Desa
Dosen Pengampu :
Oleh:
Universitas Jember
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Dasar hukum paling pokok dari program dana desa terdapat dalam Undang-
Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Selain tentang program dana desa,
Undang-Undang ini mengatur tentang penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, sampai
pemberdayaan desa. Dari Undang-Undang No. 6 tersebut juga terdapat peraturan
turunan dalam memperjelas pelaksanaan program dana desa. Berikut adalah Dasar
Hukum Pengaturan Desa dan Dana Desa.
Secara definisi, Dana Desa sendiri adalah dana APBN yang diperuntukan
bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kotaa dan diprioritaskan untuk
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Didasari oleh UU
6/2014 tentang Desa pada Pasal 72 ayat (2) dijelaskan secara spesifik tentang
Alokasi anggaran sebagaimana pada ayat (1) huruf b bersuber dari Belanja Pusat
dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.
Tambahan untuk menjelaskan besaran alokasi anggaran dijelaskan pada Pasal 72
ayat (2) yaitu ditentukan 10% dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara
bertahap. Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan
berdasarkan:
a) Jumlah penduduk,
b) Angka kemiskinan
c) Luas wilayah, dan
d) Tingkat kesulitan geografis
1
Wibowo, Dwi Mukti. 2019. Dana Desa sebagai Pelumas Roda Pembangunan Ekonomi Desa.
Wartaekonomi. https://www.wartaekonomi.co.id/read229990/dana-desa-sebagai-pelumas-roda-
pembangunan-ekonomi-desa.html
4. Memperkuat koordinasi, konsolidasi, dan sinergi terhadap pelaksanaan
program yang menjadi prioritas pembangunan desa dari tingkat pemerintah
pusat, daerah, kecamatan, hingga desa itu sendiri;
5. Membangun infrastruktur dan layanan fasilitas publik serta
memberdayakan dan mengembangkan perekonomian yang ada di desa
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Mengingat Nawa Cita Presiden Joko Widodo di Tahun 2014, nawa cita
ketiga menyatakan bahwa pembangunan desa menjadi salah satu prioritas
pemerintah. Secara lengkap nawa cita ketika berbunyi membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, baik legislatif dan eksekutif
mewujudkannya dalam kebijakan dengan bentuk Undang-Undang.
Dasar hukum paling fundamental dalam Program Dana Desa ialah Undang-
Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Garis besar Undang-undang ini
melakukan perubahan mindset tentang desa yang tidak hanya dijadikan sebagai
objek pembangunan, menjadi ditempatkan sebagai subjek dalam melakuakn
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa diberikan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, adat istiadat,
dan nilai sosial budaya masyarakat desa.
Fokus Analisis
Definisi
Kebijakan Sosial
Apa masalah Masalah sosial yang terjadi adalah ketimpangan sosial
sosialnya? antara kota dan desa.
Faktor apa yang Masalah tersebut tersebut dipengaruhi oleh banyak hal,
mempengaruhi salah satunya karena perkembangan pengetahuan dan
masalah tersebut? teknologi seringkali lebih menyentuh masyarakat perkotaan
sehingga kesempatan-kesempatan ekonomi terbuka lebih
banyak di kota. Akibatnya penduduk desa anggapan bahwa
untuk mencari penghidupan paling baik dengan berpindah
ke kota. Sehingga pertumbuhan dan pembangunan desa
tidak berjalan secara optimal karena sumber daya manusia
yang dianggap mampu membangun desa mencari pekerjaan
di kota. Sehingga kesempatan ekonomi di desa tidak mampu
mengurangi angka kemiskinan dan angka pengangguran.
Siapa yang Masalah tersebut tentu saja mempengaruhi masyarakat desa.
terpengaruh Masyarakat desa yang miskin dan tertinggal akan terus
secara langsung menerus berada dilingkaran tersebut karena tidak
oleh masalah terbukanya akses untuk mengubah atau meningkatkan
tersebut? kualitas hidup mereka. Masalah itu tentu akan terus
berkepanjangan tanpa ada kesadaran baik dari masyarakat
maupun pemerintah pusat. Sekalipun ada kesadaran untuk
mengubah penghidupan masyarakat namun dengan keluar
dari desa, masalahnya dapat berkepanjangan karena
masyarakat kota pun masih berketergantungan terhadap
hasil alam dari pedesaan. Karena pada dasarnya masyarakat
di perkotaan pun masih membutuhkan banyak potensi-
potensi yang ada di desa.
Implementasi
Kebijakan Sosial
Apa tujuan Sesuai dengan rumusan pemerintah, program dana desa
kebijakan sosial? bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pelayanan publik di desa
2. Mengentaskan kemiskinan
3. Memajukan perekonomian desa
4. Mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa
5. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek
pembangunan
Program dan Prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan desa
pelayanan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
apa yang Pembangunan desa meliputi, sarana prasarana, pelayanan
diberikan? sosial dasar, sarana ekonomi desa, pembangunan embung,
pelestarian lingkungan hidup, dan penanggulangan bencana
alam.
Pemberdayaan masyarakat meliputi, peningkatan kualitas
pelayanan sosial dasar, pengelolaan sumber daya lokal,
pengelolaan usaha ekonomi produktif, penguatan kapasitas
terhadap bencana, pelestarian lingkungan hidup dan tata
kelola desa yang demokratis.
Prioritas pelaksanaannya yaitu tenaga kerja setempat, bahan
baku lokal, dan swakelola.
Bagaimana Sesuai dengan Pasal 72 ayat (1) UU 6/2014 tentang Desa,
kebijakan tersebut Pendapat Desa bersumber dari:
didanai? 1. Pendapatan Asli Desa: Hasil usaha, hasil aset,
swadaya dan partisipasi, gotong-royong, dan lain-
lain pendapatan asli Desa
2. Dana Desa dari APBN
3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kab/Kota (paling sedikit 10%)
4. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian
dari dana perimbangan yang diterima Kab/Kota
(minimal 10% dari Dana Bagi Hasil dan Dana
Alokasi Umum)
5. Bantuan keuangan dari APBD Prov dan APBD
Kab/Kota
6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah
Konsekuensi
Kebijakan Sosial
Apa keuntungan Keuntungan dari program ini bagi masyarakat desa dapat
dan kerugian meningkatkan fasilitas yang ada ataupun yang belum ada,
kebijakan? desa yang awalnya sempat tertinggal semakin maju, kualitas
sumberdaya manusianya menjadi lebih baik, mengurangi
ketimpangan sosial antara kota dan desa.
Kerugian kebijakan bagi masyarakat apabila saat
penggunaan dana kurang tepat atau berada di tangan yang
salah maka apa yang menjadi tujuan awal diadakannya
kebijakan ini tidak akan terealisasikan justru akan
menambah masalah baru bagi pemerintah.
Apa konsekuensi Konsekuensi bagi penerima kebijakan, masyarakat yang
kebijakan bagi awalnya tidak berfungsi dengan baik karena adanya
klien, sistem kebijakan ini maka mereka berfungsi sebagaimana
sosial, dan sistem mestinya. Antara sistem sosial yang satu dengan yanga lain
pelayanan sosial? menjadi terintegrasi, sistem pelayanan sosial yang awalnya
banyak kekurangan bisa menjadi lebih baik dengan adanya
kebijakan ini. Hal itu berdampak langsung kepada
masyarakat pedesaan, mereka menjadi tidak bisa
berkembang dan mandiri. Oleh karena itu pemerintah
berinisiatif untuk membuat kebijakan yang dapat mengatasi
masalah tersebut. Bersama menteri keuangan, kemendagri,
kementrian desa dan pembangunan daerah tertinggal, serta
kementerian bapennas maka dibuatlah program Dana Desa
yaitu dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan
bagi desa melalui kabupaten atau kota. Dana ini digunakan
untuk membiayai pembangunan, pembinaan masyarakat
desa.
Didukung data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan terdapat
pengurangan jumlah penduduk miskin di pedesaan. Menurut BPS, jumlah
penduduk miskin di daerah perdesaan per Maret 2019 sebanyak 15,15 juta ji wa
atau 12,85 persen. Jumlah tersebut turun 393.400 orang dari 15,54 juta orang pada
September 2018. Walaupun data tersebut tidak menyebutkan bahwa penurunan
jumlah penduduk miskin di pedesaan dampat dari program dana desa, namun salah
satu tujuan untuk mengurangi kemiskinan di desa dapat tercapai.
Selain menggunakan bantuan Kerangka Analisis Kebijakan yang
dikembangkan oleh Quede (1995: 172-173) dalam Edi Suharto untuk
mempermudah proses analisis. Kami pun berusaha melihat celah-celah kritik dalam
perumusan kebijakan hingga implementasinya di masyarakat. Mengingat Program
Dana Desa masih membutuhkan kritisi untuk mencapai tujuannya secara optimal.
Analisis masalah yang ditimbulkan oleh program dana desa ini berdasarkan
fakta lapangan maupun hasil penelitian dari ahli kebijakan. Masalah pertama adalah
penyelewengan dana desa yang dilakukan baik oleh pejabat kota/kabupaten ataupun
pejabat desa. Dalam catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sebanyak
141 kepala desa termasuk desa-desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi
tersangka korupsi sampai semester 1 Tahun 2018 yang merugikan negara sampai
40,6 miliar. Tren korupsi tersebut naik sejak tahun 2015, hal ini membukti bahwa
tata kelola dana desa belum sepenuhnya terbebas dari korupsi.
Masalah kedua terkait nilai publik dari program dana desa, karena terdapat
ketidakkonsistenan antara otonomi desa dibawah UU Desa (No. 6/2014). Karena
pada praktiknya, diatur peraturan lainnya Peraturan Menteri Desa No. 18/2017 yang
secara spesifik menjelaskan kegiatan atau proyek apa yang dapat dilakukan oleh
Desa. Peraturan ini justru dapat bertentangan dengan semangat otonomi desa.
Karenanya dalam temuan salah satu penelitian, beberapa pejabat desa yang
diwawancarai mengaku memandang Dana sebagai beban, alih-alih instrumen
pemberdayaan.
Masalah ketiga terkait legitimasi dari program dana desa, di level nasional
kementerian keuangan selaku pelaksana dari kebijakan ini telah mengambil
langkah-langkah untuk mempromosikan koordinasi secara horizontal seperti rapat
koordinasi dan pembagian tugas terkait pemantauan dan evaluasi. Namun,
semangat kolaboratif dan inisiatif untuk mencapai tujuan belum tentu dapat
ditularkan pada jajaran dibawah selaku pelaksana sebenarnya dari program dana
desa. Karena program ini dapat bekerja secara optimal jika terdapat partisipasi aktif
baik dari pihak desa dan masyarakat desa untuk upaya pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat.
Masalah keempat terkait kemampuan operasional, manajemen dan
pemantauan keuangan yang ada memiliki fokus terbatas dan belum dirancang untuk
melacak kinerja desa sepanjang waktu dan menginformasikan adaptasi lebih lanjut.
Akibatnya masalah ini dapat menjadi celah pihak-pihak tidak bertanggungjawab
untuk mengambil keuntungan pribadi/kelompok dari program ini. Selain itu juga
sering terdapat masalah dalam proses pencairan dana karena perbedaan kapasitas
pejabat desa dengan pihak kota atau kabupaten setempat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
1. Perlu adanya badan yang mengawasi tata kelola program dana desa, selain
itu perlu adanya peran aktif dari segala pihak untuk turut mengawasi berjalannya
program dana desa.
2. Perlu adanya forum atau ruang untuk pejabat desa maupun masyarakat desa
untuk meningkatkan inisiatif memperbaiki desa mereka masing-masing dengan
cara sharing dengan desa-desa lain
3. Perlu adanya keterbukaan dalam menerima hal baru berupa wawasan dan
pengetahuan, sehingga tidak terjadi ketidakberhasilan model pembangunan serta
memudahkan dalam proses terbentuknya pembangunan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA