Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS FAKTOR GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA PADA ORGANISASI YANG

TELAH MENERAPKAN SNI 19-9001-2001

Diana Rizqa Aprinia


NPM 1706061030

Jurusan D3 Administrasi Perkantoran


Fakultas Ilmu Sosal danIlmu Politik, Universitas Lampung
E-mail : dianarizqaaprinia@gmail.com

Abstrak

Suatu organisasi yang telah menerapkan SNI 19- 9001-2001, Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan,
secara implisit kinerja pegawainya juga harus baik. Jika kinerja petugas hampir di seluruh unit relatif
belum maksimal, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi kinerja
petugas Gaya kepemimpinan, etos dan kinerja petugas mengelaborasi 30 pertanyaan pada kuesioner dan
didistribusikan kepada 50 petugas secara acak. Kemudian jawaban dari analisis kuesioner menggunakan
analis parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan sangat
mempengaruhi kinerja petugas (Rho = 0,811), sedangkan etos kurang mempengaruhi kinerja (Rho =
0,222). Gaya kepemimpinan dan etos analisis simultan semakin kuat mempengaruhi kinerja petugas (Rho
= 0,812)

Kata kunci: gaya kepemimpinan, etos, kinerja

ANALYSIS OF LEADERSHIP FACTORS AND WORK ETHOS IN ORGANIZATIONS THAT HAVE


APPLYED SNI 19-9001-2001

Abstract

An organization which has applied SNI 19- 9001-2001, Quality Management System - Requirement, implicitly its
officer performance must be good also. If the officer performance almost in entire unit relatively is not yet is
maximal, so this research aim to know what factor that influencing the officer performance Leadership style, ethos
and officer performance elaborate 30 questions on questionnaire and distributed to 50 officers at random. Then the
answers of questionnaire analyses using partial and simultaneous analyst. The research result indicate that
leadership style strongly influence the officer performance (Rho=0,811), while ethos less influence toward
performance (Rho=0,222). Leadership style and ethos simultaneous analysis is more and more strong influence
officer performance (Rho=0,812)

Keywords: leadership style, ethos, performance

1. PENDAHULUAN yang dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi


negara berkembang seperti Indonesia untuk
1.1. Latar Belakang mendapatkan manfaat dari era globalisasi
tersebut.
Dalam menghadapi beratnya tekanan persaingan
seharusnya Indonesia telah berusaha Sumber daya manusia yang mempunyai
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya etos kerja tinggi, terlatih dan terampil sebuah
sejak tigapuluh atau dua puluh tahun yang lalu organisasi dapat melakukan pelatihan,
karena hanya sumber daya manusia yang handal pendidikan dan bimbingan bagi sumberdaya
manusianya. Hanya saja untuk menghasilkan suatu bukti empiris yang dapat dijadikan
kinerja dan prestasi kerja yang tinggi seorang indikator pasti terhadap kebijakan yang
karyawan tidak hanya perlu memiliki dilakukan.
keterampilan, tetapi juga harus memiliki
keinginan dan kegairahan untuk berprestasi tinggi 2. LANDASAN TEORI
karena berkembang tidaknya suatu organisasi
baik organisasi pemerintahan maupun swasta, 2.1. Perkembangan sumber daya manusia di
sangat ditentukan oleh anggota personil dari Indonesia
organisasi itu sendiri.
Manajemen adalah faktor kemanusiaan, mengikat
Sumber daya manusia sebagai salah satu suatu kelompok bersama dan memberikan
faktor internal yang memegang peranan penting motivasi untuk tercapainya tujuan yang sudah
berhasil tidaknya suatu organisasi dalam ditetapkan organisasi atau organisasi. Sumber
mencapai tujuan sehingga perlu diarahkan daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor
melalui manajemen sumber daya manusia yang kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana
efektif dan efisien. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki
menerapkan SNI 19-9001-2000, Sistem manajemen keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
mutu – Persyaratan oleh organisasi karena persaingan global yang selama ini tidak menjadi
didalamnya telah mencakup manajemen prioritas. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada
organisasi dan sumber daya manusia. Jadi secara dua hal penting menyangkut kondisi SDM
implisit organisasi yang telah Indonesia, yaitu pertama adanya ketimpangan
antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan
menerapkan SNI 19-9001-2000 kinerja kerja. Setelah krisis ekonomi, kini berjumlah
pegawainya sudah baik. Namun apabila sekitar 8 juta dan tingkat pendidikan angkatan
sebuah organisasi yang pencapaian kinerja kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur
pegawainya dihampir seluruh unit pendidikan angkatan kerja Indonesia masih
pelaksana menjadi relatif belum maksimal. didominasi pendidikan dasar. Kedua masalah
Sehingga penelitian ini dilakukan untuk tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
mengetahui faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dan rendahnya kualitas
kinerja pegawai tersebut. angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor
ekonomi.
1.2. Tujuan Penelitian
2.2. SNI 19-9001-2001 Sistem manajemen mutu –
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Persyaratan
sebagai berikut:
Dalam Standar ini persyaratan umum sistem
a. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen mutu (butir 4.1) merupakan
kepemimpinan terhadap kinerja persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah
pegawai organisasi. organisasi dengan mengikuti proses-proses yang
b. Untuk mengetahui pengaruh etos kerja telah ditetapkan organisasi dalam manual mutu
terhadap kinerja pegawai organisasi. (butir 4.2.2). Komitmen manajemen bagian dari
tanggung jawab manajemen (butir 5.1),
c. Untuk mengetahui pengaruh gaya didalamnya juga terdapat hal yang menetapkan
kepemimpinan dan etos kerja secara kebijakan mutu (b) dan memastikan tersedianya
simultan terhadap kinerja pegawai. sumber daya (e).

