p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114 S105
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S106 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114 S107
sumber data utama yang diperoleh bahwa dalam penelitian kualitatif, langkah-
langsung oleh peneliti dari objek yang diteliti langkah analisis yang ditempuh meliputi tiga
yaitu vegetasi ekosistem mangrove yang tahapan yaitu
ada di Desa Tamuku. Sedangkan, sumber mendeskripsikan`fenomena,mengklasifikasi
data sekunder atau sumber data pendukung kannya, dan melihat bagaimana konsep-
diperoleh dari studi dokumentasi. konsep yang muncul itu satu dengan yang
Teknik pengumpulan data dalam lainnya berkaitan.
penelitian ini menggunakan teknik survei
transek garis kuadran. Teknik transek garis HASIL PENELITIAN
kuadran digunakan untuk mengetahui 1. Keragaman Vegetasi Mangrove Desa
keanekaragaman, kepadatan, dan obyek Tamuku
penting lain yang berhubungan dengan Vegetasi mangrove di Desa
kondisi hutan mangrove pada suatu tempat Tamuku terletak di kawasan pesisir Tanjung
dan waktu tertentu. Metode ini diadopsi dari Gereng, Teluk Bone, Kecamatan Bone-
Knight dan Tighe (Ghufran, 2012). Bone, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi
Identifikasi jenis pohon yang terdapat pada Selatan. Berdasarkan hasil survei yang
hutan mangrove tersebut dilakukan dengan telah dilakukan, ditemukan beberapa
menggunakan buku Panduan Pengenalan vegetasi mangrove yang masih tumbuh di
Mangrove Indonesia (Noor, 2006). kawasan tersebut. Vegetasi mangrove yang
Cara yang ditempuh oleh peneliti ditemukan ada dua yaitu vegetasi mangrove
untuk mendapatkan data yang akurat sejati dan mangrove ikutan. Adapun
melalui teknik survei ini yaitu peneliti vegetasi mangrove tersebut disajikan dalam
menelusuri secara langsung garis tabel berikut;
pertumbuhan vegetasi mangrove sepanjang Tabel 1. Vegetasi Mangrove Sejati Desa
aliran sungai yang ditetapkan sebagai titik Tamuku
pengambilan data. Jadi, peneliti terjun Stasiun Temuan Vegetasi
langsung ke lokasi survei dan mengamati Nama Nama Nama
satu per satu ragam vegetasi yang ada Umum Lokal Latin
kemudian diidentifikasi ragamnya, melihat Stasiun Krakas, Paku Tasi’ Acrostich
kerapatannya, serta, menganlisis kondisi 1 Paku um
Laut aureum
kesehatannya. Dari data yang diperoleh,
Piai Lasa Tungke Acrostich
peneliti melakukan analisis guna um
mengetahui ragam vegetasi yang dominan speciosu
pada setiap stasiun. Selanjutnya, selain m willd.
mengikuti gari aliran sungai, peneliti juga Nipah Nipah Nypa
transek ke dalam sejauh 10 meter untuk fruticans
memperoleh gambaran vegetasi ekosistem Berus- Bimpellang Kandelia
mangrove di Desa Tamuku. Berus candel
Jeruji Buli Acanthus
Teknik analisis data dalam
Putih ebracteat
penelitian ini menggunakan teknik us
perbandingan tetap yang dikemukakan oleh Teruntun, Butti Aegicera
Ian Dey (1993) dalam Moleong, (2010) Gigi s
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S108 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114 S109
ditemukan tujuh ragam vegetasi yaitu Api- Tabel 2. Vegetasi Mangrove Ikutan Desa
api Putih (Avicennia alba Bl.), Api-api, Sia- Tamuku
Sia (Avicennia lanata), Api-api Abang Stasiun Temuan Vegetasi
(Avicennia marina), Burus, Tanjang Nama Nama Nama Latin
Bruguiera cylindrical, Bakao (Rhizophora Umum Lokal
mucronata), Pedada (Sonneratia alba). Stasiun Camplu Bakka’ Calophyllum
1 ng inophyllum
Berdasarkan data temuan di atas,
Jumlah 1 ragam vegetasi
dapat diketahui bahwa ragam vegetasi
Stasiun Camplu Bakka’ Calophyllum
mangrove yang didapatkan pada empat 2 ng inophyllum
stasiun tersebut sebanyak 16 ragam seperti Kayu Kabuku Clerodendru
pada gambar berikut; Krakas, Paku Laut Tulang m inerme
(Acrostichum Aureum), Piai Lasa Jumlah 2 ragam vegetasi
(Acrostichum Speciosum Willd.), Nipah Stasiun Bintan Bintan Cerbera
(Nypa fruticans), Berus-Berus (Kandelia 3 manghas
Kayu Kabuku Clerodendru
candel), Jeruji Putih (Acanthus
Tulang m inerme
