang diterima bui
menjadi semakin banyak. Akibatnya temperatur bumi juga semakin tinggi
sehingga semakin banyak pula es yang mencair.
Sekitar 80% radiasi matahari yang sampai ke lapisan es dikutub
dipantulkan kembali ke luar angkasa. Oleh sebab itu, dengan berkurangnya
es di kutub maka semakin banyak radiasi matahari yang terserap. Selain
menyebabkan pencairan lapisan es di daerah sekitar kutub, pemanasan
global juga menyebabkan pencairan gletser di dunia. Gletser adalah lapisan
es yang berada di puncak gunung. Pencairan gletser memberikan dampak
yang besar terhadap penduduk yang tinggal di dataran tinggi.
5. Pengaruh cuaca dan iklim
Apabila daerah di bagian utara bumi(kutub utara) akan memanas lebih
dari daerah-daerah lain di bumi. Dengan kondisi seperti ini maka akan
berakibat diantaranya:
Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di daerah kutub
dan gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih banyak
penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan tumbuhan
tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah hujan. Tanaman
dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat menyebabkan seluruh
ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar kemampuan manusia untuk
beradaptasi.
Dinas Lingkungan Hidup. 2019. Dampak Pemanasan Global Bagi Kehidupan Manusia dan
Lingkungan.
Idayati, Ratna. 2007. Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming) Terhadap Lingkungan
dan Kesehatan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 7 (1) : 44-45.
Susanta, Gatut dan H. Sutjahjo. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan
Global?. Bogor: Penebar Plus+.
Team SOS. 2011. Pemanasan Global Solusi dan Peluang Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Triana, Vivi. 2008. Pemanasan Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2 (2) : 161.