1.3. Ruang Lingkup Pada butir 6.2 dipaparkan tentang sumber


daya manusia, personil yang melaksanakan
Penelitian ini mencakup seluruh pegawai pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk
yang terdaftar pada sebuah organisasi dan harus memiliki kompetensi atas dasar pendidikan,
hanya difokuskan pada pengaruh gaya pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang
kepemimpinan dan etos kerja terhadap sesuai. Hal ini juga dikaitkan dengan prasarana
pencapaian kinerja organisasi. Namun, yang diperlukan serta lingkungan kerja yang
apakah dengan adanya kedua faktor mendukung.
tersebut akan mampu memperkuat
perubahan yang positif terhadap
terciptanya kinerja yang positif,
mengingat sampai saat ini belum ada
2.3. Kepemimpinan Pemimpin yang baik harus memiliki empat
macam kualitas yaitu kejujuran, pandangan ke
Secara teoritis kepemimpinan (leaderhip) depan, mengilhami pengikutnya, dan kompeten.
merupakan hal yang sangat penting dalam Pemimpin yang tidak jujur tidak akan dipercaya
manejerial, karena kepemimpinan maka proses dan akhirnya tidak mendapat dukungan dari
manajemen akan berjalan dengan baik dan pengikutnya. Pemimpin yang memiliki
pegawai akan bergairah dalam melakukan pandangan ke depan adalah memiliki visi ke
depan yang lebih baik. Pemimpin yang baik juga
tugasnya (Hasibuan, 1996). Dengan harus mampu mengilhami pengikutnya dengan
kepemimpinan yang baik diharapkan akan penuh antusiasme dan optimisme. Pemimpin
meningkatkan kinerja pegawai seperti yang yang baik juga harus memiliki kompetensi
diharapkan (baik oleh karyawan maupun dalam menjalankan tugas secara efektif,
organisasi yang bersangkutan mengerti kekuatannya, dan menjadi pembelajar
terus-menerus.
Faktor kepemimpinan memainkan peranan
yang sangat penting dalam keseluruhan upaya 2.4. Etos Kerja
untuk meningkatkan kinerja, baik pada tingkat
kelompok maupun pada tingkat organisasi. Etos kerja yang tinggi seyogyanya juga harus
Dikatakan demikian karena kinerja tidak hanya dimiliki oleh setiap pegawai karena organisasi
menyoroti pada sudut tenaga pelaksana yang sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen
pada umumnya bersifat teknis akan tetapi juga yang tinggi dari setiap pegawai, kalau tidak
dari kelompok kerja dan manajerial (Sukidjo organisasi akan sulit berkembang, dan
Noto Atmodjo, 2003). memenangkan persaingan dalam merebut pangsa
pasarnya. Setiap organisasi yang selalu ingin
Definisi kepemimpinan secara luas meliputi maju, akan melibatkan anggota untuk
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk setiap organisasi harus memiliki etos kerja. Maka
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk individu atau kelompok masyarakat dapat
memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila
itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

peristiwa-peristiwa para pengikutnya, a. Mempunyai penilaian yang sangat


pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk positif terhadap hasil kerja manusia.
mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja b. Menempatkan pandangan tentang
sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan kerja, sebagai suatu hal yang amat
dan kerja sama dan orang-orang di luar luhur bagi eksistensi manusia.
kelompok atau organisasi.
c. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas
Jadi pada hakekatnya esensi kepemimpinan, yang bermakna bagi kehidupan
adalah: manusia.

a. kemampuan mempengaruhi tatalaku orang d. Kerja dihayati sebagai suatu proses


lain, apakah dia pegawai bawahan, rekan yang membutuhkan ketekunan dan
sekerja atau atasan; sekaligus sarana yang penting dalam
mewujudkan cita-cita.
b. adanya pengikut yang dapat dipengaruhi
baik oleh ajakan, anjuran, bujukan, segesti, e. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
perintah, saran atau bentuk lainnya;
Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang
c. adanya tujuan yang hendak dicapai. atau kelompok masyarakat, akan menjadi
sumber motivasi bagi perbuatannya.
Menurut penjelasan PP 10/1979 huruf (h)
dikatakan bahwa ‘kepemimpinan" adalah Sondang P. Siagian (2002) menjelaskan
kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil bahwa yang dimaksud dengan etos kerja
untuk meyakinkan orang lain, sehingga dapat ialah norma-norma yang bersifat mengikat
dikerahkan secara maksimal untuk dan ditetapkan secara eksplisit serta
melaksanakan tugas pokok. praktek-praktek yang diterima dan diakui
sebagai kebiasaan yang wajar untuk
dipertahankan dan diterapkan dalam Pada tahap awal, dilakukan analisa parsial untuk
kehidupan kekaryaan para anggota suatu masing-masing variable, variabel gaya
organisasi. kepemimpinan akan memberikan kontribusi
yang berbeda terhadap kinerja pegawai dari
Daya pendorong bagi pendisiplinan pada etos kerja.
jajaran kerja diberikan oleh Herzberg. Dari hasil pengolahan SPPS seperti pada
Dasar bagi gagasannya adalah bahwa tabel 5 dapat kita lihat jelas bahwa gaya
faktor-faktor yang memenuhi kebutuhan kepemimpinan memberikan kontribusi yang
orang akan pertumbuhan psikologis, relatif besar dan signifikan terhadap peningkatan
khususnya tanggung jawab dan etos kerja kinerja pegawai. Hal itu dapat ditunjukkan
untuk mencapai tujuan yang efektif. dengan perolehan parameter Rho=0,811 (81,10%)
dan dengan kontribusi R2 = 0,657
Beberapa penelitian riset mendukung (65,70%). Demikian juga prediksi model, yaitu
asumsi bahwa etos kerja merupakan faktor yˆ = α + β1X1 + e , adalah positif yaitu
penting yang menentukan pelaksanaan yˆ = 25,841 + 0,393X1 + e , dan mampu
pekerjaan yang lebih baik dan
bertambahnya kepuasan. Ford menyatakan memberikan kontribusi sebesar 81,10%,
bahwa 17-18 percobaan di sebuah penduga parameternya pun signifikan.
organisasi memperlihatkan peningkatan Perhatikan Nilai F-hitung > F-Signifikan
yang positif sesudah adanya etos kerja. atau 111,283 > 0,000, untuk a = 0,05.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa etos Kemudian dapat diamati, bahwa
kerja memberikan prestasi yang lebih baik parameter penduga ganda tersebut telah
dan kepuasan yang lebih baik pula. memenuhi beberapa asumsi "BLUE"
(Penduga yang Best Linier Unbiased
Etos kerja yang tinggi biasanya muncul Estimator). Perhatikan dan Probability (p)
karena berbagai tantangan, harapan- < a atau p 0,000 < 0,05. Yang memberikan
harapan, dan kemungkinan kemungkinan arti dari kedua variabel independent
yang menarik. Situasi yang demikian dapat variabel tidak terjadi homoskedasitas,
membuat manusia itu bekerja dengan rajin, (t.hitung constanta > t. signifikan atau
teliti, berdedikasi, serta tanggung jawab 19,433> 0,000). Dengan demikian, penduga
yang besar. parameter tersebut diatas dapat dipastikan
secara parsial mampu memprediksikan
3. Pembahasan perubahan yang positif terhadap kinerja
3.1. Pengaruh Parsial Faktor Gaya pegawai. Lebih jelasnya, pendistribusian
Kepemimpinan Terhadap Kinerja data-data tersebut dapat diamati melalui
tampilan Tabel 5 berikut ini.

Parameter Kuantitatif untuk α =0,05 n(Signifikan


Varibel Variabel Rho F=0,000)

Independen Dependen F
R Hitung yˆ = α + β1X1 + e
yˆ 0,811 0,657 0,000 Minimaise model melalui
(81,10%)(65,70%
X1 ) Metode “OLS”
yˆ = 25,841 + 0,393X1 + e
responden, diolah tahun
Sumber: Data 2007
Keterangan: X1 = Skor Gaya
Kepemimpinan; yˆ = Skor Kinerja

