Anda di halaman 1dari 20

KEAMANAN E-COMMERCE DAN ASPEK HUKUM PADA E-

COMMERCE

Disusun oleh:

Kelompok 4 :

Fitri Nurkasanah 170321100010

Putri Meysi D. 170321100024

Fani Amilia Sari 170321100061

Ivan Bahtiar 170321100082

Aji Kusuma Wardana 180321100006

Nina Yunita 180321100069

Hanifah Febryanti 180321100143

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Permasalahan Yang Muncul Terkait Karakteristik E-Commerce..................3

2.2 Celah Keamanan Pada E-Commerce.........................................................4

2.3 Bentuk-Bentuk Pengamanan Bagi E-Commerce.........................................7

2.4 Perjanjian Jual Beli....................................................................................11

2.5 Kinerja Perjanjian Dan Persengketaan......................................................12

2.6 Aspek Hukum Yang Mengatur Perdagangan Dunia Maya.........................13

2.7 Studi Kasus...............................................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan...............................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keberadaan internet mengakibatkan semakin maraknya kegiatan


perekonomian yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan
transaksi dalam suatu perdagangan. Jual beli barang dan jasa secara elektronik
melalui internet sering juga di sebut dengan istilah e-commerce, jual seperti ini
menimbulkan dampak tersendiri terhadap perkembangan hukum di Indonesia,
termasuk pengaturan mengenai wanprestasi dalam jual beli secara elektronik
karena hal tersebut menyangkut kepastian hukum dan kenyamanan bertransaksi
melalui media elektronik.
Oleh karena itu, perlu adanya aturan yang jelas mengenai transaksi jual beli
secara elektronik tersebut, mengingat di Indonesia belum ada satupun peraturan
perundang - undangan yang mengatur masalah e-commerce, sedangkan
tuntutan harus adanya perlindungan hukum terhadap yang di rugikan apabila
terjadi wanprestasi dalam jual beli secara elektronik sangat mendesak. Suatu
perubahan sosial di sektir manapun mau tidak mau akan mempengaruhi pula
sektor hukum, termasuk pengaruhnya terhadap peningkatan kejahatan. Salah
satu penyebab meningkatnya kriminalitas adalah terjadinya perubahan sosial dan
suatu penyebab terjadinya perubahan sosial adalah penemuan - penemuan baru
dalam bidang teknologi.
Transaksi jual beli melalui internet ini dilakukan tanpa tatap muka antara
para pihaknya. Mereka mendasari transaksi tersebut atas rasa kepercayaan satu
sama lain, sehingga perjanjian jual beli yang terjadi diantara para pihak pun
dilakukan secara elektronik pula dengan mengakses halaman web yang
disediakan, berisi klausul atau perjanjian yang dibuat oleh pihak pertama
(penjual), dan pihal lain (pembeli) hanya tinggal menekan tombol yang
disediakan sebagai tanda persetujua atas perjanjian yang telah ada, tanpa perlu
membubuhkan tanda tangan seperti perjanjian pada umumnya, tetapi
menggunakan tanda tangan elektronik atau digital signature. Sehingga para
pihak tidak perlu bertemu langsung untuk mengadakan suatu perjanjian.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan yang muncul terkait karakteristik E-commerce?
2. Bagaimana Celah keamanan pada E-commerce ?
3. Apa saja Bentuk-bentuk pengamanan pada E-commerce ?
4. Bagaimana bentuk Perjanjian jual-beli ?
5. Bagaimana Kinerja Perjanjian dan persengketaan ?
6. Bagaimana Aspek hukum yang mengatur perdagangan di dunia maya ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Permasalahan yang Muncul Terkait Karakteristik E-
Commerce
2. Untuk Mengetahui Celah keamanan pada E-commerce
3. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Pengamanan pada E-Commerce
4. Untuk mengetahui bentuk Perjanjian jual-beli
5. Untuk mengetahui Kinerja Perjanjian dan persengketaan
6. Untuk mengetahui Aspek Hukum yang Mengatur Perdagangan di Dunia
Maya

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan Yang Muncul Terkait Karakteristik E-Commerce
Indonesia bukan hanya terkenal akan pasar mobile-nya yang besar, namun
juga apapun yang berhubungan dengan sosial, e-commerce dan games. Banyak
orang yang tertarik dengan e-commerce di Indonesia. Namun sejauh ini, belum
ada yang cukup sukses di pasar yang sangat luas dan penuh kesempatan ini.
Ada beberapa masalah yang mereka hadapi dalam menjalankan usahanya.
Berikut adalah beberapa permasalahan yang muncul terkait karakteristik e-
commerce :

1. Perilaku
Pertama-tama, belanja online bukanlah sesuatu yang baru bagi orang
Indonesia yang tinggal di kota besar, sebagian besar orang Indonesia masih
kurang mempercayai situs-situs e-commerce, bukan tentang keamanan dari
berbelanja online yang tidak mereka percayai namun justru merchant-nya.
Mereka takut ditipu, selain itu kurangnya kredibilitas/reputasi yang diberikan oleh
pasar semakin memperburuk keadaan.
2. Sarana Pembayaran
Payment gateway bisa dibilang nyaris tidak ada sama sekali. Namun
kemudian muncul Doku dan Unik, juga IndoMog yang merangkul beberapa mitra
untuk penyebaran konten. Dan juga beberapa payment gateway muncul
dari bank, carriers, dan produsen handset, tentunya akan semakin banyak
penawaran yang datang dari layanan pembayaran untuk digunakan oleh startup.
Namun kita harus menunggu dan mencoba layanan yang sudah ada, sampai
menemukan yang cocok dan bisa berjalan di Indonesia.
3. Mobile
Mobile merupakan pasar yang besar di Indonesia, namun belum ada
perusahaan e-commerce yang melakukan sesuatu yang signifikan bagi para
pengguna mobile mereka, kecuali perusahaan seperti Tokobagus, yang itu pun
membutuhkan waktu lama sebelum mereka meluncurkan sebuah aplikasi
BlackBerry. Pasar para pengguna e-commerce memang ada di mobile, namun
sebagian besar e-commerce startup lebih memperhatikan situs yang diakses
dari desktop mereka dibandingkan memberikan layanan yang bagus

3
melalui mobile shopping. Bila ada yang bisa memecahkan masalah ini, maka hal
itu bisa menjadi standar baru untuk perkembangan e-commerce.
4. Sarana Logistik
Sebagian besar e-commerce startup tidak memperhatikan poin ini, “kami
hanya menyediakan pasar, bukan logistik” adalah alasan klasik yang
disampaikan, namun bila sebuah perusahaan e-commerce ingin sukses, logistik
adalah hal yang wajib. Memang benar, Anda menjalankan
perusahaan “online”, namun e-commerce tetaplah COMMERCE (perdagangan)
yang menggunakan internet. Dan salah satu bagian dari perdagangan tersebut
adalah logistik, cara mendistribusikan dan mengirimkan barang langsung ke
pembeli! Hal ini merupakan permasalahan bagi sebagian besar perusahaan,
menemukan metode operasional dari awal hingga akhir, dari ujung ke ujung, dari
mulai merambah laman mencari barang, membayar, keamanan dan pengiriman
barang.

2.2 Celah Keamanan Pada E-Commerce


Keamanan adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk meminimalisir
sebuah kerusakan yang terjadi pada sebuah sistem. Keamanan juga di buat
untuk membentengi semua gangguan yang di buat secara sengaja maupan tidak
sengaja. Berikut adalah ancaman dan solusi keamanan dari sistem e-commerce.

Ancaman Keamanan Pada Sistem E-Commerce:


1. Pencegatan data , pembacaan dan modifikasi data secara tidak sah.
2. Puncurian data terhadap orang yang tidak bertanggung jawab.
3. Kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh orang-orang yang
identitasnya tidak diketahui.
Solusi Ancaman Keamanan Sistem E-Commerce
1. Enkripsi (penyandian data), Metode enkripsi atau yang lebih dikenal
dengan kriptografi (cryptograph) adalah metode penyandian suatu pesan
atau data yang terkirim melalui jaringan publik dengan menggunakan
kunci-kunci (keys) tertentu.
2. Otentifikasi (Melakukan verifikasi terhadap identitas pengirim dan
penerima)
3. Firewall ( Menyaring serta Melindungi lalu lintas data di jaringan atau
server). Firewall akan bertindak sebagai pelindung atau pembatas terhadap
orang-orang yang tidak berhak untuk mengakses jaringan kita. Suatu

4
jaringan yang terhubung ke Internet pasti memiliki IP address (alamat
Internet) khusus untuk masing-masing komputer yang terhubung dalam
jaringan tersebut. Apabila jaringan ini tidak terlindungi oleh tunnel atau
firewall, IP address tadi akan dengan mudahnya dikenali atau dilacak oleh
pihak-pihak yang tidak diinginkan. Akibatnya data yang terdapat dalam
komputer yang terhubung ke jaringan tadi akan dapat dicuri atau diubah.
Dengan adanya pelindung seperti firewall, kita bisa menyembunyikan
(hide) address tadi sehingga tidak dapat dilacak oleh pihak-pihak yang
tidak diinginkan.
Lima Tips Keamanan dalam Transaksi E-Commerce yang Harus
Diperhatikan:
Setiap kali sebuah inovasi bisnis E-Commerce baru dirilis, risiko
keamanan baru berpose untuk konsumen. Dengan bisnis e-commerce,
seluruh penjualan e-commerce di seluruh dunia diproyeksikan akan
menembus angka $1.298 triliun pada tahun ini, dan beban menentukan
bagaimana bertransaksi online secara aman dan paling sulut jatuh kepada
pihak konsumen. Dengan segala resiko yang dihadapinya, berikut Paseban
ulas tentang beberapa tips keamanan dalam bisnis E-Commerce yang bisa
Anda ikuti.

1. Bagi dengan Kehati-hatian


Anda tidak harus berbagi lebih dari yang diperlukan, terutama informasi
pribadi yang sangat sensitif seperti jaminan sosial atau nomor kartu kredit
atau debit. Penjual menciptakan bentuk-bentuk checkout online dengan
kolom untuk untuk rincian relevan untuk mengumpulkan data pelanggan.
Lewati pertanyaan yang tidak ditAndai "required"dengan tAnda bintang dan
Anda akan secara signifikan meningkatkan anonimitas belanja Anda.
Menilai kembali bagaimana Anda bebas berbagi perangkat yang Anda
gunakan untuk melakukan pembelian. Jika Anda memiliki aplikasi dompet
digital, itu bukan ide yang terbaik untuk membiarkan orang asing
menggunakan ponsel Anda untuk membuat panggilan. Kehati-hatian ekstra
disarankan jika Anda menggunakan ponsel Anda untuk setiap kegiatan e-
commerce. Ponsel jailbreak umumnya tidak aman untuk digunakan sebagai
media perdagangan, dan ponsel ini cenderung kurang akan fitur keamanan
yang handal. Berhati-hatilah menyimpan username, password, nomor
perbankan, dan informasi sensitif lainnya pada ponsel anda, termasuk dalam

5
aplikasi yang dianggap rahasia. fitur keamanan yang handal. Berhati-hatilah
menyimpan username, password, nomor perbankan, dan informasi sensitif
lainnya pada ponsel anda, termasuk dalam aplikasi. Jika email terhubung ke
ponsel anda, jangan pernah mengirim informasi yang sangat sensitif kepada
orang lain atau bahkan untuk diri sendiri. Perlakukan ponsel anda seperti
kartu kredit anda.
Keamanan juga rentan pada jaringan nirkabel Wi-Fi yang terbuka, atau
publik. Ini hampir mustahil untuk secara akurat mengukur seberapa aman
jaringan Wi-Fi. Pastikan anda tidak terhubung dengan jaringan Wi-Fi publik
ketika anda sedang melakukan transaksi.

2. Verifikasi Semua URL


Memverifikasi URL sangat penting dalam memecahkan legitimasi setiap
situs yang ditemukan melaui iklan dan hyperlink. Setiap link yang disajikan
dalam email, komentar media sosial, atau iklan dapat membawa anda ke
situs web palsu. Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, situs penipu
sering hampir tidak bisa dibedakan dari situs yang sah. Terlepas dari
bagaimana anda datang ke sebuah website atau bagaimana website tersebut
bersih, periksa URL dari website tersebut. Anda tidak perlu memahami
semua bagian dari itu, tapi jika nama domain root (bagian setelah "www.")
Tidak sesuai dengan konten situs, kemungkinan anda harus membeli di
tempat lain.

3. Tanyakan Sembelum Membeli


Salah satu cara termudah untuk menghindari penipuan online adalah
pastikan Anda ertransaksi dengan situs yang sah. Selain memeriksa URL
untuk validitas, proses dua langkah sederhana ini akan membantu
memastikan situs itu asli. Pertama, periksa bahwa situs Anda memiliki
"About us" atau "Contact us" " halaman valid dengan informasi kontak yang
terdaftar. Kedua, pastikan perusahaan memiliki beberapa jenis akun media
sosial. Jika Anda tidak yakin tentang transaksi, maka screenshot halaman
konfirmasi dan informasi pasca-pembelian yang Anda terima pada layar.
Screenshot memungkinkan Anda untuk menyimpan rincian yang Anda belum
tahu dan belum Anda butuhkan.
4. Gunakan Metode Pembayaran yang Terpisah dari Rekening Bank

6
Meskipun kartu kredit dan kartu debit dapat digunakan sebagai metode
pembayaran plastik di dalam toko, penggunaan kartu kredit yang paling baik
digunakan untuk metode pembayaran online. Ketika Anda membayar melalui
kartu kredit, pembayaran secara teknis berasal dari perusahaan kartu kredit
sebagai pinjaman, bukan pembayaran moneter dipotong langsung dari
rekening bank Anda. Setiap kesalahan pemrosesan atau biaya kelebihan
dapat dengan mudah tertangkap pada laporan kartu kredit Anda.
Pembayaran kartu kredit virtual biasanya dibebankan ke kartu kredit atau
kartu debit, bukan langsung ke rekening bank Anda, pada dasarnya
menawarkan lapisan tambahan perlindungan. Ketika Anda membayar
dengan kartu kredit virtual, informasi perbankan Anda tetap terpisah dari
pembelian pribadi Anda, sehingga memastikan apakah nomor kartu dicuri,
hacker tidak dapat mengakses account Anda atau kembali menggunakan
kartu yang dicurangi.

5. Anda Hanya Memiliki Satu Identitas Online, Maka Lindungi


Identitas Anda
Jika Anda berpikir Anda tidak memiliki identitas online, anda salah. Yang
anda butuhkan adalah satu alamat email atau akun Facebook, dan anda
sudah memiliki identitas online. Tidak peduli seberapa hati-hati anda berada
dalam lingkup e-commerce, cara terbaik untuk melindungi diri sendiri adalah
untuk memantau identitas online anda aktif. Pembelian online saat ini
semakin condong ke arah penggunaan media sosial, dengan 50 persen dari
penjualan Web diproyeksikan akan terjadi melalui media sosial pada tahun
2015. Setiap kali anda bergabung dengan situs baru melalui "Login dengan
Facebook" anda memperluas identitas online anda lebih lanjut. Bahkan,
kelimpahan situs pertama akan meminta anda untuk menjadi anggota tidak
melalui email, tapi dengan menghubungkan akun media sosial. Bila anda
kemudian pergi untuk bertransaksi di situs pihak ketiga saat log in melalui
Facebook atau Twitter, anda pada dasarnya menghubungkan account
dengan kartu kredit.

2.3 Bentuk-Bentuk Pengamanan Bagi E-Commerce


E-Commerce (Electronic Commerce) adalah satu set dinamis teknologi,
aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan

7
komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang,
pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
Ada beberapa transaksi yang perlu diamankan, sebagai contoh : transaksi
penjualan online, transaksi keuangan, e-mail, file transer, tanda tangan suatu
kontrak dalam bentuk digital, informasi dari perusahaan untuk publik (sehingga
tidak bisa diubah-ubah orang lain), dan transaksi bisnis lainnya.
1. Cryptography ( Kriptografi )
Cryptography (Kriptografi) Suatu proses pengkodeaan data mentah,
menjadi data yang tersamar yang dikirimkan oleh pengirim yang dapat
disampaikan oleh penerima dengan aman dengan teknik pemetaan
tertentu.Penggunaan kriptographi dalam e-commerce atau penggunaan
internet telah banyak membantu dalam menyelesaikan masalah keamanan
( security )
Dalam kriptografi, ada dua proses utama :

 Enkripsi (encryption) : yakni proses untuk mengubah pesan asli (plain


text) menjadi pesan yang tersandikan atau pesan yang terrahasiakan
(cipher text)

 Dekripsi (decryption) : yakni proses mengubah pesan yang tersandikan


(cipher text) kembali menjadi pesan pada bentuk aslinya (plain text).

 Key

 Plain text

 Cipher text

 Plain text

2. Algoritma Kunci Publik ( Public-Key Algorithm )


Algoritma Kunci Publik (Public-Key Algorithm) disebut juga dengan
algoritma asimetris (Asymmetric Algorithm) yaitu algorima yang
menggunakan kunci yang berbeda pada saat melakukan encripsi dan
melakukan deskripsi.

