KERETA API
Abstract -At the present time there is no such a Op- kereta api di stasiun. Karena terdapat beberapa
erating System Services (SOP) for the systems and pro- bidang yang terkait dengan kegiatan bongkar muat
cedures for loading and unloading of goods on freight barang, antara lain bidang operasional transtainer,
trains. So to develop systems and procedures are car- kegiatan keluar masuk truk di area stasiun, peman-
ried out research with the interview the railways man- tauan waktu kereta api datang dan berangkat, dan
agement in PT. Railways (Limited) and to the expedi- tempat sistem jaringan komunikasi dan informasi.
tion cargo train, while for the completion of studies us- Maka diperlukan Sistem Operasi Pelayanan (SOP)
ing qualitative descriptive analysis techniques with the untuk mengatur kegiatan bongkar muat barang.
reference to the theory of corporate governance. While Berbagai aktivitas yang banyak melibatkan pihak-
the research results is a formula which is can be set up pihak terkait diluar angkutan kereta api sehingga
for The systems and procedures for loading and unload- untuk menjaga agar kegiatan bongkar muat tetap
ing of goods carrier by rail operators, the for loading eksis, efektif dan efisien dalam kinerjanya, maka
and unloading of goods services at the station. perlu dilakukan kajian "Sistem Prosedur Bongkar
Muat Barang Pada Angkutan Kereta Api".
Keywords: A haul general cargo procedure system.
Angkutan barang dapat dilayani dengan
menggunakan kereta api barang berjadwal dan r
Abstrak - Pada saat sekarang belum terdapat tidak berjadwal dan dilakukan dengan
Sistem Operasi Pelayanan (SOP) untuk sistem dan menggunakan gerbong barang berbahaya atau
prosedur bongkar muat barang pada angkutan kereta api bagasi. Kegiatan bongkar muat barang
kereta api. Maka untuk menyusun sistem dan umum dan khusus pada angkutan kereta api wajib
prosedur tersebut dilakukan penelitian di lapangan memenuhi persyaratan yang meliputi pemuatan,
dengan wawancara terhadap manajemen perkere- penyusunan, dan pembokaran barang pada
taapian kantor pusat PT. Kereta Api (Persero) dan tempat-tempat yang telah ditetapkan sesui dengan
kepada ekspidisi muatan kereta api, sedangkan klasifikasinya.
untuk penyelesaian kajian menggunakan analisis
Maksud kajian ini adalah untuk mengkaji
diskriptip kualitatip dengan mengacu teori teknik
tersusunnya rancangan konsep sistem dan prosedur
tata kerja perusahaan. Hasil penelitian sebuah for-
bongkar muat barang di stasiun pada angkutan
mula sistem dan prosedur bongkar muat barang
kereta api. Tujuannya sebagai alat bantu atau acuan
untuk dilaksanakan oleh operator kereta api, pada
sistem dan prosedur yang mampu mengakomodir
pelayanan bongkar muat barang di stasiun.
semua kepentingan berkaitan dengan bongkar muat
Kata kunci: Sistem prosedur bongkar muat barang barang di stasiun pada angkutan kereta api.
52 Volume25,Nomorl,Januari 2013
atau elemen yang definisinya menekankan pada barang pada kereta api. Time & Motion Study
komponen atau elemennya dan kedua suatu merupakan waktu yang dipergunakan untuk
prosedur untuk mencapai tujuan yang definisinya pergerakan bongkar muat barang, selain itu
{ menekankan pada prosedumya. diperlukan untuk acuan penggunaan istilah pada
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
Definisi yang menekankan pada prosedumya
berhubungan dengan cara yang sistematik untuk
adalah sistem, dimana sistem merupakan jaringan
menentukan metode kerja yang sesuai, yaitu waktu
kerja dari prosedur-prosedur yang saling
yang dibutuhkan atas penggunaan mesin a tau tenaga
berhubungan berkumpul bersama untuk melakukan
manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tertantu dan
suatu kegiatan atau untuk mengevaluasikan suatu
menetukan bahan baku yang dibutuhkan agar
sasaran tertentu. Selain itu merupakan suatu
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan. Menurut
kesatuan dari beberapa subsistem atau elemen
Marvin E. Mundel (1994:1), istilah Time & Motion Study
definisi yang menekankan pada komponen atau
dapat diartikan atas dua hal yaitu waktu dan
elemennya.
