Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA DASAR

”KESETIMBANGAN KIMIA”
Dosen Pengampu : Dra.Zultiniar,M.Si

SALWA NESA SALSABIL

NIM. 1807111162

TEKNIK KIMIA S-1

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2019
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini saya buat dan saya susun dengan maksud untuk memenuhi tugas yang
diberikan serta untuk menambah pengetahuan pembaca tentang Kesetimbangan Kimia pada mata
kuliah Kimia Dasar.

Saya haturkan terima kasih kepada Ibu Dra . Zultiniar , M.Si. yang telah membimbing saya
dalam mempelajari mata kuliah Kimia Dasar, kemudian kepada teman-teman sejawat yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Tetapi saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan.

Pekanbaru, 2 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................................i


Daftar Isi .............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2. Tujuan .......................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Keadaan kesetimbangan....................................................................................3
2.2 Konstanta kesetimbangan..................................................................................4
2.3 Kesetimbangan homogen..................................................................................5
2.4 Kesetimbangan heterogen..................................................................................6
2.5 Kesetimbangan disosiasi....................................................................................7
2.6 Hubungan Kp dan Kc........................................................................................7
2.7 Prinsip Le Chatelier...........................................................................................8
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................10
3.2 Saran..................................................................................................................10
Daftar Pustaka .....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu reaksi kimia dikatakan seimbang apabila reaksi pembentukan dan reaksi penguraian
pada reaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan
“bersih” pada sistem tersebut.Misalkan terjadi dua proses berlawanan yang berlangsung di dalam
suatu wadah tertutup yang berisi cairan. Proses yang pertama yaitu proses penguapan moleku-
molekul cairan pada proses yang kedua adalah proses pengembunan molekul-molekul gas.
Ketika laju penguapan sama dengan laju pengembunan, sistem dikatakan berada dalam keadaan
seimbang. Pada keadaan seimbang ini bukan berarti proses penguapan dan pengembunan itu
berhenti sama sekali; kedua proses yang berlawanan itu tetap berlangsung, hanya sama laju
keduanya sama, sehingga secara “bersih” tidak ada lagi perubahan yang terjadi. Kondisi
demikian kerap kali dinamakan sebagai keseimbangan dinamis.

Sebagian besar reaksi kimia bersifat reversible artinya hanya reaktan-reaktan yang bereaksi
membentuk produk, tetapi produk pun saling bereaksi untuk membentuk reaktan kembali. Hal di
atas dapat dinyatakan dengan menggunkan persamaan berikut :

aA+bB↔c C+d D
A dan B = reaktan
C dan D = produk
a, b, c, dan d = koefisien reaksi
Jika laju reaksi pembentukan yaitu reaksi dari kiri ke kanan sama dengan laju reaksi
kebalikan (penguraian) yaitu reaksi dari kanan ke kiri, maka reaksi dikatakan berada dalam
keadaan seimbang. Seperti halnya dlam keseimbangan fisik yang telah dibicarakan terdahulu,
bila suatu reaksi mencapai keadaan seimbang bukan berarti reaksi pembentukan dan reaksi
kebalikan berhenti sama sekali, tetapi hal ini menunjukkan bahwa laju kedua reaksi yang
berlawanan tersebut telah sama.

1
1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa itu keadaan kesetimbangan


2. Untuk mengetahui konstanta kesetimbangan
3. Untuk mengetahui kesetimbangan homogen
4. Untuk mengetahui kesetimbangan heterogen
5. Untuk mengetahui apa itu kesetimbangan disosiasi
6. Untuk mengetahui hubungan Kp dan Kc
7. Untuk mengetahui Prinsip Le Chatelier

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Kesetimbangan

Salah satu ciri yang menunjukkan bahwa suatu sistem telah mencapai keseimbangan adalah
adanya sifat-sifat tertentu yang menjadi konstan dan dapat diukur. Hal ini digambarkan pada
gambar 7.1. Pada gambar itu terlihat bahwa setelah melewati waktu tertentu, baik konsentrasi
reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah lagi.

