TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari
hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
B. Bahaya Sampah
a. Dampak Sampah Bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sampah adalah sebagai
berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat
dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing
ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
1. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari
air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.
2. Dampak Sampah terhadap keadaan social dan ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya
pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Tabel 1. Jenis dan Karakteristik Berbagai Plastik Jenis Simbol Titik Leleh (°C)
Monomer Penyusun PET (polyethylene terephthalate) 250 Glikol (EG) dan
terephtalic acid (TPA) atau dimetyl ester atau asam terepthalat (DMT) HDPE (high
density polyethylene) 200-280 - PVC (polyvinyl chloride) 160-180 Monomer vinil
klorida LDPE (low density polyethylene) 160-240 - PP (polypropylene atau
polypropene) 200-300 Polimerisasi gas propilena PS (polystyrene) 180-260
Monomer-monomer stirena hasil dehidrogenase etil benzena PC (polycarbonat) 280-
310 kondensasi bisphenol A dengan fosgen dalam media alkali. ABS (acrylonitrile
butadiene styrene) 180-240 Acrylonitrile, butadiene, styrene PA (polyamide) atau
nilon 260-290 - PA (polyacetal) 185-225 Homopolimer (asetal homopolimer) dan
kopolimer
Upaya untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan bakar dapat dilakukan
dengan metode perekahan (cracking). Cracking adalah proses pemecahan polimer
yang molekulnya besar menjadi senyawa dengan berat molekul lebih rendah. Ada
beberapa jenis teknologi cracking yaitu hydro cracking, thermal cracking, dan
catalytic cracking. Hydro cracking adalah proses perekahan polimer dengan
bantuan hidrogen (tekanan 3-10 Mpa dan suhu 423- 673°K) yang dilengkapi
dengan pengaduk. Thermal cracking adalah proses pemanasan polimer tanpa
menggunakan O2, proses ini lazimnya disebut pirolisis. Teknologi pemanasan
lain yang hampir sama dengan pirolisis adalah gasifikasi tetapi prosesnya
membutuhkan sedikit O2 (lihat Gambar 1). Sedangkan catalytic cracking adalah
pemanasan polimer dengan bantuan katalis sehingga prosesnya lebih cepat
dengan suhu yang lebih rendah. Dalam prosesnya, pirolisis dan gasifikasi juga
dapat disebut catalytic cracking karena dalam aplikasinya ditambahkan katalis
sehingga menghasilkan minyak dan gas dengan jumlah dan kualitas yang lebih
baik (Harshal dan Syailendra, 2013: Surono, 2013; Syamsiro dkk., 2014).
BAB III
METODELGI PENELITIAN
a. Tujuan penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui dan menjelaskan bagai
mana proses konversi sampah plastic menjadi bahan bakar minyak dan, sebagai
alternative untuk menjadikan lingkungan sedikit tehindar dari pencemaran yang
diketahui sampah palstik susah untuk membusuk.
D. metode penulisan
Metode penulisan karya ilmiah yang berjudul konversi sampah plastic dan
pemanfaatan gas gas hasil pembakaran sampah plastic dilakukan dengan cara library
research dari buku buku literature tentang konversi bahan limbah platstik. Metode
penelitian ini dilakukan dengan cara metode deskriptif