pergerakan kegiatan aspek motion study terdiri dari
Dari definisi sistem tersebut, terdapat beberapa deskripsi, analitis sistematis dan pengembangan
indikator tentang sistem yaitu Komponen (Compo- metode kerja dalam menentukan bahan baku, desain
nent), Batas sistem (boundary), Lingkungan luar (en- out put, proses, alat tempat kerja dan perlengkapan
vironment), Penghubung (interface), Masukan (input), untuk setiap langkah dalam suatu proses, aktivitas
Keluaran (output), Pengolahan (processing), Sasaran manusia yang mengerjakan setiap aktivitas itu sendiri.
atau tujuan (goal), Strategis (strategy) . Tujuan motion study adalah untuk menentukan atau
Sebagai referensi sistem bongkar muat barang di mendesain metode kerja yang sesuai untuk
stasiun pada angkutan kereta api adalah studi di meneyelesaikan sebuah aktivitas. Kedua Time Study,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan aspek utama time study terdiri atas keragaman
Darat pada tahun anggaran 2009 yaitu Penelitian prosedur untuk menentukan lama waktu yang
dan Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi dibutuhkan dengan standar pengukuran waktu yang
Kereta Api, dimana fokus kajiannnya meliputi ditetapkan, untuk setiap aktivitas yang melibatkan
perumusan sispro pengoperasian kereta api, manusia, mesin atau kombinasi aktivitas.
perumusan sispro pengoperasian listrik, perumusan Menurut Dunner (1994:35) metode time & motion
sispro pengoperasian sinyal, perumusan sispro study pada dasamya dapat diterapkan kesemua
pengoperasian telekomunikasi, dan sispro bongkar bidang dan fungsi serta aktivitas yang dilakukan
muat barang. Kelima perumusan sispro tersebut oleh perusahaan, dalam penerapan time & motion
yang terkait dengan kajian ini adalah perumusan study diperlukan tiga asumsi dasar yang hams
sispro bongkar muat barang namun. dipenuhi antara lain:
Pada penyelenggaraan transportasi di Indonesia 1 Pertama secara umum terdapat banyak cara yang
terdapat tiga hal yang perlu untuk diperhatikan, bisa dilakukan untuk menyelesaikan suatu
antara lain safety and security,efficiency dan equity. pekerjaan, tetapi karena keterbatasan pengeta-
Dalam konteks angkutan kereta api keselamatan dan huan yang dimiliki, biasanya akan muncul satu
keamanan tidak hanya diimplimentasikan pada metode saja yang lebih dominan;
sarana dan prasarananya saja, tetapi juga untuk
2 Kedua metode-metode scientific untuk meme-
keselamatan dan keamanan barang yang diangkut.
cahkan masalah lebih sering digunakan dan
Indikator keberhasilan transportasi adalah efisiensi
memberikan hasil yang baik dibandingkan
karena terkait dengan keterbatasan sumber daya
metode pemecahan masalah yang tidak bersifat
yang dimiliki. Maka terkait hal tersebut sistem yang
scientific;
dibangun harus dapat menunjukan upaya perbaikan
efisiensi yang signifikan bagi seluruh angkutan 3 Ketiga standar pengukuran kinerja atau nilai
barang pada angkutan kereta api melalui sistem dan waktu dari sebuah pekerjaan dapat ditentukan
prosedur bongkar muat barang di stasiun. dengan baik sehingga memungkinkan mana-
jemen untuk mendesain standar sesuai dengan
Secara sederhana metode analisis yang digunakan kondisi yang sesungguhnya.
