Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

DenganMenyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kita
panjatkan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga saya bisa menyelesaikan amanah yang di berikan kepada saya. Tak lupa shalawat
serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallhu‘Alaihi
Wassalam.Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai PROTOKOL ROUTING
DISTANCE VECTOR. Tugas ini telah di susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dariberbagai pihak. Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan tugas ini.Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki dan memperoleh hasil yang lebihbaik kedepannya.
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 1


2. DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 2
3. ABSTRAK……………………………………………………………………………… 3
4. BAB I……………………………………………………………………………………. 4
 PENDAHULUAN………………………………………………………… 4
 1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………….. 4
5. BAB II……………………………………………………………………………………. 5
 PEMBAHASAN…………………………………………………………… 5
 2.1 Protokol Routing Distance Vector…………………….. 5
 2.2 Ciri Khas Umum………………………………………………….. 12
 2.3 Routing by Rumor………………………………………………. 13
 2.4 Route Invalidation Timers………………………………….. 14
 2.5 Split Horizon……………………………………………………… 15
 2.6 Counting to Infinity…………………………………………… 16
 2.7 Triggered Updates……………………………………………. 17
 2.8 Holddown Timers…………………………………………….. 18
 2.9 Asynchronous Updates……………………………………. 18

6. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 19
ABSTRAK
Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar
bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja dengan
cara menentukan jalur yang akan dipilih untuk mengirim paket-paket datadari sumber ke
tujuan. Proses pencarian dan penentuan jalur inilah yang disebut routing sedangkan
sekumpulan aturan yang berkerja untuk menentukan dan menjalankan prosesrouting disebut
routing protokol.

Routing protokol ada banyak jenisnya, mulai dari yang sederhana yaitu static routing protokol
hingga yang lebih kompleks seperti dynamic routing protokol. Static routing protokol
merupakan suatu metode routing yang jalur pengiriman paketnya di-input secaramanual
sehingga tidak dapat bekerja bila terjadi perubahan di dalam jaringan. Jenis ini juga kurang baik
bila diterapkan pada jaringan yang besar karena tidak dapat menanganikegagalan koneksi
dengan baik. Namun dibalik kekurang tersebut, static routing memilikinilai administrative
distance 1 yang berarti sambungan ini merupakan jenis sambungan yang paling dapat
dipercaya untuk lalu lintas data setelah interface yang terhubung langsung (directly connected).
Berbeda dengan static routing protokol, dynamic routing protokol bersifat dinamis dan mampu
melakukan update route dengan cara mendistribusikaninformasi mengenai jalur terbaik ke
router lain. Semampuan inilah yang membuat dynamicrouting protokol mampu beradaptasi
terhadap perubahan topologi jaringan secara logical.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaringan komputer (jaringan) adalah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan antar
komputer untuk saling berkomunikasi dengan bertukar data. Pada jaringan tersebut banyak
sekali rute yang digunakan untuk menyambungkan satu jaringan dengan yang lainnya agar bisa
tersambung atau berkomunikasi. Salah satu rute untuk meyambungkan jaringan satu dengan
yang lainnya adalah Routing

Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke
jaringan yang lain. Dimana rute yaang digunakannya rute yang paling dekat. Selain itu routing
juga memiliki dua jenis yaitu statis dan dynamic. Kedua jenis itu juga memiliki kelebihan dan
kekurangan masing masing.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pengertian Routing

1.2.2 Routing Statis

1.2.3 Routing Default

1.2.4 Routing Dynamic

1.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan yaitu membaca buku dan mencari sumber di internet

.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Protokol Routing Distance Vector


RIP merupakan sebuah protokol routing distance vektor yang digunakan dalam ribuan jaringan
diseluruh dunia. Faktanya bahwa RIP merupakan protokol open standar dan mudah untuk
diimplementasikan, membuatnya menarik bagi beberapa administrator jaringan.