Dari tabel diatas, maka dapat ditegaskan bahwa Kemudian apabila diamati lebih jauh
kontribusi variabel gaya kepemimpinan dalam keberadaan nilai konstanta model ( α =25,841)
penelitian ini sangat nyata dijadikan sebagai adalah dapat diimplikasikan bahwa kinerja
indikator yang mempengaruhi kinerja pegawai. individu pegawai telah terbentuk pada organisasi
tersebut.
2,999 > 0,089, untuk a = 0,05. Kemudian dapat
3.2. Pengaruh Parsial Faktor Etos Kerja diamati, bahwa parameter penduga ganda
Terhadap Kinerja tersebut telah memenuhi beberapa asumsi
"BLUE" (Penduga yang Best Linier Unbiased
Estimator). Perhatikan R2 = 4,90%
Berdasarkan hasil olahan data kuesioner dengan
(Multikolinieritas yang relatif tinggi) dan
software SPSS pada penelitian ini ternyata Probability (p) < a atau p 0,089 < 0,05. Yang
variabel etos kerja kurang memberikan kontribusi memberikan arti dari kedua variabel
dan masih signifikan terhadap peningkatan independent variabel tidak terjadi
kinerja pegawai. Hal itu, dapat ditunjukkan homoskedasitas, (t.hitung constanta > t.
dengan perolehan penduga parameter signifikan atau 8,053> 0,089). Dengan demikian,
yˆ = α + β2 X2 + e ,yaitu penduga parameter tersebut diatas dapat
dipastikan secara simultan mampu
yˆ = 32,659 + 0,179X2 + e , dan hanya memprediksikan perubahan yang positif
memberikan kontribusi sebesar 22,20%, terhadap kinerja pegawai. Lebih jelasnya,
walaupun penduga parameternya signifikan. pendistribusian data-data tersebut dapat diamati
Perhatikan Nilai F-hitung > F-Signifikan atau melalui tampilan Tabel 6 berikut ini.

Varibel Variabel Rho Parameter Kuantitatif untuk α =0,05


Independen Dependen (Signifikan F=0,089)
R F yˆ = α + β2 X2 + e
Hitun
g
yˆ 0,222 0,049 0,089 Minimaise model melalui
X2 (22,20%) (4,90%) Metode “OLS”
yˆ = 32,659 + 0,179X2 + e
Sumber: Data responden, diolah tahun 2007

Keterangan:
X2 = Skor Etos Kerja
yˆ = Skor Kinerja

Dari table diatas, maka dapat ditegaskan bahwa pengembangan gaya kepemimpinan
kontribusi variabel etos kerja dalam penelitian ini (kepemimpinan) organisasi.
dilakukan kurang namun masih signifikan
dijadikan sebagai indikator yang mempengaruhi 2. Faktor etos kerja memberikan kontribusi yang
kinerja pegawai. Kemudian apabila diamati lebih relatif kecil namun masih signifikan
jauh keberadaan nilai konstanta model ( α dijadikan sebagai indikator yang
=32,659) adalah dapat diimplikasikan bahwa mempengaruhi kinerja pegawai organisasi
kinerja individu pegawai telah terbentuk pada tersebut.
organisasi tersebut.
3. Namun bila kedua faktor tersebut secara
simultan mampu memberikan kontribusi yang
4. KESIMPULAN relatif semakin besar dan sangat signifikan
terhadap peningkatan kinerja pegawai. Dalam
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai hal ini pengembangan simultan memberikan
berikut: peningkatan pencapaian kinerja pegawai yang
maksimal.
1. Faktor gaya kepemimpinan memberikan
kontribusi yang relatif besar dan sangat
signifikan terhadap peningkatan kinerja
pegawai pada organisasi tersebut. Sehingga
dalam program pengembangan organisasi ke
depan harus lebih diarahkan pada
5. DAFTAR PUSTAKA

1. Buchanan, David; Hencznski, Andrsej,


1997. Organizational Behavior an
Introductory Text. Third Edition,
Europe, Prentice Hall.

2. Cascio, Wayne F, 1995, Managing


Human Resources: Productivity,
Quality of Worklife, Profits. Fourth
Edition, Singapore : McGraw Hill, Inc.

3. Cherrington,Psychology The Scientific


of Behavior, alyn and Bacon, Boston,
1980.

4. Dessler, Gery, Manajemen Personalia,


Edisi Ketiga,Alih Bahasa: Agus
Dharma, Erlangga, Jakarta, 1995.

5. Ghani, Penilaian Pelaksanaan


Pekerjaan dan Pengembangan
Karyawan, BPFE, Yogyakarta, 1991.

6. Gibson James L John M Ivancevich and


James H. Donely, Organisasi dan
Manajemen, Prilaku Struktur dan
Proses, Alih Bahasa Djoerban Wahid,
Erlangga, Jakarta, 1996.

7. Griffin Ricky, Management, Houghton


Miffin, Boston, 1987.

8. Hadari Nawawi, Manajemen Sumber


Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif, Gajahmada Pers,
Yogyakarta, 1997.

Anda mungkin juga menyukai