adalah analisis Kualitatif Deskriftif melalui pende-
katan komparatif atau membandingkan kondisi saat
sekarang dengan kondisi yang diharapkan berkaitan METODOLOGI
dengan sistem dan prosedur bongkar muat angkutan Penelitian dilakukan di Kantor Pusat PT. Kereta Api
54 Volume25,Nomorl,Januari 2013
umum, karena terdapat beberapa stasiun tidak 2 Perlu dilakukan pengecekan jenis barang
memiliki emplasemen dan gudang bahkan apakah barang tersebut sudah sesuai dengan
memiliki gudang tidak terdapat Kepala Gudang formulir yang diajukan, proses ini melibatkan
terutama untuk stasiun-stasiun kecil dan stasiun Kepala Stasiun dan Kepala Gudang serta
antara walaupun hal ini terdapat staf gudang. Kepala Kiriman Barang Hantaran. Dari hasil
2 Proses pengiriman dan sistem bongkar muat pengecekan memungkinkan barang diterima
barang aneka pada angkutan kereta api saat atau ditolak karena tidak sesuai dengan
sekarang sepenuhnya dilakukan oleh ekspiditur, permohonan. Untuk pengecekan berat barang
karena PT Kereta Api dan beberapa ekspidisi aneka perlu melibatkan ketiga pejabat karena
muatan kereta api telah melakukan kontrak terkait dengan keselamatan perjalanan kereta
kerjasama dalam proses pengiriman barang, jadi api dari sisi berat barang aneka yang dikirim;
pemilik barang langsung bertransaksi dengan 3 Untuk menentukan biaya yang harus
pihak ekspidisi untuk pengiriman barang dikeluarkan oleh pemilik barang terhadap
3 Pengiriman barang pada saat ini gerbong masih pembayaran jasa pengi-riman, perlu dilakukan
menjadi satu atau digandeng dengan kereta penimbangan barang yang dikirim terkait
penumpang, bahkan dalam rangkaian gerbong dengan berat barang kiriman. Hal ini melibatkan
bisa terdapat beberapa ekspiditur, tetapi untuk Kepala Gudang, Kasir dan Kepala Kiriman
pengiriman barang hantaran parcel dan sistem Barang Hantaran. Permasalahan ini tidak bisa
bongkar muatnya sudah menggunakan dilakukan oleh semua stasiun karena tiap
rangkaian kereta tersendiri. Beberapa unit kerja stasiun berbeda-beda permasalahannya, yaitu
atau bidang yang terlibat langsung maupun ada stasiun tidak mempunyai Kepala Gudang
tidak langsung dalam kegiatan bongkar muat tetapi staf gudangnya ada;
barang aneka di stasiun bongkar muat barang 4 Selanjutnya dilakukan penyelesaian administrasi
pada angkutan kereta api adalah meliputi yang melibatkan Kepala Kiriman Barang
persiapan dan proses administrasi pengiriman Hantaran atau barang aneka, hal ini dapat
barang aneka, pemeriksaan barang aneka yang dilakukan sesuai pertanyaan kuisioner;
akan dikirim, dan penyerahan barang aneka.
