Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TAHUN 2019
DIAJUKAN KEPADA PT. GABUNGAN ERA MANDIRI

Disusun Oleh:

Dian Kharisma Nugraha P 26030116130054

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

PROPOSAL USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) MAHASISWA


DIAJUKAN KEPADA PT. GABUNGAN ERA MANDIRI

1. NAMA PEMOHON Dian Kharisma Nugraha Pratama


NIM. 26030116130054
Departemen Teknologi Hasil Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
2. DIAJUKAN KEPADA PT. Gabungan Era Mandiri
3. JUDUL ATAU TEMA Judul yang ditawarkan:
PRAKTIK KERJA • PROSES PEMBEKUAN IKAN TUNA DI PT.
LAPANGAN GABUNGAN ERA MANDIRI, JAKARTA
UTARA
*Judul atau tema Praktik Kerja Lapangan dapat
disesuaikan oleh kesepakatan dan ketentuan dari
pembimbing
4. DATA MAHASISWA Praktik Kerja Lapangan ini diajukan oleh:
PENELITI 1. Nama : Dian Kharisma Nugraha P.
NIM : 26030116130054
IPK : 3,48
Semester : V (Lima)
Jurusan : Teknologi Hasil Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas : Universitas Diponegoro
Alamat : Kp. Kalijaya RT/RW 01/10,
Kp. Melayu Barat,
Teluknaga, Kab. Tangerang,
Banten.
Telepon/HP : 089659407521
E-mail : Dian.kharisma97@gmail.com

2
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

5. JANGKA WAKTU PRAKTIK Selama 30 hari (7 Januari 2019 s/d 7 Februari 2019),
KERJA LAPANGAN sesuai dengan program Praktik Kerja Lapangan dan
jadwal kuliah di Departemen Teknologi Hasil
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro. Kami sebagai mahasiswa
Praktik Kerja Lapangan sangat mengharapkan pihak
PT. Gabungan Era Mandiri untuk dapat memulai
kegiatan pada tanggal 7 Januari 2019 s/d 7 Februari
2019.

3
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

PROPOSAL USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) MAHASISWA


DIAJUKAN KEPADA PT. GABUNGAN ERA MANDIRI

1. NAMA KEGIATAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Gabungan Era Mandiri.

2. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi sekarang ini meningkat dengan sedemikian pesatnya.
Oleh karena itu, saat ini Negara kita sedang giat-giatnya berusaha mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sejalan dengan usaha untuk
mengembangkan IPTEK tersebut, maka perlu diciptakan suatu keseimbangan antara
dunia pendidikan dan instansi pemerintah untuk menghasilkan lulusan sarjana yang
memiliki pemahaman dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan
teknologi dan bidang-bidang penerapannya.
Ditinjau dari kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara
komunal, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi keberhasilan
pembangunan masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK ini berfungsi sebagai
sarana percepatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), perluasan
kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat sekaligus kesejahteraan rakyat,
pengaruh proses pembaharuan, serta peningkatan produktivitas.
Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh dua pihak yang saling berkaitan,
yakni praktisi di dunia industri dan akademisi di kalangan pendidikan. Pembangunan
di bidang pendidikan dan teknologi, dengan mengaplikasikan suatu sistem pendidikan
nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM
yang memiliki kemampuan akademis dan profesi sekaligus tanggap terhadap
kebutuhan pembangunan dan pengembangan IPTEK, sehingga dapat dijadikan bekal
pengabdian masyarakat.
Berdasarkan kurikulum Departemen Teknologi Hasil Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, dijelaskan bahwa setiap
mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perikanan diwajibkan untuk mengikuti
kegiatan Praktik Kerja Lapangan di suatu perusahaan instansi atau badan penelitian
sesuai dengan bidang yang diminati oleh mahasiswa. Program tersebut dilaksanakan

4
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju


sehingga perlu adanya peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia untuk
menguasai, memanfaatkan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat mempraktekkan atau menerapkan teori
yang telah diperoleh dari perkuliahan di unit industri atau instansi terkait. Di sisi lain
mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis saja tetapi juga akan mendapat
tambahan bekal keterampilan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Sebagai hasil akhir, diharapkan dengan program praktek kerja lapangan mahasiswa
akan memiliki gambaran, wawasan dan gagasan untuk menghadapi tugas akhir yang
membutuhkan masukan dari dunia luar serta daya kreativitas mahasiswa.
PT. Gabungan Era Mandiri sebagai suatu unit industri dapat dijadikan
sebagai lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan
karena pada instansi tersebut berkaitan langsung dengan teori-teori yang diajarkan di
perkuliahan.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud dari kegiatan ini dapat disesuaikan dengan judul yang ditentukan atau
disesuaikan oleh PT. Gabungan Era Mandiri:
• Memenuhi syarat pelaksanaan kurikulum 3 SKS Praktik Kerja Lapangan
(PKL) pada semester VI di Departemen Teknologi Hasil Perikanan
Universitas Diponegoro.
• Menambah wawasan serta pengetahuan baru di bidang pengolahan rumput
laut terutama yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan di PT.
Gabungan Era Mandiri.
b. Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini dapat disesuaikan dengan judul yang
telah ditentukan atau disesuaikan oleh PT. Gabungan Era Mandiri. Tujuan dari
penysunan praktik kerja lapangan ini antara lain:
• Tujuan Pendidikan Nasional yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas,
kreatif, terampil, berdisplin, beretos kerja, profesional, bertanggung
jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

5
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

• Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan


Pengabdian Masyarakat.
• Tujuan Pendidikan UNDIP Semarang yaitu kepemimpinan, keahlian,
berpikir ilmiah dan sikap hidup bermasyarakat.
• Program Universitas Diponegoro Semarang salah satunya adalah
meningkatkan kerjasama dengan industri dan masyarakat dengan tujuan
untuk meningkatkan relevansi terhadap mutu pendidikan dan penelitian.
• Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan di Departemen Teknologi Hasil
Perikanan yang pada umumnya bertemakan materi yang sama dengan
proses yang dilakukan di PT. Gabungan Era Mandiri.
• Diperlukan keselarasan antara sistem pendidikan tinggi dengan dunia
kerja.
• Diperlukan sarana untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan pada dunia kerja.

4. DASAR PENYELENGGARAAN
Dasar dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 8 Juni
1979, Nomor: 0124/U/1979, tentang Jenjang Program Perguruan Tinggi dan
Program Mengajar dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Kurikulum Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro.
4. Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan yang harus diambil oleh mahasiswa.

5. KAJIAN TEORI
1.1. Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Ikan tuna merupakan salah satu famili Scrombidae dan salah satu dari jenis
ikan pelagis besar yang masuk dalam kategori ikan beruaya jauh (highly migratory fish).
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Samudera Hindia bagian selatan Jawa,
Indonesia dan Nusa Tenggara memiliki arti strategis bagi industri perikanan tuna karena
wilayah laut tersebut merupakan spawning ground (tempat pemijahan) Southern
Bluefin Tuna (SBT) (Ediyanto, 2017).

