TAHUN 2019
DIAJUKAN KEPADA PT. GABUNGAN ERA MANDIRI
Disusun Oleh:
2
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
5. JANGKA WAKTU PRAKTIK Selama 30 hari (7 Januari 2019 s/d 7 Februari 2019),
KERJA LAPANGAN sesuai dengan program Praktik Kerja Lapangan dan
jadwal kuliah di Departemen Teknologi Hasil
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro. Kami sebagai mahasiswa
Praktik Kerja Lapangan sangat mengharapkan pihak
PT. Gabungan Era Mandiri untuk dapat memulai
kegiatan pada tanggal 7 Januari 2019 s/d 7 Februari
2019.
3
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
1. NAMA KEGIATAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Gabungan Era Mandiri.
2. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi sekarang ini meningkat dengan sedemikian pesatnya.
Oleh karena itu, saat ini Negara kita sedang giat-giatnya berusaha mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sejalan dengan usaha untuk
mengembangkan IPTEK tersebut, maka perlu diciptakan suatu keseimbangan antara
dunia pendidikan dan instansi pemerintah untuk menghasilkan lulusan sarjana yang
memiliki pemahaman dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan
teknologi dan bidang-bidang penerapannya.
Ditinjau dari kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara
komunal, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kemajuan bangsa sekaligus mempengaruhi keberhasilan
pembangunan masyarakat yang mandiri. Pengembangan IPTEK ini berfungsi sebagai
sarana percepatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), perluasan
kesempatan kerja, peningkatan harkat dan martabat sekaligus kesejahteraan rakyat,
pengaruh proses pembaharuan, serta peningkatan produktivitas.
Konsep pengembangan IPTEK dibangun oleh dua pihak yang saling berkaitan,
yakni praktisi di dunia industri dan akademisi di kalangan pendidikan. Pembangunan
di bidang pendidikan dan teknologi, dengan mengaplikasikan suatu sistem pendidikan
nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM
yang memiliki kemampuan akademis dan profesi sekaligus tanggap terhadap
kebutuhan pembangunan dan pengembangan IPTEK, sehingga dapat dijadikan bekal
pengabdian masyarakat.
Berdasarkan kurikulum Departemen Teknologi Hasil Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, dijelaskan bahwa setiap
mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perikanan diwajibkan untuk mengikuti
kegiatan Praktik Kerja Lapangan di suatu perusahaan instansi atau badan penelitian
sesuai dengan bidang yang diminati oleh mahasiswa. Program tersebut dilaksanakan
4
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
5
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
4. DASAR PENYELENGGARAAN
Dasar dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 8 Juni
1979, Nomor: 0124/U/1979, tentang Jenjang Program Perguruan Tinggi dan
Program Mengajar dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Kurikulum Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro.
4. Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan yang harus diambil oleh mahasiswa.
5. KAJIAN TEORI
1.1. Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Ikan tuna merupakan salah satu famili Scrombidae dan salah satu dari jenis
ikan pelagis besar yang masuk dalam kategori ikan beruaya jauh (highly migratory fish).
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Samudera Hindia bagian selatan Jawa,
Indonesia dan Nusa Tenggara memiliki arti strategis bagi industri perikanan tuna karena
wilayah laut tersebut merupakan spawning ground (tempat pemijahan) Southern
Bluefin Tuna (SBT) (Ediyanto, 2017).
6
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
Ikan tuna (Thunnus sp) merupakan sekelompok ikan yang menjadi primadona
ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia. Ikan tuna merupakan pengembara lautan
yang luas yang mampu bermigrasi dalam rentang yang jauh. Salah satu ciri dari ikan
tuna adalah mempunyai kecepatan berenang mencapai 50 km/jam, ukurannya raksasa,
dan mempunyai panjang ratarata lebih dari 1,5 meter serta mempunyai berat sampai
ratusan kilo. Tuna merupakan hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis penting
baik sebagai komoditi ekspor maupun sebagai konsumsi lokal. Dari data tahun 2004
dan 2005 menunjukkan bahwa ikan tuna yang termasuk jenis ikan dominan dan dilelang
di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (TPI PPSC) baru
301 ton lebih (2004) dan 498,5 ton pada tahun 2005 (Triharyuni dan Budi, 2012).
Dilihat ukurannya terdapat dua jenis tuna yang biasa dijumpai di Indonesia
yaitu kelompok tuna besar dan tuna kecil. Jenis tuna besar yang selama ini banyak di
jumpai di Indonesia adalah tuna sirip kuning (Thunnus albacares), tuna mata besar
(Thunnus obesus), albakora (Thunnus alalunga), dan tuna sirip biru (Thunnus
maccoyii). Selain itu terdapat jenis tuna yang ukurannya relative kecil yang terdiri dari
cakalang (Katsuwonus pelamis) dan tongkol (Auxis sp). Tuna merupakan ikan perenang
cepat dan hidup bergerombol membentuk schooling, terutama pada waktu mencari
makan. Migrasi ikan tuna di perairan Indonesia merupakan bagian dari jalur migrasi
tuna dunia karena wilayah Indonesia terletak pada lintasan perbatasan perairan antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Migrasi kelompok tuna yang melintasi
wilayah perairan pantai dan teritorial terjadi karena perairan Indonesia berhubungan
langsung dengan perairan kedua samudera oleh karena itu perairan Indonesia memiliki
potensi perikanan yang tinggi (Ekayana et al., 2017).
2.2. Aspek Mutu
Aspek mutu merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
perikanan adalah negara-negara maju dengan tingkat kepekaan yang tinggi mengenai
mutu dan keamanan pangan. Mutu produk perikanan dipengaruhi oleh faktor-faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa spesies, ukuran, jenis kelamin,
yang mempengaruhi perubahan mutu intrinsik berupa keberadaan parasit dan racun.
7
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
Produk tuna segar harus ditingkatkan pengawasan dan pegendalian mutu dalam rangka
kegiatan yang tidak terpisahkan dari dunia industri karena hanya produk hasil industri
bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin modern tingkat industri,
makin kompleks dan canggih pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan
Salah satu masalah yang sering timbul pada sektor perikanan adalah dalam
mempertahankan mutu. Mutu ikan dapat terus dipertahankan jika ikan tersebut
ditangani dengan hati-hati (carefull), bersih (clean), disimpan dalam ruangan dengan
suhu yang dingin (cold), dan cepat (quick). Pada suhu ruang, ikan lebih cepat memasuki
fase rigor mortis dan berlangsung lebih singkat. Jika fase rigor tidak dapat
dipertahankan lebih lama maka pembusukan oleh aktivitas enzim dan bakteri akan
berlangsung lebih cepat. Aktivitas enzim dan bakteri tersebut menyebabkan perubahan
yang sangat pesat sehingga ikan memasuki fase post rigor. Fase ini menunjukan bahwa
mutu ikan sudah rendah dan tidak layak untuk dikonsumsi (Munandar et al., 2009).
pedagang untuk menjaga mutu ikan. Kemunduran mutu ikan dapat dikelompokkan
Penanganan ikan dapat dilakukan dengan lima prinsip dasar. Lima prinsip dasar tersebut
adalah penggunaan suhu rendah, penggunaan suhu tinggi, penurunan kadar air,
Masalah yang sering dihadapi pada penanganan ikan adalah cepat menjadi
busuk yaitu beberapa jam setelah penangkapan. Banyak faktor yang menentukan
kecepatan penurunan kesegaran ikan terutama suhu penyimpanan. Untuk itu perlu
8
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
yang dapet menimbulkan pembusukan dan memberikan sifat fisikawi dan organoleptik
Teknik penanganan ikan yang paling umum dilakukan untuk menjaga kesegaran
ikan adalah penggunaan suhu rendah atau pembekuan. Selain itu, pada kondisi suhu
dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu menjadi lebih lambat
kesegaran (shelf life) ikan selama 12-18 hari, tergantung jenis ikan, cara penanganan,
tingkat kesegaran ikan yang akan diinginkan dan suhu yang digunakan. Pendinginan
ikan merupakan salah satu proses yang umum digunakan untuk mengatasi pembusukan
sebelum diolah menjadi produk lain. Pengawetan atau pengolahan hasil perikanan
Memperpanjang daya simpan dan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan (selama
pendingin untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu tertentu (Siburian et al.
2012).
9
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
mengubah sebagian besar air berubah menjadi kristal es / critical zone kurang
dari 2 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk melewati critical zone disebut
kecil di dalam jaringan daging ikan. Jika ikan yang dibekukan dicairkan
kembali, maka kristal-kristal es yang keluar akan diserap kembali oleh daging
b. Pembekuan lambat (slow freezing), yaitu bila thermal arrest time lebih dari dua
merusak jaringan daging ikan, sehingga tekstur daging ikan setelah dicairkan
menjadi kurang baik karena berongga-rongga dan banyak sekali drip yang
terbentuk.
Air blast freezer adalah sebuah lorong dengan udara dingin yang disirkulasikan
ke sekitar produk yang akan dibekukan dengan bantuan kipas angin setelah udara
tersebut melewati evaporator. Air blast freezer digunakan untuk membekukan produk
perikanan yang sudah dikemas dan diletakan dalam pan-pan tertutup. Pembekuan
produk perikanan dengan air blast freezer tergantung pada kecepatan penetrasi es ke
dalam produk, makin cepat makin dingin. Kelemahan pembekuan dengan air blast
freezer adalah terjadinya proses pengeringan pada produk perikanan yang tidak
dikemas. Namun, pembekuan dengan air blast freezer juga mengandung kelebihan,
yakni dapat digunakan untuk produk perikanan segala ukuran dan jenis secara
bersamaan. Untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi, unit pembekuan ini dilengkapi
dengan alat otomatis, sehingga produk perikanan yang sudah beku secara otomatis
10
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
Air blast freezer atau yang disebut juga pembeku tiupan udara dasarnya adalah
pemindahan panas dari ikan yang dibekukan ke evaporator dengan memanfaatkan udara
beku yang ditiupkan kipas melalui gelungan pipa evaporator. Alat pembeku ini banyak
digunakan di Indonesia mengingat sifat air blast freezer yang mampu membekukan
segala jenis ikan dan produk dalam berbagai bentuk dan ukuran. Prinsip kerja air blast
freezer yaitu produk yang dibekukan disusun diatas rak di dalam kabinet atau kamar
yang sisi-sisinya diinsulasi agar tidak dapat ditembus oleh panas dari luar. Udara beku
produk ikan oleh kipas yang mengedarkan udara beku itu selama proses pembekuan.
Jadi, panas dari ikan dan ruangan pembeku serta penghantaran panas ke gulungan
evaporator (yang refrigerannya bersuhu beberapa derajat celcius lebih rendah dari pada
alat pembeku), dilakukan oleh edaran ulang udara pembeku tersebut (Ilyas, 1993).
Alat pembeku ikan ini memanfaaatkan aliran udara dingin sebagai refrigerant.
Alat ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe ruangan, terowongan, dan sistem ban
berjalan. Mula-mula udara di dinginkan dengan sebuah unit pendingin hingga mencapai
suhu –30°C sampai –40°C. Selanjutnya udara dingin ini akan dialirkan ke tempat
penyimpanan ikan yang akan dibekukan dengan kecepatan 15-60 m/menit. Air blast
freezer paling banyak digunakan dalam proses pembekuan ikan karena memiliki
2. Alat ini sangat fleksibel, dapat digunakan untuk membekukan ikan dengan
bentuk dan ukuran yang berlainan secara serentak (Afrianto dan liviawaty,
2011).
11
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
8. PEMBIMBING
• Pembimbing dari PT. GABUNGAN ERA MANDIRI
• Dosen dari Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro
12
Proposal Praktik Kerja Lapangan
PT. Gabungan Era Mandiri
9. PENUTUP
Demikian proposal Praktik Kerja Lapangan ini kami buat untuk memberikan
gambaran terhadap Praktik Kerja Lapangan yang akan kami lakukan. Besar harapan
kami PT. Gabungan Era Mandiri dapat memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini. Kesempatan yang nantinya
diberikan oleh PT. Gabungan Era Mandiri kepada kami tentunya akan kami
manfaatkan sebaik mungkin yang hasilnya akan disusun dalam bentuk laporan hasil
kerja praktik.
13