Dari ketiga tahapan tersebut masing-masing 5 Agar barang dapat tersusun dengan rapi maka
perlu dilakukan pengepakan barang, dalam
melibatkan sumber daya manusia, peralatan dan
waktu kerja. pengepakan Kepala Kiriman Barang Hantaran
yang terlibat langsung ;
Beberapa penjelasan dari pihak manajemen Divisi
6 Setelah proses pengepakan barang selesai
Angkutan Barang PT Kerera Api (Persero) terkait
dilakukan koordinasi dengan Pimpinan
dengan mekanisme sistem dan prosedur bongkar
Perjalanan Kereta Api, Pengawas Emplasemen,
muat barang pada angkutan kereta api,adalah
Juru Rangsir, Juru Rem dan Pengawas Urusan
sebagai berikut:
Kereta, untuk mempersiapkan kereta/ gerbong
1 Pemilik barang mengajukan permohonan Pennasalahan yang dhadapi tidak semua stasiun
pengiriman barang untuk dikirim, pihak memiliki emplasemen terutama untuk stasiun-
pengirim mengisi formulir pengiriman barang stasiun kecil atau stasiun antara ;
aneka/ barang hantaran. Proses ini melibatkan
7 Selanjutnya dilakukan proses pemuatan barang
Kepala Stasiun, Kepala Gudang dan Pemilik
hantaran atau barang aneka sesuai dengan isi,
Barang. Terkait dengan pertanyaan tersebut
volume dan tujuan pengiriman barang Pengawas
pemiik barang tidak melakukan transaksi proses
Emplasemen dan Kepala Kiriman Barang
pengiriman barang dengan pihak PT Kereta Api
Hantaranyang terlibat langsung;
(Persero) tetapi melalui ekspidisi muatan kereta
api,karena pihak PT Kereta Api telah melakukan 8 Dilakukan penyesuaian berat muat dengan berat
kerja sama dengan Ekspiditur atau melakukan barang hataran atau barang aneka untuk menjaga
kontrak kerjasama pengiriman barang aneka. keseimbangan daya muat gerbong, bidang atau
Untuk koordinasi proses pengiriman barang yang terlibat dalam penanganan adalah
diajukan kepada Kepala Stasiun atau Kepala Pengawas Emplasemen, Kepala Kiriman Barang
Gudang tidak harus kedua pejabat yang Hataran dan Pengawas Urusan Kereta, hal ini
dimaksud; perlu dilakukan dengan teliti karena dalam
56 Volume25,Nomorl,Januari 2013
h. Begitu juga sistem kedatangan kereta api sama pengiriman, tiga hal tersebut melibatkan beberapa
seperti pada sistem pemberangkatan. unit terkait atau yang membidanginya antara lain:
1. Agen-agen pengiriman masih sangat terbatas Tahap pertama adalah persiapan dan proses
berbeda dengan pengiriman barang melalui administrasi:
angkutan darat. Karena hal ini terkait letak antara a Pemilik Barang setiap pengiriman mengajukan
stasiun dengan pengguna jasa pengiriman permohonan kepada Kepala Stasiun, dan Kepala
barang masih relatif kurang diminati. Gudang.
j. Belum mampu menjangkau door to doorkarena b Kepala Stasiun, Kepala Gudang, Kepala Kiriman
kondisinya masih terikat dengan sistem Barang Hantaran dan Pemilik Barang melakukan
pengangkutan kereta penumpang. Masih terikat koordinasi untuk pengecekan jenis barang,
dengan ekspidisi muatan kereta api dan agen- terkait dengan pengambilan keputusan barang
agen masih sangat terbatas, maka sistem dor to ditolak atau diterima.
dor belum bisa dimaksimalkan pemanfaatannya.
c Bilamana barang diterima Kepala Gudang,
k. Tidak semua stasiun angkutan barang terdapat
KASIR, dan Kepala Kiriman Barang Hantaran
emplasemen dan Kepala gudang
melakukan koordinasi untuk penimbangan dan
Sistem dan prosedur bongkar muat barang pada perhitungan biaya pengiriman barang.
angkutan kereta api hasil survei lapangan telah
d Untuk penyelesaian administrasi dilakukan di
ditemukan beberapa aturan yang terkait dengan
Kepala Kiriman Barang Hantaran
mekanisme intern pada PT Kereta Api maupun
pihak ekspidisi muatan kereta api, dimana hal ini e Pengepakan barang di lakukan di Kepala
telah terikat kontrak kerjasama pada Kereta Api, Kiriman Barang Hantaran.
namun semuanya ini belum merupakan peraturan f Pengatur/Pemimpin Perjalanan Kereta Api,
yang baku. Tingkat kemajuan dan perkembangan Pengawas Emplasemen, Juru Rangsir, Juru Rem
perusahaan dimana sebagai suatu lembaga atau Rangkai, dan Pengawas Urusan Kereta
organisasi bisnis berdampak terhadap sikap melakukan koordinasi untuk mempersiapan
perusahaan harus bertindak atau membuat kereta/ gerbong.
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan semakin
meningkat. Kontrak kerjasama bagi perusahaan g Pengawas Emplasemen, dan Kepala Kiriman
berusaha untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas Barang Hantaran melakukan koordinasi untuk
dan melakukan pengukuran tingkat aktivitas kinerja pemuatan barang aneka sesuai dengan isi,
sistem bongkar muat barang, maka terkait dengan volume, dan tujuan.
sistem yang diberlakukan saat sekarang ini fungsi h Pengawas Emplasemen, Kapala Kiriman
PT Kereta Api hanya melakukan penga-wasan Barang Hantaran, dan Pengawas Urusan
terhadap sistem bongkar muat barang pada Kereta melakukan koordinasi untuk
angkutan kerera api. penyesuaian berat muat dengan berat barang
Setiap pergerakan atau perpindahan merupakan aneka.
suatu aktivitas, hal ini pasti mengkonsumsi waktu dan Tahap kedua yang harus dilakukan dalam kegiatan
sumber daya sehingga terdapat banyak teknik bongkar muat barang aneka:
pengukuran time and motion study. Sehingga untuk
mengoptimalkan kegiatan bongkar muat barang pada a Pengawas Emplasemen, dan Kepala Kiriman
angkutan kereta api agar kedua belah pihak antara Barang Hantaran mencocokan barang dengan
penyedia jasa dan pengguna jasa saling diuntungkan, surat-suratnya.
maka perlu adanya mekanisme pengaturan yaitu b Kepala Kiriman Barang Hantaran dan Pengawas
mulai dari proses administrasi, pemuatan, penyu- Urusan Kereta melakukan koordinasi untuk
sunan, pembongkaran barang. Dalam sistem dan pengikatan dan pengamanan barang termasuk
prosedur bongkar muat barang aneka pada angkutan gerbongnya.
kereta api terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan, c Pengawas Emplasemen, Juru Rangsir, Juru
yaitu persiapan dan proses administrasi pengiriman Rem Rangkai, dan Pengawas Urusan Kereta
barang aneka, pemeriksaan barang aneka yang melakukan koordinasi untuk merangsir dan
akan dikirim, dan penyerahan barang aneka kepada digandengkan dengan rangkaian kereta api.
,,: penerima barang sesuai dengan surat permohonan
58 Volume25,Nomorl,Januari 2013
perkembangan ekonomi melalui kegiatan arus yang terus menerus dan berulang agar
barang aneka dimana yang terkait dengan didapatkan hasil yang memuaskan bagi pihak
angkutan barang aneka dan kegiatan bongkar PT Kereta Api (Persero) selaku pelaksana dan
muatnya, maka dalam aplikasi sistem dan pemilik barang.
prosedur harus dinarnis atau fleksibel sehingga Pemahaman sistem dan prosedur bongkar muat
dapat diterima dengan baik bagi pengguna jasa barang aneka pada angkutan kereta api hasil laporan
di bidang angkutan barang aneka pada angkutan penelitian, maka berikut ini dibuat flow chart
kereta api. mekanisme sistem dan prosedur bongkar muat
3 Pemahaman dan prosedur harus dijelaskan dan barang aneka sebagai panduan untuk memaha-
disosialisasikan ·dalam organisasi pemsahaan minya. Flow chart yang disajikan dibuat secara
manfaatnya bagi perkembangan dan kelancaran umum yaitu mulai dari proses persiapan dan proses
ams angkutan barang aneka dan begitu juga administrasi, pemuatan, penyusunan, dan
kegiatan bongkar muatnya pada angkutan kereta pembongkaran barang hantaran atau barang aneka
api, dimana masing-masing saling mendapatkan hingga sampai pemilik barang dijadikan satu bagan
keuntungan baik bagi penyedia jasa dan flow chart.Pada flow chart ini hanya berlaku untuk
pengguna jasa angkutan barang aneka secara stasiun yang kondisinya sudah standar. Sedangkan
optimal. secara teknis proses pengiriman dan sistem bongkar
4 Pertanggungjawaban dalam pelak-sanaan sistem muat barang bisa dilakukan apabila stasiun-stasiun
dan prosedur merupakan tanggung jawab telah memiliki standar yang sama, sesuai kelas/
bersama antara regulator selaku pengawas dan tingkatan kelas stasiunnya.