Ebracteatus), Teruntun, Gigi Gajah Gelang/ Aju Sesuvium
(Aegiceras corniculatum), Api-Api Putih Seruni Mawan portulacastru
(Avicennia Alba Bl.), Api-Api Daun Lebar Air g m
(Avicennia officinalis), Tengal (Ceriops Jumlah 3 ragam vegetasi
decandra), Mange-Kasihan (Aegiceras Stasiun Waru Waru Thespesia
floridum), Api-Api, Sia-Sia (Avicennia 4 Laut populnea
lanata), Burus, Tanjang (Bruguiera Batata Pettun Ipomoea
Pantai g Tasi’ pes-caprae
cylindrical), Api-api Abang (Avicennia
Pandan Panam Pandanus
marina), Bakao (Rhizophora mucronata), bau tectorius
Pedada (Sonneratia alba), dan Niri/Buli Jumlah 3 ragam vegetasi
(Xylocarpus granatum). Sumber : Data hasisl survey
Selanjutnya, selain vegetasi Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat
mangrove sejati di atas, peneliti juga dijelaskan bahwa ditemukan pula ragam
menemukan beberapa ragam vegetasi vegetasi ikutan pada ekosistem mangrove di
mangrove ikutan seperti yang ditampilkan Desa Tamuku yaitu pada stasiun pertama,
pada tabel berikut. ditemukan satu ragam vegetasi ikutan yaitu
Camplung (Calophyllum inophyllum). Pada
stasiun kedua, ditemukan dua ragam
vegetasi ikutan yaitu Camplung
(Calophyllum inophyllum) dan Kayu Tulang
(Clerodendrum inerme). Pada stasiun ketiga
ditemukan tiga ragam vegetasi yaitu Bintan
(Cerbera manghas), Kayu Tulang
(Clerodendrum inerme), Gelang/Seruni Air
(Sesuvium portulacastrum). Pada stasiun
keempat, ditemukan tiga ragam vegetasi
yaitu, Batata Pantai (Ipomoea pes-caprae),
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S110 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114 S111
diluar tambak inilah yang secara terus Berdasarkan hasil survei, stasiun
menerus memperparah kerusakan pengambilan data yang dinilai habitat
ekosistem mangrove. Selain itu, kebiasan vegetasi mangrove-nya mengalami
masyarakat untuk membuang sampah kerusakan yang cukup parah adalah stasiun
sembarangan seperti sampah plastik, botol, 1, stasiun 2, dan stasiun 3. Sebab, di
kain, dan lain-lain sebagainya juga menjadi stasiun tersebut, mangrove yang dijumpai
salah satu penyebab kerusakan habitat dan cenderung hidup berpencar, jarang, dan
eksositem mangrove. Mangrove hidup dalam kondisi hidup yang kurang sehat. Hal
dikawasan perairan pantai. (Effendie H. ini dapat dilihat dari tingkat kesuburan dan
2003 dalam Damis, 2018). kehijauan mangrove. Sedangkan, pada
Telah dijelaskan sebelumnya stasiun empat, mangrove yang dijumpai
bahwa proyek normalisasi aliran bertujuan cenderung subur, pertumbuhannya padat,
untuk memudahkan kapal besar masuk ke berkelompok secara merata.
pelabuhan Desa Tamuku. Masuknya kapal
besar tersebut juga berdampak buruk pada PEMBAHASAN
habitat dan ekosistem mangrove yang ada Kawasan pesisir Tanjung Gereng
di Desa Tamuku. Sebab, kapal-kapal besar merupakan salah satu wilayah perairan
tersebut memberikan sumbangsih terhadap berupa pesisir pantai yang ditumbuhi
pencemaran ekosistem mangrove dengan berbagai macam vegetasi mangrove.
adanya limbah yang dihasilkan seperti oli Kawasan ini terletak di Desa Tamuku,
bekas dan cairan solar. Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu
Penyebab kerusakan habitat dan Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Prinsip
ekosistem mangrove di Desa Tamuku yang pengelolaan berkelanjutan seperti berbasis
lainnya adalah sikap dan perilaku pada wisata alam yang menekankan pada
masyarakat yang memanfaatkan beberapa kegiatan konservasi mangrove (Maaruf,
vegetasi mangrove untuk memenuhi 2011 dalam Rismang, et al, 2018). Dari
kebutuhan hidup seperti pembuatan rumah, tahun ke tahun, kondisi pesisir Tanjung
kayu bakar, perlengkapan rumah tangga Gereng mengalami sedikit pengunduran
(kursi dan meja), dan perlengkapan kapal dalam hal berkurangnya vegetasi yang
atau perahu nelayan. tumbuh secara alami pada habitatnya. Hal
Pemanfaatan seperti ini bisa saja ini lebih banyak dipengaruhi oleh ulah
dianggap normal jika disertai dengan manusia itu sendiri.
