Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit TK IV 02.07.04, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi dari setiap unit pelayanan yang ada;
2. Bahwa agar pelayanan pencegahan dan pengendalian
infeksi dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Surat Keputusan Kepala RS tentang Kebijakan pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan RS TK IV 02.07.04;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam 1 dan 2 perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala RS TK IV 02.07.04. Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit 3. Kepmenkes 875/Menkes/Sk/VIII/2001 tentang penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan 4. Kepmenkes 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan 5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382/MENKES/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas lainya
MEMUTUSKAN: Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 tentang Kebijakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit TK IV 02.07.04
KEDUA : Kebijakan Pencegahan dan pengedalian infeksi Rumah Sakit TK
IV 02.07.04 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian infeksi RS TK IV 02.07.04 dilaksanakan oleh kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Bandar lampung Pada tanggal , 05 Januari 2016
Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto Sp.An
Mayor Ckm NRP 11000003530571 Lampiran Keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor :SK / 001 / 8 /2016 Tanggal : 05 / 01/ 2016
KEBIJAKAN UMUM
1. Rumah Sakit menetapkan satu atau lebih individu mengawasi seluruh
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. Individu tersebut kompeten dalam praktek pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperolehnya melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman atau sertifikasi 2. Rumah Sakit menetapkan mekanisme koordinasi untuk seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang melibatkan dokter, perawat dan tenaga lainnya sesuai ukuran dan kompleksitas rumah sakit. 3. Rumah Sakit menetapkan Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktek yang akseptabel sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, dan standar sanitasi dan kebersihan 4. Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian infeksi 5. Rumah sakit menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk mengurangi risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan tenaga pelayanan kesehatan 6. Rumah Sakit menetapkan Semua area pelayanan pasien, area staf, dan semua area pengunjung di rumah sakit dimasukkan dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi 7. Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dalam menentukan fokus dari program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah pencegahan, pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan. 8. Rumah sakit mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko infeksi dan mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi. 9. Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan peralatan dan sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen yang benar. 10. Rumah Sakit menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi proses pengelolaan perbekalan yang kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan ulang (reuse) dari alat sekali pakai (single-use) bila peraturan dan perundangan mengijinkan. 11. Rumah sakit menetapkan menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan sampah yang tepat 12. Rumah sakit menetapkan prosedur pembuangan benda tajam dan jarum 13. Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang terkait dengan kegiatan pelayanan makanan dan pengendalian mekanik dan permesinan. 14. Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama demolisi/ pembongkaran, pembangunan dan renovasi. 15. Rumah sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan (barrier precaution) dan prosedur isolasi yang melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit menular dan melindungi dari infeksi pasien yang immunosuppressed, sehingga rentan terhadap infeksi nosokomial. 16. Rumah Sakit menetapkan sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya, sabun dan desinfektan tersedia dan digunakan secara benar bila diperlukan. 17. Rumah Sakit menetapakan kegiatan PPI diintegrasikan kedalam program peningkatan mutu keselamatan pasien, Resiko infeksi, angka infeksi dan kecendrungan yang terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri, Kegiatan PPI diukur dan pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara epidemiologis, proses ditata ulang berdasarkan risiko angka dan kecendrungan data dan informasi untuk menurunkan risiko infeksi ke level serendah mungkin, angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dibandingkan dengan angka–angka di Rumah Sakit lain melaui komprasi data dasar dan membandingkan angka yang ada dengan praktik terbaik dan bukti ilmiah, hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis, perawat, dan kepada manajemen. Hasil program PPI dilaporkan kepada dinas kesehatan dan rumah sakit melakukan tindak lanjut yang benar terhadap laporan dinas kesehatan. 18. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang praktik pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf, dokter, pasien dan keluarga serta pemberi layanan lainnya ketika ada indikasi keterlibatan mereka dalam pelayanan.
KEBIJAKAN KHUSUS
1. Rumah sakit menetapkan satu atau lebih individu mengawasi program
pencegahan dan pengendalian infeksi, dengan kualifikasi yang kompeten sesuai ukuran Rumah Sakt, tingkat resiko, ruang lingkup program dan kompleksitasnya dan menjalankan tanggung jawab pengawasan sebagaimana ditugaskan atau yang tertulis dalam uraian tugas. 2. Rumah Sakit menetapkan Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, berdasarkan pedoman praktik yang diakui dan peraturan dan perundangan yang berlaku serta Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan standar sanitasi dan kebersihan dari badan-badan nasional atau lokal. 3. Pimpinan rumah sakit menunjuk staf yang cukup untuk program pencegahan dan pengendalian infeksi dengan mengalokasikan sumber daya yang cukup dan ada sistem manajemen informasi untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian infeksi. 4. Rumah Sakit menetapkan program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien, tenaga kesehatan, kegiatan surveillance yang sistematik untuk menentukan angka infeksi biasa (endemik), dan sistem investigasi outbreak dengan program diarahkan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku,sasaran terukur dan direview secara teratur, sesuai ukuran ,lokasi geografis,pelayanan dan pasien Rumah Sakit. 5. Rumah Sakit menetapkan fokus program melalui pengumpulan data yaitu a) saluran pernapasan b) saluran kencing, c) peralatan intravaskuler, d) lokasi operasi, e) penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologis, multi drug resisten organisme, virulensi infeksi yang tinggi, serta f) muncul dan pemunculan ulang infeksi di masyarakat, data dievaluasi dan dianalisa dan Rumah Sakit melakukan asesmen terhadap resiko paling sedikit setiap tahun dan hasil asesmen didokumentasikan 6. Rumah Sakit telah mengidentifikasi proses terkait dengan resiko infeksi, telah menginplementasikan strategi penurunan infeksi pada seluruh proses dan mengidentifikasi resiko mana yang membutuhkan keijakan atau prosedur, edukasi staf, perubahan praktek dan kegiatan lainya untuk mendukung penurunan resiko infeksi, 7. Rumah Sakit menetapakan pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilisasi central sesuai dengan tipe peralatan, metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan diluar pelayanan sterilisasi sesuai dengan tipe peralatan, manajemen laundry dan linen yang tepat dan sesuai untuk meminalisasi resiko bagi staf dan pasien serta ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa semua metode pembersihan,disinfeksi dan sterilisasi sama di seluruh rumah sakit. 8. Rumah Sakit menetapkan kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan perundangan di tingkat nasional dan ada standar profesi yang mengidentifikasi proses pengelolaan peralatan yang kadaluwarsa Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, dilaksanakan dan diimplementasikan dan dimonitor 9. Rumah Sakit menetapkan pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh, penanganan dan pembuangan komponen darah, area kamar mayat dan post mortem dikelolah untuk meminimalisasi resiko penurunan infeksi 10. Rumah Sakit menetapkan benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus yang tidak dapat tembus dan tidak dire-use,membuang secara aman dan bekerjasama dengan sumber –sumber yang kompeten untuk menjamin bahwa wadah benda tajam dibuang ditempat pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau sebagamana ditentukan oleh peraturanperundang-undangan, harus dan konsisten dengan kebijakan 11. Rumah Sakit menetapkan sanitasi dapur dan penyiapan makanan dtangani dengan baik dan pengontrolan engineering di terapakan untuk meminimalisasi resiko infeksi diarea yang tepat di Rumah Sakit. 12. Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai dampak renovasi atau pembangunan (konstruksi) baru Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas udara dan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dinilai dan dikelola. 13. Rumah Sakit menetapkan pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular harus diisolasi,mengatur pemisahan antara pasien dengan penyakit menular, dari pasien lain yang berseiko tinggi, yang rentan karena imunosuppressed atau sebab lain dan staf, Rumah Sakit juga mengatur strategi untuk berurusan dengan arus pasien yang menular, Ruangan bertekanan negatif tersedia dan dimonitor secara rutin, bila ruangan bertekanan negatif tidak segera tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEFA yang diakui bisa digunakan, dan staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius 14. Rumah Sakit mengidentifikasi situasi dimana sarung tangan dan atau masker atau pelindung mata dibutuhkan dan digunakan secara tepat dan benar, mengidentifikasi situasi dimana diperlukan prosedur cuci tangan, disinfeksi tangan atau disinfeksi permukaan dan prosedur tersebut digunakan secara benar di seluruh area Rumah Sakit, dan Rumah Sakit mengadopsi pedoman hand higiene dari sumber berwenang. 15. Rumah Sakit mengembangkan program PPI dan memberikan pendidikan yang mengikut sertakan seluruh staf dan profesional lain, pasien dan keluarga. Semua staf di beri pendidikan tentang kebijakan, prosedur, dan praktek-praktek program PPI, Edukasi staf secara periodik sebagai respon terhadap kecendrungan yang signifikan dalam data infeksi