operator selaku pelaksana, sehingga pengguna Manfaat sistem dan prosedur sebagai alat bantu/
jasa atau pemilik barang aneka merasa acuan pelaksanaan perkerjaan agar lebih efisien dan
terlindungi dari sisi keamanan pengiriman produktifitas tinggi apabila dilihat dari penggunaan
barangnya. waktu dan pergerakan pekerjaan, maka dengan telah
5 Pelaksanaan kebijakan, mang lingkup, obyek tersusunnya sistem dan prosedur bongkar muat
dan tanggung jawab untuk sistem dan prosedur barang aneka pada angkutan kereta api, dapat
hams ditulis dan terbuka sifatnya. Untuk itu tersusunnya konsep Peraturan Direksi PT (Persero)
perlu disosialisasikan kepada semua pihak agar Kereta Api pada kajian ini untuk itu perlu
dapat dipaharni ketentuan yang berlaku terkait disampaikan gambaran manfaat dari sistem dan
dengan sitem dan prosedur bongkar muat prosedur bongkar muat barang pada angkutan
barang aneka pada angkutan kereta api. kereta api adalah dapat memberikan keseragaman
dalam melakukan tindakan, menyajikan pandangan
6 Sitem dan prosedur dikembangkan melalui yang menyelumh pada situasi dan persoalan yang
penyederhanaan, modernisasi, standarisasi dihadapi dengan realita, dapat menyederhanakan
PENANGGUNG JAWAB
NO URAIAN SIMBOL
PB KS KG PPKA PE KASIR KKBH JRR PUK KOR
1 Pengajuan barang untuk dikirim dan
m engisi formu lir
1""'1111""
I -....,...
Timbang d a n penghitungan b ea -
....,...
3
p engiriman barang 0
4 Penyelesaia n administrasi
D
I
--
--
5 Pengepaka n barang
0 ·-
6 Mempersia pan kere ta / gerbong D 1-
-r-
I
7 Pemuatanbarang hantaran/barang ane ka
s esuai dengan isi volume dan tujuan
q -I I
I
•
18 Bongkar barang untuk disortir dan I
ditampung 0
19 Pencatatan dan pem
bu kuan D -T
I
20 Pembuatan dan pengirim an surat
pemberitahuan kedatangan barang kepa
da penerima barang
21 Pengambilan dan penye rahan barang
D
-
111
•
oleh pene rima barang 0 --
Keterangan smgka tan-smgka tan dan s1mbol-s1mbol pada flow chart
KS
KG
: Kepala Stasiun
: Kepala Gudang 0 Lingkaran Besar Melambangkan Operasi
pelaksanaan dalam mengambil keputusan dan administrasi, proses pemuatan dan penyusunan
mengurangi kesalahan-kesalahan yang timbul barang kedalam gerbong, sampai pembongkaran
pada pelaksanaan pekerjaan, tugas dapat dan penyerahan kepada pemilik barang
dilaksanakan dengan cermat dan keputusan yang hantaran atau barang aneka .
salah dan terburu-buru dapat dikurangi serta 2. Sistem dan prosedur bongkar muat barang
membantu usaha-usaha latihan karyawan dengan aneka yang telah tersusun dalam bentuk alur
diterapkannya syarat-syarat kerja, ditentukannya kegiatan merupakan salah satu alat bantu dalam
hubungan kerja, serta diuraikannya secara lengkap melaksanakan kegiatan bongkar muat barang
dengan aliran kerja. pada angkutan kereta api di stasiun, dimana agar
kegiatan bongkar muat barang di stasiun lebih
KESIMPULAN DAN SARAN efektif dan efisien dari sisi waktu dan biayanya.
A. Kesimpulan B. Saran
1. Sistem dan prosedur bongkar muat barang aneka 1. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap sistem
pada angkutan kereta api terdiri 21 item yang dan prosedur bongkar muat barang pada
dikelompokan kedalam tiga kelompok yaitu angkutan kereta api di stasiun, agar sistem
mulai dari proses persiapan dan proses dan prosedur terse but dapat dipahami oleh