1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau;
masa lampau umat Manusia.
b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon dan
keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon dari yang
terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah diartikan sebagai silsilah
keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja di masa lampau.
c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar. Sehingga arti
sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi di
masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu yang
telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat Manusia.
2. Pengertian Sejarah Menurut Bahasa
Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti sempit dan
dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau peristiwa. Sedangkan
pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang memiliki akar dalam realisasi
diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa Indonesia, sejarah memiliki 3 arti
yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar
terjadi di masa lampau dan sejarah adalah ilmu pengetahuan dan cerita.
Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang antara lain
sebagai berikut :
Masa depan, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah terdapat
pelajaran mengenai nilai dan moral.
Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi penurus dari
masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa
lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi
dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat dalam sejarah.
Sumber Sejarah
Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah.
Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud
dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai dengan sekarang.
1
Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk
membuktikan sejarah.
Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam antara
lain sebagai berikut...
1. Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para pelaku
sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun Veteran Republik
Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang
lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan)
yang dipakai untuk bahan penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan tertulis,
catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen, tambo (catatan tahunan
dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-peninggalan
yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi, gerabah, manik-manik dan
patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu
sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian, analisis, da penafsiran yang cermat oleh
para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut:
Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik, yang
berasal di zamannya.
Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil para
para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli tanpa
dengan melakukan penelitian langsung
Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan sejarah
dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah
a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran baru yang
sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.
Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang telah terjadi
atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau berlangsung di masa
lalu.
Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun menurut
ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai
peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat beberapa syarat ilmiah misalnya
empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan).
Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi, emosi dan
gaya bahasa dalam penulisan sejarah.
b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.
Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi real.
Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa sejarha
dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan yang ada.
1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah berdasarkan
dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori dan metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah dapat
dipahami jika sejarah terikat oleh...
Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat dalam
sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang penting dari ilmu
pengetahuan
Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya sekali. Sifat
unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni dan khusus.
2
Konsep Sinkronik dalam Sejarah
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang berarti
waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang
bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya
mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam.
Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau
mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
3) Bersifat horizontal
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih
menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan waktu yang
terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa Indonesia pada
zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena perkembangan kehidupan
ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang itu saja.
Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia mempunyai
arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi, diakronik berarti sesuatu yang
melintas, melalui, dan melampaui dalam dalam batasan waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang
melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian.
Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Chronoss
artinya waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang
memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau
kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk mempermudah
kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat. Kronologi juga membantu
kita agar dengan mudah dapat membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda
tetapi dalam waktu yang sama.
Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa sejarah
dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita
agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling
keterhubungannya dalam berbagai aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi
berdasarkan sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik, pemerintahan,
agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat
berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.
- Masa berburu dan meramu
- Masa bercocok tanam
- Masa bercocok tanam tingkat lanjut
- Masa perundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan masyarakat, sistem politik,
ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan pembabakan berdasarkan urutan dinasti, seperti
yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia pada umumnya kedudukan raja dianggap penting
dalam masyarakat, seperti contoh berikut ini.
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.
3
• Dinasti Girindra (1222-1478 M).
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk
memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk
memahami hal-hal yang terkait dengan:
• kesinambungan antarperiode,
• Masa Praaksara.
• Masa Revolusi.
• Masa Reformasi
KRONIK
Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan peristiwa menurut
urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan
pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang
menarik perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang banyak berdatangan
ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak ditulis oleh para musafir dan
pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan
juga oleh para musafir serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat
mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat Nusantara di suatu
tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan
banyak sumber lain yang dapat mendukung kebenaran dari kronik tersebut.
Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya berpikirlah secara runtut,
teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada kita gambaran
yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita
dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-
hari, konsep berpikir diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah.
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau
fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Selain melatih kita untuk dapat berpikir
sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir holistik. Holistik mempunyai
pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya
menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin
mempelajari mengapa perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari sebab-
sebab, tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor pemicu, usaha-usaha yang telah
dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga
belajar bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat mencegah sebab atau
mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
4
Konsep Ruang dan Waktu
Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga
unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku/aktor
utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga
kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang
merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya
kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya
peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan
memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia
merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari
waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah
bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan
perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang
waktu sebelumnya
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti
berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan
dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu
tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).
2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut pendukung teori Yunan,
pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang
ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa Champa
yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja
berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut
selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke
Nusantara.
5
Ciri Kehidupan Masyarakat Zaman Pra Aksara
1. Palaeolithikum
Palaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau selama
masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari batu yang dikerjakan
secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat (nomaden) serta berlangsung
pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya bukti fosil
manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1) manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2) masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3) makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4) alat yang dibuat masih sangat kasar.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan penemuan
arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua tersebut didiami
Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Pada masa
peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa peralihan
ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya arus kebudayaan baru dari daratan
Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru tersebut dinamakan kebudayaan mesolithikum atau
jaman batu tengah.
2. Mesolithikum
Mesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang lalu atau
selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi manusia dari
daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mulai
berkembang.
Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1) kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2) mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3) mulai mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5) manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal dari
perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat tinggal mereka, akan
mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang tinggal di gua di tepi
sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia yang hidup adalah Papua
Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang (Malaysia), Aeta (Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin
(Australia).
Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan
abris sous roche.
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding berarti
sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger merupakan
timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger ditemukan banyak
kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam dari Zaman
Palaeolithikum).
Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra berdasarkan tempat
penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula kapak pendek (hache courte) dan pipisan (batu bata
penggiling beserta landasannya).
Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam gua yang cukup lama
meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan yang ditemukan
di dalam gua-gua. Di daerah mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat apa saja yang ditemukan di
dalam gua tersebut?
6
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-alat, seperti flake,
kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karena di gua tersebut banyak ditemukan
peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua sebagai abris sous
roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.
3. Neolithikum
Neolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan batu baru
merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia.. Adapun ciri perkembangan
budayanya adalah :
1) kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2) sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3) sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5) peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal kemampuan
menenun dan membuat pakaian.
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak.
Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini mendorong
pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama. Pembentukan pemukiman
melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan pembagian kerja. Kerajinan tangan
berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi dasar-dasar pertama kehidupan manusia dalam
konteks masyarakat seperti sekarang ini.
Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya. Alat-alat
dari batu yang mereka hasilkan lebih sempurna dan telah lebih halus disesuaikan dengan fungsinya.
Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.
1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi yang besar sering
disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah) yang
digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi tangkai. Daerah
persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat, misalnya di daerah Sumatra, Jawa,
dan Bali.
2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah halus dan diberi tangkai.
Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak lonjong
umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian, Seram, Tanimbar, dan Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai alat
perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar atau
gerabah. Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan ditemukannya alat
pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.
4. Megalithikum
Kebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam. Kebudayaan
yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak dikerjakan secara halus,
melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan. Kebudayaan
megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan dengan yang
ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan kesejahteraan dan kesuburan
tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana untuk menghormati mereka yang telah mati. Daerah
penemuannya meliputi Nias, Sumatra, Jawa, Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum
berawal dari masa neolithikum, yaitu sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan
kehidupan masyarakat bercocok tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan
pesat justru pada jaman logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu bangsa
Proto Melayu yang hidup menetap.
7
1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja arwah nenek moyang.
Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Tengah.
2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki menhir (menhir yang agak pendek).
Bangunan ini digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada juga
dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan semacam ini dinamakan pandusha.
3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai tutup. Sarkofagus
banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-tulang manusia beserta
bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya, kubur batu ini
terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang pada keempat sisinya,
bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi bangunan ini
adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang yang
digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan, antara lain di
Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar?
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka hanya
membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman Megalithikum
menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar akan adanya kekuatan di
luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan bentuk agama yang jelas, mereka telah
menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa dikatakan
teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara itu tidak dapat
dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah mengolah
bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal
peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan ladang, maupun
untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak corong atau kapak sepatu. Kapak
corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara keagamaan
(kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan persembahan lainnya. Nekara
ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti
dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan
Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil yang disebut moko. Selain nekara, juga
ditemukan alat atau benda-benda perhiasan, seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.
a. Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori brahmana. Inti dari teori ini yaitu penyebaran
agama dan kebudayaan India ke Indonesia dilakukan oleh golongan brahmana (pandita atau
rohaniawan). Para brahmana ini datang ke Indonesia atas undangan para penguasa di Indonesia..Van
Leur melandasi pendapatnya dengan keyakinan bahwa antara India dan Indonesia terjadi hubungan
8
perdagangan. Dalam hubungan tersebut dimungkinkan bukan hanya orang-orang India yang datang ke
Indonesia, melainkan juga sebaliknya banyak juga orang Indonesia yang datang ke India.
b. Teori Ksatria
Menurut R.C. Majundar, munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di kepulauan Indonesia disebabkan
oleh peranan kaum Ksatria atau para prajurit India. Para prajurit diduga melarikan diri dari India dan
mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara. Teori ksatria juga didukung
oleh F.D.K. Bosch.Menurut F.D.K. Bosch, pada masa lampau di India sering terjadi perang
antargolongan. Para prajurit yang kalah kemudian meninggalkan India. Rupanya para prajurit tersebut
ada yang sampai ke wilayah Indonesia. Para prajurit itulah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-
koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
c. Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari India
selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya negaranya.N.J Krom mengungkap
adanya pernikahan antara para pedagang tersebut dan wanita Indonesia. Pernikahan tersebut dianggap
sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam teori ini.G. Coedes berpendapat
bahwa yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk
memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan.
Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje, dia berpendapat bahwa Islam masuk
ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Para
pedagang dari Gujarat masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan paham Islam di
tengah kehidupan bermasyarakat.Namun, teori ini dibantah oleh beberapa ahli sejarah. Mereka
berpendapat, jika Islam datang dari Gujarat, maka otomatis Islam yang berkembang di Indonesia
merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada waktu itu, Islam yang
berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku di Indonesia,
yang mayoritas penduduknya menganut Islam dengan mazhab Syafi`i.
Teori Mekkah
Menurut Buya Hamka Islam masuk ke Indonesia melalui peran langsung dari para pedagang muslim
asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam din Indonesia. Teori ini
berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari abad ke 7 M.Teori ini diperkuat
dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal China, yang mengemukakan bahwa pada tahun 625
M, sudah mulai terdapat perkampungan bangsa Arab di Sumatera tepatnya di daerah Barus.
Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama Husein Djayadiningrat mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada tahun ke-7 M. Mereka
singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga diperkuat dengan
terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia (Iran).
