TURUNANNYA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER JOGJAKARTA 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji triangle digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel (makanan) yang disajikan, baik dari warna, rasa, maupun bau. Dalam pengujian Triangle panelis diminta untuk memilih salah satu sampel yang berbeda dari tiga sampel yang disajikan, sehingga dapat diketahui perbedaan sifat di antara ketiga sampel itu. Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua sampel tersebut uji triangle ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan sifat yang lebih terarah. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Uji ini mula- mula diperkenalkan oleh dua orang ahli statistik denmark pada tahun 1946. Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula berturut-turut. Dua dari tiga contoh itu merupakan contoh yang sama, dan yang ketiga berlainan. Panelis diminta untuk memilih satu dari tiga contoh yang berbeda dari dua lainnya. Dalam uji ini tidak menggunakan ataupun tidak disediakan contoh baku atau pembanding. Uji triangle digolongkan dalam bagian pengujian pembedaan. pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikan sejumlah sampel,tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan. Uji ini juga dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Uji pembedaan segitiga atau disebut juga uji triangle merupakan uji untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. B. Tujuan Adapun tujuan dari Praktikum pengawasan mutu acara uji triangle anaerob ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah seseorang dapat dianggap mampu untuk melakukan uji organolaptik. C. Manfaat Adapun manfaast dari Praktikum mikrobiologi acara fermentasi anaerob ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat mengetahui proes untuk melakukan uji tri angle terhadap panelis. 2. Prkatikan dapat mengetahuialat dan bahan apa saja yang digunkan untuk melakukan uji triangle pada seorang panelis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uji Triangle Uji segitiga (triangle test) digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Uji ini mula-mula diperkenalkan oleh 2 ahli statistik Denmark pada tahun 1946, dalam uji ini tidak ada contoh, baku atau pembanding. Dalam meberi penilaian tidak boleh ragu-ragu, harus memilih atau menerka salah satu yang dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panelis tidak dapat membedakan ketiga contoh tersebut. Karena tiga contoh sekaligus maka harus disiapkan agar ketiga ukuran, bentuk, warna atau sifat-sifat contoh yang tidak dimiliki dibuat sama (Soekarto, 1985). Uji Triangle merupakan salah satu bentuk pengujian pembeda, dimana dalam pengujian ini sejumlah contoh disajikan tanpa menggunakan pembanding. Uji Triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua sampel tersebut (Kartika, 1987). Uji segitiga atau uji triangle ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan sifat yang lebih terarah. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka dari pada uji pasangan. Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula berturut-turut. Dua dari tiga contoh itu merupakan contoh yang sama, dan yang ketiga berlainan. Panelis diminta untuk memilih satu dari tiga contoh yang berbeda dari dua lainnya. Dalam uji ini tidak menggunakan ataupun tidak disediakan contoh baku atau pembanding (Anonim, 2010). B. Perlakuan Uji triangle Uji pasangan juga disebut paired comparison, paired test atau dual comparition. Cara pengujian ini termasuk paling sederhanadan paling tua, karena itu juga sering digubakan. Dalam pengujian dengan uji pasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode berlainan. Masing-masing anggota panel yang diminta menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam hal sifat yang diujikan. Agar pengujian ini efektif, sifat atau criteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis (Soekarto, 1985). Uji pembanding ganda adalah uji pembanding ganda juga disebut dual standards. Bentuk-bentuk pengujian pembanding ganda menyerupai uji duo trio. Jika pada uji duo trio digunakan satu contoh baku sebagai pembandimg itu disuguhkan berbanding yaitu A dan B. Kedua contoh pembanding itu disuguhkan bersamaan sebelum contoh-contoh yang diujikan, misalnya jika bau tengik yang diujikan maka panelis harus sudah betul-betul mengenali dan hafal bau tengik itu dari pembauan. Setelah semua panelis yang akan melaksanakan uji bau itu betul- betul mengetahui bau tengik pada contoh pembanding, barulah dua contoh yang akan diujikan disuguhkan secara acak (Soekarto, 1985). C. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Uji Triangle Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu pengujian antara lain adalah motivasi untuk memperoleh hasil pengujian yang berguna sangat bergantung pada terpeliharanya tingkat secara memuaskan, satu faktor penting yang dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar panelis merasa bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang sedang dilakukan. Setelah pengujian selesai dilakukan dan telah diperoleh hasil analisis datanya, panelis diberitahu tentang hasil pengujian tersebut (Kartika, 1987). Kesalahan psikologis mungkin saja terjadi bagi seorang panelis sehingga mempengaruhi terhadap keberhasilan penilaian dan mungkin saja kesalahan ini yang menjadikan sebab terjadinya kekeliruan pada pengujian. Kekeliruan yang mungkin terjadi diantaranya adalah hallo efect. Hal ini disebabkan panelis dalam waktu yang sama menilai akan beberapa karakteristik dari suatu bahan, misalnya dari segi warna, rasa, bau dan aroma. Hal ini dapat menjadikan kekeliruan karena pengujian yang dilakukan secara bersama-sama dalam rasa, warna, bau dan aroma akan berbeda jika dinilai satu aspek saja, misalnya masalah warna saja, atau aroma saja (Kartika, 1987). BAB III METODE PRAKTIKUM A. Tempat dan Tanggal Praktikum Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 25 September 2019 di Laboratorium Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Jogjakarta. B Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu nampan, cawan, dan sendok kecil. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanggo. C. Cara Kerja a. Teoritis 1. Disajikan 3 contoh yang telah diberi no kode. 2. Diberikan kuisioner yang telah berisikan perintah kerja. 3. Dilakukan pengujian selama satu kali. 4. Dikumpulkan kuisioner, tabulasikan data serta panelis yang memenuhi syarat. b. Skematis
penyajikan 3 contoh yang telah diberi no kode.
Pemberikan kuisioner yang telah berisikan perintah
kerja.
pengujian dilakukan selama satu kali.
Pengumpulan kuisioner, tabulasikan data serta
panelis yang memenuhi syarat.
Diagram alir 1. Uji triangle.
BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan yang didapat pada praktikum acara uji triangle ini adalah sebagai berikut: Table 1. Hasil Pengamatan uji triangle Panelis Kode sampel 657 691 473 Heru - - - Windono - + - Erry - + - Mufti - + - Winia - + - Bekti - + - Fikri - - - Keterangan: + = untuk produk yang tidak sama. - = untuk produk yang sama. Tabel 2. Jumblah Respon Ft panelis benar 7 4 5% 1% 9,28% 29,46% B. Pmbahasan Praktikum pengaasan mutu kali ini yaitu adalah uji triangle dimana Uji triangle digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel (makanan) yang disajikan, baik dari warna, rasa, maupun bau. Dalam pengujian Triangle panelis diminta untuk memilih salah satu sampel yang berbeda dari tiga sampel yang disajikan, sehingga dapat diketahui perbedaan sifat di antara ketiga sampel itu. Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua sampel tersebut uji triangle ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan sifat yang lebih terarah. Uji pasangan juga disebut paired comparison, paired test atau dual comparition. Cara pengujian ini termasuk paling sederhanadan paling tua, karena itu juga sering digubakan. Dalam pengujian dengan uji pasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode berlainan. Masing- masing anggota panel yang diminta menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam hal sifat yang diujikan. Agar pengujian ini efektif, sifat atau criteria yang diujikan harus jelas dan dipahami panelis. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu pengujian antara lain adalah motivasi untuk memperoleh hasil pengujian yang berguna sangat bergantung pada terpeliharanya tingkat secara memuaskan, satu faktor penting yang dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar panelis merasa bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang sedang dilakukan. Uji triangle pada praktikum kali ini yaitu dilakukan dengan menyajikan 3 sampel makanan yang sudah diberi kode lalu panelis diberikan perintah sesuai perintah kerja, pengujian dilakukan selama satu kali setelah itu dikumpulkan kuesioner dan ditabulasi data kedalam table hasil pengamatan dan akan diketahui panelis yang terlatih dan tidak terlatih. Hasil pengamatan yang didapat pada prktikum kali ini yaitu ada 7 orang yang menjadi panelis yang diperintah untuk memakan tango yang sudah disajikan dan sudah di beri kode pada masing-sampel. Pada 7 orang sampel ini ada 4 sampel panelis yang benar dan ada 3 panelis yang salah lalau ditabulasi kedalam Ft 5% yaitu 9,28% dan 1% yaitu 29,46%. BAB V KESIMPULAN A. Saran Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum pengawasan mutu acara uji triangle ini adalah: 1. Uji triangle digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel (makanan) yang disajikan, baik dari warna, rasa, maupun bau. 2. Uji pasangan juga disebut paired comparison, paired test atau dual comparition. 3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu pengujian antara lain adalah motivasi untuk memperoleh hasil pengujian yang berguna sangat bergantung pada terpeliharanya tingkat secara memuaskan, satu faktor penting yang dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar panelis merasa bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang sedang dilakukan. 4. Uji triangle pada praktikum kali ini yaitu dilakukan dengan menyajikan 3 sampel makanan yang sudah diberi kode lalu panelis diberikan perintah sesuai perintah kerja, pengujian dilakukan selama satu kali setelah itu dikumpulkan kuesioner dan ditabulasi data kedalam table hasil pengamatan dan akan diketahui panelis yang terlatih dan tidak terlatih. 5. Hasil pengamatan yang didapat pada prktikum kali ini yaitu ada 7 orang yang menjadi panelis yang diperintah untuk memakan tango yang sudah disajikan dan sudah di beri kode pada masing-sampel. Pada 7 orang sampel ini ada 4 sampel panelis yang benar dan ada 3 panelis yang salah lalau ditabulasi kedalam Ft 5% yaitu 9,28% dan 1% yaitu 29,46%. B. Saran saran saya pada prktikum kali ini tertuju hanya kepada prktikkan harapannya agar koas menegeur praktikan yang rebut pada saat prktikum sedang berjalan. DAFTAR FUSTAKA Anonim, (2010). Uji Triangle. http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Triangle. Diakses Pada 30 September 2019. Pukul 14.00 WIB. Kartika, B., Pudji ,H., Wahyu, S,. (1987). Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Gajah Mada,Yogyakarta. Soekarto, dan Soewarno, T., (1985). Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta.