Sejarah Inggris

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Inggris

Zaman Es
Saat permukaan laut lebih rendah dari sekarang ini, Pulau Britania bersatu dengan Pulau
Irlandia dan Eurasia. Namun saat permukaan laut naik, Britania terpisah dari Irlandia 10.000
tahun yang lalu, dan selanjutnya juga terpisah dari Eurasia dua milenium kemudian. Sekitar
4000 tahun sebelum Masehi tibalah
sekelompok imigran dari Eropa.
Mereka datang bukan untuk berburu
dan berpindah-pindah, mereka
menetap di suatu tempat dan mulai
bercocok tanam - terutama di daerah
bukit kapur terbuka seperti Downs
Selatan dan Salisbury Plain di Selatan
Inggris.
Sepanjang lahan-lahan ini para
pemukin membangun gundukan
pemakaman. Tetapi mungkin warisan
paling abadi mereka adalah lingkaran
batu besar Avebury dan Stonehenge
yang masih terlihat jelas saat ini. Orang-orang Celtic yang awalnya bermigrasi dari Eropa
Tengah telah menetap di banyak kepulauan Inggris sekitar 500 SM. Populasi Inggris-Celtic
berkembang yang terkadang sering dikenal 'Inggris kuno'- dibagi menjadi sekitar 20 suku
berbeda.
Imperium Romawi
Romawi menginvasi Britania pada tahun 43
M pada masa pemerintahan Kaisar
Claudius, dan wilayah itu selanjutnya
dimasukkan ke dalam Kekaisaran Romawi
dengan nama Provinsi Britania .Suku-suku
lokal yang berusaha melawan di antaranya
adalah suku Catuvellauni yang dipimpin
oleh Caratacus. Kemudian, pemberontakan
yang dipimpin oleh Boudica, Ratu Iceni,
yang berakhir dengan aksi bunuh diri
Boudica menyusul kekalahannya dalam
Pertempuran Watling Street. Selama periode
ini, terjadi dominasi dari kebudayaan
Yunani-Romawi dengan diperkenalkannya
hukum Romawi, arsitektur Romawi, sistem
pembuangan, alat-alat pertanian, dan sutra.
Pada abad ke-3, Kaisar Septimius Severus
meninggal dunia di Eboracum, dan
Konstantinus kemudian memproklamasikan
kekaisarannya atas wilayah Britania.
Disamping itu adanya Romawi telah memperkenalkan aspek budaya agama baru yaitu
Kristen dan diaku tahun 313 M oleh Kaisar Constantine. Akhir kekuasaan Romawi di Inggris
yaiut pada tahun 410 M. Imperium Romawi pun berakhir dan banyak meninggalkan orang-
orang campuran Romawi-Inggris.
Abad Kegelapan
Penarikan tentara Romawi membuat Inggris terbuka atas serangan dari suku-suku pagan dan
tentara pelaut yang berasal dari barat daya Eropa, terutama suku Angles, Saxon, dan Jute,
yang sudah lama menduduki pesisir timur Britania dan selanjutnya mulai membangun
pemukiman. Pengaruh mereka tetap bertahan selama berdekade-dekade lamanya hingga suku
Briton berhasil memenangkan Pertempuran Gunung Badon. Setelah itu, Britania kembali
jatuh ke tangan Briton pada akhir abad ke-6. Agama Kristen turut menghilang seiring
jatuhnya Romawi, namun diperkenalkan kembali oleh para misionaris dari Romawi yang
dipimpin oleh Agustinus sejak tahun 597 dan seterusnya, serta oleh misionaris Irlandia
bernama Aidan pada periode yang sama.
Inggris dihantam kedatangan
suku Viking yang menyerang
secara beringas. Pedang
besar, helm bertanduk,
penjarahan dan perkosaan
merupakan gambaran klasik
sejarah tersebut. Gelombang
utama orang-orang Viking
sendiri berasal dari Denmark
(Skandinavia). Munculah
Alfred yang banyak
dibicarakan sebagai raja
Inggris. orang Anglo-Saxon pun merasa telah benar-benar bersatu. Alfred pun telah
mengumpulkan pasukannya dan mendorong Viking kembali ke utara.
Setelah pendudukan bangsa Viking, Kerajaan Anglo-Saxon di Wessex menjadi kerajaan
paling berkuasa. Kerajaan ini dipimpin oleh Alfred the Great dan memiliki kekuasaan di
wilayah barat Mercia. Alfred the Great bergelar “King of English”. Penerusnya, Athelstan,
menjadi raja pertama yang menguasai seluruh kerajaan meskipun bagian-bagian
kekuasaannya tetap mempertahankan identitas daerah masing-masing. Wangsa Plantagenet
dari Anjou mewarisi takhta Inggris, dengan Henry II yang menjabat sebagai Raja Inggris.
Pada periode ini, Inggris berhasil memperluas kerajaannya hingga ke Perancis dan juga
mewarisi takhta dari Kerajaan Perancis, termasuk Aquitaine. Inggris memerintah Perancis
selama tiga abad lamanya, di bawah pemerintahan raja-raja seperti: Richard I, Edward I,
Edward III dan Henry V.
Pada periode ini juga terjadi perubahan besar
dalam bidang perdagangan dan undang-
undang, termasuk pengesahan Magna Carta,
yang merupakan piagam hukum Inggris
yang digunakan untuk membatasi kekuasaan
raja berdasarkan hukum dan juga melindungi
hak-hak penduduk merdeka. Monastisisme
Katolik juga berkembang pada periode ini,
yang menghasilkan filsuf-filsuf serta
dibangunnya universitas-universitas seperti
Universitas Oxford dan Cambridge oleh
patronase kerajaan. Kerajaan Wales diambil
alih oleh Plantagenet pada abad ke-
13,sedangkan Ketuanan Irlandia dihadiahkan kepada monarki Inggris oleh Paus.
Renaissance
Renaisans mencapai Inggris melalui budaya Italia, yang
memperkenalkan kembali seni serta debat pendidikan dan
ilmiah dari zaman klasik. Struktur politik Inggris berubah
pada tahun 1603 saat Elizabeth I meninggal. Elizabeth I
tidak memiliki anak sehingga tahta kerajaan diambilalih
oleh penguasa Skotlandia, Raja James VI (selanjutnya
disebut James I), yang merupakan cucu buyut dari saudari
tertua Henry VIII dan berasal dari House of Stuart. James I
menjadi orang pertama yang menyebut dirinya “King of
Great Britain”. James kemudian menciptakan persatuan
personal antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan Skotlandia.
1629-1640 adalah “Eleven Years’ Tyranny”, yakni
kekuasaan mutlak Raja James I tanpa adanya Parlemen.
Puncak pertikaian James I vs. Parlemen dan memicu
terjadinya perang saudara (English Civil War). Tahun 1603
Penguasa Skotlandia, Raja James VI menjadi Raja Inggris
dengan gelar James I. Lalu pada awal 1625 James VI
meninggal dunia. Tahtanya diberikan kepada anaknya yang
dikenal dengan Charles I.
Perang Saudara Inggris
Perang Saudara Inggris terjadi antara para
pendukung Parlemen dan pendukung Raja Charles
I, yang masing-masingnya dikenal dengan sebutan
Roundhead dan Cavalier. Perang ini adalah bagian
dari rangkaian perang berkelanjutan yang dikenal
sebagai Perang Tiga Kerajaan, yang juga
melibatkan Skotlandia dan Irlandia. Pada akhirnya,
parlemen berhasil menang, Charles I kemudian
dieksekusi dan pemerintahan kerajaan diganti menjadi Persemakmuran Inggris.
Charles II dipanggil kembali untuk menempati jabatan sebagai Raja Inggris pada tahun 1660.
Pada masa Charles II, melalui Restorasi Inggris, konstitusi kerajaan dirombak. Konstitusi
baru ini menyatakan bahwa Raja dan Parlemen harus memerintah Inggris bersama-sama,
meskipun pada kenyataannya parlemen akan memiliki kekuasaan yang lebih nyata. Undang-
undang hanya bisa dibuat oleh Parlemen dan tidak bisa ditangguhkan oleh Raja, dan Raja
tidak diperkenankan memungut pajak atau menambah tentara tanpa persetujuan dari
parlemen. Dengan didirikannya Royal Society pada tahun 1660, ilmu pengetahuan di Inggris
juga mengalami perkembangan yang pesat.
Kerajaan Britania Raya
William III diundang untuk meneruskan takhta sebagai Raja
Inggris. Di Skotlandia, muncul gerakan-gerakan yang
menamakan dirinya sebagai Jacobites. Gerakan ini
menolak kepemimpinan William dan menginginkan
takhta tetap dipegang oleh keturunan dari James II.
Setelah diadakan perundingan, Parlemen Inggris dan
Parlemen Skotlandia sepakat untuk menggabungkan
masing-masing kerajaan dalam sebuah kesatuan politik
bernama Kerajaan Britania Raya pada tahun 1707. Untuk
menegaskan "persatuan politik" tersebut, lembaga-
lembaga seperti hukum dan gereja nasional di masing-
masing kerajaan tetap terpisah.
Abad Pencerahan dan Revolusi Industri
Pada abad ke-16 dan ke-17 kondisi negara-negara Eropa selain Inggris selalu dalam keadaan
peperangan dan perselisihan. Akibatnya banyak usahawan dan para tukang dari pusat industri
berdatangan ke Negara yang aman dan tidak terlalu bergejolak. Salah satu dari negara yang
tidak terlalu bergejolak tersebut adalah Inggris. Mereka akhirnya membuat usaha rumahan.
Benda-benda yang dibuat oleh industri rumahan tersebut adalah senjata, perhiasan, perabot
rumah tangga dan alat kerja. Meskipun demikian mereka belum menghasilkan barang dalam
skala besar. Mereka hanya membuat barang apabila ada pesanan. Melalui usaha yang masih
terbatas tersebut masyarakat Inggris tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang bermodal.
Golongan masyarakat pemilik modal ini yang nantinya disebut sebagai kaum kapitalis.
Para pemilik modal ini mendirikan
tempat kerja baru dengan
mekanisme kerja yang baru pula.
Para pemilik modal membuat
gedung yang luas dan dilengkapi
alat kerja. Proses pengoperasian
alat kerja tersebut masih
dikerjakan oleh manusia
(manufaktur). Berdirinya
manufaktur tersebut telah
menggeser industry rumahan yang
sebelumnya cukup banyak di
Inggris. Akibatnya para pemilik
industri rumahan mulai mengalihkan usahanya ke manufaktur. Berkembangnya industri
manufaktur ini sangat menguntungkan perekonomian Inggris dan sekaligus membuka
peluang terjadinya Revolusi Industri. Kebutuhan akan alat-alat pada manufaktur tersebut
telah mendorong masyarakat Inggris untuk mencari solusi. Maka ditemukanlah banyak alat
yang dapat mempermudah pekerjaan pada menufaktur-manufaktur yang telah berdiri.
Penemuan James Watt merupakan awal mula
munculnya Revolusi industri di Inggris terjadi pada
tahun 1763. Watt adalah seorang insinyur yang
berasal dari Skotlandia. Dalam perjalanan dan
perkembangan sejarah manusia, penemuannya ini
kemudian dianggap sebagai penemuan pertama yang
berhasil membuat alat kerja dengan tenaga mesin.
Dalam perkembangan selanjutnya. Watt menjadi
motivator untuk para ahli lainnya menemukan alat-
alat untuk membantu manusia dalam menyediakan
kebutuhan hidup yang tidak hanya sekedar
mengendalkan tangan-tangan manusia.
Di London sudah berdiri perhimpunan yang bernama Royal society yang bertujuan
memajukan ilmu terutama matematika dan fisika. Hasil penelitian ilmiah tidak hanya
dijadikan rumusan atau teori belaka tetapi juga diterapkan bagi peningkatan kesejahteraan
hidup umat manusia, terutama bagi kemajuan masyarakat Inggris.
Pada abad ke-17 di Inggris terjadi peperangan yang dahsyat antara bangsawan kuno dengan
bangsawan baru yang dikenal dengan Perang Mawar. Dalam peperangan tersebut bangsawan
baru muncul sebagai pemenang. Mereka berhasil menguasai kursi pemerintahan dan
selanjutnya mengendalikan negara Inggris.
Kemenangan bangsawan baru telah memberikan angin segar untuk kemajuan Inggris karena
focus perhatian mereka tertuju kepada perekonomian, tidak lagi politik yang menjadi pusat
perhatian bangsawan kuno. Perdebatan politik yang terus-menerus kadang menghalangi
kemajuan yang dicapai.
Pada abad 18 pemerintah Inggris mengeluarkan kebijakan menyangkut pengaturan status
tanah. Pengaturan kembali tanah pertanian di Inggris dikenal sebagai Revolusi Agraria.
Revolusi diawali dengan cara menukar tanah yang terpencar-pencar milik para bangsawan
dengan tanah petani di
sekitarnya. Melalui cara ini
tanah bangsawan menjadi
luas, sebaliknya para petani
mendapatkan tanah yang
letaknya jauh dan kurang
produktif. Banyaknya tanah
pertanian yang berubah
menjadi daerah peternakan
dan industri berkaitan
dengan banyaknya
permintaan kain wol dan
katun dari pasaran Eropa. Hal ini benar-benar telah mengokohkan para bangsawan atau para
pemilik modal untuk menggeluti bidang industri dan peternakan. Tenaga kerja murah di
Inggris terdiri dari para petani yang telah kehilangan tanah dan mata pencahariannya,
termasuk juga kaum urban yang menyerbu kota-kota di Inggris karena perkembangannya
sebagai wilayah industri cukup menggiurkan. Manufaktur yang berdiri di Inggris banyak
menghasilkan barang-barang yang terbuat dari logam seperti cangkul, pisau, wajan, dan
lainnya.
Peralatan dari besi tersebut dibuat setelah dileburkan ke dalam panas 1000 derajat celcius
dengan bahan batubara Inggris yang berlimpah. Melalui ilmu pengetahuan yang sudah cukup
maju batu bara tersebut diubah menjadi kokas, yaitu proses yang agak mirip dengan membuat
arang menjadi kayu. kokas telah membuka kemungkinan untuk mengembangkan industri besi
menjadi cikal bakal perkembangan industri di Inggris.
Perangkat teknologi yang berhasil meningkatkan
industry pertekstilan di Inggris adalah alat pintal
dan alat tenun. Alat pintal adalah alat yang dapat
memilih benang dari bahan kapas sedangkan alat
tenun adalah alat pembuat kain dengan bahan
dasar benang, yang menemukan alat pintal adalah
Hargreaves (1762). Alat ini kemudian diberi nama
Spinning Jenny. Alat penemuan Hargreaves ini
dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang
sekaligus.
Britania Raya
Tahun 1801 Kerajaan-kerajaan di
Irlandia bergabung sehingga
Kerajaan Inggris berganti nama
menjadi namanya berubah menjadi
“United Kingdom of Great Britain
and Ireland”. Lalu pada tahun 1922
sebagian besar bagian wilayah
Irlandia memisahkan diri dari Inggris
dan membentuk negara baru, “Irish
Free State”, namun hukum Kerajaan
Inggris masih berlaku hingga tahun
1949. Pasca Perang Dunia II, bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan negara India,
kekuasaan British Empire secara efektif berakhir. Masa ini juga ditandai dengan lahirnya
“Commonwealth” (persemakmuran), sebuah lingkungan negara-negara merdeka yang
dahulunya menjadi jajahan Inggris.

Anda mungkin juga menyukai