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru
yang berasal dari luar. Berikut beberapa pengaruh di berbagai bidang terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia :
BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN
9
dinamisme
Politik Dalam kehidupan Sistem pemerintahan kerajaan Sistem pemerintahan yang bercorak
berkelompok biasanya dikenalkan Oleh orang-orang India. Islam, rajanya bergelar sultan atau
ada seorang pemimpin Dalam sistem ini, kelompok- sunan seperti halnya para wali. Jika
didalamnya kelompok kecil masyarakat bersatu rajanya meninggal, tidak
dengan kepemilikan wilayah yang dimakamkan di candi tetapi
luas. Kepala suku yang terbaik dan dimakamkan secara Islam.
terkuat berhak atas Tampuk
kekuasaan kerajaan. Kemudian,
pemimpin ditentukan secara turun-
temurun berdasarkan hak waris
sesuai dengan Peraturan hukum
kasta
Sosial Hidup berkelompok – masyarakat Indonesia mengenal Aturan kasta mulai pudar di
kelompok dimana aturan kasta, yaitu: Kasta masyarakat
proses sosialisasi Brahmana (kaum pendeta dan para
hanya terjadi intern sarjana), Kasta Ksatria (para
dalam kelompok prajurit, pejabat dan bangsawan),
masing – masing Kasta Waisya (pedagang petani,
pemilik tanah dan prajurit). Kasta
Sudra (rakyat jelata dan pekerja
kasar). Namun, unsur budaya
Indonesia lama masih tampak
dominan dalam semua lapisan
Masyarakat
Sastra dan Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha pada Kosakata bahasa Arab baik lisan
Bahasa sastra yang dihasilkan bahasa adalah dikenal dan maupn tulisan mulai banyak
digunakannya bahasa Sanskerta digunakan. Hasil karya sastra
dan huruf Pallawa oleh masyarakat berupa hikayat, babad, suluk dan
Indonesia. Hasil sastra berupa kitab syair.
– kitab yang ditulis oleh Mpu
Tantular, Mpu prapanca dan
lainnya.
Arsitektur Masyarakat praaksara Punden berundak merupakan salah Islam telah memperkenalkan tradisi
dan Kesenian telah mendirikan satu arsitektur Zaman Megalitikum. baru dalam teknologi arsitektur
bangunan – bangunan Arsitektur tersebut berpadu dengan seperti masjid dan istana. Juga
yang terbuat dari batu, budaya India yang mengilhami diperkenalkan dengan seni kaligrafi.
diantaranya : Menhir, pembuatan bangunan candi yang
dolmen, sarkofagus, disertai patung induk berupa arca.
punden berundak dan
waruga
10
Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai
berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra (Hindia
dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal ini membuat
para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan
Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga
menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh
kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha.
2. Agama Islam
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan
adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan
derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak
adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat
agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara sebagai
berikut.
1. Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia.
Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat karena
dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan
selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara.
Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara.
Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu
peran penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.
2. Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini
menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang
ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para
saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
3. Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan
dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para santri
yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung masing-
masing.
4. Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan
Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama Islam.
Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi
dengan nilai-nilai Islam.
11
1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan Kepulauan Massava ( Filipina ) yang
kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. Karena tindakannya itulah
Magelhan dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan dan akhirnya Magellhan terbunuh
dalam peperangan .
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del Cano
dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa Spanyol ini
diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya, kedatangan
Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah
persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan tersebut sejalan dengan pertentangan antara sultan
Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu
dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di
Saragosa (Spanyol) tahun 1529. Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian
Saragosa yang berisi :
1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.
b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan mengutus
Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama
mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama diperintahkan oleh Raja
Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran
mencari daerah timur dengan menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan
ombak yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika,
yang kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan
pelayaran melainkan bertolak kembali ke negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan
mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah
ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan melalui
pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia. Pada tahun 1498
rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut di pantai barat India. Setelah beberapa tahun
tinggal di India mereka menyadari bahwa Ini bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut,
tahun 1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku
menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu
meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari
kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan Sultan Ternate
dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh
Ternate karena Portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate.
Sultan ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.
c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota
Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda
tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya
hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk
mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di
bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute
Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.. Kedatangan rombongan
Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk
berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir
dari Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dengan delapan
buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis
sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga
sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Keberhasilan rombongan Van Neck
dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk
membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara
resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur.
VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa
Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish dengan
melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC (East Indian
Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk
menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia. Sejak pertama kali
12
tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh,
Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan penyerangan
Terhadap Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan itu Gubernur Jendral
Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Jansen.
Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan Belanda. sehingga belanda menyerahkan
kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut dengan
"Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India, mengangkat
Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan penuh di Indonesia.
Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat dari pada Raja-Raja Melayu
saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan dimana rakyat menderita dengan semua
perjanjian yang telah dibuat oleh Belanda. sehingga Raffles membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem
pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala
pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di
bawah kekuasaan pemerintah pusat.
e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Asia
Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di Tarakan
Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada tanggal 16
Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai ,Jepang
memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda dan
pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di
bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura . Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah
membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM (American British Dutch
Australian Command) yang bermarkas di Lembang .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa . Tanggal 5
Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan dan menguasai
kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret
1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan
tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan
di Kalijati,Subang. Keinginan Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam
yang dapat di manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran
yang berkaitan dengan Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga
umat manusia. Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun.
13
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia . Jepang di elu-
elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda . Tentara
Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari
cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia.
1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera ,pusatnya di
Bukit Tinggi
2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura
,pusatnya di Jakarta di tambah angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut: Armada Selatan kedua untuk daerah
Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya di Makasar .
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di berlakukan
pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di keluarkan oleh Panglima
Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh panglima tentara
Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui kedudukannya
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah untuk
sementara waktu
3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam
gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :
Jawa Barat : Pusatnya di Bandung
Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang
Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya
Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta
14
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer ,Jepang juga
mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha
meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :
Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh pulau Jawa dan
Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerah-daerah shu (keresidenan) ,Shi
(kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku (desa/kelurahan) . Seluruh pulau
Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .
PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia) “kelak di
kemudian hari” pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut dikeluarkan pada saat
Jepang diambang pintu kekalahan.
2. Perjuangan Pattimura(Maluku)
Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti Rempah-rempah, akibatnya
rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk
mengusir Belanda. Pasukan Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817.
Dalam peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan atas kekalahannya ,Belanda
mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu
kembali.
Pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka dengan
bantuan Kerajaan Aceh. Penyerangan dipimpin oleh Adipati Unus yang terkenal dengan
sebutan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Adipati Unus, Demak melakukan
blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.
15
Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya Kerajaan
Pajajaran oleh Fatahillah pada tahun 1527.Ketika orang-orang Portugis mendatangi Sunda
Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak yang dipimpin Fatahillah
dan tentara Portugis. Portugis pun berhasil dipukuk mundur. Kemudian Pelabuhan Sunda
Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti kejayaan yang sempurna oleh
Fatahillah.
Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam saat berada di Malaka.
Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh Darussalam yang menjadi pusat perdagangan
baru setelah jatuhnya Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak melancarkan serangan
ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal melancarkan serangan ke Aceh. Aceh
meminta bantuan persenjataan, militer, dan ahli perang dari Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh
Turki pada tahun 1567. Setelah bantuan dari Turki datang, pada tahun 1568 Aceh bersama
Turki menyerang Portugis di Malaka. Portugis terpaksa bertahan mati-matian dalam
menghadapi serangan tersebut di Benteng A Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan
serangan dari Aceh.
Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum dan sesudah abad ke-20
Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris, dan
Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan agama kristen. Setelah sampai
Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin berdagang tiba-tiba mereka ingin menguasai
Nusantara. Keinginan mereka itulah yang melatarbelakangi bangsa Indonesia melakukan perjuangan.
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Banyak yang
memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah
hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang menjadi pusat kekuasaan penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada abad ke-
17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan Hasanuddin dari Kerajaan
Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda dari Aceh, Untung Surapati, Trunajaya,
dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.
b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di Jawa (1825-
1830)
h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-1904)
Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti perlawanan
Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya masih dalam batas-batas
16
wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat diredam oleh kekuatan
penjajah yang sudah menguasai secara nasional di Indonesia.
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan Portugis,
Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:
b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang bersamaan
d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata
e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin di
Indonesia
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin dapat
dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu strategi perjuangan baru
lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi yang baru dan bisa mengalahkan
penjajah.
Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah tahun 1900
Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah menunjukkan
karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah Pergerakan Nasional.
Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak perlawanan
berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi dan organisasi). Berubahnya
corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional terwujud berkat meningkatnya pendidikan
di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru, yaitu kaum intelektual atau golongan terpelajar.
(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim serta
Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Pusatnya di Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Cipto
Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan
nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta mempersiapkan kehidupan
rakyat yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di Indonesia. Pada
tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena tulisan Suwardi Suryaningrat berjudul Als Ik
een Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara tajam menyindir tindakan pemerintah
kolonial . Program Indische Partij:
Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama dan ras.
Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan kolonial.
Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan tujuan
mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran
agama yang benar, dan memajukan pemahaman ilmu agama Islam di antara para anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging. Organisasi itu didirikan
pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara pelajar Indonesia yang merantau di luar negeri.
Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa
Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
18
H. Persatuan Bangsa Indonesia
Berawal dari Indonesische Studie Club yang didirikan oleh Dr. Sutomo di Surabaya, pada tahun
1924. Kegiatan PBI menitikberatkan pada rakyat. Salah satu usahanya adalah mendirikan rukun tani.
Kegiatan PBI selanjutnya adalah menggalakkan koperasi, membentuk serikat kerja, dan meningkatkan
pengajaran dan pendidikan rakyat. Pada tahun 1935, PBI dan Budi Utomo bergabung membentuk
Parindra
I. Nahdatul Ulama
Pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dari Pondok Pesantren Tebu Ireng. NU berdiri pada tanggal 31
Januari 1926. NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya.
Tujuan Nahdatul Ulama adalah mencerdaskan umat Islam dan menegakkan syariat agama Islam
berdasarkan Mazhab Syafi’i. Selain bergerak dalam bidang agama pendidikan, sosial, dan budaya NU
juga bergerak dalam bidang politik.
Menjelang kedatangan Jepang, tuntutan GAPI semakin gencar melalui pembentukan Majelis Rakyat
Indonesia, yang merupakan kelanjutan Kongres Rakyat Indonesia. Namun, tuntutan itu langsung redup
setelah Jepang menguasai Indonesia.
Situasi sebelum dijalankannya politik etis, kehidupan masyarakat terdiri atas tiga golongan, yaitu :
Masyarakat kalangan bawah, yaitu meliputi : kaum buruh, pedagang, petukang, dan pekerja
rendah lainnya.
Masyarakat kalangan menengah, yaitu meliputi : petani yang memiliki tanah dan para pegawai
pemerintahan kolonial Belanda.
Masyarakat kalangan atas, yaitu meliputi : Pemuka agama dan para Bangsawan.
Sedangkan keberadaan setelah dijalankannya politik etis, keberadaan masyarakat Indonesia
ditandai dengan adanya kalangan-kalangan pelajar.
19
2. Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian dan pembekalan lainnya dari rakyat Indonesia
tanpa kompensasi.
3. Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat.
4. Terputusnya hubungan antar daerah akibat dari self sufficiency.
5. Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi SDA dan bahan
mentah lainnya digunakan untuk mendukung industri perang.
6. Penerapan sanksi yang berat oleh Jepang dengan menerapkan sistem ekonomi secara ketat.
7. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan
menunjang kegiatan perang).
E. Dampak pendidikan
Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika menerapkan pola
pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda hanya memberikan model pendidikan
pada anak bangsa yang berupa sekolah ongko loro dan ongko siji. Sekolah ini bertujuan agar anak
bangsa mendapatkan pendidikan 1 tahun dan 3 tahun saja, materi yang diberikan berupa ketrampilan
berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan karena di satu sisi pemerintah Belanda
ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin
memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya
dipandang rendah. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan persyaratan bagi siswa yang masuk di
sekolah ongko siji dan loro. Syarat utamanya adalah latar belakang keningratan bagi siswa-siswanya.
Namun setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan Baron van Hoevel, maka
terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem sekolah dan kurikulum mengalami banyak
perubahan. Semula jenjang pendidikan terlama di bangku sekolah dasar hanya tiga tahun berubah
menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun). Model sekolah ini dinamakan schakel school dan HIS
(Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan yang cukup banyak. Tingkat
kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa menjadi siswa di sekolah iniMereka
yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS.
Mereka yang berasal dari kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima
menjadi siswa sekolah ini. Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan belajar di
sekolah ini. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan pula ELS (Eropesch Lagere School) sebagai
sekolah dasar untuk anak-anak Eropa dan China Lagere School bagi anak-anak keturunan Tionghoa.
Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat SMP jaman
sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa
pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa
memperoleh pendidikan tingkat ini. Banyak kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak bangsa
untuk memperoleh kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO sebanding
20
kualitasnya dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak mendapatkan tempat
pekerjaan di struktur kepegawaian negeri maupun militer pemerintah Kolonial Belanda.
Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan abad ke-20 mulai
mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS (Algemens Middlebars School) dan
HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki
jenjang sekolah ini. Untuk AMS ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5
(lima) tahun. Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah disamakan
derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas menjadi sebuah ukuran
mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang disiplin dengan kurikulum yang jelas maka dengan
sendirinya menghasilkan alumni yang disegani oleh siapa saja. Para alumninya antara lain: Soekarno,
Hatta, Sutan Syahrir, Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi
Suryaningrat, dsb.
B. Pendidikan di Masa Kebangkitan Nasional
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari rencana
membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan Filiphina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan
ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran
Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”, bangsa fasis inipun menargetkan
Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah
dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa
dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa
pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan
Pasifik. Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan
akhirnya memaksa Belanda menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan
beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di
era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di
masa Hindia Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi
3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
4. Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawali dengan menawarkan konsep
Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas
Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak
menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian.
Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan mereka.
Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan
mereka di Manchuria dan China yang menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di
Indonesia mereka mencobakan format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal.
Jepang juga memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang
maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:
1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;
2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
5. Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.
Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut ini:
1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang, Tenno Heika setiap pagi;
3. Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia Raya;
4. Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa Jepang menjadi bahasa
yang juga wajib diajarkan.
21
Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-sekolah berbahasa
Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. Termasuk yang harus
ditutup adalah HCS, sehingga memaksa peranakan China kembali ke sekolah-sekolah berbahasa
Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya proses resinification
(penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China). Kondisi ini antara lain memaksa
para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing kedalam Bahasa Indonesia untuk
kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya sekolah-sekolah yang bertipe akademis diganti dengan
sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan
untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta harus mengajukan izin ulang untuk dapat beroperasi
kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa harus mengubah Taman Dewasa menjadi Taman Tani,
sementara Taman Guru dan Taman Madya tetap tutup. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran
yang luar biasa bagi dunia pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan
lainnya.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain: (1)
Mengubah Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis menjadi
Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk Sumuka;
(2) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang; (3) Mengizinkan
pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di
bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah
asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta; (4) Diizinkannya ulama dan pemimpin
nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di
zaman kemerdekaan; dan (5) Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun
kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan
dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai
aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya
setelah tercapainya kemerdekaan.
Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito, berkesimpulan bahwa
tentara Jepang tidak mngkin lagi meneruskan peperangan. Untuk menghindari rakyat Jepang dari
kehancuran, maka pada tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk menghentikan perang dan
mengakui kekalahan Jepang.
Beriata tentang kekalahan Jepang masih sangat dirahasikan. Semua radio disegel oleh pemerntah
Jepang. Sungguh pun demikian ada juga orang yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita
tentang kekalahan Jepang tersebut. Diantaranya adalah Sutan Syahrir.
Sultan Syahrir yang lebih dahulu mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu segera menemui Bung
Hatta yang baru kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam). Sultan Syahrir mendesak agar kemerdekaaan
Indonesia segera diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju ke rumah Bung
Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Sutan Syahrir juga mendesak Bung Karno
dan Bung Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa
bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dicapai
tanpa pertumpahan darah.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda mengadakan suatu
pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio, Subianti, Margono, Wikana dan Armansyah.
Pokok pembicaraan adalah sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin diumumkan ke
seluruh dunia.
