Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan dalam pencapaian tujuan dari pendidikan sangat bergantung pada


bagaimana proses pembelajaran dan guru yang merupakan fasilitator dan seseorang yang
berinteraksi langsung dengan siswa turut memegang peranan penting akan keberhasilan
dan keefektifan dalam pembelajaran. Kualitas sumber daya manusia dan mutu pendidikan
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Menyadari hal tersebut maka Pemerintah
Republik Indonesia telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap dunia
pendidikan dengan berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Langkah konkritnya adalah dengan disusunnya UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Bab II pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab, Namun hal itu belum
cukup untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kualitas pengajaran yang
dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik
di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Perbedaan yang sangat jelas terlihat yaitu dalam satu kelas tidak hanya terdapat
siswa perempuan namun terdapat pula siswa laki-laki yang memiliki perbedaan satu sama
lain seperti perbedaan fisik, karakter, pola pikir dan cara merespon atau menanggapi materi
yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran. Setiap individu siswa memiliki caranya
masing-masing untuk menyerap dan memahami suatu pembelajaran yang ia terima.
Gaya belajar yang dimiliki siswa tidak ada yang paling baik ataupun paling buruk
sehingga tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur prestasi seseorang di dalam kelas. Jika
seorang siswa dipaksa belajar dengan cara yang kurang tepat untuk dirinya, kemungkinan
hal ini akan menghambat proses belajar siswa tersebut serta penyerapan informasi yang
diterima menjadi kurang maksimal. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana siswa menyerap pelajaran, dan kemudian mengatur serta mengubah informasi
yang telah didapat. Terdapat tiga gaya belajar seseorang yaitu visual (Cenderung belajar
melalui apa yang mereka lihat), auditori (belajar melalui apa yang mereka dengar), dan
kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Peneliti memilih lokasi di SMA N 1
Pemalang dengan alasan karena SMK tersebut sangat strategis untuk diteliti.

B. Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Faktor tersebut
dapat berasal dari komunikasi antar siswa maupun siswa dengan guru dan gaya belajar
siswa itu sendiri. Gaya belajar siswa pun bermacam-macam tergantung individual siswa
tersebut diantaranya ; visual, auditori dan kinestetik. Kedua faktor tersebut dapat
mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan,
yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal siswa terhadap
hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA N 1 Surakarta?
2. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di
SMA N 1 Pemalang?
3. Apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal dan gaya belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA N 1 Pemalang?

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka perlu


dibuat pembatasan masalah agar penelitian menjadi fokus dan dapat mengatasi
permasalahan yang ada. Penelitian ini mengkaji permasalahan peningkatan hasil belajar
dan faktor penyebabnya adalah komunikasi interpersonal siswa dan gaya belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian adalah:
1. Untuk mendiskripsikan pengaruh komunikasi interpersonal terhadap hasil belajar siswa
kelas XI IPS 2 di SMA N 1 Pemalang.
2. Untuk mendiskripsikan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2
di SMA N 1 Pemalang
3. Untuk mendiskripsikan pengaruh komunikasi interpersonal guru dan gaya belajar
siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA N 1 Pemalang.

F. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan tambahan informasi mengenai
komunikasi interpersonal siswa dalam kelas saat kegiatan belajar-mengajar dan
gaya belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Memberikan informasi pada sekolah bahwa adanya pengaruh komunikasi
interpersonal dan gaya belajar siswa terhadap peningkatan hasil belajar siswa
kelas XI IPS 2 SMA N 1 Pemalang.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi siswa untuk
mengetahui arti penting komunikasi interpersonal siswa dengan siswa dalam
proses pembelajaran dan gaya belajarnya terhadap peningkatan hasil belajar
siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Pemalang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua
sebagai:
1) Pengertian komunikasi secaraetimologisKomunikasi berasal dari
bahasalatincommunication,danbersumber juga dari katacommunisyang
artinya sama,dalam arti kata sama makna. Jadi komunikasi berlangsung
apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna
mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
2) Pengertian komunikasi secara terminologis Komunikasi yang berarti
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain.Komunikasi menurut beberapa ahlidiantaranyaadalahmenurut Everett
Rogers dalam Hafied Cangara (1998:20) Komunikasi didefinisikan sebagai
“proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih, denganmaksud untuk merubah tingkah laku mereka”. Sedangkan
menurut Arni Muhammad (2005:5) Komunikasi dedefinisikan sebagai
“Pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku ”.Dapat disimpulkan bahwa
komunikasi sebagai suatu prosespengiriman dan penyampaian pesan baik
berupa verbal maupun non verbaloleh seseorang kepada orang lain untuk
mengubahsikap, pendapat,atau perilaku, baik langsung secara lisan,
maupuntidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus
disertaidengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak
(pengirim dan penerima), sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti
dan dilaksanakan.
2. Komunikasi Interpersonal
Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup, berkembang,dan
berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja samadengan
manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama
dengan manusia adalah komunikasi (Hardjana, 2003:9). Berdasarkan definisi
Lasswell, dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu
sama lain yaitu : 1) sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender),
penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi; 2) Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber
kepada penerima.; 3) Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang
digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima; 4)
Penerima (receiver), sering juga disebut tujuan (destination), communicate,
decoder atau audience, pendengar (listener) yakni orang yang menerima pesan
dari sumber; 5) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi
tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi tahu), terhibur,
perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,
perubahan perilaku dan sebagainya (Deddy Mulyana, 2003:63).
Komunikasi Interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan peluang untuk memeberikan umpan balik.Sedangkan
definisi komunikasi Interpersonal berdasarkan sisi pengembangan sebagai
akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak pribadi pada satu
ekstrem menjadi komunikasi pribadi yang intim pada ekstrem lain.Ciri
komunikasi interpersonal menurut pihak-pihak yangberkomunikasi berada
dalam jarak yang dekat, pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan
menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun
nonverbal.
Secara konstektual,komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu
komunikasi antara dua individu atau sedikit individu,yang mana saling
berinteraksi, saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun,
memberikan definisi konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan
komunikasi interpersonal karena setiap interaksi antara satu individu dengan
individu lain berbeda-beda. Arni Muhammad (2005:159) menyatakan bahwa
“komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua
orang yang dapat langsung diketahui balikannya”. Mulyana (2000:73)
menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal ini adalah komunikasiyang
hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid
dan sebagainya”. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal
merupakan proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara
duaorang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baiksebagai komunikan
maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling
pengertian,mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan
terjadi perubahan perilaku
3. Aspek Komunikasi Interpersonal
Komunikasi merupakan aspek yang penting dalam kegiatan apapun, tanpa
adanya komunikasi tidaklah mungkin untuk dapat mengenal, memahami dan
membutuhkan satu sama lain baik antar sesama individu maupun kelompok.
Menurut Suranto (2010:37) Ada beberapa indikator komunikasi yang efektif,
ialah :
1. Pemahaman, ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan oleh komunikator.
2. Kesenangan, yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil
menyampaikan informasi juga dapat berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan kedua belah pihak.
3. Pengaruh pada sikap, apabila seseorang komunikan setelah menerima pesan
kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu.
4. Hubungan yang makin baik, bahwa dalam proses komunikasi yang efektif
secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.
5. Tindakan kedua belah pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai
dengan pesan yang dikomunikasikan.
Menurut Wiryanto (2006:36) Aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh
pelaku komunikasi agar komunikasi interpersonal terjalin secara efektif adalah
keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan kesetaraan. Sejalan dengan
Wiryanto, De Vito (2011:44) mengemukakan adanya lima ciri karakteristik
komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu : 1) Keterbukaan (openess );2)
Empati (emphathy);3) Dukungan (Supportiveness); 4) Rasa Positif
(positiveness); 5)Kesamaan (equality).
4. Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal. Menurut Suranto A. W (2011:9) komponen-komponen
komunikasi interpersonal yaitu:
1) Sumber/ komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal
sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan
orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginanuntuk memperoleh
pengakuan social sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap
dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal
komunikator adalah individu yang menciptakan,memformulasikan,dan
menyampaikan pesan.
2) Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan non
verbal, yang disusun berdasarkanaturan-aturan tata bahasa, serta
disesuaikan dengankarakteristik komunikan.
3) Pesan
Merupakan hasil encoding.Pesan adalah seperangkat simbol-simbol
baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang
mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada
pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang
sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk
diterima dan diinterpretasi oleh komunikan.
4) Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke
penerima atau yang menghubungkan orang ke orang
5) Tujuan Komunikasi Interpersonal
Arni Muhammad (2005:168) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1) Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau
pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.Komunikasi
interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa
yang kita sukai,atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran,dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2) Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak
tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu
seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi
interpersonal.
3) Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orangyang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam
komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan
sosial dengan orang lain.
4) Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang
lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih
cara tertentu,misalnya mencoba diet yang baru, membeli barangtertentu, melihat
film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa
sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu
terlibatdalam posisi interpersonal.
5) Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyaitujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu
pada umumnya hal itu adalah merupakanpembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan dilingkungan kita.
6) Untuk Membantu Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi
menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka
untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain
dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang
teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah
yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

6) Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai
bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang
untuk berkonsetrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru
melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan
untuk membedakan orang yang satu dengan orang lain. Dengan demikian, secara
umum gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian,
kepercayaan- kepercayaan, pilihan-pilihan, dan perilku-perilaku yang digunakan
oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam situasi yang telah
dikondisikan.
Gaya belajar dapat secara mudah digambarkan sebagai bagaimana orang-
orang memahami dan mengingat informasi. Namun ternyata secara teoritis berisi
dengan berbagai variasi tentang tema ini yang pemahaman cukup rumit (M. Nur
Ghufron, Rini Risnawita, 2010: 42).S. Nasution dalam Andriansyah (2010: 15)
menegaskan bahwa para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada
siswa yang digolongkan menurut kategori-kategori tertentu”. Mereka
berkesimpulan bahwa: 1) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut
gaya belajar. Juga guru mempunyai gaya mengajar masing-masing. 2) Kita dapat
menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu. 3) Kesesuian gaya
mengajar dengan gaya belajar mempertinggi efektivitas belajar.
7) Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa 23
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah berupa penguasaan konsep. Sementara itu, Snelbeker dalam Ratna Dwi
Pratiwi, (2013: 41) mengatakan bahwa, “perubahan atau kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar merupakan hasil belajar,
karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai
akibat dari pengalaman”. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang
dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang
diinginkan pada diri siswa, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri
siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar.
Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom dalam Samsudduha (2012, 21)
yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom dikelompokkan dalam tiga aspek
yaitu; aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).
a) Hasil Belajar Kognitif Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir. Menurut teori ini aspek kognitif terdiri dari enam jenjang atau
tingkat proses berpikir yaitu; (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4)
analisis, (5) sintesis, dan (6) penilaian.
b) Hasil Belajar Afektif Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berkaitan
dengan internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi
bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil
sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku. 24 Hasil belajar afektif terdiri dari beberapa
tingkat/jenjang yaitu; (1) Receiving atau attending (kemauan menerima), (2)
Responding, (3) Valuing (memberikan penilaian atau menghargai), (4)
organization (mengatur atau mengorganisasikan), (5) Carakterization by a value
complex (karakterisasi dengan satu nilai atau nilai kompleks) (Syamsudduha, 2012:
21).
c) Hasil Belajar Psikomotorik Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotorik di
kemukakan oleh simpson yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotorik ini
tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuattu) dan hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku (Anas Sudjono, 2012: 57
– 5).
B. Penelitian yang Relevan
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Fadli Rozaq (2012) yang berjudul
“Hubungan Komunikasi Interpersonal Antara Guru Dan Siswa Dengan Keaktifan
Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif Di SMK
Muhammadiyah 4 Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013” menyatakan terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal guru dan
siswa dengan keaktifan belajar siswa kelas XI program keahlian teknik otomotif di
SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah tahun ajaran 2012/2013. Hal ini
ditunjukkan dengan koefisien korelasi (Rxy) sebesar 0,556, koefisien determinan
sebesar 0,309. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
variabel bebas komunikasi interpersonal .
Hasil penelitian yang dilakukan oleh “Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Guru dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS
2 SMA N 1 Pemalang” menyatakan komunikasi interpersonal guru berpengaruh
secara parsial terhadap hasil belajar, Gaya belajar siswa berpengaruh secara parsial
terhadap hasil belajar, komunikasi interpersonal guru dan gaya belajar siswa secara
silmultan terhadap hasil belajar.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran adalah bagan (alur pemikiran yang logis dan
sistematis) untuk menggambarkan keterkaitan antara variabel yang diteliti .

Komunikasi
Interpersonal Siswa
( X1)

Hasil Belajar Siswa


(Y)

Gaya Belajar Siswa


(X2)

= Pengaruh sendiri-sendiri

= Pengaruh bersama – sama


D. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka kemudian maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan komunikasi interpersonal siswa
terhadap hasil belajar siswa.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa .
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan komunikasi interpersonal dan gaya
belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena informasi atau data
diwujudkan dalam bentuk angka dan dianalisis berdasarkan analisis statistik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Pemalang yang beralamatkan di Jl. Gatot
Subroto, Bojongbata, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Yang
akan dimulai pada bulan Mei 2019.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1) Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Nanang
Martono, 2011:74). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS
2 di SMA N 1 Pemalang tahun ajaran 2019/2020.
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaaan
tertentu yang akan diteliti, atau sampel dapat didefinisikan sebagian anggota
populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
dapat mewakili populasi (Nanang Martono,2011:74). Menurut Suharsimi Arikunto
menyatakan apabila jumlah subjek dalam populasi adalah 37 siswa dan dalam
pengumpulan data menggunakan angket, sebaiknya diambil sampel supaya lebih
efisien (dalam arti uang, waktu dan tenaga).
3) Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik sampling Proportionate random sampling
karena sampel penelitian ini sifat atau unsur dalam populasinya tidak homogen dan
berstrata secara proporsional (Nanang Martono,2011:76).

D. Definisi Operasional Variabel


1) Komunikasi Interpersonal Siswa dengan Guru
Variabel ini diukur dengan indikator: a. Keterbukaan yaitu adanya kemauan
untuk membuka diri. b. Empati yaitu kemampuan seseorang untuk menempatkan diri
pada situasi orang lain. c. Sikap mendukung yaitu adanya sikap saling mendukung. d.
Sikap positif yaitu memiliki sikap positif sehingga akan menimbulkan cara yang postif
pula dalam melakukan komunikasi. e. Kesetaraan adalah adanya kesetaraan dalam
komunikasi dengan saling menghargai.
2) Gaya Belajar Siswa
Cara belajar yang digunakan siswa secara dominan untuk menerima, mengolah
dan menyimpan informasi yang diterimanya. Gaya belajar meliputi : Visual
(Penglihatan), Auditori( Pendengaran) dan Kinestetik( Praktik). gaya belajar siswa,
guru dapat menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan
menggunakan berbagai gaya belajar sehingga murid-murid semuanya dapat
memperoleh cara yang efektif baginya. Khususnya jika akan dijalankan pengajaran
individual, gaya belajar murid perlu diketahui.
3) Komunikasi Interpersonal dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
Variabel yang diukur dengan indicator : a. Ranah afektif Hasil Belajar Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir.. b) Hasil
Belajar Afektif Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berkaitan dengan
internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta
didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. c)
Hasil Belajar Psikomotorik Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian kuesioner atau angket
kepada responden. Metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Cholid & Abu,
2005:76). Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden, terutama
pada penelitian survai. Metode kuisoner digunakan untuk memperoleh data tentang
komunikasi interpersonal dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.Teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan data yang kita inginkan perlu dibuat sebuah kisi-
kisi instrumen. Kisi-kisi angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel Komunikasi
Intrapersonal, Gaya Belajar siswa dan Hasil belajar.
F. Teknik Analisis Data
Pengujian deskriptif di dalamnya terdapat pengujian nilai mean,median, modus dan
standar deviasi tabel distribusi frekuensi, histogram dan tabel kecenderungan dari
variabel-variabel penelitian. a. Mean, median, modus dan standar deviasi Penentuan
Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD) dilakukan dengan
bantuan SPSS Statistics. selain itu menggunakan Uji Hipotesis.
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh
variabel independen yang jumlahnya satu terhadap satu variabel dependen. Analisis ini
digunakan untuk menjawab hipotesis pertama dan kedua. Perhitungan hipotesis ini
memanfaatkan program SPSS 23.0 for windows. Pengambilan keputusan dalam uji
regresi sederhana dapat mengacu pada dua hal, yaitu dengan membandingkan nilau t
hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai
probabilitas 0,05. Adapun persamaan regresi linear sederhana yang digunakan sebagai
berikut:
Y = a + bX
Keterangan: Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
a = Harga Y ketika X=0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
b. Analisis Regresi Linear Ganda
Regresi linear ganda adalah regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua
atau lebih variabel independen. Perhitungan analisis regresi linier berganda menggunakan
bantuan program SPSS 23.0 for windows. Adapun persamaan regresi linearberganda
sebagai berikut:
Persamaan regresi linear berganda
Y =a + b X + b X
Keterangan
Y = Variabel dependen
a = Harga konstanta
b1 = Koefisien regresi pertama
b2 = Koefisen regresi ke dua
X1 = Variabel independent pertama
X2 = Variabel independent ke dua
DAFTAR PUSTAKA

Agus, M. Hardjana. 2003. Komunikasi intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius

Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Anas, Sudijono 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Aw, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mulyana, Deddy, 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : Remaja Rosadakarya

Mulyana, Deddy. 2003.Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Wiryanto, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit, Jakarta : PT Grasindo

Anda mungkin juga menyukai