Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

Disusun oleh :

1. Qanita Syafiqah NPM 066118048


2. Ikrom Khaulah NPM 066118053
3. Siti Ayu Lestari NPM 066118068

Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2018


Asisten Praktikum :
1. Risa R, S.Si
2. Achrimidiasti Oktariflani, S.Si
3. Nurul Malisa, S.Farm
4. M. Iqbal Luthfi, S.Farm
5. Shahi Zindy

Laboratorium Fisika Dasar

Program studi Farmasi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

Bogor

2018
BAB I

PENDAHULUAN

a. Tujuan Praktikum
1. Menghitung Gerak Benda Dalam Fluida
2. Menghitung kekentalan zat cair

b. Dasar Teori

Sebuah benda bila digerakkan pada permukaan zat padat yang kasar maka
benda tersebut akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka sebuah
benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan mengalami gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan zat cair tersebut. Dalam hal ini gaya gesekan pada
benda yang bergerak dalam zat cair kental dapat kita ketahui melalui besar
kecepatan benda.
Menurut hukum Stokes, gaya gesekan yang dialami oleh sebuah bola
pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental adalah :
F=-6πղr. v
keterangan :
F: gaya gesekan yang bekerja pada bola (gr/cm2),
ղ : koefisien kekentalan zat cair (Dyne.s/cm3 )
r : jari-jari bola pejal (cm)
V : kecepatan bola relatif terhadap fluida (cm/s)
Selain gaya gesekan zat cair, masih ada dua gaya yang bekerja pada benda yaitu
gaya berat dan gaya ke atas, persamaan gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut
dapat dinyatakan dengan :
SF = W + FA + FS
Bila bola pejal telah mencapai kecepatan tetap, maka resultan ketiga gaya
tersebut akan sama dengan nol, sehingga benda bergerak lurus beraturan. Besar
kecepatannnya pada keadaan itu dapat dinyatakan dengan v = 2𝒓𝟐 g (𝝆𝒃 -𝝆𝒇 )
keterangan :
g : percepatan gravitasi (cm/s2) ; gunakan g = 980
cm/s2
𝝆𝒃 : massa jenis bola pejal (gr/cm3)
𝝆𝒇 : massa jenis zat cair (gr/cm3)

Bila selama bergerak lurus beraturan, bola memerlukan waktu selama t untuk
bergerak sejauh y, maka persamaan (5.3) di atas dapat diubah menjadi :
𝟗ղ𝒅
t = 𝟐𝒈𝒓𝟐 (𝝆
𝒃 −𝝆𝒇 )

keterangan :
t = waktu yang diperlukan (s)
d = jarak (cm)

Gaya apung arcimedes sebesar :


𝟒
W = 𝟑 𝝅𝒓𝟑 𝒈

Keterangan :
W = gaya berat zat cair (F)
r = jari - jari bola (cm)
g = percepatan gravitasi bumi (cm/s2)
BAB II

ALAT DAN BAHAN

a. Alat
1. Tabung
2. Mikrometer sekrup
3. Jangka sorong
4. Mistar
5. Thermometer
6. Sendok saringan untuk mengambil bola-bola dari dasar tabung
7. Dua tali yang melingkar
8. Stopwatch
9. Areometer
10. Neraca Analitik

b. Bahan
1. Bola Kecil
2. Bola Besar
3. Zat cair (Oli)
BAB III

METODE PERCOBAAN

1. Diameter tiap-tiap bola diukur menggunakan mikrometer sekrup. Dilakukan


beberapa kali pengukuran untuk tiap bola.
2. Tiap-tiap bola ditimbang menggunakan neraca analitik.
3. Suhu zat cair dicatat sebelum dan sesudah percobaan.
4. Rapat massa zat cair diukur sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan
menggunakan aerometer.
5. Tali ditempatkan setinggi kira-kira 5cm di bawah perrmukaan zat cair dan
yang lain kira-kira 5cm di atas dasar tabung.
6. Jarak jatuh d diukur (Jarak kedua tali).
7. Sendok saringan dimasukkan sampai dasar tabung dan ditunggu beberapa
saat sampai zat cair diam.
8. Waktu jatuh diukur T untuk tiap-tiap bola beberapa kali.
9. Letak karet diubah sehingga didapatkan d yang lain.
10. Langkah 6,7 dan 8 diulangi kembali.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan

Keadaan ruangan 𝜌(𝑐𝑚)𝐻𝑔 𝑇 (℃) 𝐶 (%)

Sebelum percobaan 100.75 CmHg 25℃ 50 %

Sesudah percobaan 100.75 CmHg 25℃ 50 %

 Data pengamatan 1

Jenis 𝒈
No M (𝒈) D (Cm) r (cm) V (𝒄𝒎³) P( ⁄ 𝟑 )
bola 𝒄𝒎
𝑔
0,89 cm 0,445 cm 0,368 𝑐𝑚³ 1,141 ⁄𝑐𝑚3
Bola
1. 0,42 g
Kecil 0,280 𝑐𝑚³ 𝑔
0,815 cm 0,407 cm 1,5 ⁄𝑐𝑚3

𝑔
Rata- rata 0,426 cm 0,342 𝑐𝑚³ 1,320 ⁄𝑐𝑚3

𝑔
1,016 cm 0,508 cm 0,548 𝑐𝑚³ 1,277 ⁄𝑐𝑚3
2. Bola
0,7 g
Besar 𝑔
0,926 cm 0,463 0,414 𝑐𝑚³ 1,69 ⁄𝑐𝑚3

0,481 𝑐𝑚³ 𝑔
Rata- rata 0,486 cm 1,483 ⁄𝑐𝑚3
 Bola Kecil

No Jarak (cm) T (s) V (cm/s) ղ

4.39 3,416 5,090

3.96 3,787 4,591


1. 15 cm
3
3.90 4,521
3,846

5
5.76 3,472
5,008
2. 20 cm 5.22 3, 831 4,539

5.79 3,454 5,034

6.89 3,628 4,793

3. 25 cm
6.35 3,937 4,416

6.85 3,648 4,766

Rata – rata 4,750

 Bola Besar

No Jarak (cm) T (s) V (cm/s) ղ

4.87 3,080 10,019

3.01 4,983 6,193

3.00 5 6,172
4.26 4,694 6,574

2. 20 cm 4.27 4,683 6,589

4.03 4,962 6,219

5.36 4,664 6,616

3. 25 cm
5.60 4,464 6,913

4.86 5,144 5,999

Rata – rata 6,810

Suhu awal Suhu akhir


cairan cairan
28oC 28oC

b. Perhitungan
 Pengamatan ke-1
 Jari jari bola 𝑟
 Bola kecil
1. ½ x diameter = ½ x 0,89 cm = 0,445 cm
2. ½ x diameter = ½ x 0,815 cm = 0,407 cm

0,445 𝑐𝑚 + 0,407 𝑐𝑚
Rata- rata = = 0,426 cm
2

o Bola besar
1. ½ x diameter = ½ x 1,016 cm = 0,508 cm
2. ½ x diameter = ½ x 0,926 cm = 0,463 cm
0,508 𝑐𝑚 + 0,463 𝑐𝑚
Rata- rata = = 0,485 cm
2

 Volume
o Bola kecil
1. Dik : 𝜋 = 3,14
𝑟 = 0,445 cm
Dit : V..?
Jawab :
4
V = 3 . 𝜋𝑟³
4
= 3 . 3,14 . 0,445

= 0,368 cm3

2. Dik : 𝜋 = 3,14
𝑟 = 0,407 cm
Dit : V..?
Jawab :
4
V = 3 . 𝜋𝑟³
4
= 3 . 3,14 . 0,407

= 0,280 cm3

0,368 + 0,208
Rata- rata = = 0,324 cm3
2

o Bola Besar
1. Dik : 𝜋 = 3,14
𝑟 = 0,508 cm3
Dit : V..?
Jawab :
4
V = 3 . 𝜋𝑟³
4
= 3 . 3,14. 0,508

= 0,548 cm3

2. Dik : 𝜋 = 3,14
𝑟 = 0,463 cm3
Dit : V..?
Jawab :
4
V= . 𝜋𝑟³
3
4
= 3 . 3,14 . 0,463

= 0,414 cm3

0,508 + 0,463
Rata- rata = = 0,481 cm3
2

 Massa Jenis (rho)


o Bola Kecil
1. Dik : V= 0,368 cm3
m = 0,42 gr
Dit : ρ..?
Jawab :
𝑚
ρ= 𝑣
0,42
= 0,368

= 1,141 g/cm3

2. Dik : V = 0, 280 cm3


m = 0,42 gr
Dit : ρ..?
Jawab :
𝑚
ρ= 𝑣
0,42
= 0,280

= 1,5 g/cm3

1,141 + 1,5
Rata- rata = = 1,320 g/cm3
2

o Bola Besar
1. Dik : V = 0,548 cm3
m = 0,7 gr
Dit : ρ..?
Jawab :
𝑚
ρ= 𝑣
0,7
= 0,548

= 1,277g/cm3

2. Dik : V = 0,414 cm3


m = 0,7 gr
Dit : ρ..?
Jawab :
𝑚
ρ= 𝑣
0,7
= 0,414

= 1,69 g/cm3

1,277 + 1,69
Rata- rata = = 1,483 g/cm3
2

 Pengamatan ke-2 (Bola Kecil)


 Pada jarak 15 cm
𝑠 15
a. v = 𝑡 = 4.39 = 3,416 cm/s
𝑠 15
b. v = 𝑡 = 3.96 = 3,787 cm/s
𝑠 15
c. v = 𝑡 = 3.90 = 3,846 cm/s

2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)


a. ղ = =
9.𝑉 9 𝑥 3,416

= 5,090 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
b. ղ = =
9.𝑉 9 𝑥 3,787

= 4,591 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
c. ղ = =
9.𝑉 9 𝑥 3,846

= 4,521 s/cm3

 Pada jarak 20 cm
𝑠 20
a. v = 𝑡 = = 3,472 cm/s
5.76
𝑠 20
b. v = 𝑡 = 5.22 = 3,831 cm/s
𝑠 20
c. v = 𝑡 = 5.79 = 3,454 cm/s

2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)


a. ղ = =
𝑔.𝑉 9 𝑥 3,472

= 5,008 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
b. ղ = =
𝑔.𝑉 9 𝑥 3,831
3
= 4,539 s/cm
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
c. ղ = =
𝑔.𝑉 9 𝑥 3,454

= 5,034 s/cm3

 Pada jarak 25 cm
𝑠 25
a. v = 𝑡 = 6.89 = 3,628 cm/s
𝑠 25
b. v = 𝑡 = 6.35 = 3,937 cm/s
𝑠 25
c. v = 𝑡 = 6,85 = 3,648 cm/s
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
a. ղ = =
𝑔.𝑉 9 𝑥 3,628

= 4,793 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
b. ղ = =
𝑔.𝑉 9 𝑥 3,937

= 4,416 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4262 𝑥 980 (1,320− 0,880)
c. ղ = =
𝑔.𝑉 9 𝑥 3,648

= 4,750 s/cm3

Rata- rata dari ղ


5,090 + 4,521 + 4,591 + 5,008+ 4,539 + 5,034 + 4,793 + 4,416 + 4,750
= 9
3
= 4,750 s/cm

 Pengamatan ke-3 (Bola Besar)


 Pada jarak 15 cm
𝑠 15
a. v = = = 3,080 cm/s
𝑡 4.87
𝑠 15
b. v = 𝑡 = 3.01 = 4,983 cm/s
𝑠 15
c. v = 𝑡 = 3.00 = 3 cm/s

2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)


a. ղ = =
9.𝑉 9 .3,080
3
= 10,019 s/cm
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)
b. ղ = =
9.𝑉 9 .4,983
3
= 6,193 s/cm
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)
c. ղ = =
9.𝑉 9 .5

= 6,172 s/cm3

 Pada jarak 20 cm
𝑠 20
a. v = 𝑡 = 4.26 = 4,694 cm/s
𝑠 20
b. v = 𝑡 = 4.27 = 4,683 cm/s
𝑠 20
c. v = 𝑡 = 4.03 = 4,962 cm/s

2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)


a. ղ = =
9.𝑉 9 .4,694

= 6,574 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)
b. ղ = =
9.𝑉 9 .4,683

= 6,589 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)
c. ղ = =
9.𝑉 9 .4,962

= 6,219 s/cm3

 Pada jarak 25 cm
𝑠 25
a. v = 𝑡 = 5.36 = 4,664 cm/s
𝑠 25
b. v = 𝑡 = 5.60 = 4,464 cm/s
𝑠 25
c. v = 𝑡 = 4,86 = 5,144 cm/s

2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)


a. ղ = =
9.𝑉 9 .4,664

= 6,616 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)
b. ղ = =
9.𝑉 9 .4,464

= 6,913 s/cm3
2𝑟 2 𝑔 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎− 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎) 2 𝑥 0,4852 𝑥 980 (1,483 − 0,880)
c. ղ = =
9.𝑉 9 .5,144
3
= 5,999 s/cm

 Rata- rata dari ղ


10,019+ 6,193+ 6,172+ 6,574+ 6,589+ 6,219+ 6,616+ 6,913+ 5,999
= 9

= 6,810 s/cm3
BAB V
PEMBAHASAN

Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan


yang dimasukan kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Viskositas kekentalan
merupakan gaya gesekan antara molekul‐molekul yang menyusun suatu fluida.
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks
hambatan alir cairan. Beberapa zat cair dan gas mempunyai sifat daya tahan
terhadap aliran ini, dinyatakan dengan Koefisien Viskositas (η). Untuk mencari
koefisien kekentalan fluida, pertama-tama kita harus mengetahui diameter, massa
benda, waktu dan jarak untuk mendapatkan massa jenis benda tersebut. Setelah
itu kita dapat menggunakan hokum stokes yang telah dijelaskan pada dasar teori.
Dalam praktikum kali ini jarak yang digunakan adalah 15cm, 20 cm
dan 25cm dan dilakukan percobaan sebanyak 3 kali, tiap-tiap jarak. Selain itu saat
pengambilan bola dari dalam fluida (oli) harus dilakukan dengan hati-hati karena
kemungkinan adanya turbulensi pada zat cair, apabila saat pengambilan bola
dilakukan terburu-buru. Pada bola kecil didapatkan rata-rata koefisen kekentalan
adalah 4,750 s/cm3 dan bola besar 6,810 s/cm3 .
Ketika menjatuhkan bola kecil maupun bola besar ke dalam tabung
yang berisi oli, maka bola tersebut akan mengalami perlambatan dalam geraknya.
Hal ini bisa dibandingkan dengan bola yang bergerak di udara, perlambatan itu
terjadi karena adanya gesekan dalam fluida. Saat bola didalam oli, bola memiliki
3 gaya, yaitu gaya berat, gaya keatas fluida dan gaya gesek.
Bahan pembuat bola dan tekstur bola berpengaruh pada kecepatan
bola bergerak di dalam zat cair, karena setiap zat atau bahan mempunyai massa
jenis yang berbeda sehingga berbeda pula koefisien kekentalan zat cair yang
dimilikinya. Begitu juga dengan suhu, suhu sangat berpengaruh pada praktikum
kali ini, karena apabila subu terlau rendah maka dapat menyebabkan viskositas
meningkat sehingga gesekan yang terjadi pada bola terhadap fluida jadi lambat.
Banyak penyebab lain yang dapat mempengaruhi proses praktikum
ini, maka dari itu semua tahap dalam percobaan harus dilakukan dengan hati-hati
dan teliti, begitupun pada saat perhitungan agar didapatkan data perhitungan yang
benar. Semua ini dilakukan agar meminimalisi kegagalan dalam percobaan dan
kecerobohan dalam perhitungan.
BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:
1. Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda yang padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasanya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi
semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
di dalam zat tersebut. Viskositas zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi
antara partikel zat cair.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi viskositas fluida yaitu suhu, konsentrasi
larutan, besar molekul salute, tekanan, ikatan hydrogen.
3. Kecepatan bola besar lebih cepat dibandingkan dengan bola kecil, karena
kecepatan bola dipengaruhi oleh massa benda. Kecepatan bola dipengaruhi
oleh kekentalan fluida tersebut (oli), karena semakin kental suatu fluida maka
sekain lambat kecepatan jatuh bola.
4. Bola yang dimasukkan kedalam oli ini mendapatkan 3 gaya yaitu gaya gesek,
gaya keatas dan gaya berat.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas.


Erlangga. Jakarta

Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta

Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana.
Jakarta

Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta
LAMPIRAN

 TUGAS AKHIR
1. Bagaimana memilih letak karet-karet gelang yang melingkari tabung?
Apakah akibatnya jika terlalu dekat permukaan? Apakah akibatnya jika
terlalu dasar dengan tabung?
2. Buatlah grafik antara T dengan d (pakai least square)
3. Hitunglah harga berdasarkan grafik untuk tiap bola
4. Apakah pengaruh suhu terhadap kekentalan zat cair? Terangkan !

 JAWAB

1. Memilih letak karet gelang yang melingkari tabung yaitu


berdasarkan ketinggian yang kita inginkan , janganlah terlalu dekat dengan
permukaan dan terlalu dasar dengan tabung. karena jika terlalu dekat dengan
permukaan tabung benda (bola) yang kita celupkan kedalam zat cair tersebut
bisa jadi belum mencapai kecepatan yang stabil, sebab waktu yang kita
hitung dari pengamatan adalah ketika bola mencapai kecepatan yang konstan
dan pada jarak tertentu sesuai pengukuran yang kita lakukan. Dan jangan
pula terlalu dekat dengan dasar karena haruslah ada jarak dari benda (bola)
yang jatuh ke dasar tabung untuk memaksimalkan waktu pengukuran.
2. Gambar grafik antara T dengan d sesuai pengamatan yang dilakukan.

3.
 Bola Kecil

No Jarak (cm) T (s) V (cm/s) 𝝅

4.39 3,416 5,090

3.96 3,787 4,591


1. 15 cm
3
3.90 4,521
3,846

5
5.76 3,472
5,008
2. 20 cm 5.22 3, 831 4,539

5.79 3,454 5,034

6.89 3,628 4,793


3. 25 cm

6.35 3,937 4,416


6.85 3,648 4,766

Rata – rata 4,750

 Bola Besar

No Jarak (cm) T (s) V (cm/s) 𝝅

4.87 3,080 10,019

3.01 4,983 6,193

3.00 5 6,172

4.26 4,694 6,574

2. 20 cm 4.27 4,683 6,589

4.03 4,962 6,219

5.36 4,664 6,616

3. 25 cm
5.60 4,464 6,913

4.86 5,144 5,999

Rata – rata 6,810


4. Suhu berpengaruh nyata terhadap kekentalan zat cair. Semakin
tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan
gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan
dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan
berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi
suhu maka cairan semakin encer, karena kerapatan komponen penyusun zat
cair semakin renggang.
Suatu viskositas akan menjadi lebih tinggi jika suhu mengalami
penurunan karena pada saat suhu di naikkan maka partikel-partikel
penyusun zat tersebut bergerak secara acak sehingga kekentalan akan
mengalami penurunan, dan jika suhu mengalami penurunan akan terjadi
kenaikan viskositas karena partikel-partikel penyusun senyawa tersebut
tidak mengalami gerakan sehingga gaya gesek yang bekerja juga semakin
besar.

Anda mungkin juga menyukai