Anda di halaman 1dari 41

KURVA SIGMOID

LAPORAN

Oleh:
NOVELINA PRISTIAWATY SIDAURUK
180301237
AGROEKOTEKNOLOGI 5/ 21

LABORATORIUM F IS IOL O GI TUMBUHAN


PR OGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KURVA SIGMOID

LAPORAN

Oleh:
NOVELINA PRISTIAWATY SIDAURUK
180301237
AGROEKOTEKNOLOGI 5/ 21

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Mengikuti Praktikum di


Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

LABORATORIUM F IS IOL O GI TUMBUHAN


PR OGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Judul : Kurva Sigmoid
Nama : Novelina Pristiawaty Sidauruk
NIM : 180301237
Kelompok : 21
Grup : Agroteknologi 5

Diketahui Oleh:
Dosen Penanggung Jawab

(Ir.Meiriani ,MP.)
NIP:196505181992032001

Disetujui Oleh : Diperiksa Oleh :


Asiaten Koordinator Asisten Korektor

(Limartaida Siahaan) (Yosua Julando Sinaga)


NIM : 150301003 NIM: 160301202
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Adapun judul dari jurnal ini adalah “Kurva Sigmoid” yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat komponen penilaian di Laboratorium Botani,

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ir. Meiriani, M.P.; Ir. Haryati MP.; Ir. Lisa Mawarni, M.P.;

Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.P.; Ir. Revandy I.M. Damanik, M.Sc. selaku dosen

mata kuliah serta kepada para asisten yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini

bermanfaat.

Medan, Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ........i

DAFTAR ISI................................................................................................... .......ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................1
Tujuan Praktikum. .......................................................................................2
Kegunaan Penulisan. ....................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.).......................................................3
Syarat Tumbuh
Iklim.................................................................................................4
Tanah................................................................................................4
Botani Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.)....................................5
Syarat Tumbuh
Iklim.................................................................................................6
Tanah................................................................................................7
Pertumbuhan................................................................................................7
Perkembangan..............................................................................................8
Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan.....................................................9
Kurva Sigmoid...........................................................................................10

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum....................................................................11
Alat dan Bahan...........................................................................................11
Prosedur Percobaan....................................................................................12

PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan ........................................................................................ 13
Persiapan Media Tanam ........................................................................... 13
Persiapan Benih ......................................................................................... 14
Pembuatan LubangTanam ......................................................................... 14
Penanaman ................................................................................................ 15
Pemeliharaan ............................................................................................. 16
Penyiraman .................................................................................... 16
Penyulaman ................................................................................... 16
Penyiangan .................................................................................... 17
Pemanenan .................................................................................... 17

ii
Parameter Pengamatan .............................................................................. 18
Tinggi Tanaman (cm) ...................................................................... 18
Jumlah Daun .................................................................................... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil...........................................................................................................20
Pembahasan................................................................................................23

KESIMPULAN
Kesimpulan.................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman
1 Tabel 1.Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 20

2 Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays L.) 21

3 Tabel 3. Tinggi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.) 22

4 Tabel 4. Jumlah Daun Tanaman Kedelai (Glycine max L.) 22

iv
DAFTAR GAMBAR

No Tabel Halaman
1 Gambar 1.Persiapan Lahan 13

2 Gambar 2.Persiapan Media Tanam 13

3 Gambar 3.Persiapan Benih 14


Gambar 4.Pembuatan Lubang Tanam 14
4
5. Gambar 5.Penanaman 15

6. Gambar 6.Penyiraman 16
7. Gambar 7. Penyulangan 16
8 Gambar 8.Penyiangan 17
9. Gambar 9.Pemanenan 17

10. Gambar 10.Pengukuran Tinggi Tanaman 18

11. Gambar 11.Penghitungan Jumlah Daun 19

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu sumber pangan dunia selain gandum dan

padi. Jagung dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, pakan ternak, dapat

diambil minyaknya,serta dapat dijadikan sebagai bahan baku berbagai macam

industri. Jagung yang telah direkayasa genetika juga dapat digunakan untuk bahan

farmasi ( Azra, 2012 ).

Sistem pertanaman tumpang sari memiliki kekurangan yaitu terjadi

kompetisi antara tanaman dalam pengambilan unsur hara dalam tanah, sehingga

pertumbuhan tanaman akan saling menghambat. Dampak negatif dari pengaruh

kompetisi dapat dikurangi dengan cara menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan

tanaman utama dan tanaman sela ( Balitkabi, 2009 ).

Tanaman kedelai merupakan tanaman penting dalam memenuhi kebutuhan

pangan dalam rangka perbaikan gizi masyarakat, karena merupakan sumber

protein nabati yang relatif murah bila dibandingkan sumber protein lainnya seperti

daging, susu dan ikan. Kadar protein biji kedelai kurang 35 %, karbohidrat 35%

dan lemak 15%. Disamping itu, kedelai juga mengandung mineral seperti

kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan B ( Suprapto, H.S, 2001).

Varietas tanaman adalah kelompok tanamn dari suatu jenis atau spesies

yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, biji dan

ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan

dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang

menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan


2

( KP.KIAT, 2006).

Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos bermanfaat

untuk meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat,

memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kemampuan tanah untuk

mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat

bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos

( Rachman Sutanto,2002 ).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum mengenai “Kurva Sigmoid” ini adalah

untuk mengetahui dan mengamati pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman

jagung (Zea mays L.) dan kacang kedelai (Glycine max L.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi tumbuhan Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara serta sebagai sumber informasi bagi pihak

yang membutuhkan.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tanaman Jagung ( Zea mays L.) dalam sistematika tumbuh-tumbuhan

adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae , Divisio : Spermatophyta , , Kelas :

Monocotyledonae , Ordo : Poales , Famili : Poaceae , Genus : Zea ,

spesies : Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim ( annual). Susunan

morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah

( Aak, 2006).

Sistem perakaran jagung terdiri atas akar-akar seminal, kolonal dan akar

udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikel atau akar primer ditambah

dengan sejumlah akar-akar lateral yang bermunculan sebagai akar adventif pada

dasar buku pertama diatas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

berkecambah. Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari buku-buku diatas

permukaan tanah, tetapi dapat masuk ke dalam tanah ( Rudina, 2006 ).

Daun jagung memanang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun

terdiri dari 8- 48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari 3 bagian yaitu

kelopak daun, lidah daun dan helaian daun. Antara kelopak daun dan helaian daun

terdapat lidah daun atau disebut dengan ligula. Permukaan daun tanaman jagung

pada umumnya berbulu ( Purwono dan Hartono, 2006).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namn tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak

tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas, ruas


4

terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh

namun tidak banyak mengandung lignin ( Nuning Argo Surbekti, dkk, 2012 ).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga

subtropik atau trpois yang basah dan didaerah yang terletak antara 0-500 LU

hingga 0-400 LS. Tanaman jagung juga menghendki penyinaran matahari yang

penuh. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah 85- 200 mm/ bulan

dan harus merata. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan

terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik ( Wulandari, 2013 ).

Jagung memerlukan kira-kira 20 inci air untuk memberikan hasil yang

memuaskan. Maksudnya 20 inci presipitasi air cocok pada tanah untuk tumbuh

tanaman, buka 20 inci presipitasi. Kebanyakan dan jagung rata-rata tahunan

presipitasi adalah 40 inci. Meskipun wilayah kecil dalam satu wilayah mulai 30

sampai 35 inci ( Lamina, 2011 ).

Jagung adalah annual musiman yang tumbuh baik dibawah moderasi

temperatur dan kelembapan. Tetapi ini dikultivasi lebih kondisi lingkungan dari

tanaman lain. Sebuah rata-rata temperatur 23℃ atau diatas, dengan banyak sinar

matahari dari 37 sampai 50 cm ( 15-20 inci ) dari hujan yang turun 3 sampai 5

bulan dapat tumbuh ideal ( Rukmana, 2010 ).

Tanah

Tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah anah yang subur,

gembur, banyak mengandung humus ( bahan organik ), bertekstur lempung, atau


5

lempung berdebu sampai lempung berpasir, struktur gembur. Tanah yang baik

mempunyai derajat keasaman tanah (pH) 5,0 – 7,5 serta kmiringan tanah kurang

dari 8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanah yang umum digunakan

adalah tanah latosol, andosol, pendosik merah kuning (PMK), grumosol dan

gambut ( Tiara, 2014 ).

Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH

5,5-7,0. Tingkat kemasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah

pH 6,8. Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa reaksi tanah

berpengaruh terhadap hasil jagung. Reaksi tanah yang memberikan hasil tertinggi

pada jagung adalah pH 6,8 ( Laras, 2011).

Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih

disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap

tanah masam dan tumbuh baik pada kisaran Ph antara 6,0 dan 6,8 agark toleran

pada kondisi basa. Macam tanah yang baik bagi pertubumhan tanaman jagung

adalah tanah alluvial ( Laila, 2011).

Botani Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.)

Kedelai termasuk kedalam famili leguminase subfamili papinodeae.

Diyakini oleh sebagian ahli taksonomi kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Sub divisio : Angiospermae, Kelas :

Dycotiledoneae, Ordo : Popypetales, Famili : Leguminoceae, Genus : Glycine,

Spesies : Glycine max L ( Moha, 2014 ).

Polong kacang kedelai berbentuk silindris dengan panjang antara 6-215

cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarn hijau setelah tua
6

berwarna hitam atau coklt. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau

berbentuk bulat kecil dengan bobot ( berat) tiap butir 0,5 mg- 0,8 mg per 1000

butir antara 369- 789 berwarna hijau sampai hijau mengkilap ( Bambang, 2017 0.

