Anda di halaman 1dari 14

Sedimentasi

MATERI POKOK PRAKTIKUM I


SEDIMENTASI
(SEDIMENTATION)

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 1


Sedimentasi

MATA PRAKTIKUM I
SEDIMENTASI (SEDIMENTATION)

1. TUJUAN PERCOBAAN
1.1. Mengetahui pengaruh perlakuan awal (koagulasi dan flokulasi) terhadap
operasi sedimentasi.
1.2. Membuat grafik hubungan antara tinggi interface (Z) dengan waktu (θ).
1.3. Membuat grafik hubungan antara konsentrasi (C) dengan kecepatan
sedimentasi (v).

2. DASAR TEORI
Sedimentasi adalah operasi pemisahan suatu sistem suspensi menjadi fluida
bening (supernatant) dan slurry yang mengandung partikel padatan dalam
konsentrasi lebih besar (Brown, 1973). Operasi pemisahan ini menggunakan gaya
gravitasi (gaya berat) sebagai driving force-nya. Partikel padat yang tersuspensi secara
homogen akan terpengaruh oleh gaya berat-nya. Selanjutnya partikel padatan yang
memiliki berat jenis lebih besar dibandingkan fluida pelarutnya akan bergerak ke
bawah dan mengendap.
Operasi sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain keadaan
alamiah partikel padatan, konsentrasi slurry, perlakuan awal dan tangki tempat
sedimentasi berlangsung.
a. Keadaan alamiah partikel
Keadaan alamiah partikel padatan ini meliputi distribusi ukuran, bentuk, specific
gravity, sifat kimiawi padatan, dll. Partikel dengan bentuk bola (spheris) akan
mengendap lebih cepat dibanding bahan dengan bentuk selainnya (non spheris).
Sedangkan, operasi flokulasi dan koagulasi jamak digunakan untuk memperbaiki
sifat pengendapan dari partikel padatan dengan bentuk tidak teratur.
b. Konsentrasi Slurry
Jika konsentrasi slurry cukup encer maka partikel padatan akan turun dengan
kecepatan terminalnya dan berharga tetap. Pada keadaan ini densitas dan

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 2


Sedimentasi

viskositas slurry akan sama dengan densitas dan viskositas cairan dan tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi padatan. Semakin tinggi konsentrasi slurry akan
mengurangi kecepatan jatuh partikel dalam cairan. Jika konsentrasi cukup tinggi,
maka interaksi antar partikel (misal: tumbukan) akan berpengaruh pada
kecepatan pengendapan padatan. Peristiwa pengendapan dimana konsentrasi
slurry cukup tinggi disebut hindered settling. Pada keadaan ini densitas dan
viskositas slurry mempunyai harga yang sama dengan densitas dan viskositas bulk
yang harganya dipengaruhi oleh konsentrasi padatan.
c. Perlakuan Awal
Untuk memperbaiki kondisi pengendapan, biasa dilakukan perlakukan awal
seperti penambahan koagulan ataupun flokulan. Pada partikel yang mengalami
flokulasi, meskipun kecepatan jatuhnya flok akan lebih cepat dibandingkan
kecepatan satu partikel, akan tetapi ada kemungkinan flok yang terbentuk
mengandung air yang terperangkap. Dengan demikian, bentuk dan densitas flok
menjadi sangat kompleks untuk diperkirakan secara matematis. Sehingga,
kecepatan sedimentasi hanya dapat diperkirakan berdasar data percobaan secara
empiris.
d. Tangki Tempat Sedimentasi
Adanya dinding tangki akan mengurangi kecepatan sedimentasi akibat adanya
gaya gesekan antara partikel padatan dan didinding. Apabila rasio antara diameter
dinding tangki dengan diameter partikel lebih dari 100 maka efek akibat gaya
gesekan ini dapat diabaikan. Jika diameter tangki tetap sepanjang tinggi tangki,
bentuk tangki tidak berpengaruh terhadap kecepatan sedimentasi. Namun, jika
diameter tangki berubah terhadap tingginya, maka pengaruh ketinggian harus
dipertimbangkan. Contoh kasus ini adalah pada high capacity thickener (Thickener
berkapasitas besar biasanya memiliki diameter yang berubah terhadap tingginya).

Sedimentasi dapat dijalankan secara batch maupun kontinyu. Sedimentasi


untuk tujuan komersial biasanya dilakukan secara kontinyu. Akan tetapi, konsep dasar
sedimentasi lebih mudah dipelajari melalui operasi batch. Operasi sedimentasi secara
batch dilakukan dengan mensuspensikan sejumlah padatan halus ke dalam air pada
sebuah tabung berbentuk silinder tegak. Eksperimen sederhana ini harus dilakukan

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 3


Sedimentasi

pada suhu yang seragam untuk menghindari pergerakan fluida akibat perbedaan
suhu. Selanjutnya, kecepatan sedimentasi (rate of sedimentation) dihitung sebagai
kecepatan berkurangnya ketinggian batas antara fluida bening (supernatant) dengan
slurry yang mengandung partikel padatan. Gambar 1 berikut ini mengilustrasikan
mekanisme proses sedimentasi batch.

A A
A A
B
B
B
E E C
C C
D D D D

(a) (b) (c) (d) (e)


Gambar 1. Mekanisme Operasi Sedimentasi Batch
Gambar 1a menunjukkan suspensi padat-cair pada kondisi mula-mula (konsentrasi
awal, Co), dimana distribusi partikel padatan masih seragam. Gambar 1b menunjukkan
proses sedimentasi telah berlangsung, dimana pada suspensi mulai terbentuk
beberapa lapisan/zona. Zona A adalah daerah dimana partikel padatan sudah
memisah dan mengendap di bagian bawah dan yang tersisa adalah cairan bening
(supernatant). Zona B merupakan zona konsentrasi seragam dengan nilai hampir
sama dengan konsentrasi awal. Zona D merupakan daerah konsentrasi tertinggi
karena partikel padatan mengendap pada zona ini. Sedangkan, zona C adalah daerah
dimana ukuran partikel padatan tidak seragam, dan memiliki konsentrasi berkisar
antara kondisi awal (zona B) dan kondisi akhir (zona D). Zona E merupakan daerah
transisi dimana terbentuk saluran-saluran untuk naiknya cairan. Cairan tersebut
bergerak naik karena terdesak pemampatan padatan di zona D.
Selama sedimentasi berlangsung, ketinggian masing-masing zona (daerah
konsentrasi) mengalami perubahan. Zona A dan D akan semakin besar, sedangkan
zona B secara perlahan akan menghilang seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1c dan
1d. Pada akhirnya, seluruh padatan akan berada di zona D dan cairan berada di zona A.
Keadaan dimana tepat terjadi dua daerah konsentrasi disebut titik kritis (critical
point). Selanjutnya, tinggal terjadi pemampatan padatan pada zona D yang
berlangsung sangat lambat.

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 4


Sedimentasi

Pada pengamatan sedimentasi secara batch, apabila batas larutan homogen


(batas antara zona A dan B) diamati perubahannya terhadap waktu, maka pada grafik
hubungan antara waktu sedimentasi dan tinggi interface akan terlihat daerah-daerah
yang perbedaannya terlihat mencolok, yaitu:
a. Pada awal sedimentasi
Laju penurunan permukaan batas/interface yang cepat atau disebut daerah laju
cepat.
b. Pada akhir sedimentasi
Laju penurunan permukaan batas/interface yang mendekati konstan, sehingga
grafiknya mendekati horizontal.
Tinggi interface, Z

Daerah laju cepat

Daerah tinggi
interface mendekati
konstan

Waktu, θ

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Waktu dengan Tinggi Interface

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat yang dibutuhkan
- Gelas Beker 500 ml
- Gelas Ukur 500 ml
- Stopwatch
- Pengaduk Gelas
- Ayakan
- Piknometer
- Penggaris

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 5


Sedimentasi

3.2 Bahan
- CaCO3
- Air
- Koagulan, misal: Tawas
- Flokulan, misal: Aquaclear

4. PROSEDUR KERJA
4.1 Pembuatan suspensi kapur
1. Ayak CaCO3
2. Menimbang CaCO3 sebanyak 12,5 gram
3. Melarutkan CaCO3 sampai 500 ml dalam gelas beker 500 ml sehingga
diperoleh suspensi konsentrasi awal (Co) 25 gr/L

4.2 Sedimentasi tanpa perlakuan awal


1. Mengaduk suspensi menggunakan flokulator dengan kecepatan 100 rpm,
2. Memasukkan suspensi kapur yang telah dibuat ke dalam gelas ukur 500
ml. Ukur ketinggiannya dengan mistar.
3. Segera setelah suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur, nyalakan
stopwatch sebagai tanda operasi sedimentasi telah mulai.
4. Mencatat waktu yang diperlukan untuk setiap penurunan tinggi interface
(lapisan batas antara supernatant dan slurry) 1 cm.
5. Hentikan pengukuran jika penurunan tinggi 1 cm sudah memerlukan waktu
lebih dari 10 menit.
6. Mengambil 10 ml sampel beningan, analisis kekeruhan dengan
turbidimeter

4.3 Sedimentasi dengan penambahan koagulan


1. Memasukkan kembali suspensi ke dalam gelas beker,
2. Mengaduk suspensi dengan flokulator, set kecepatan 100 rpm, tambahkan
10 ml koagulan yang sudah disiapkan,
3. Memasukkan suspensi kapur-air yang telah dibuat ke dalam gelas ukur 500
ml. Ukur ketinggiannya dengan mistar.

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 6


Sedimentasi

4. Segera setelah suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur, nyalakan


stopwatch sebagai tanda operasi sedimentasi telah mulai.
5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk setiap penurunan tinggi interface
(lapisan batas antara supernatant dan slurry) 1 cm.
6. Hentikan pengukuran jika penurunan tinggi 1 cm sudah memerlukan waktu
lebih dari 10 menit.
7. Mengambil 10 ml sampel beningan, analisis kekeruhan dengan
turbidimeter

4.4 Sedimentasi dengan penambahan koagulan dan flokulan


1. Memasukkan kembali suspensi ke dalam gelas beker,
2. Mengaduk suspensi dengan flokulator, set kecepatan 50 rpm, tambahkan
10 ml flokulan yang sudah disiapkan,
3. Memasukkan suspensi kapur-air yang telah dibuat ke dalam gelas ukur 500
ml. Ukur ketinggiannya dengan mistar.
4. Segera setelah suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur, nyalakan
stopwatch sebagai tanda operasi sedimentasi telah mulai.
5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk setiap penurunan tinggi interface
(lapisan batas antara supernatant dan slurry) 1 cm.
6. Hentikan pengukuran jika penurunan tinggi 1 cm sudah memerlukan waktu
lebih dari 10 menit.
7. Mengambil 10 ml sampel beningan, analisis kekeruhan dengan
turbidimeter

4.5 Pengukuran turbiditas


Ikuti petunjuk Dosen/Asisten untuk penggunaan Turbidimeter Lovibond
ataupun Hach

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 7


Sedimentasi

5. DATA PENGAMATAN
5.1 Tabel I. Suspensi Kapur
Waktu (t), detik
Tinggi (zi), cm
Suspensi + Suspensi + Koagulan
Suspensi Kapur
Koagulan + Flokulan

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 8


Sedimentasi

5.2 Tabel 2. Turbiditas Beningan (Supernatant)


Sampel Turbiditas, NTU
Beningan Sampel 1
Beningan Sampel 2
Beningan Sampel 3

5.3 Tabel 3. Ketinggian Endapan (Sludge)


Sampel Tinggi endapan, cm
Endapan Sampel 1
Endapan Sampel 2
Endapan Sampel 3

6. PERHITUNGAN
6.1 Pembuatan grafik tinggi interface (Z) dan waktu (t)
Plotkan data hasil percobaan (Z, t) secara langsung dalam bentuk grafik.

Gambar 3. Grafik Tinggi Interface (Z) dan Waktu (t)

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 9


Sedimentasi

6.2 Pembuatan grafik konsentrasi slurry (C) dan kecepatan sedimentasi (v)
Menghitung nilai konsentrasi pada tiap penurunan ketinggian interface
Co.Zo
Ci 
Zi
Dengan:
Co : konsentrasi slurry mula-mula, gram/liter
Ci : konsentrasi slurry setelah penurunan ketinggian interface, gram/liter
Zo : ketinggian interface mula-mula, cm
Zi : ketinggian interface pada saat i, cm

Menghitung nilai v pada setiap waktu i


Zi  Zo
v
tL

Dengan:
v : kecepatan sedimentasi, cm/detik
tL : waktu penurunan, detik

Tabel 4. Perhitungan nilai konsentrasi (Ci) dan kecepatan sedimentasi (v)


Suspensi + Suspensi + Koagulan
Suspensi Kapur
Tinggi (zi), cm Koagulan + Flokulan
Ci v Ci v Ci v

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 10


Sedimentasi

Plot kan data Ci dan v dalam grafik (ada tiga grafik dalam gambar).

Gambar 4. Grafik Konsentrasi Slurry (C) dan Kecepatan Sedimentasi (v)

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 11


Sedimentasi

7. PEMBAHASAN
a. Bahaslah tren ketinggian interface terhadap waktu pengendapan,
berdasarkan gambar 1.
b. Bahaslah pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan pengendapan,
berdasarkan gambar 2.
c. Bahaslah pengaruh penambahan koagulan serta flokulan terhadap kualitas
beningan dan banyaknya sludge. Jelaskan.
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 12


Sedimentasi

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 13


Sedimentasi

8. KESIMPULAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

9. DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Yogyakarta, .......................................
Praktikan

.............................................................

Catatan (diisi oleh Asisten): Nilai


..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

Praktikum Unit Operasi – Politeknik ATK Yogyakarta 14

Anda mungkin juga menyukai