2. Peristiwa Rengasdengklok
22
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para pemuda Indonesia. Pada
tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam, utusan pemuda yang terdiri dari Wikana dan Darwis
menghadap Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar
Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus
1945. Bung Karno menolak tuntutan itu karena ia tidak mau meninggalkan anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda ke
Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan tujua para pemuda
membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang berwibawa besar
dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau sangat memahami
maksud para pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan tua
dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung Karno dan Bung
Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore, Mr.Ahmad Subardjo dengan
diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 21.00 rombongan meninggalkan Rengasdengklok kembali ke
Jakarta.Sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri
Bung Karno), yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama untuk membicarakan
persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung Karno dan
pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera merah putih yang
dijahit ibu Fatmawatitelah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief Hendraningrat
dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga disekitar rumah tersebut.
Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara. Diantaranya Dr.
Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono, S.K.
Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan para tokoh
pemuda.
Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib dilaksanakan
upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara :
Dengan suara yang mantap, Ir. Soerkarno menyampaikan pidato pendahuluan yang singkat
dilanjutkan dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.
Setelah pembacaan proklamasi, Syudanco Latief Hendraningrat mengerek bendera merah putih
diiringi lagu Indonesia raya oleh seluruh peserta upacara. Upacara kemudian ditutup dengan sambutan
walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi. Setelah itu para hadirin berpelukan dan kemudian menyalami Ir.
23
Soekarno dan Moh. Hatta. Dengan proklamasi kemerdekaan itu, berakhirlah penjajahan Jepang di
Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun.
Peran tokoh-tokoh Dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah
Proklamasi sampai 1965
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak peristiwa penting yang melibatkan Soekarno, baik masa
persiapan kemerdekaan sampai usaha mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke
Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama Mohammad
Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia
antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan mengusir
Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan Belanda dalam
Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan
walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal
Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.
Dilihat dari hukum tata negara, Proklamasi Kemerdekaan 1945 berarti bahwa bangsa Indonesia telah
memutuskan ikatan dengan tatanan hukum sebelumnya. Tatanan Hindia Belanda ataupun tatanan hukum
pendudukan Jepang. Dengan kata lain, bangsa Indonesia mulai saat itu telah mendirikan tatanan hukum yang
baru, yaitu tatanan hukum Indonesia. Di dalamnya berisikan hukum Indonesia, yang ditentukan dan
dilaksanakan sendiri oleh bangsa Indonesia.
Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin bekerja keras membentuk lembaga pemerintahan
sebagaimana layaknya suatu negara merdeka. PPKI kemudian menyelenggarakan rapat pada 17 Agustus
1945. Atas inisiatif Soekarno dan Hatta, mereka merencanakan menambah sembilan orang sebagai anggota
baru yang terdiri dari para pemuda, seperti Chairul Saleh dan Sukarni. Namun, para pemuda memutuskan untuk
meninggalkan tempat karena menganggap PPKI adalah bentukan Jepang.
24
1. Pengesahan UUD 1945
Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 dilaksanakan di Pejambon
Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad Hassan untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD. Hal ini
sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada 22 Juni 1945, khususnya
berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya”.
Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan dalam UUD.
Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh Hatta, dicapai kata sepakat bahwa kalimat tersebut
dihilangkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Rapat pleno dimulai pada pukul 11.30 di bawah
pimpinan Soekarno dan Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia. Rancangan
yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dengan sedikit perubahan disahkan menjadi
UUD. Isi dari UUD meliputi Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan
2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hukum
yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.
Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden, tampil Otto Iskandardinata yang
mengusulkan agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri mengajukan Soekarno dan Hatta masing-
masing sebagai presiden dan wakil presiden. Tentunya hal ini sesuai dengan UUD yang baru disahkan.
Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan menetapkan Soekarno dan
Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, diiringi dengan lagu kebangsaan
“Indonesia Raya”.
Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi di
seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Sumatra, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Surakarta.
4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad Soebardjo menyampaikan
laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian membahas usulan tersebut dan
menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya, rapat memutuskan adanya dua belas departemen dan satu
kementerian negara.
Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang akan menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang anggota KNIP yang
mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota PPKI, kecuali Soekarno dan Hatta menjadi
anggota KNIP. Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945.
Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam menetapkan
GBHN.
Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan kepolisian
yang bertugas menjaga keamanan. Mayoritas angota BKR terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho.
Terpilih sebagai pimpinan BKR pusat adalah Kaprawi.
Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara tidak dapat diabaikan lagi. Apalagi setelah
Sekutu membebaskan para serdadu Belanda bekas tawanan Jepang dan melakukan tindakan-tindakan yang
mengancam pertahanan dan keamanan. Soekarno kemudian memanggil mantan Mayor KNIL Oerip
Soemohardjo dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip Soemohardjo diberi tugas untuk membentuk tentara nasional.
25
Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Soepriyadi
(tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat
itu, Oerip Soemohardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada 7
Januari 1946. Nama itu berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 24 Januari 1946. TRI
berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian, hingga
pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun, mengonsolidasi, sekaligus menyatukan alat pertahanan
dan keamanan.
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang
cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang
beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai
dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang sekaligus
yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang pemerintahan Jepang.
Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank dan
perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti
Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh
Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang yang
dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi masalah
ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya
adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan
administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami
perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh
pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah
Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda
pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara.
Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat
perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi
beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, pembentukan
BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan
pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai
rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.
26
menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan
1945.
A. DEMOKRASI LIBERAL
1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk saling
menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR), Parindra,
Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat, Djuanda,
Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong
naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi
tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang pemilihan
anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka
pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan otonomi
daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo
menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan Duta Besar Amerika
Serikat, Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri bebas
aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya mengundurkan diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas menteri-
menteri yang ahli di bidangnya.
Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal dalam
lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa Tanjung
Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak Tjokrodisurjo menyetujui
perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola tanahnya kembali di Tanjung
Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani lokal menduduki tanah-tanah
tersebut.
27
Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wongsonegoro (Partai Indonesia
Raya) sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri.
Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha meninjau ulang
utang pemerintah dan cadangan devisa negara dengan cara membatalkan hasil
Konferensi Meja Bundar (KMB) berkaitan utang Indonesia kepada Belanda.
Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan menampung dan
menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada dalam
masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi, K.H. idham Chalid,
dan J. Leimena.
Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melalui Deklarasi
Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah daratan dan lautan Indonesia menjadi satu
kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang
Perairan Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah.
c. Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 dan
terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS,
Permai, PKRI.
28
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.
d. Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi
2. Kehidupan Ekonomi
a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:
Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi jumlah uang yang
beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang tidak terkendali dan
tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.
1) Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut berupa
bimbingan konkret atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi perekonomian
Indonesia yang baru merdeka.
2) Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga nilai
setengahnya.
29
5) Sistem Ekonomi Ali-Baba
Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian pada masa Kabinet
Ali Sastroamidjojo I)
Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya pengusaha swasta
nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional.
Langkah yang diambil:
a) Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk memberikan
pelatihan dan tanggung jawab kepada TKI agar dapat menduduki jabatan staf.
b) Mendirikan perusahaan negara.
c) Menyediakan kredit.
d) Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.
1. Kehidupan Politik
a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era Demokrasi Terpimpin.
Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan untuk memperbarui struktur
politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.
30
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan antarbangsa di dunia.
Politik mercusuar dijalankan Presiden Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai
mercusuar yang mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini diwujudkan dengan:
Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya miliaran rupiah,
Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo), yaitu pesta
olahraga negara-negara Nefo.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando
Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II Belanda.
31
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis motor
torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
2. Kehidupan Ekonomi
Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi merosot.
32
Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa
imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
e) Dana Revolusi
Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
Usaha melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang
mendapat fasilitas kredit antara 250 juta hingga 1 miliar rupiah.
Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai proyek-proyek
mandataris presiden yang bersifat prestise politik dengan mengorbankan kondisi
ekonomi dalam negeri.
33
Jateng : Amir Fatah dan Kia Sumolangu dalam perjalannya dapat diitumpas oleh gerakan Banteng
Nasional.
Aceh : Daud Beaureueh
Latar belakangnya : menolak penurunan status dari daerah istimewa menjadi daerah Keresidenan ; keiginan
untuk mendapatkan hak pengelolaan keuangan daerah yang lebih besar.
Keinginan untuk membentuk NII, secara sepihak memproklamasikan NII pada 20 September 1953.
Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar. menuntut Kesatuan Gerilyawan SulSel (KGSS) dimasukkan ke dalam
Brigade Hasanuddin tetapi ditolak à bergabung dengan TII/NI pimpinan Kartosuwiryo sejak 7 Agustus
1953.
g. Penumpasan ;
Operasi Pagar Betis 1960 à Kartosuwiryo dihukum mati 4 Juni 1962
Kahar Muzakar dihukum mati Feb 1965
Ibnu Hajar dihukum mati Maret 1965.
5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung utamanya adalah
Tentara Nasional Indonesia.
b. Tujuannya :
Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda No.50 tahun
1950
Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.
34
2. Langkah yang dilakukan Aidit untuk dapat mewujudkan cita-citanya adalah :
1. Melakukan penggalangan massa dengan menyusup ke partai-partai. Kader-kader terbaiknya ditugaskan
untuk menjadi anggota di berbagai organisasi massa supaya anggota gerakan tersebut mendukung
gerakan mereka.
2. Mempengaruhi Soekarno untuk semakin anti terhadap bangsa barat dan USA. Hal ini berhasil terbukti
dengan terbentuk Blok Nefo yang anggotanya adalah negara-negara anti kapitalis poros Jakarta Peking
Pyong yhang.
3. Mengadu domba partai-partai besar (PSI dan Masyumi) dengan menyampaikan informasi kepada
Soekarno bahwa kedua partai tersebut menjadi oposisi sehingga oleh Soekarno kedua partai tersebut
mendapat sanksi pembekuan/ditutup.
d. Membentuk biro-biro khusus :
1. Pasukan Pasopati yang dipersiapkan untuk melakukan penculikan terhadap jendral AD dengan
merekrut tentara-tentara pilihan.
2. Pasukan Gatotkaca yang dipersiapkan untu kmenggalang buruh dan tani untuk dijadikan pasukan ke-5
dengan basis latihannya di Halim.
3. Pasukan Bimasakti yang dipersiapkan untuk pengamanan terhadap aset-aset negara yang penting
seperti RRI, Telkom, Bank, Istana.
e. Ikut sebagai kontestan Pemilu 1955 dan ternyata menjadi salah satu pemenang pemilu
(PNI,Masyumi,NU,PKI). Dari kemenangannya itu keuntungan yang didapat oleh PKI adalah :
1. Mempunyai wakil di parlemen.
2. Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang memerlukan persetujuan
dari DPR.
3. Mempunyai wakil di cabinet/menteri. Dengan memiliki kadernya yang duduk di kabinet/menjadi
menteri maka ruang gerak PKI untuk membuat kebijakan publik yang lebih menguntungkan PKI
menjadi lebih leluasa.
4. Memiliki akses luas di tingka pemerintah pusat maupun daerah.
5. PKI menjadi lebih mudah dalam mengkoordinasikan setiap program kegiatannya.
6. Mempunyai hak untuk mendudukan wakilnya di militer.
Tentarapun dapat dikontrololeh PKI.
3. PKI mendapatkan perlawanan dari :
a. Kaum Agamawan yang tidak dapat meneria pandangan PKI yang atheis dan perilaku yang
menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan tujuannya (demo yang berujung anarkis)
b. Angkatan Darat menjadi salah satu kelompok penghalang utama PKI, dengan alasan :
Adanya korelasi antara kesempatan berkembangnya partai Komunis di suatu negara mengakibatkan negara
itu pada akhirnya menjadi negara komunis.
Tugas utama tentara untuk menyelamatkan negara kesatuan RI dari ancaman pembubaran oleh pihak
manapun. (Ideologi negara yang diterima sesuai cita-cita perjuangannya adalah Pancasila, bukan Komunis)
Kerjasama internasional dalam rangka mengantisipasi Perang Dingin mempengaruhi politik Indonesia.
c. Kaum Nasionalis yang berusaha untuk terus mempertahankan negara RI tetap pada jalurnya yaitu Negara
merdeka bebas dari pengaruh manapun juga.
4. Rencana Coup d’etat dipercepat karena menurunnya kesehatan Soekarno yang tidak dapat dipastikan
kesembuhannya, maka dibuatlah rencana :
a. Tahap pertama : melakukan penculikan terhadap lawan-lawan PKI yang akan menggagalkan rencananya
yaitu tokoh-tokoh AD 1 Oktober dini hari oleh pasukan Pasopati.
b. Tahap kedua : Memanfaatkan perayaan ulang tahun ABRI 5 Oktober untuk melakukan pembunuhan
terhadap Soekarno saat menjadi komandan upacara. (ditembak saat dipodium)à gagal
c. Tahap ketiga : mengumumkan kepada rakyat akan adanya upaya penggulingan kekuasaan oleh tokoh-
tokoh AD yang menamakan dirinya “Dewan Jendral” àsehingga terkesan PKI menjadi pahlawan, telah
menyelamatkan negara dari tindakan makar.
35
5. Beberapa pendapat tentang Dalang peristiwa 30 September 1965 :
a. PKI dengan alasan :
Pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jendral adalah personel AD pimpinan
Syam Kamaruzaman, tokoh utama biro khusus PKI.
Jenasah para Jendral saat ditemukan ada di lubangbuaya. Tempat ini diketahui secara umum bahwa
merupakan markas PKI.
Tindakan tidak perikemanusiaan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok manusia yang tidak
mengakui Tuhan sehingga tidak memiliki rasa kasih.
b. Soekarno dengan didukung PKI alasan :
Selama ini Soekarno memiliki hubungan dekat dengan PKI.
Selama terjadinya penculikan hingga pengungkapan perkara Soekarno selalu berada di bawah
pengawalan PKI.
Jendral yang dibunuh adalah orang-orang yang selama ini memberikan kritik/peringatan tak kenal lelah
terhadap Soekarno yang dekat dengan PKI.
c. Amerika dengan alasan :
Amerika tidak ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok Komunis pimpinan Un Soviet à kaitkan
dengan perang dingin USA X Rusia.
USA selalu mengamati/mengikuti perkembangan Indonesia melalui AD.
d. Soeharto, dengan alasan :
Rasa sakit hati Soeharto terhadap tokoh-tokoh AD yang telah membatasi jenjang karirnya.
Soeharto mengetahui adanya rencana coup d’etat oleh PKI terhadap Soekarno hanya tidak mengetahui
waktunya dan hal itu tidak dilakukan antisipasi/dibiarkan terjadi.
Keinginan Soeharto untuk meningkatkan jenjang kariernya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Dengan mudahnya Soeharto melakukan penelusuran kasus secara cepat.
e. Tidak ada pelaku tunggal, dengan alasan :
Semua pihak punya kepentingan dan diuntungkan (PKI, AD, Soeharto, Amerika).
36
PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya.
Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun berbeda
dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demkrasi
Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
b) Sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun
dan dibentuk kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang
disebut dengan Pancakrida
*Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
*Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
*Pelaksanaan Pemilihan Umum
*Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
*Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
37
c) Pembubaran PKI dan ormasnya
Pembubaran PKI pada 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan
MPRS No. IX Tahun 1966
Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di
Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap terlibat
Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak
membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
5. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, berhasil melaksanakan pemilu sebanyak enam kali yang diselenggarakan
setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Pemilu yang berlangsung
menimbulkan kesan sudah terciptanya demokrasi di Indonesia. Apalagi pemilu berlangsung secara tertib
dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan
pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu
1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah
dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto
menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap
pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat
persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi kegiatan
ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada awal Orde
Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha
mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
a) Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
b) Kerja Sama Luar Negeri
c) Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun)
38
Kehidupan Politik Masa Reformasi
39
3. Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
Untuk mengatasi utang luas negeri dikeluarkan kebijakan berupa penundaan pembayaran utang.
Untuk mengatasi krisis moneter, dilakukan cara dengan menaikkan pendapitan perkapita dan
menurunkan kurs rupiah.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, dikeluarkan kebijakan privatisasi
terhadap BUMN. Namun terjadi banyak penyimpangan karena kepemilikan publik yang menjadi
salah satu sumber pemasukan negara beralih menjadi kepemilikan privat .
Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga dapat ditingkatkan.
Kelemahan :
Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada awal
tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009
Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di aceh,
karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam stunami pada tahun
2004.
Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century
40