Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RENCANA KEGIATAN DAN PELAKSANAAN KEGIATANINDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA


REVOLUSI MENTAL
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
TAHUN 2018

UNIT : DESA MATAWAI ATU


KECAMATAN : UMALULU
KABUPATEN : SUMBA TIMUR
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR

Disusun oleh:
Nama : Imanuel J Borithnaban
NIM : 1609010015
Fakultas : Kedokteran Hewan
Jurusan : Kedokteran Hewan
Kluster Ilmu : Agro

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
From K 2
Rencana Kerja Tematik Monodisiplin

Nama Mahasiswa : Imanuel J Borithnaban


Nim : 1609010015
Fakultas / Prodi : FKH / Kedokteran Hewan
Lokasi / Unit KKN : Desa Matawai Atu
Kecamatan/Kabupaten : Umalulu/Sumba Timur
Kluster Ilmu : Agro
Nama Program : Monodisiplin
No Rencana kegiatan Tujuan Kegiatan Masyarakat Metode Sumber Waktu

Sasaran Pelaksanaan*) Pembiayaan Pelaksanaan

Tgl/Bln

1. Pemotongan gigi, Agar dapat Masyarakat Penyuntikan Biaya 17 juli


pemotongan ekor menghindarai desa ferdex agar Sendiri 2019
dan pemberian terlukannya matawai anak babi
ferdex pada anak ambing induk atu terhindar dari
babi anemia
(Praktek)

2 Pemberian obat Agar dapat Masyarakat Pemberian Biaya 18 juli


cacing pada meningkatkan desa obat cacing sendiri 2019
hewan ruminansia napsu makan matawai (Praktek)
serta mencegah atu
bertumbuhnya
cacing di
dalam tubuh
hewan

3 Pemberian Agar dapat Masyarakat Penyuntikan Biaya 18 juli


vitamin pada meningkatkan Desa Vitamin
hewan ruminansia kesehatan Matawai Kepada ternak Sendiri 2019
(B kompleks) hewan dan Atu
meningkatkan
berat badan

4 Sosialisasi Memberikan Masyarakat Memberikan Biaya 7 agustus


tentang penyakit informasi Desa materi secara sendiri 2019
pada babi tambahan Matawai langsung
kepada Atu kepada
peternak masyarakat
tentang
penyakit yang
sering
menyerang
babi
1.1 Identifikasi Masalah
Salah satu langkah penting yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu
masalah adalah identifikasi masalah. Dalam proses identifikasi masalah, mahasiswa
melakukan observasi dan wawancara pada masyarakat. Observasi dan wawancara yang
dilakukan mahasiswa di Desa Matawai Atu Kecamatan Umalulu Kabupaten Sumba
Timur, selama kurang lebih 2 minggu. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari
masyarakat, terdapat 3 masalah yang dapat dijadikan program individu dalam
menunjang kegiatan KKN Tematik Revolusi Mental adalah sebagai berikut:
1. Minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya potongan gigi dan pemotongan
ekor serta pemberian ferdex.
2. Minimnya kesadaran masyarakat dan pelayanan kesehatan pada hewan yang
terinfeksi cacingan.
3. Minimnya kesadaran Masyarakat dan pelayanan kesehatan hewan, terkait dengan
pemberian vitamin pada ternak.
4. Minimnya kesadaran Masyarakat tentang pentingnya pengetahuan tentang penyakit
pada babi.

1.2 Rencana Program


Berdasarkan hasil observasi masalah yang dilakukan oleh mahasiswa, terkait
dengan program individu dalam menunjang kegiatan KKN Tematik Revolusi Mental di
Desa Matawai Atu. Masalah dari hasil observasi ini disusun dalam rencana program
yang dilaksanakan penuis. Berikut rencana program yang dilaksanakan penulis
berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh dari hasil observasi di Desa Matawai
Atu:
1. Pelayanan kesehatan pada ternak dengan cara potongan gigi dan pemotongan ekor
serta pemberian ferdex.
2. Pembagian obat cacing untuk ternak kepada masyarakat.
3. Pelayanan kesadaran pemberian vitamin
4. Edukasi pada masyarakat tentang pentingnya penyakit pada ternak babi

1.3 Pelaksanaan Rencana Program


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Desa Matawai Atu, penulis
merencanakan 4 program yang diambil sesuai dengan bidang ilmu. Berikut pelaksanaan
4 program beserta alasan dilakukannya program indidvu.
1.3.1 Penyuluhan dan pembagian obat cacing untuk ternak kepada masyarakat.
Beberapa alasan terkait dengan pelaksanaan program ini adalah masyarakat
kurang memperhatikan kesehatan ternak dalam hal ini penyakit cacingan yang biasa
menyerang ternak pada umunya baik (Sapi, kambing, domba, unggas, kuda dan
kerbau). Dalam pelaksanaan program ini mempunyai dampak yang besar bagi
masyarakat khusunya peternak. Infeksi cacingan merupakan salah satu penyakit
infeksius pada sapi yang bersifat subklinis (tanpa menunjukkan gejala klinis yang
menciri) adalah penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing. Cacing pada
peternakan sapi menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi, pada peternakan
sapi kerugian yang ditimbulkan berupa penurunan berat badan atau terhambatnya
pertumbuhan serta merupakan faktor risiko terjangkitnya penyakit infeksius lainnya
yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Akibat dari dampak yang ditimbulkan oleh infeksi parasit pada ternak terutama
sapi yang dipelihara secara tradisional, maka dalam sistem pemeliharaan tersebut perlu
dilakukan pemberantasan penyakit akibat infeksi cacing dilakukan secara rutin dan
terprogram.Dari hasil beberapa kunjungan di rumah warga kebanyakan peternak sapi
tidak memprogramkan pemberantasan cacing, walaupun ada tanpa mengetahui cacing
apa yang menginfeksi ternak tersebut.
Manfaat dari pelaksanaan program ini adalah dapat meningkatkan produktivitas
ternak sapi yang nantinya berdampak pada pendapatan masyarakat yang meningkat
serta menekan kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh infeksi penyakit tersebut.
Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah masyarakat khususnya peternak dan
metode yang dilakukan adalah penyuluhan.
Adapun kendala yang ada selama pelaksanaan program ini yaitu masyarakat yang
kurang merespon mahasiswa ketika mahasiswa ingin melaksanakan program.. Hasil
dari pelaksanaan program ini adalah masyarakat sadar akan pentingnya pemberian obat
cacing pada ternak, hal ini juga berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat apabila
ternak yang dipelihara menderita penyakit dan nilai jual ternak di pasaran turun, akibat
dari penurunan produktifitas dan berat badan ternak.
Gambar 2. Dokumentasi kegiatan pembagian obat cacing pada ternak di rumah warga.

1.3.2 Pelayanan kesehatan pada ternak dengan cara pemberian Vitamin


Beberapa alasan terkait dengan pelaksanaan kesehatan pada ternak dengan
cara pemberian vitamin adalah:
a) Pola pikir masyarakat yang kurang dalam memperhatikan kesehatan ternak.
b) Kondisi ternak yang dalam keadaan kurus atau dalam hal ini Body Condition Score
(BCS) ternak yang tidak sesuai dengan umur ternak .
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh di Desa Matawai Atu, masih banyak
masyarakat yang belum paham tentang manajemen peternakan sehingga asupan nutrisi
dari ternak sendiri kurang yang membuat rata-rata ternak dalam kondisi atau keadaan
kurus. Hal ini karena masyarakat sendiri tidak mempunyai penghasilan yang cukup,
sehingga ternak yang dipelihari dengan kondisi seadanya saja . Oleh karena itu, melalui
pelaksanaan program pemberian vitamin mahasiswa bisa mengambil peran dalam
membantu masyarakat, terkait dengan peningkatan kesehatan ternak di Desa Matawai
Atu.
Pemberian vitamin ini bertujuan untuk membantu ternak agar memaksimalkan
pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri dimana vitamin dapat membantu
ternak dalam peningkatan napsu makan serta membantu ternak dalam menjaga sistem
pertahanan atau kekebalan tubuh.
Sasaran dari program ini adalah membantu masyarakat khususnya peternak dalam
meningkatkan kesehatan ternak serta memperbaiki kondisi ternak dengan cara
memberikan ternaknya untuk disuntikan vitamin. Metode yang digunakan dalam
pelaksanaan program ini adalah praktek dan sumber pembiayaan dari program
pemberian vitamin ini adalah mahasiswa.

Gambar 1. Dokumentasi kegiatan pemberian vitaminpada ternak babi, keterangan


mengambil vitamin yang terdapat dalam botol, b: Penyuntikan vitamin pada ternak
babi.
Adapun kendala yang ada selama pelaksanaan program ini yaitu masyarakat yang
kurang merespon mahasiswa ketika mahasiswa ingin melaksanakan program. Oleh
karena itu saran dari mahasiswa sebaiknya dari pihak desa melakukan penyuluhan
kepada masyarakat terkait manfaat vitamin pada ternak dengan bekerja sama dengan
dinas terkait .

1.3.3 Edukasi pada masyarakat tentang penyakit pada ternak babi.


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan mahasiswa memutuskan untuk
melakukan sosialisasi tentang manajamen peternakan yang baik dan benar kepada
masyarakat. Alasan dilakukannya kegiatan sosialisasi ini dilihat dari kondisi
masyarakat yang ada di desa Matawai Atu , dimana tingkat pengetahunan masyarakat
desa yang kurang mengenai manajemen peternakan yang kurang .Hal ini berkaitan
dengan konsep Kesejahteraan hewan yaitu disebutkan ada lima kebebasan yang harus
dimiliki oleh setiap hewan untuk dapat hidup dan berproduksi dengan baik; bebas dari
rasa lapar dan haus, bebas dari rasa panas dan tidak nyaman, bebas dari luka, sakit dan
penyakit, bebas mengekspresikan perilaku normal dan alaminya, dan bebas dari rasa
takut dan penderitaan .
Pelaksanaan Sosialisasi tentang program ini dilakukan di tiap rumah warga , hal
ini dikarenakan sangat susah untuk mengumpulkan warga karena cenderung
mempunyai kesibukan yang berbeda beda . Adapun tujuan dilakukannya kegiatan ini
karena tingkat pemahaman masyarakat yang kurang mengenai manajemen peternakan
yang baik sehingga menambah pengetahuan masyarakat tentang hal ini, selain itu
program ini juga dilakukan karena kebutuhan masyarakat .
Kendala yang ada selama pelaksanaan kegiatan ini adalah waktu pelaksanaan
yang kadang menggangu aktivitas kerja dari beberapa masyarakat sehingga beberapa
masyarakat kurang merespon mahasiswa.

Gambar 3. Dokumentasi kegiatan Sosialisasi kesejahteraan hewan kepada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai