Laporan Kristalografi Dan Mineralogi Krismin PDF
Laporan Kristalografi Dan Mineralogi Krismin PDF
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
Disusun Oleh :
121.10.1161
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi akhir praktikum
Kristalografi dan Mineralogi pada semester I tahun ajaran 2012/2013, Jurusan
Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Penyusun
Menyetujui,
Asisten I Asisten II Asisten III
Asisten IV
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
Geologi
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Laporan praktikum ini dibuat sebagai syarat untuk menempuh responsi
daripada mata kuliah Praktikum Kristalografi dan Mineralogi pada semester
satu.Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk pedoman kami dan juga sebagai
literatur dalam pembelajaran matakuliah dan pratikum Kristalografi dan
Mineralogi di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains
& Teknologi “AKPRIND” Yogyakarta.
Dan tak lupa Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua asisten
dosen Kristalografi dan Mineralogi atas segala bimbingan dan bantuan yang telah
diberikan.
iii
DAFTAR ISI
iv
III.1.5.1.Ketentuan Sistem Kristal Monoklin .................................................... 18
III.1.5.2.Cara Penggambaran Sistem Kristal Monoklin .................................... 19
Lampiran Sistem Kristal Monoklin....................................................................... 20
III.1.6.Triklin ......................................................................................................... 21
III.1.6.1.Ketentuan Sistem Kristal Triklin ......................................................... 22
III.1.6.2.Cara Penggambaran Sistem Kristal Triklin : ....................................... 22
Lampiran Sistem Kristal Triklin ........................................................................... 23
III.1.7.Trigonal ...................................................................................................... 24
III.1.7.1.Ketentuan Sistem Kristal Trigonal ...................................................... 25
III.1.7.2.Cara Penggambaran Sistem Kristal Trigonal: ..................................... 25
Lampiran Sistem Kristal Trigonal ......................................................................... 26
BAB IV MINERALOGI ..................................................................................... 27
VI.I.Dasar Teori Mineralogi .............................................................................. 27
IV.2.Klasifikasi Mineral .................................................................................... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah
kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi dasarnya,
untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu tentang kristal.
Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk, gambar-gambar dari kristal
disebut Kristalografi.
Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih dahulu menguasai tentang
kristal sebelum mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmu Geologi. Karena itu
kristal adalah syarat untuk dapat mempelajari Geologi.
1
2
Kristal adalah bahan padat Homogen , biasanya Anisotrop dan tembus air serta
menuruti hukum– hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidangnya- bidangnya
3
4
b. Tidak dapat di uraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh
proses– proses Fisika
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat – sifat geometri dari
Kristal terutama perkembangan, pertumbuhan,kenampakan bentuk luar, struktur
dalam ( Internal ) dan sifat – sifat fisis lainnya.
a. Sifat Geometri
Memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun
suatu bentuk kristal tertentu adan jumnlah serta bentuk bidang luar yang
membatasinya.
Bahwa di samping mempelajari bentuk – bentuk dasar yaitu suatu bidang pada
situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan
bentuk kristal yang lain yang masih dalam satu system Kristalografi, ataupun
dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian
5
c. Struktur Dalam
Daya yang mengikat atom (atau ion atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat
fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan,belahan daya lebur, kelistrikan dan
konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara lansung
terhadap daya ikat. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih
tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih
rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi, 4 macam,yaitu :
ionik, kovalen, logam dan van der waals.
BAB III
KRISTALOGRAFI
III.1.Isometrik
c+
a-
b- 30° b+
a+
c-
Sistem isometric ini juga dikenal sebagai system kristal kubus atau kubik.Jumlah
sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan lainnya .Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.
1. Tetartoidal
2. Gyroidal
3. Diploidal
4. Hextetrahedral
5. Hexoctahedral
6
7
III.1.2.Hexagonal
c+
a-
b- b+
30°
a+
c-
Sistem kristal ini mempunyai 4 sumbu kristal ,dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnnya.Sumbu a,b,dan d masing-masing membentuk
sudut 1200 terhadap satu sama lain.Sumbu a,b,dan d memiliki panjang sama
.Sedangkan panjang c berbeda ,dapat lebih panjang maupun lebih pendek (pada
umumnya lebih panjang)
1. Heksagonal Piramidal
2. Hexagonal Bipiramidal
3. Diheksagonal Piramidal
4. Diheksagonal Dipiramidal
5. Trigonal Bipiramidal
6. Ditrigonal Bipiramidal
7. Heksagonal Trapezohedral
10
III.1.3.Orthorombik
c+
a-
b- b+
30°
a+
c-
Sistem ini juga disebut Sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri yang
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya .Ketiga sumbu tersebut memiliki
panjang yang berbeda.
1. Bisfenoid
2. Piramid
3. Bipiramid
III.1.4.Tetragonal
c+
a-
b- 30° b+
a+
c-
a. Sudut a+ dengan b- = 30 º
b. Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 3 :6
17
III.1.Monoklin
c+
a-
b- b+
45°
a+
c-
Monoklin artinya hanya memiliki satu sumbu yang miring dari ketiga sumbu yang
dimilikinya .Sumbu terletak tegak lurus dengan sumbu b,sumbu b tegak lurus
terhadap sumbu c ,tetapi sumbu c tidak tegak lurus dengan sumbu a.Ketiga sumbu
tersebut tidak memiliki panjang yang sama ,umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b yang paling pendek.
1. Sfenoidal
2. Doma
3. Prisma
19
a. Sudut a+ dengan b- = 45 º
b. Perbandingan panjang sumbu a: b : c = 1 : 4 : 6
20
III.1.6.Triklin
c+
a-
-
b
80° b+
45°
a+
c-
1. Pedial
2. Pinakoidal
III.1.7.Trigonal
c+
d+
a-
b- 17° 39° b+
a+
-
d
c-
1. Trigonal Piramidal
2. Trigonal Trapezohedral
3. Ditrigonal Skalenohedral
4. Ditrigonal Piramidal
5. Rhombohedral
Beberapa contoh mineral dengan system kristal trigonal adalah tourmaline ,dan
cinnabar (Mondadori ,Arlondo.1997)
25
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa
daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan
dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas
dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang
rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai
ìkristalî. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai
bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi
yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-
cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
27
28
utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar
sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar-dasar geologi atau
Geologi Fisik, dimana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama
yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk
dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfer ini,
adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut.
IV.2.Klasifikasi Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah
dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral
adalah (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5)
kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui
analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat
mahal dan memakan waktu yang lama.
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal
mineral secara cepat, yaitu:
Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau
oktahedron dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun
keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya terdiri dari
unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom
karbonnya yang berbeda.
2. Berat jenis (specific gravity): Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu.
Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan
unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya ìmineral-mineral
pembentuk batuanî, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-
rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya,
mempunyai berat jenis 19.3.
4. Warna (color): Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk
dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak
ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral,
30
mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang,
diindikasikan banyak mengandung aluminium.
7. Kilap (luster): Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap
Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara,
kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
1. Mineral Silikat
1. Kuarsa: ( SiO2 )
6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
2. Mineral ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang olive. Berat jenis berkisar antara 3.27-
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna.
32
Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 - 3.4
dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini
sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah
yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat membantu
dalam cara mengenalnya.
Biotite: adalah mineral ìmikaî bentuknya pipih yang dengan mudah dapat
dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8-
3.2.
3. Mineral non-ferromagnesium.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat
,hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 - 3.1.
Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, albit dan anorthit. Orthoklas adalah
yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung
Kalsium.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu.
BD. 2.57.
yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak
bersih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
Bentuk-bentuk sistem kristal ditentukan oleh panjang sumbu, jumlah sumbu, dan
kedudukan sumbu (besar derajat sumbu). Berdasarkan panjang sumbu, jumlah
sumbu, dan kedudukan sumbu terdapat 7 sistem kristal yaitu : Isometrik,
Tetragonal, Trigonal, Heksagonal, orthorombik (rombis), Monoklin, dan Triklin.
1. Pada pendeskripsian sistem trigonal, pada gambar terdapat sumbu simetri, pusat
sumbu simetri dan bidang simetri serta simetri putar seperti yang dijelaskan,
sehingga dapat digolongkan dalam kelas hexagonal scalenohedral
2.Saran
Mudah-mudahan saran ini dapat diterima oleh para asisten demi kualitas mengajar
yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedi.org/kristalografi
http://www.google.com/kristalografi-dasar%202.html
http://www.geoenviron.blogspot.com
http://www.galleries.com/minerals