8
Pada saat melakukan encripsi dan mendistribusikan ke umum atau publik,
algorima yang digunakan adalah kunci publik. Paket data yang diterima akan
dibuka atau deskripsi dengan mengunakan algoritma kunci private.
Antar kunci publik dan kunci private mempunyai hubungan secara
matematis, dapat diartikan bahwa seseorang yang mempunyai kunci publik
tidaklah dapat membuat kunci privat dan kunci publik tersebut.
Metode yang digunakan pada algoritma asimetris adalah :
 RSA ( Rivest, Shamir, Adleman )

 DH ( Diffe, Hellma )

 PGP ( Pretty Good Privacy

 El Gammal

 DSA ( Digital Signature Algorithm )

 Schnoor
Dengan adanya Algoritma Kunci Publik (Public-Key Algorithm),
kekurangan-kekurangan yang ada pada Symmetric Algorithm dapat teratasi,
dan solusi yang dapat diambil yaitu :
 Setiap orang penerima atau pengirim hanya mengingat kunci pribadinya
saja.

 Algoritma bekerja berdasarkan pasangan kuncinya saja. Sehingga bila


seseorang memiliki kunci yang sama akan tetapi pasangan kuncinya
berbeda, maka tidak dapat mendeskripsikan data atau paket data orang
lain

 Masalah autentifikasi dapat teratasi, bahwa data, hanya dapat dibuka


oleh orang yang memiliki pasangan kunci tersebut.

3. Tanda Tangan Digital (Digital Signature)


Tanda tangan digital merupakan tanda tangan yang dibuat secara
elektronik, dengan jaminan yang lebih terhadap keamanan data dan
keaslian data, baik jaminan tentang indentitas pengirim dan kebenaran

9
dari data atau paket data tersebut. Tanda tangan digital dapat
menggunakan Algoritma Simetris atau Algoritma Kunci-Publik
Penggunaan Algoritma Simetris, akan menggunakan perantara
atau arbitrator pada pembuatan tanda tangan digital yang aman. Akan
tetapi untuk saat ini pembuatan tanda tangan digital sudah menggunakan
Algoritma Asimetris.Pembuatan Tanda Tangan Digital dengan
menggunakan Algoritma Kunci-Publik banyak metode yang bisa
digunakan diantaranya RSA yang menggunakan kunci-privat atau kunci-
publik untuk melakukan enkripsi.Biasanya Tanda tangan digital
dikombinasikan dengan Fungsi Hash, dengan tujuan untuk
mengefesiensikan kerja dalam penandatangannan data.

4. Sertifikat Otoritas ( Certificate Autority )


Sertifikat Otoritas merupakan pihak ke-tiga yang bisa dipercaya
(Trust Thrid Parti / TTP). Sertifikat Otoritas yang akan menghubungkan
kunci dengan pemiliknya. TTP ini akan menerbitkan sertifikat yang berisi
identitas seseorang dan juga kunci privat dari orang tersebut.
Tugas dari Sertifikat Otoritas adalah :
1. Membuat Kunci Publik atau Privat miliknya sendiri.

2. Melakukan verifikasi terhadap identitas seorang calon pelanggan


yang hendak meminta sertifikat dari Sertifika Otoritas tersebut

3. Pelanggan melakukan penyerahan kunci publiknya kepada sertifkat


otoritas.

4. Sertifikat Otoritas mengecek kunci tersebut pasangan dari kunci privat


yang dimiliki calon pelanggan.

5. Jika keseluruhan persyaratan terpenuhi makan Sertifikat Otoritas


akan menerbitkan sebuah sertifikat digital atas nama orang tersebut.
Digital Serficate berisikan kunci duplikat dari kunci-publik pelanggan dan
juga identitas dari pelanggan.

5. Secure Socket Layer ( SSL )

10
Secure Socket Layer (SSL) merupakan suatu protokol yang
membuat sebuah pipa pelindung antara browser cardholder dengan
merchant, sehingga pembajak atau penyerang tidak dapat menyadap
atau membajak informasi yang mengalir pada pipa tersebut. Pada
penggunaannya SSL digunakan bersaman dengan protokol lain, seperti
HTTP (Hyper Text Transfer Protocol ), dan Sertificate Autority
Penggunaan Sertificate Autority ini ditujukan untuk meningkatkan
pengamanan terhadap pembajak atau penyadap informasi yang terdapat
pada pipa SSL. Pembajak yang melakukan penyadapan informasi bisa
melakukan pengubahan-pengubahan informasi dengan cara menukar
public-key chardholder dan merchant dengan public-key pembajak.
Penggunaan Symmetric-Key yang digunakan pada SSL, untuk
membungkus data asli a misalnya data kartu kredit. Symmetric-Key yang
dipergunakan pada web browser, pada umumnya menggunakan RC4 dan
DES (Data Encryption Standard). Teknologi Encripsi berkekuatan tinggi
( Strong Encryption) yang ada sekarang yaitu RSA 1024 bit dan RC4 /
DES 128 bit. Web browser yang menggunakan teknologi encripsi
berkekuatan tinggi diantaranya Microsoft Internet Explorer (IE) dan
Netscape Communicator(NC). Berikut Contoh Membuat SSL dengan SSL
Manager, dengan SSL Manager ini memungkinkan kita untuk membuat
SSL Certificate, Signing Request, SSL Key.

2.4 Perjanjian Jual Beli


Jual Beli Menurut Hukum Barat (KUHPerdata) Perjanjian jual beli diatur
dalam Pasal 1457-1540 KUH Perdata. Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual
beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak satu megikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain untuk membayar harga yang telah
dijanjikan. Pengertian yang diberikan Pasal 1457 KUH Perdata, persetujuan jual
beli sekaligus membebankan dua kewajiban yaitu :
1) Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli
2) Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual.
Namun, prinsip dasar keberlakuan suatu kontrak di Indonesia mengacu
pada Pasal 1320 KUHPerdata, sehingga dapat pula diterapkan pada kontrak
elektronik.
Adapun syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPerdata adalah:

11
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
Keberadaan suatu unsur kesepakatan dalam E-Commerce diukur melalui
pembeli yang mengakses dan menyetujui penawaran melalui internet. Hal ini
dapat diterjemahkan sebagai penerimaan untuk menyepakati sebuah hubungan
hukum. E-Commerce ini secara tertuang dalam kontrak baku dengan prinsip take
it or leave it, sebab seluruh penawaran beserta persyaratan pembelian suatu
produk sudah tercantum dan pembeli dapat menyetujuinya atau tidak.
Persetujuan yang diberikan oleh pembeli ini menjadi dasar dari kesamaan
kehendak para pihak, sehingga kesepakatan dalam kontrak elektronik lahir.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
Cakap menurut hukum adalah orang yang telah dewasa menurut hukum,
yaitu seseorang yang telah berumur 21 tahun dan telah kawin, serta tidak di
bawah pengampuan. Unsur kecapakan dalam E-Commerce sulit untuk diukur,
sebab setiap orang (tanpa dibatasi dengan umur tertentu) dapat mejalankan
transaksi elektronik sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transksi Elektronik (“UU ITE”).Berdasarkan
ketentuan ini, anak-anak yang masih di bawah umur dapat melakukan E-
Commerce dan tidak memenuhi syarat subjektif dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
Oleh karena itu, kontrak ini dapat dibatalkan melalui seseorang yang mengajukan
pembatalan di pengadilan.
a. Suatu hal tertentu
Suatu hal tertentu adalah barang-barang yan dapat diperdagangkan dan
dapat ditentukan jenisnya.Produk yang ditawarkan secara online tertuang dalam
bentuk gambar atau foto yang disertai dengan spesifikasi produk
tersebut.Namun, tidak ada jaminan bahwa produk tersebut pasti dikirimkan
kepada pembeli sekalipun telah membayar melalui sistem pengiriman uang atau
transfer melalui bank.
b. Suatu sebab yang halal
Maksud dari suatu sebab yang halal adalah tidak bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan, dan kepentingan umum.Dalam E-Commerce harus
dipastikan bahwa transaksi jual beli dilakukan dengan prinsip itikad baik oleh
penjual dan pembeli.Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka kontrak elektronik batal
demi hukum.

12
2.5 Kinerja Perjanjian Dan Persengketaan
Sengketa adalah perselisihan antara konsumen dengan lembaga jasa
keuangan dalam kegiatan penempatan dana oleh konsumen pada lembaga jasa
keuangan dan/atau pemanfaatan pelayanan dan/atau produk lembaga jasa
keuangan setelah melalui proses penyelesaian Pengaduan oleh Lembaga Jasa
Keuangan.
Berdasarkan ketentuan pasal 1338 dan 1339 KUH perdata dinyatakan
bahwa suatu perjanjian dianggap sah oleh hukum sehingga mengikat para pihak
yang mengadakan perjanjian. Apapun syarat sah perjanjian menurut pasal 1320
perdata adalah :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
Kata sepakat dalam perjanjian pada dasarnya adalah pertemuan
atau persesuaian kehendak antara para pihak perjanjian.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Seseorang dikatakan tidak cakap apabila tidak mampu membuat
perjanjian dengan akibat hukum yang sempurna.
3. Suatu hal tertentu
Objek prestasi perjanjian prestasi tersebut harus tertentu atau
paling sedikit dapat ditentukan jenisnya.
4. Sebab yang halal
Pasal 1335, 1336, 1337 KUH perdata menyatakan bahwa suatu
kausa dinyatakan terlarang tanpa iktikad. Penyelesaian sengketa
dapat dilakukan dengan cara irigasi mupun non irigasi

2.6. Aspek Hukum Yang Mengatur Perdagangan Dunia Maya

Aspek Hukum Yang Mengatur Perdagangan Dunia Maya Antara lain :

 Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik (UU ITE) sepertinya menjadi solusi untuk memberikan
perlindungan bagi konsumen. Dalam UU ITE telah mengatur mengenai
syarat sahnya suatu transaksi e-commerce, mengatur mengenai hak dan
kewajiban, perbuatan yang dilarang,tanggung jawab, perlindungan
hukum, upaya hukum dan penyelesaian sengketa dalam transaksi e-
commerce.

 Perkembangan internet yang semakin maju merupakan salah satu


Sebagai konsumen, kita harus jeli di dalam membeli suatu barang.
Biasanya di dalam suatu transaksi jual-beli secara e-commerce terdapat
suatu perjanjian antara pelaku usaha dan konsumen. Jual-beli merupakan

13
salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata, sedangkan e-
commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual beli modern
yang mengimplikasikan inovasi faktor pendorong berkembangnya e-
commerce di Indonesia.
 Dalam UU Perdagangan juga diatur bahwa setiap pelaku usaha yang
memperdagangkan Barang atau Jasa dengan menggunakan sistem
elektronik wajib menyediakan data dan atau informasi secara lengkap dan
benar. Setiap pelaku usaha dilarang memperdagangkan Barang dan atau
Jasa dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan
data dan atau informasi dan penggunaan sistem elektronik tersebut wajib
memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
 Berikutnya dalam ketentuan Pasal 12 ayat (3) UU ITE menjelaskan
bahwa setiap orang yang melakukan pelanggaran ketentuan tentang
kewajiban dalam transaksi elektronik, bertanggung jawab atas segala
kerugian dan konsekuensi hukum yang timbul. Artinya setiap orang
bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul akibat pelanggaran
yang dilakukan terhadap transaksi elektronik tersebut. Para pihak yang
melakukan Transaksi Elektronik wajib beriktikad baik dalam melakukan
interaksi selama transaksi berlangsung.

2.7 Studi Kasus


Judul jurnal:
TINJAUAN KEAMANAN SISTEM TRANSAKSI DAN PEMBAYARAN PADA
E-COMMERCE STUDI KASUS TOKO ONLINE www.buahonline.com
Nomor Jurnal :
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA
2013), Yogyakarta, 9 Maret 2013. (ISSN: 2089-9815)
Penulis:
Mateus Mas Belalawe.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana penerapan e-commerce pada


suatu usaha. Pada penelitian ini, objek kasusnya adalah sebuah toko buah
online yaitu www.buahonline.com. Dimana permasalahan yang diihadapi toko
buah tersebut adalah metode pembayarannya yang masih menggunakan cara

14
bersifat konvensional, yaitu dengan cash on delivery, yaitu pembayaran
dilakukan oleh pembeli ketika bertemu secara langsung untuk bertransaksi.
Penjual mengantarkan barang yang akan dijual dan pembeli membayarkan uang
kepada pengantar ketika barang telah sampai ditujuan, model pembayaran pada
transaksi toko online dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Hal ini menjadi kekhawatiran dari pemilik toko online, jika terjadi
penyalahgunaan data oleh orang yang tak bertanggung jawab. Solusi yang
dilakukan oleh toko buah online ini adalah metode sertifikasi keaslian, disini perlu
adanya lembaga sertifikasi yang memberikan identifikasi bahwa pemilik
memberikan jaminan keaslian dengan cara memberikan identifikasi bahwa
pemilik website adalah benar atau asli. Sedangkan untuk menjamin keaslian dari
pembeli, lembaga sertifikasi tersebut memberikan layanan untuk tanda tangan
digital sehingga pedagang mempunyai jaminan bahwa pembeli tersebut dapat
dipercaya.
Pada metode pembayaran toko online ini, akan terjadi hubungan tiga pihak
yang berkaitan, yaitu pembeli, pedagang, dan institusi keuangan tertentu. Proses
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pembeli melakukan proses pembelian dan kemudian membayar
dengan memasukkan nomor kartu.
2. Web server perusahaan akan meneruskan identitas dan nomor
kartu pembeli ke acquirer payment gateway.
3. acquirer payment gateway akan mengecek keabsahan kartu yang
dipakai. Jika sah, maka data akan diteruskan ke acquirer (pihak bank)
dan kemudian akan diteruskan juga ke issuer ( pihak yang

15
mengeluarkan waktu). Issuer kemudian akan mengeluarkan nomor
otorisasi pembayaran.
4. Setelah memperoleh nomor otorisasi, acquirer akan mengirimkan
data tersebut ke pedagang, dan memberitahukan bahwa proses
pembayaran telah sukses.
5. Pedagang akan mengirimkan barang ke pembeli. Karena proses
pembayaran harus aman maka dipakai metode enkripsi untuk
mengamankan transaksi.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jual beli barang dan jasa secara elektronik melalui internet sering
juga di sebut dengan istilah E-Commerce. Keamanan E-Commerce
diciptakan untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada sebuah
sistem dan membentengi semua gangguan yang di buat secara sengaja
maupan tidak sengaja. Ada beberapa transaksi yang perlu diamankan,
sebagai contoh : transaksi penjualan online, transaksi keuangan, e-mail,
file transer, tanda tangan suatu kontrak dalam bentuk digital,dan transaksi
bisnis lainnya. Aspek Hukum Yang Mengatur Perdagangan Dunia Maya
yaitu Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE) sepertinya menjadi solusi untuk
memberikan perlindungan bagi konsumen. Dalam UU ITE telah mengatur
mengenai syarat sahnya suatu transaksi E-Commerce, mengatur
mengenai hak dan kewajiban, perbuatan yang dilarang,tanggung jawab,
perlindungan hukum, upaya hukum dan penyelesaian sengketa dalam
transaksi E-Commerce.

3.2 Saran
Saran yang dapat kelompok kami berikan untuk mengatasi ancaman
keamanan sistem E-Commerce yaitu : Enkripsi atau penyandian data
dengan metode penyandian pesan atau data yang terkirim melalui
jaringan publik dengan menggunakan kunci-kunci tertentu, melakukan
verifikasi terhadap identitas pengirim dan penerima, dan menyaring serta
melindungi lalu lintas data di jaringan atau server. Dan terdapat tips agar
aman dalam Bisnis E-Commerce yaitu tetap berhati-hati ketika
membagikan informasi pribadi, tanyakan pada penjual sebelum membeli,
serta dapat menggunakan metode Membayaran yang terpisah dari
rekening bank.

17
DAFTAR PUSTAKA

Belalawe, Mateus Mas. 2013. TINJAUAN KEAMANAN SISTEM TRANSAKSI


DAN PEMBAYARAN PADA E-COMMERCE STUDI KASUS TOKO ONLINE
www.buahonline.com. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013). Yogyakarta.
Putra, Setia. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi
Jual-Beli Melalui E-Commerce. Riau. Jurnal Ilmu Hukum. Vol 4(2). Hal 290-
291.
Purnamasari, Rahmania F. Agus Muhammad S. Penggunaan Klausal Pemilihan
Forum Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Yang Efektif Dalam Rangka
Mendukung Pembangunan Ekonomi Nasional. Bandung. Jurnal
Rechtsvinding Media Pembinaan Hukum Nasional. Vol 7(1)
https://dailysocial.id/post/permasalahan-pada-dunia-e-commerce-di-indonesia
https://mkhuda.com/teknologi/keamanan-sistem-e-commerce-terkait-celah-
heartbleed/
https://p1701.ilearning.me/2014/03/03bentuk-bentuk-keamanan-e-commerce/

18

Anda mungkin juga menyukai