6
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

Ikan tuna (Thunnus sp) merupakan sekelompok ikan yang menjadi primadona
ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia. Ikan tuna merupakan pengembara lautan
yang luas yang mampu bermigrasi dalam rentang yang jauh. Salah satu ciri dari ikan
tuna adalah mempunyai kecepatan berenang mencapai 50 km/jam, ukurannya raksasa,
dan mempunyai panjang ratarata lebih dari 1,5 meter serta mempunyai berat sampai
ratusan kilo. Tuna merupakan hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis penting
baik sebagai komoditi ekspor maupun sebagai konsumsi lokal. Dari data tahun 2004
dan 2005 menunjukkan bahwa ikan tuna yang termasuk jenis ikan dominan dan dilelang
di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (TPI PPSC) baru
301 ton lebih (2004) dan 498,5 ton pada tahun 2005 (Triharyuni dan Budi, 2012).
Dilihat ukurannya terdapat dua jenis tuna yang biasa dijumpai di Indonesia
yaitu kelompok tuna besar dan tuna kecil. Jenis tuna besar yang selama ini banyak di
jumpai di Indonesia adalah tuna sirip kuning (Thunnus albacares), tuna mata besar
(Thunnus obesus), albakora (Thunnus alalunga), dan tuna sirip biru (Thunnus
maccoyii). Selain itu terdapat jenis tuna yang ukurannya relative kecil yang terdiri dari
cakalang (Katsuwonus pelamis) dan tongkol (Auxis sp). Tuna merupakan ikan perenang
cepat dan hidup bergerombol membentuk schooling, terutama pada waktu mencari
makan. Migrasi ikan tuna di perairan Indonesia merupakan bagian dari jalur migrasi
tuna dunia karena wilayah Indonesia terletak pada lintasan perbatasan perairan antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Migrasi kelompok tuna yang melintasi
wilayah perairan pantai dan teritorial terjadi karena perairan Indonesia berhubungan
langsung dengan perairan kedua samudera oleh karena itu perairan Indonesia memiliki
potensi perikanan yang tinggi (Ekayana et al., 2017).
2.2. Aspek Mutu

Aspek mutu merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam

perdagangan hasil perikanan di pasaran Internasional, mengingat konsumen hasil

perikanan adalah negara-negara maju dengan tingkat kepekaan yang tinggi mengenai

mutu dan keamanan pangan. Mutu produk perikanan dipengaruhi oleh faktor-faktor

intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa spesies, ukuran, jenis kelamin,

komposisi, dan penanganan telur sedangkan faktor ekstrinsik merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi perubahan mutu intrinsik berupa keberadaan parasit dan racun.

7
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

Produk tuna segar harus ditingkatkan pengawasan dan pegendalian mutu dalam rangka

menghadapi persaingan dipasar global. Pengawasan mutu merupakan program atau

kegiatan yang tidak terpisahkan dari dunia industri karena hanya produk hasil industri

bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin modern tingkat industri,

makin kompleks dan canggih pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan

untuk menangani mutunya (Maulana et al., 2012).

2.3. Kemunduran Mutu Ikan

Salah satu masalah yang sering timbul pada sektor perikanan adalah dalam

mempertahankan mutu. Mutu ikan dapat terus dipertahankan jika ikan tersebut

ditangani dengan hati-hati (carefull), bersih (clean), disimpan dalam ruangan dengan

suhu yang dingin (cold), dan cepat (quick). Pada suhu ruang, ikan lebih cepat memasuki

fase rigor mortis dan berlangsung lebih singkat. Jika fase rigor tidak dapat

dipertahankan lebih lama maka pembusukan oleh aktivitas enzim dan bakteri akan

berlangsung lebih cepat. Aktivitas enzim dan bakteri tersebut menyebabkan perubahan

yang sangat pesat sehingga ikan memasuki fase post rigor. Fase ini menunjukan bahwa

mutu ikan sudah rendah dan tidak layak untuk dikonsumsi (Munandar et al., 2009).

Tingginya volume produksi perikanan tangkap mengharuskan nelayan maupun

pedagang untuk menjaga mutu ikan. Kemunduran mutu ikan dapat dikelompokkan

menjadi tiga tahap, yaitu tahap pre-rigormortis, rigormortis dan post-rigormortis.

Penanganan ikan dapat dilakukan dengan lima prinsip dasar. Lima prinsip dasar tersebut

adalah penggunaan suhu rendah, penggunaan suhu tinggi, penurunan kadar air,

penyinaran dan penggunaan zat-zat antibakterial (Nafisyah et al., 2015).

Masalah yang sering dihadapi pada penanganan ikan adalah cepat menjadi

busuk yaitu beberapa jam setelah penangkapan. Banyak faktor yang menentukan

kecepatan penurunan kesegaran ikan terutama suhu penyimpanan. Untuk itu perlu

8
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

dilakukan pengawetan segera mungkin. Pengawetan dan pengolahan bahan pangan

bertujuan untuk menghambat atau menghentikan kegiatan enzim atau mikroorganisme

yang dapet menimbulkan pembusukan dan memberikan sifat fisikawi dan organoleptik

yang khas (Reo, 2013).

2.4. Pembekuan Ikan

Teknik penanganan ikan yang paling umum dilakukan untuk menjaga kesegaran

ikan adalah penggunaan suhu rendah atau pembekuan. Selain itu, pada kondisi suhu

rendah pertumbuhan bakteri pembusuk dan proses-proses biokimia yang berlangsung

dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu menjadi lebih lambat

(Munandar et al, 2009).

Proses pengawetan ikan dengan cara pendinginan dapat mempertahankan masa

kesegaran (shelf life) ikan selama 12-18 hari, tergantung jenis ikan, cara penanganan,

tingkat kesegaran ikan yang akan diinginkan dan suhu yang digunakan. Pendinginan

ikan merupakan salah satu proses yang umum digunakan untuk mengatasi pembusukan

ikan, baik selama penangkapan, pengangkutan, maupun penyimpanan sementara

sebelum diolah menjadi produk lain. Pengawetan atau pengolahan hasil perikanan

bertujuan untuk menghambat atau menghentikan kegiatan zat-zat dan mikroorganisme

yang dapat menimbulkan pembusukan (kemunduran mutu) dan kerusakan.

Memperpanjang daya simpan dan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan (selama

penangkapan, pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran) diperlukan media

pendingin untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu tertentu (Siburian et al.

2012).

Menurut Adawiyah (2007), berdasarkan panjang dan pendeknya waktu thermal

arrest, pembekuan dibagi menjadi 2 yaitu :

9
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

a. Pembekuan cepat (quick freezing), yaitu pembekuan dimana waktu untuk

mengubah sebagian besar air berubah menjadi kristal es / critical zone kurang

dari 2 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk melewati critical zone disebut

Thermal arrest time. Pembekuan ini menghasilkan kristal-kristal es yang kecil-

kecil di dalam jaringan daging ikan. Jika ikan yang dibekukan dicairkan

kembali, maka kristal-kristal es yang keluar akan diserap kembali oleh daging

dan hanya sedikit yang lolos sebagai drip.

b. Pembekuan lambat (slow freezing), yaitu bila thermal arrest time lebih dari dua

jam. Pembekuan ini akan menghasilkan kristal es yang besar-besar sehingga

merusak jaringan daging ikan, sehingga tekstur daging ikan setelah dicairkan

menjadi kurang baik karena berongga-rongga dan banyak sekali drip yang

terbentuk.

2.5. Alat Pembeku Air Blazt Freezer

Air blast freezer adalah sebuah lorong dengan udara dingin yang disirkulasikan

ke sekitar produk yang akan dibekukan dengan bantuan kipas angin setelah udara

tersebut melewati evaporator. Air blast freezer digunakan untuk membekukan produk

perikanan yang sudah dikemas dan diletakan dalam pan-pan tertutup. Pembekuan

produk perikanan dengan air blast freezer tergantung pada kecepatan penetrasi es ke

dalam produk, makin cepat makin dingin. Kelemahan pembekuan dengan air blast

freezer adalah terjadinya proses pengeringan pada produk perikanan yang tidak

dikemas. Namun, pembekuan dengan air blast freezer juga mengandung kelebihan,

yakni dapat digunakan untuk produk perikanan segala ukuran dan jenis secara

bersamaan. Untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi, unit pembekuan ini dilengkapi

dengan alat otomatis, sehingga produk perikanan yang sudah beku secara otomatis

keluar dari freezer (Murtidjo, 2002).

10
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

Air blast freezer atau yang disebut juga pembeku tiupan udara dasarnya adalah

pemindahan panas dari ikan yang dibekukan ke evaporator dengan memanfaatkan udara

beku yang ditiupkan kipas melalui gelungan pipa evaporator. Alat pembeku ini banyak

digunakan di Indonesia mengingat sifat air blast freezer yang mampu membekukan

segala jenis ikan dan produk dalam berbagai bentuk dan ukuran. Prinsip kerja air blast

freezer yaitu produk yang dibekukan disusun diatas rak di dalam kabinet atau kamar

yang sisi-sisinya diinsulasi agar tidak dapat ditembus oleh panas dari luar. Udara beku

bersuhu sangat rendah ditiupkan melalui gulungan pipa evaporator ke permukaan

produk ikan oleh kipas yang mengedarkan udara beku itu selama proses pembekuan.

Jadi, panas dari ikan dan ruangan pembeku serta penghantaran panas ke gulungan

evaporator (yang refrigerannya bersuhu beberapa derajat celcius lebih rendah dari pada

alat pembeku), dilakukan oleh edaran ulang udara pembeku tersebut (Ilyas, 1993).

Alat pembeku ikan ini memanfaaatkan aliran udara dingin sebagai refrigerant.

Alat ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe ruangan, terowongan, dan sistem ban

berjalan. Mula-mula udara di dinginkan dengan sebuah unit pendingin hingga mencapai

suhu –30°C sampai –40°C. Selanjutnya udara dingin ini akan dialirkan ke tempat

penyimpanan ikan yang akan dibekukan dengan kecepatan 15-60 m/menit. Air blast

freezer paling banyak digunakan dalam proses pembekuan ikan karena memiliki

beberapa keuntungan, yaitu:

1. Suhu udara sebagai media pendingin (refrigerant) mampu mendekati suhu

pembekuan ikan; dan

2. Alat ini sangat fleksibel, dapat digunakan untuk membekukan ikan dengan

bentuk dan ukuran yang berlainan secara serentak (Afrianto dan liviawaty,

2011).

11
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

6. LOKASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Lokasi Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan di PT. Gabungan Era Mandiri
di Jl. Tuna II, Penjaringan, Jakarta Utara.
(*) Catatan: daerah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dapat disesuaikan
dengan kesepakatan dan ketentuan PT. Gabungan Era Mandiri

7. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Sesuai dengan jadwal kuliah di Departemen Teknologi Hasil Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, maka mahasiswa
peserta sangat mengharapkan untuk dapat memulai kegiatan di PT. Gabungan Era
Mandiri pada tanggal 7 Januari 2019 s/d 7 Februari 2019. Berikut rencana kerja On Job
Training:
JADWAL DAN RENCANA KEGIATAN

Januari 2019 Februari 2019


November Desember
No. Kegiatan Minggu ke- Minggu ke-
2018 2018
1 2 3 4 1 2
Persiapan dan
1
Persetujuan
Pelaksanaan
2
PKL
Penyusunan
3
Laporan PKL

8. PEMBIMBING
• Pembimbing dari PT. GABUNGAN ERA MANDIRI
• Dosen dari Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro

12
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri

9. PENUTUP
Demikian proposal Praktik Kerja Lapangan ini kami buat untuk memberikan
gambaran terhadap Praktik Kerja Lapangan yang akan kami lakukan. Besar harapan
kami PT. Gabungan Era Mandiri dapat memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini. Kesempatan yang nantinya
diberikan oleh PT. Gabungan Era Mandiri kepada kami tentunya akan kami
manfaatkan sebaik mungkin yang hasilnya akan disusun dalam bentuk laporan hasil
kerja praktik.

13

Anda mungkin juga menyukai