budaya reboisasi atau konservasi dari Dalam penelitian ini, terdapat empat
masyarakat itu sendiri. Namun, data temuan stasiun yang dijadikan sebagai lokasi
menunjukkan bahwa masyarakat hanya pengumpulan data penelitian yang
bersifat konsumtif bahkan cenderung dilakukan dengan teknik survei. Adapun
eksploitatif terhadap ekosistem mangrove empat stasiun tersebut yaitu kawasan Tana
demi memenuhi kebutuhan hidup tanda Takko Mate, Nene’Biung, Salo’Ba’, dan
disertai kesadaran untuk melakukan kawasan tanjung gereng itu sendiri.
peremajaan, penanaman kembali, atau Dipilihnya keempat kawasan itu dengan
upaya-upaya lainnya agar ekosistem pertimbangan bahwa stasiun tersebut dinilai
mangrove dapat terus berkembang.
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S112 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114 S113
swadaya segelintir masyarakat sama sekali Dinas Kelautan dan Perikanan. 2017. Luwu
tidak mampu membendung kerusakan yang Utara dalam Angka 2017. Buku
terjadi. Sebab, kesadaran akan pentingnya Digital. Portal Dinas Kelautan dan
mangrove belum dihayati dan dipahami Perikanan Kabupaten Luwu Utara
secara menyeluruh oleh masyarakat. (kkplutra.go.id).
Sedangkan kebutuhan hidup terus Ghufran.M, 2012. Ekosistem Mangrove:
bertambah dan berkembang, sehingga tidak Potensi, Fungsi, dan Pengelolaan.
heran jika kerusakan demi kerusakan pada Jakarta: Rineka Cipta.
ekosistem mangrove terus terjadi.
Faktor kerusakan ekosistem Jayadi.F, Sukainah.A, dan Rais.M, 2018.
mangrove yang terjadi di kawasan pesisir Pemanfaatan Tepung Daun
Tanjung Gereng ini sejalan dengan yang Mangrove Jeruju (Acanthus
diungkapkan oleh Ghufran (2012) bahwa Ilicifolius) Sebagai Pengawet Alami
beberapa hal yang menjadi pemicu Bakso Ayam. Jurnal Pendidikan
kerusakan ekosistem mangrove adalah Teknologi Pertanian: Universitas
desakan kebutuhan hidup dan Negeri Makassar, Vol.4. September
perekonomian masyarakat yang semakin Suplemen: S1-S13.
kuat sehingga menghendaki adanya Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
eksploitasi hutan mangrove secara berlebih. Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Yus Rusila, Khazali M., Suryadiputra I
Alfira.R, Djafar.S, dan Ilmiah. 2018. Analisis
N.N. 2006. Panduan Pengenalan
Keberlanjutan Pemanfaatan
Mangrove di Indonesia. Bogor:
Kepiting Bakau di Pesisir
Ditjen PHKA.
Kabupaten Pangkajene Dan
Kepulauan. Jurnal Pendidikan Rismang, Rauf.A., dan Rustam. 2018.
Teknologi Pertanian. Vol. 4. Maret Kajian Pengembangan Kawasan
Suplemen: S38-S48. Konservasi Penyu Sebagai
Kawasan Ekowisata di Dusun
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan:
Tulang Desa Barugaiya Kabupaten
Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Kepulauan Selayar. Jurnal
Evaluasi Riset Kualitatif dan
Pendidikan Teknologi Pertanian.
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Vol. Maret Suplemen: S29-S37.
Pelajar.
Sugiyono. 2010). Metode Penelitian
Damis .2018 . Analisis Kesesuaian dan
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Daya Dukung Lingkungan Perairan
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Terhadap Pengembangan Budidaya Alfabeta.
Rumput Laut Eucheuma Cottonii di
Pesisir Kecamatan Suppa Tiarani, Ifati.R, 2012. Kemanfaatan Ekonomi
Kabupaten Pinrang. Jurnal dan Ekologi dari Program
Pendidikan Teknologi Pertanian. Rehabilitasi Bakau di Kawasan
Vol. 4. Maret Suplemen: S21-S28. Pesisir Pantai di Desa Bedano,
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S114 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S104 - S114
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858