Tanaman ini mempunyai batang tegak dengan cabang-cabang menyebar.

Tinggi tanman antar varietas mempunyai variasi ketinggian tersendiri. Kisaran

ketinggian kacang kedelai mencapai 30 -110 cm, sedangkan umumnya berkisar

antara 50-120 hari tergantung pada kama penyinaran dan temperatur tumbuh

tanaman ini ( Purwono, 2005 ).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman kedelai beriklim tropis dan subtropis. Tanaman kedelai dapat

tumbuh baik di daerah yang meiliki curah hujan sekitar 100-400 mm /bulan.

Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan

curah hujan antara 100-200 mm/ bulan. Suhu optimumnya tanaman kedelai adalah

23-37 ℃ ( Ultriasratri, 2011 ).

Curah hujan yang dikehendaki untuk pertumbuhan kacang kedelai berkisr

antara 700-900 mm/ tahun dan memiliki toleransi yang baik pada curah hujan

yang lebih rendah dengan memanfaatkan kelembapan air dan tanah. Demikian

juga pada suhu, dimana suhu optimum antara 20℃-30℃ cukup baik pada

pertumbuhan kacang kedelai ( Rukmana, 2005 ).

Kacang kedelai dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-27 derajat

tingkat kelembapan udara antara 50-80 %. Tanaman ini termasuk golongan

tanman C3 dengan panjang maksimum sekitar 10 per hari. Jenis tanah yang baik

bagi pertumbuhan kacang kedelai adalah latosol ataupun regosol (Marzuki, 2005).
7

Tanah

Kedelai dapat tumbuh baik pada tanah berstruktur gembur, lembap, tidak

tergenang air dan memiliki pH 6,8. Pada Ph 5,5 kedelai masih dapat tumbuh

danberproduksi, meskipun tidak sebaik pada pH 6-6,8. Pada pH 5,5 pertumbuhan

sangat terhambat karena keracunan A1, untuk mengatasinya lahan perlu di kapur.

Tanaman kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis

tanah ( Jayasumatja, 2012).

Tanah yang ideal untuk pertanaman kacang kedelai adalah tanah ber pH

5,8 dengan kandungan fosfor, kalium, magnesium dan belerang yang cukup agar

bisa maksimal berproduksi. Unsur hara makro tersedia dalam jumlah yang

optimal pada kisaran pH tersebut seperti unsur P tersedia dalam jumlah banyak

pada kisaran 6,5- 8 dan 9-10 ( Marzuki, 2004).

Hal penting yang diperhatikan dalam pemilihan lokasi, kebun kacang

kedelai adalah tanahnya yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik

(Humus), aerasi dan drainasenya baik serta mempunyai kisaran Ph 5,8 – 6,5.

Untuk tanah yang ber pH lebih rendah daripada 5,8 perlu dilakukan pengapuran.

Tanaman kacang kedelai menghendaki tekstur tanah yang tidak terlalu berat

artinya tanah terlalu banyak liat ( Ranti, 2004 ).

Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan fisiologi sebagai hasil dari proses

pematanagn fungsi-fungsi fisik yang berjalan normal. Perkembanagan adalah

proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai hasil kematangan

dan interaksi dengan lingkungannya ( Lismadiara, 2012).


8

Pertumbuhan didefiniskan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik ke

dalam ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti

pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan

itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, nayaknya

protoplasma, dan tingkat kerumitan ( Cahyono, 2007 )

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (

tidak dapat balik) dan terjadi karena adanya perkembangan jumlah sel dan

pembesaran dari tiap-tiap sel. Agar pertumbuhan dapat terjadi, maka laju sintesis

molekul yang kompleks dari organisme itu seoerti protein, harus melebihi

pembakarannya ( Kimball, 2000).

Perkembangan

Perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan

dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan

berlangsung secara terus- menerus sepanjang daur hidup dan perkembangan

bergantung pada tersedianya mersitem, hasil amilasi, hormoon dan substansi

pertumbuhan lainnya serta lingkungan yang mendukung ( Suhaeni , 2007).

Perkembangan tanaman akan mengalami masa determinet ketika fase

reproduktif dimulai dan fase ini semua aktivitas enzim metabolic akan difokuskan

untuk proses generativ. Kecepatan perkembangan tumbuh seperti ujung batang

dan akar tidak merata. Sehingga, pada masa ini pertumbuhan dan perkembahan

tanaman pada fase vegetatif berhenti ( Paliwal, 2006).

Tumbuhan tumbuh karena adanya meristem yang menghasilkan sel-sel

baru, kemudian membesar dan berdeferensiasi, maka tumbuhan meninggalkan

catatan riwayat pertumbuhannya. Kita semua mengetahui bahwa sebagian besar


9

riwayat gelondong kayu dapat diamati dan mengamati lingkar tahunan pada irisan

melintangnya ( Ashari, 2000).

Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam

dan faktor luar dan penyesuaian diri antara genetic dan lingkungan. Faktor

lingkungan juga penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tidak

hanya lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan, tetapi juga bayak faktor

seperti cahaya, temperatur, kelembapan dan faktor nutrisi mempengaruhi akhir

morfologi dari tanaman ( Nasir, 2004).

Umumnya cahaya menghambat pertumbuhan, dapat dilihat pada

kecambah yang diletakkan pada tempat terang. Demikian juga tanaman yang

tumbuh pada ruangan. Pertumbuhan yang amat cepat pada keadaan gelap disebut

etiolasi. Pengaruh kelembapan udara berlainan terhadap berbagai tanaman.

Umumnya dikatakan bahwa tanah dan udara lembap berpengaruh baik pada

pertumbuhan, lebih banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diucapkan

menyebabkan pematangan sel ( Sarwanto, 2009).

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor

luar dan dalam. Faktor luar adalah faktor yang berasal dari luar tanaman seperti

faktor lingkungan. Contohnya makanan, air, oksigen, cahaya, suhu dan

kelembapan. Faktor dalam yaitu gen dan hormon. Gen merupakan materi

pembawa sifat yang diwariskan sedangkan hormon sebagai pengontrol kegiatan

dalam tubuh ( Buntoro et.al, 2014 ).


10

Kurva Sigmoid

Kurva pertumbuhan berbentuk S( Sigmoid) yang ideal , yang dihasilkan

oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertent dari tumbuhan setahun

maupun bertahun. Faktor lingkungan mempengaruhi produksinya dan hereditas

merupakan genetik itu sendiri. Contoh tanaman jagung, kurva sigmoid

menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu

( Salisbury and Ross, 2002).

Proses paling awal yang terjadi pada perkecambahan benih adalah

penyerapan air oleh benih dari media dimana benih tersebut ditanam atau

dikecambahkan. Proses perkecambahan benih melibatkan berbagai tahapan, yakni

imbibisi, reaktifitas enzim, penguraian bahan simpanan dan pertumbuhan radikel

( Lakitan, 2012).

Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase

utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase

penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada

awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran

organisme, semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh

(Srigandoro,2001).
11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, ketinggian ± 25 mdpl, pada hari kamis , 22 Februari 2019 pukul

15.00-16.40 WIB.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan adalah benih jagung

(Zea mays L.) dan benih kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) sebagai sampel

tumbuhan yang akan diamati pertumbuhannya, top soil sebagai komponen media

tanam berupa lapisan tanah yang subur, kompos sebagai media tanam tambahan

untuk menambah unsur hara dengan perbandingan top soil dan kompos 4:1,

polybag 8 Kg dua buah dan ukuran 5 Kg dua buah/pasangan sebagai media tanam,

batu bata sebagai alat untuk polibag, label nama sebagai identitas tanaman yang

akan diamati, buku tulis untuk mencatat data serta air untuk menyiram tanaman.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan adalah cangkul sebagai alat

untuk mengolah lahan, batu bata sebagai dasar media tanam, meteran untuk

mengukurlahan yang akan diamati, pacak untuk menjadi penanda batas areal

percobaan, tali plastik untuk mengikat dari satu pacak ke pacak lain, gembor

sebagai wadah air untuk menyiram tanaman, beko sebagai alat untuk mengangkut

pasir dan tanah, penggaris sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, alat tulis

yang membantu dalam proses pencatatan, dan spanduk untuk menandai lahan per

grup.
12

Prosedur Percobaan

Adapun prosedur praktikum kurva sigmoid terhadap tanaman jagung

(Zea mays L.) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yaitu :

- Dibersihkan lahan dari sampah dan gulma.

- Diisi media ke dalam polibeg yaitu berisi campuran top soil dan kompos dengan

perbandingan 1: 1.

- Direndam benih jagung dan kacang hijau yang hendak ditanam dalam air selama

15 menit.

- Dibersihkan bahan dari gulma.

- Dipacaki setiap batas lahan.

- Dicampur tanah top soil, pasir dan kompos (2:1:1)

- Dimasuki campuran tanah tersebut ke dalam polybag 10 Kg.

- Disusun sebanyak 4 buah batu bata sebagai ganjalan polibeg.

- Diletakkan batu bata sebagai alas polybag di lahan

- Dibuat lubang pada setiap polibeg.

- Ditanam benih jagung yang sudah ditentukan lubangnya pada polibeg.

- Diamati jumlah daun dan tinggi tanaman tiap minggunya.

- Dicatat dan digambar grafik pada kertas milimeter.


13

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan pada hari kamis , 21 Februari 2019 yang

meliputi beberapa kegiatan diantaranya pembukaan lahan, pembersihan gulma,

perataan tanah, pembuatan parit (drainase), pembuatan plot dan pembuatan jalan

antar masing-masing plot. Lahan diolah sedalam 30 cm sampai gembur. Persiapan

lahan dimulai dari pembentukan plot dilakukan dengan membuat parit, dan

membentuk plot dengan ukuran 2 x 7 m.

Gambar 1. Persiapan lahan

Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dengan mencampurkan topsoil, pasir, dan pupuk

kompos dengan perbandingan 4:1:1 secara merata dengan menggunakan cangkul.

Setelah tercampur sempurna tanah yang sudah tercampur di masukkan ke dalam

polybag sebanyak 2 polybag untuk masing-masing kelompok. Kemudian polybag

di susun diatas dua batubata agar tidak melekat pada permukaan tanah. Masing-

masing polybag di beri nomor sebagai pembeda. Polybag dengan ukuran 10 kg

untuk jagung dan 5 kg untuk kedelai.


14

Gambar 2. Persiapan media tanam

Persiapan Benih

Persiapan benih yaitu dengan proses perendaman masing-masing benih.

Benih yang digunakan adalah benih tanaman jagung (Zea mays L.) dan benih

kacang kedelai (Glycine max L.) yang direndam di dalam botol minuman mineral

yang sudah di bersihkan selama 15 menit. Perendaman bertujuan untuk

mematahkan dormansi pada benih tersebut agar cepat mengalami pertumbuhan.

Gambar 3. Persiapan bibit

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan melubangi masing-masing

polybag dengan menggunakan jari atau kayu sedalam ±5 cm kedalam tanah.

Setiap polybag terdiri dari 2 lubang tanam yang berjarak ±5 cm. Setiap kelompok
15

harus memperhatikan jarak pembuatan lubang taanm agar tidak terjadi perebutan

unsur hara antar tanaman yang dapat mengahambat pertumb uhan dan

perkembangan.

Gambar 4. Pembuatan lubang tanam

Penanaman

Pada saat menanam, pertama yang dilakukan pada saat penanaman adalah

dengan membuat lubang tanam menggunakan sistem penugalan sebanyak 2

lubang pada setiap polybag. Pada satu lubang tanam, ditanam sebanyak 2 benih

jagung (Zea mays L.) dan 2 benih kedelai ( Glycine max L. ) yang telah direndam

terlebih dahulu selama ± 15 menit. Sehingga setiap polybang memiliki 4 tanaman

pabila tumbuh semuanya.

Gambar 5. Penanaman
16

Pemeliharaan Tanaman

Penyirama

Penyiraman dilakukan pada saat siap menanam dan setiap harinya sesuai

kondisi cuaca di lapangan. penyiraman dilakukan pagi atau sore hari. Pada

percobaan ini tidak diperlukan pengairan. Penyiraman bertujuan agar tanaman

tetap terpenuhi unsur hara dan kadar airnya saat pertumbuhan dan perkembangan.

Dimana apabila tanaman kekeringan maka akan mengganggu proses metabolism

tumbuhan sehingga tanaman menjadi stress atau mencapai fase generatif lebih

cepat dari umumnya

Gambar 6. Penyiraman

Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang

kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi

jumlah tanaman normal dalam satu polybag sesuai dengan jarak tanamnya.

Penyulaman dilakukan setelah 2 MST jika ada tanaman yang mati atau rusak.

Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari dan atau pada pagi hari sebelum

terik matahari.
17

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk memberikan ruang tumbuh pada tanaman

pokok yang lebih baik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan presentase

hidup, untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan

dimulai 1 minggu setelah tanam, waktu interval penyiangan dilakukan 1 minggu

sekali. Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma dan mencangkul.

Apabila tidak dibersihkan maka akan terjadi persaingan antara tanaman dan gulma

yang ada.

Gambar 7. Penyiangan

Pemanenan

Umur panen jagung varietas Bisi adalah + 92 hari dan kedelai varietas

Anjasmoro adalah 82-92 hari. Jagung dipanen dengan cara tongkol dipotong dari

batang lalu dijemur dalam keadaan utuh.jagung yang saip panen biasanya

memiliki ciri misalnya daun mulai menguning dan tongkol sudah terisi penuh.

Kedelai dipanen dengan cara mengambil tiap buah dari tanaman tersebut yang

sudah terisi penuh.


18

Gambar 8. Pemanenan

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman jagung dan kedelai diambil satu minggu sekali dan

pengukuran tinggi jagung mulai dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 1

MST. Untuk minggu pertama di ukur adalah persentase perkecambahan dari

tanaman jagung (Zea mays L.) dan tanaman kacang kedelai (Glycine max L.).

pengambilan data tinggi tanamn bisa menggunakan penggaris pada MST awal dan

menggunakan meteran jika sudah teralu tinggi.

Gambar 9. Pengukuran tinggi tanaman


19

Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun pada jagung dimulai dari daun yang terletak di

dekat akar hingga daun yang telah membuka sempurna. Pehitungan jumlah daun

pada kedelai dimulai dari daun yang terletak di dekat akar hingga daun yang

sudah melebar (tidak kuncup). Jumlah daun dihitung setiap satu minggu sekali

dimulai dari umur 1 MST. Daun kacang kedelai adalah daun majemuk dimana

satu tangkai daun ada 3 helai daun dan dihitung 1 daun.

Gambar 10. Penghitungan jumlah daun


20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi : Jagung ( Zea mays L.)

Parameter : Persentase Perkecambahan (%)

Tanggal Tanam : 21 Februari 2019

% Perkecambahan : Jumlah Tanaman Yang Tumbuh


Jumlah Tanaman Yang Ditanam
:4
4 x 100 %
: 100%

Komodoti : Jagung ( Zea mays L.)

Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)


No Tanggal MST Tinggi Tanaman (cm)
1 07-Mar-19 2 30,4
2 14-Mar-19 3 34,5
3 21-Mar-19 4 53
4 28-Mar-19 5 78,5
5 04-Apr-19 6 94,5
6 11--Apr-19 7 99
7 18-Apr-19 8 104,3
8 25-Apr-19 9 118

KURVA SIGMOID TINGGI TANAMAN


JAGUNG (CM)
18
16
Tinggi Tanaman ( Cm )

14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6
MST
21

Kurva Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)


Komoditi : Jagung (Zea mays L.)

Parameter : Jumlah daun (helai)

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays L.)


No Tanggal MST Jumlah Daun (helai)
1 07-Mar-19 2 3
2 14-Mar-19 3 4
3 21-Mar-19 4 6
4 28-Mar-19 5 7
5 04-Apr-19 6 9
6 11--Apr-19 7 9
7 18-Apr-19 8 10
8 25-Apr-19 9 14

KURVA SIGMOID JUMLAH DAUN


TANAMAN JAGUNG (Helai)
18
16
Tinggi Tanaman ( Cm )

14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 MST 4 5 6

Kurva Sigmoid Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.)


22

Komoditi : Kedelai ( Glycine max L.)

Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Tabel 3. Tinggi Tanaman Kedelai ( Glycine max L.)

No Tanggal MST Tinggi Tanaman (cm)


1 21-Mar-19 1 10
2 28-Mar-19 2 16,7
3 4-Apr-19 3 17,7
4 11-Apr-19 4 20,5
5 18-Apr-19 5 26,5
6 25-Apr-19 6 29,4

KURVA SIGMOID TINGGI


TANAMAN KEDELAI (CM)
20
Tinggi Tanaman ( Cm )

15

10 Series1
Series2
5

0
1 2 3 4 5 6
MST
Kurva Sigmoid Tinggi Tanaman Kedelai (Cm)

Komoditi : Kedelai ( Glycine max L.)

Parameter : Jumlah Daun (helai)

Tabel 4. Jumlah Daun Tanaman Kedelai ( Glycine max L.)

No Tanggal MST Jumlah Daun Tanaman


(cm)
1 21-Mar-19 1 2
2 28-Mar-19 2 4
3 04-Apr-19 3 5
4 11-Apr-19 4 10
5 28-Apr-19 5 14
6 25-Apr-19 6 16
23

Jumlah daun Kedelai ( Helai )


20

15
Tinggi Tanaman ( Cm )

10 Series1
Series2
5

0
1 2 3 4 5 6
MST
Kurva Sigmoid Jumlah Daun ( Glycine max L.)

Pembahasan

Kurva sigmoid adalah suatu kurva yang menunjukan pertumbuhan suatu

tanaman secara kumulatif yang akan membentuk huruf S. Hal ini sesuai dengan

literatur Salisbury dan Ross (2009) yang menyatakan bahwa kurva pertumbuhan

berbentuk-S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun

dan beberapa bagian terbentuk dari tumbuhan. Kurva sigmoid menunjukkan

ukuran kumulatif sebagai fungsi dan waktu. Tiga fase utama biasanya mudah

dikenali, fase logaritmik, linier dan penuaan

Dari hasil pengamatan,tanaman jagung memiliki fase logaritmik. Hal ini

dapat dilihat dari tinggi tanaman jagung pada minggu pertama sampai minggu ke

4 yaitu 16,7 cm menjadi 53 cm. Tanaman jagung memiliki fase linear. Hal ini

dapat dilihat dari tinggi tanaman jagung pada minggu ke 4 dan ke 7 yaitu 53 cm

menjadi 99 cm. Tanaman jagung memiliki fase penuaan. Hal ini dapat dilihat dari

rataan tinggi tanaman jagung pada minggu kesembilan yaitu 107,4 cm. Hal ini

sesuai literatur Yulia (2011) yang menyatakan bahwa Pada fase logaritmik,

ukuran bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu ini berarti bahwa laju

pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju


24

berbanding lurus dengan ukuran organisme; semakin besar organisme, semakin

cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara

konstan, biasanya pada laju maksimum selama beberapa waktu lamanya.

Dari hasil pengamatan,tanaman jagung memiliki fase logaritmik. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah daun jagung pada minggu pertama sampai minggu ke 4

yaitu 3 helai menjadi 6 . Tanaman jagung memiliki fase linear. Hal ini dapat

dilihat dari tinggi tanaman jagung pada minggu ke 5 dan ke 8 yaitu 7 helai

menjadi 10 helai. Tanaman jagung memiliki fase penuaan. Hal ini dapat dilihat

dari tinggi tanaman jagung pada minggu kesembilan yaitu 14. Hal ini sesuai

literatur Perwtasari et al (2012) yang menyatakan bahwa Periode awal dengan laju

pertumbuhan eksponensial yang pendek, kemudian linier yang relative panjang.

Laju pertumbuhan yang linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun.

Dari hasil pengamatan , tanaman Kedelai mengalami fase logaritmik. Hal

ini dapat dilihat dari tinggi tanaman Kedelai pada minggu pertama dan ke-4 yaitu

10 cm menjadi 20,5 cm. Tanaman kedelai mengalami fase linear. Hal ini dapat

dilihat dari tinggi tanaman kedelai pada minggu ke-5 dan ke-6 yaitu 26,5 cm

menjadi 29,4 cm. Dari hasil pengamatan , tanaman kacang kedelai mengalami

fase penuaan. Hal ini dapat dilihat dari rataan tinggi tanaman kedelai pada

minggu ketujuh yaitu 37,4 cm. Hal ini sesuai dengan literatur

Ramadani et al (2010) yang menyatakan bahwa suatu hasil pengamatan

pertumbuhan tanaman yang paling sering dijumpai adalah biomassa tanaman yang

menunjukkan pertumbuhan mengikuti bentuk S sering dengan pertambahan waktu

yang dikenal dengan nama model sigmoid.


25

Dari hasil pengamatan , tanaman Kedelai mengalami fase logaritmik. Hal

ini dapat dilihat dari jumlah daun Kedelai pada minggu ke-3 yaitu 5 helai.

Tanaman kedelai mengalami fase linear. Hal ini dapat dilihat dari jumlah daun

kedelai pada minggu ke-4 dan ke-6 yaitu 10 helai menjadi 16 helai. Dari hasil

pengamatan , tanaman kacang kedelai mengalami fase penuaan. Hal ini dapat

dilihat dari rataan tinggi tanaman kedelai pada minggu ketujuh yaitu 23 helai. Hal

ini sesuai literatur Yulia (2011) fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan

yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman jagung dan kedelai,

diperoleh bahwa tanaman jagung dan kedelai memperlihatkan keadaan morfologi

yang abnormal dimana tinggi serta jumlah daun pada tanaman menerima

kelebihan unsur hara yang menyebabkan tanaman menjadi seperti raksasa. Hal ini

sesuai dengan literature Wayan (2016) yang menyatakan bahwa gen adalah faktor

pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja

untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan

perkembangan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman jagung mengalami

kekurangan cahaya matahari yang dimana hal ini menyebabkan hormone auksin

berlangsung lebih giat yang membuat pertumbuhan tanaman jagung diatas angka

normal. Hal ini sesuai dengan literature Wayan (2016) yang menyatakan bahwa

hormon merupakan zat pengatur tubuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan

oleh satu bagian tumbuhan dan ditransformasikan ke bagian lain yang

dipengaruhinya. Macam-macam hormon adalah hormon auksin, hormon

gilberelin, hormon sitokinin, dan hormon asam absisat.


26

Perbedaan pertumbuhan tanaman pada data tanaman terendah dan

tertinggi dapat dikarenakan perbedaan unsur hara yang diapat, tanaman

mengalami stres pengairan yang kurang baik atau lingkungan dan cuaca yang ada

disekitar tanaman sehingga mempengaruhi perbedaan pertumbuhan tiap tanaman.

Hal ini sesuai dengan literatur Sumarno dan Manshuri (2007) yang menyatakan

bahwa tanah yang sesuai untuk kedelai adalah tanah yang bertekstur liat berpasir,

liat berdebu berpasir, debu berpasir, drainase baik, mampu menahan kelembaban

tanah, dan tidak mudah tergenang air.


27

KESIMPULAN

1. Kurva sigmoid adalah suatu kurva yang menunjukan pertumbuhan suatu

tanaman secara kumulatif yang akan membentuk huruf S.

2. Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh bahwa tinggi tanaman dan jumlah

daun jagung serta kedelai mengikuti arah kurva pertumbuhan yaitu kurva

sigmoid.

3. Pada tanaman jagung dan kedelai tinggi serta jumlah daun pada tanaman

menerima kelebihan unsur hara yang menyebabkan tanaman menjadi

seperti raksasa yang dikarenakan Hormon pada tumbuhan antara lain

adalah auksin, giberelin, dan sitokinin.

4. Pada tanaman jagung mengalami kekurangan cahaya matahari yang

dimana hal ini menyebabkan hormon auksin berlangsung lebih aktif.

5. Perbedaan pertumbuhan tanaman dapat diakibatkan dari faktor dalam

tanamn itu sendiri atau unsur hara serta lingkungannya.


28

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2006. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual. Bogor : Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian.

Animbawa, LWP. 2016. Dasar-dasar Agronomi. Bali : Univestitas Udayana

Ashari, M. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Aceh : UNSYIAH

Balitkabi. 2009. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan. Malang: Balai

Penelitian Tanaman Kacang.

Bambang, E. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Tanaman Kacang

Kedelai. Bengkulu : Universitas Bengkulu.

Buntoro,A., Dian,A. 2014. Pengaruh Takaram Pupuk Kandang. Bandung: ITB.

Buntoro,A., Dian,A. 2014. Respon Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Kacang Kedelai . Sukarta : UNS

Cahyono, B. 2007. Kacang Kedelai. Semarang : Aneka Ilmu.

H.S Suprapto, 2001. Bertanam Kedelai. Jakarta : Penabar Swadaya

Jayasumata. 2012. Pengaruh Sistem dan Pupuk Terhadap Tanaman. Semarang :

Fakultas Pertanian UNDIP.

Kimball. 2000. Budidaya Tanaman Kacang kedelai. Jakarta : Grafindo Persada.

KP.KIAT. 2006. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual. Bogor : Badan

Penelitian dan Pengembangan.


29

Laila,A. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jagung. Semarang : FP

UNDIP.

Lakitan. 2012. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Aceh: UNSYIAH.

Lamina. 2009. Kedelai dan Pengembangannya. Jakarta : Simplex

Laras. 2011. Pertumbuhan dan Perkembangan Jagung. Bogor : IPB Press.

Latunia. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: UNHAS.

Lismadiara. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan. Aceh : UNSYIAH Press.

Marzuki, J. 2005. Penerapan Bioteknologi Pada Pertanian. Jakarta : Grafindo

Persada.

Moha, A.M. 2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai.

Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

Nasir. 2004. Bioteknologi Potensi dalam Bidang Pertanian. Jakarta : Erlangga.

Nuning ., Argo Surbekti., Arwan. 2012. Morfologi Tanaman dan Fase

Pertumbuhan Jagung . Yogyakarta : Kanisius.

Palliwal, R.L. 2006. Tropical Maize Morphology. New York : Agriculture

organization.

Perwtasari, B., M. Tripatmasari dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh Media

Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi

dengan Sistem Hidroponik. Universitas negeri Malaysia. Malaysia.

Purwono,R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta : UI Press.


30

Purwono dan Hartono. 2006. Teknik Budidaya Tanaman Jagung. Jakarta :

Erlangga.

Ramadani, B. W., N. Wayan dan Loekito. 2010. Penerapan Schnute Growth pada

Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Universitas Brawijaya.

Malang

Ranti, A. 2004. Budidaya Kacang Kedelai. Aceh : UNSYIAH

Rudina. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Bogor : Penebar Swadaya.

Rukmana. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Jakarta : Bumi Aksara.

Rukmana. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.

Salisburry, F.B dan C.W. Ross. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.

Salisbury , F. B., dan C. W. Ross. 2009. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB, B

Bandung.

Sarwanto. 2008. Budidaya Kacang Kedelai. Jakarta : Penebar Swadaya.

Suhaeni. 2007. Kurva Sigmoid. Jakarta: Kanisius

Srigandoro. 2001. Budidaya Tanaman Pangan Unggul. Jakarta : UI Press.

Sumarno dan A.G.Manshuri,2007. Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi

Kedelai di Indonesia, Dalam Kedelai Tehnik Produksi dan

Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Susanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan.

Yogyakarta : Kanisius.
31

Tiara,A. 2014. Pertanian Di Indonesia. Semarang : FP UNDIP.

Ultriasratri,A. 2011. Tanaman Kedelai. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

Wayan. 2016 . Jagung Hibrida. Yogyakarta : Kanisius

Wulandari, E. 2013. Budidaya Tanaman Jagung . Lampung : UNILA.

Yulia. 2011. Kurva Sigmoid. Universitas Tanjung Pura. Pontianak.


32

LAMPIRAN

Lampiran.1. Bagan Lahan Praktikum AET 5

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

JAGUNG AET 5 26

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
11

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

KEDELAI AET 5

12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
1 0

Lampiran.2. Foto Partner


33

Lampiran.3. Foto Tanaman

Polybag Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Polybag Tanaman Kedelai ((Glycine Max L.)

Anda mungkin juga menyukai