Gambar 7.1. Kesetimbangan Kimia

Perlu diingat bahwa keadaan pada gambar 7.1 dapat dicapai dengan mengasumsikan bahwa
suhu dan tekanan telah dibuat tetap. Bila kedua besaran itu tidak dibuat tetap, maka waktu yang
diperlukan untuk mencapai keadaan seimbang nilai konsentrasi akan berbeda. Asumsi yang juga
harus dipenuhi adalah reaksi berlangsung dalam suatu sistem yang tertutup yaitu seuatu sistem
yang tidak memungkinkan hilangnya produk atau reaktan keluar dari sistem. Bila sistem
merupakan sistem terbuka dan salah satu produknya berbentuk gas, maka keseimbangan tidak
pernah akan dapat dicapai karena reaksi kebalikan akan selalu lebih kecil daripada reaksi
pembentukan. Dalam hal ini dikatakan reaksi akan berlangsung sempurna. Hal yang terakhir
merupakan hal yang diinginkan dalam sintesis suatu produk. Dalam hal ini reaksi kebalikan
sangat tidak diharapkan dan diusahakan untuk ditekan sekecil mungkin.

Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem terjadi perubahan
zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya. Sebagai contoh :

AB + CD ↔ AC + BD

3
Dalam kesetimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD, dan pada saat yang
sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam sistem itu
jumlahnya mendekati konstan.

Mengingat peranan kesetimbangan dalam reaksi kimia, maka studi tentang kesetimbangan
sangat penting. Banyak campuran yang terdapat di alam berupa kesetimbangan antara satu
komponen dengan komponen yang lain. Oleh sebab itu, kita harus memahami konsep dan hukum
kesetimbangan serta segala perhitungannya.

2.2 Konstanta Kesetimbangan

Pada suatu reaksi keseimbangan (ditandai dengan arah panah yang berlawanan) yang
berlangsung pada suatu sistem homogeny (terduru dari satu fasa), bentuk umum persamaan
reaksi pada suhu tetap adalah sebagai berikut :

a A + b B + c C + … ↔ x X + y Y + z Z + … pada T °C

Bila reaksi sudah mencapai keadaan seimbang, banyaknya masing-masing reaktan dan
produk sudah tidak berubah lagi sehingga dapat dinyatakan :

K=

Hasil kali produk dipangkatkan dengan koefisien reaksinya dibagi dengan hasil kali reaktan
dipangkatkan koefisien reaksinya disebut sebagai hukum keseimbangan dan K yang nilainya
selalu tetap pada suhu yang tertentu disebut konstanta keseimbangan.
Jika reaktan dan produk dinyatakan dalam konsentrasi yaitu dalam satuan mol/liter, maka K
sering ditulis dengan symbol Kc. Nilai Kc akan bergantung pada jenis reaksi dan suhu. Bila suatu
reaksi mencapai keseimbangan pada suatu suhu tertentu, nilai Kc akan selalu tetap, dan nilai ini
tidak bergantung pada [ A ], [ B ], [ C ], [ X ], [ Y ], dan [ Z ]; hal ini bias dijelaskan sebagai
berikut :
Misal reaksi a A + b B + c C ↔ x X + y Y + z Z
mencapai keseimbangan pada konsentrasi [ A ]0, [ B ]0, [ C ]0, [ X ]0, [ Y ]0, dan [ Z ]0 sehingga :

4
K=

Bila kemudian salah satu reaktan atau produk ditambah, atau dikurangi, reaksi tidak lagi
seimbang dan ekspresi konsentrasi nilainya akan berbeda dengan Kc. Tetapi, lama kelamaan
reaksi akan kembali seimbang yaitu ekspresi konsentrasinya akan sama lagi nilainya dengan Kc.
Misal ada reaksi di atas [ A ]0 diubah menjadi [ A ]’. Jadi sekarang :

K≠

Tetapi akhirnya keseimbangan akan dicapai kembali yaitu misalnya pada [ A ] 1, [ B ]1,[ C ]1,
[ X ]1, [ Y ]1, dan [ Z ]1 , nilai

K=

Jadi di sini terlihat pada keadaan seimbang nilai Kc selalu tetap (bila suhunya tetap) dan
nilai ini tidak dipengaruhi konsentrasi reaktan dan produk pada keseimbangan.

2.3 Kesetimbangan Homogen


Kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang hanya terdiri atas satu fasa atau
reaksi dalam dimana semua spesies pereaksi ada dalam fase yang sama . Salah satu contoh
kesetimbangan homogen yaitu :
H2O + I2 ↔ 2HI
2SO2 + O2 ↔ 2SO3
Gas A dan B bereaksi membentuk C dan D. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi
pembentuk gas C dan D adalah sama dengan pembentukan gas A dan B. Reaksi ini dapat
dinyatakan dengan persamaan :
A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)

5
V1 adalah kecepatan reaksi pembentukan gas C dan D. V2 adalah kecepatan reaksi
pembentukan gas A dan B.
Pada saat setimbang :

K=

Harga K adalah tetap pada temperatur tertentu yang sama. Untuk reaksi pada temperatur
tetap, secara umum dinyatakan dengan persamaan :
mA + nB ↔ pC + qD

Kc =

2.4 Kesetimbangan Heterogen


Sistem kesetimbangan heterogen adalah suatu sistem kesetimbangan yang komponen zatnya
mempunyai fasa berbeda atau lebih dari satu. Contoh :
CaCO3(p) ↔ CaO(p) + CO2(g)
2BaO2(g) ↔ 2BaO(p) + O2(g)
Harga tetapan kesetimbangan tekanan atau Kp = P
CuO(p) + H2(g) ↔ Cu(p) + H2O(g)
Adalah

Misal :
2SO2(g) + O2 ↔ 2SO3(g)

Kuantitas yang diperoleh melalui pemasukan harga konsentrasi awal spesies-spesies ke


dalam pernyataan konstanta kesetimbangan disebut hasil bagi reaksi (Qc). Untuk menentukan
arah pergeseran reaksi untuk mencapai kesetimbangan, kita harus membandingkan harga Qc dan
Kc. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi :

6
1. Qc > Kc harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan adalah cukup
besar. Untuk mencapai kesetimbangan maka produk harus berubah menjadi reaktan.
Proses berjalan dari ke kiri.
2. Qc = Kc konsentrasi mula-mula adalah sama dengan konsentrasi pada kesetimbangan
berarti telah tercapai kesetimbangan.
3. Qc < Kc harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan adalah cukup
kecil. Untuk mencapai kesetimbangan maka reaktan harus berubah menjadi produk.
Proses berjalan dari ke kanan.

2.5 Kesetimbangan disosiasi


Peruraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana dikenal dengan istilah dissosiasi. Jadi
kesetimbangan dissosiasi adalah merupakan reaksi kesetimbangan yang melibatkan terurainya
suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.

Contoh :

Di dalam sistem kesetimbangan dissosiasi dikenal adanya derajad dissosiasi ( α ) yang


menyatakan seberapa bagian (persen) gas yang telah terurai pada saat tercapai kesetimbangan
yang dinyatakan dengan rumusan,

Konsep derajad dissosiasi ini dapat membantu dalam perhitungan – perhitungan sistem
kesetimbangan.

2.6 Hubungan Kp dan Kc


Persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis sebagai berikut :
P = ( n/V ) RT
Karena ( n/V ) = konsentrasi (C), maka P = CRT
Untuk reaksi A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)

7
Harga Kp menjadi :
Kp = Kc x (RT)∆n

2.7 Prinsip Le Chatelier

Pengaruh perubahan tekanan, suhu, konsentrasi, dan variable lain pada keseimbangan telah
diringkaskan oleh Le Chatelier (1888) dalam prinsipnya yang terkenal yang menyatakan bahwa :

“Setiap perubahan pada salah satu variable sistem keseimbangan akan menggeser
posisi keseimbangan kea rah tertentu yang akan menetralkan/ meniadakan
pengaruh variable yang berubah tadi.”

Sebagai contoh bila reaksi bersifat endotermik (membutuhkan panas) maka naiknya suhu
akan menggeser keseimbangan kea rah pembentukan produk untuk meniadakan pengaruh
naiknya suhu. Bila reaksi bersifat eksotermik, naiknya suhu akan menggeser keseimbangan kea
rah sebaliknya. Penerapan prinsip Le Chatelier dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

1. Pengaruh konsentrasi
Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka reaksi bergeser dari arah zat
tersebut, sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan bergeser ke arah zat
tersebut.
2. Pengaruh tekanan dan volume
Perubahan tekanan hanya berpengaruh pada sistem gas, berdasarkan hukum boyle bila
tekanan gas diperbesar maka volumenya diperkecil, sedangkan bila tekanan gas diperkecil maka
volume gas diperbesar, berdasarkan persamaan gas ideal :

PV = nRT

bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika mol gas bertambah maka tekanan
akan membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas berkurang maka tekanan akan menjadi kecil.
Dengan demikian jika tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas
yang lebih kecil dan juga sebaliknya.

Contoh : 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)

8
Pada temperatur tetap, apabila tekanan dinaikkan, kesetimbangan akan bergeseer ke arah
hasil reaksi sehingga volume akan berkurang dan mengurangi kenaikan tekanan. Bila tekanan
diturunkan kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi atau ke arah jumlah molekul yang banyak.
3. Pengaruh Suhu
Jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm, sedangkan jika
suhu diturunkan maka reaksi akan bergeser ke arah eksoterm.
Contoh : N2(g) + 3H2(g)<--> 2NH3(g) H= - 92 kJ
Bila suhu diubah dari 500° menjadi 1200° maka kesetimbangan ke arah endoterm atau ke kiri.
4. Katalis
Katalis hanya berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan kimia. Dalam
suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
dengan sam kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam
kesetimbangan, nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis mempengaruhi laju reaksi
maju sama besar dengan reaksi balik.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesetimbangan akan terjadi bila suatu reaksi kimia dapat berlangsung dua arah. Pada saat
kesetimbangan tercapai, kecepatan reaksi ke kiri adalah sama dengan kecepatan reaksi ke kanan.
Sistem kesetimbangan homogen terjadi bila dalam sistem terdapat satu fasa. Sedangkan jika fasa
komponen zat lebih dari satu atau berbeda disebut kesetimbangan heterogen.
Kp atau Kc merupakan tetapan pada temperatur tertentu yang tetap dan hanya berlaku
untuk gas. Dengan demikian, kesetimbangan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, tekanan,
volume, dan temperatur. Pengaruh konsentrasi, tekanan, volume, dan temperatur pada
kesetimbangan dijelaskan menurut Le Chatelier, maka pada sistem akan timbul reaksi yang
berusaha untuk menetralkan aksi tersebut, sehingga harga tetapan kesetmbangan tetap.
Pada kesetimbangan heterogen, apabila fasa zat adalah padat dan gas, maka harga Kp hanya
tergantung pada fasa gas, karena harga aktivitas zat padat adalah : Pengaruh konsentrasi, tekanan,
dan temperatur pada kesetimbangan heterogen adalah sama dengan pengaruhnya kesetimbangan
homogen.
Penerapan sistem kesetimbangan dalam proses industri pada kondisi-kondisi tertentu
(konsentrasi, tekanan, katalis, dan temperatur) dilakukan agar proses dapat dilakukan secara
ekonomis. Salah satu proses yang mengguanakan prinsip sistem kesetimbangan dalam reaksi
adalah proses Haber-Bosch dalam pembentukan amonia.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan kritikan dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

10
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Sekian materi dari pemakalah, apabila
terdapat kesalahan pemakalah memohon maaf dengan sebesar-besarnya terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Bird , Tony. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas . Jakarta : Gramedia.

Sukardjo . 2013. Kimia Fisika . Jakarta : Rineka Cipta.

S , Syukri . 1999. Kimia Dasar 2 . Bandung : Penerbit ITB.

11

Anda mungkin juga menyukai