Selain RIP, IGRP juga merupakan protokol routing distance vector. Tidak seperti RIP, IGRP
merupakan sebuah protokol hak milik cisco lebih dibandingkan protokol berbasis standar. IGRP
juga sangat sederhana untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, IGRP merupakan sebuah
protokol routing yang lebih kompleks dibandingkan RIP dan dapat menggunakan beberapa
faktor untuk menentukan rute terbaik ke sebuah jaringan tujuan. Modul ini akan
memperkenalkan konfigurasi dan pemecahan masalah IGRP.

Upadate-update routing Distance Vector

Update-update tabel routing terjadi secara periodik atau ketika terjadi perubahan dalam
sebuah jaringan protokol distance vektor. Sama seperti proses discovery jaringan, update-
update perubahan topologi diproses secara sistematis dari router ke router. Algorithma
distance vektor menghubungi setiap router untuk mengirim isi tabel routing ke setiap
tetangganya yang terhubung lansung. Informasi tabel routing termasuk tentang harga total
jalur (total path cost). Harga jalur didefenisikan oleh metrik dan alamat logical dari router
pertama pada jalur ke setiap jaringan dalam tabel.

Distance vector routing loop issues

Routing loop dapat terjadi ketika tabel routing tidak konsisten atau tidak ter-update disebabkan
oleh lambatnya konfergensi dalam perubahan jaringan.
Mendefenisikan sebuah hitungan maksimum

Update yang invalid tentang Network 1 akan berlangsung berulang sampai beberapa proses lain
menghentikan perulangan. Kondisi ini, yang mana dikenal sebagai count to infinity (hitungan
tak terhingga), mengulangi paket mengelilingi jaringan dalam penyangkalan fakta bahwa
jaringan tujuan, yaitu Network 1, sedang down (mati). Selama router-router count to infinity,
informasi yang invalid menyebabkan terjadinya sebuah routing loop.

Untuk mencegah routing loops ini berkepanjangan, protokol-protokol distance vector


menentukan infinity (tak terhingga) menjadi sebuah bilangan maksimum. Bilangan ini mengacu
pada sebuah metrik routing, yang secara sederhana berupa hitungan hop (lompatan).

Dengan pendekatan ini, protokol routing mengijinkan routing loop untuk berlansung sampai
metrik melampuai nilai maksimumnya yang diperbolehkan. Gambar memperlihatkan nilai
metrik adalah 16 hop. Ini melampaui default distance vector maksimun yaitu 15 hop sehingga
paket dibuang oleh router. Ketika nilai metrik melampaui nilai maksimum, Network 1 dianggap
tidak dapat dicapai.

Mengatasi routing loops melalui split-horizon

Beberapa routing loop terjadi ketika informasi yang tidak benar dikirimkan kembali ke sebuah
router menyangkal informasi yang benar yang telah didistribusikan router sebelumnya. Split
horizon mengurangi informasi routing yang tidak benar dan pembebanan routing.

splithorizon

Jika informasi tentang Network 1 datang dari router A, maka router B dan D tidak boleh
menginformasikan tentang Network 1 ke router A.
Route Poisoning

Route Poisoning (meracuni rute) digunakan oleh berbagai protokol-protokol distance vector
untuk mengatasi routing loops yang luas dan menawarkan informasi secara detail ketika sebuah
subnet atau jaringan tidak dapat diakses. Untuk menyelesaikan ini, hitungan hop biasanya di
set ke lebih 1 dari maksimum.

Satu cara untuk mencegah update yang tidak konsisten adalah route poisoning. Ketika Network
5 dows, Router E akan mengatur sebuah distance yaitu 16 untuk Network 5 untuk meracuni
route. Ini mengindikasikan bahwa jaringan tidak dapat dicapai.

routepoisoning

Ketika route diracuni, Router C tidak terpengaruh oleh update yang tidak benar tentang route
ke Network 5. Setelah Router C menerima sebuah route poisoning dari Router E, ia mengirim
sebuah update, yang disebut sebuah poison reverse, kembali ke Router E. Ini untuk
meyakinkan semua router-router dalam segmen telah menerima informasi route yang diracuni.

Ketika route poisoning digunakan dengan triggered update ia akan mepercepat waktu
konvergensi karena router-router tetangga tidak perlu menuggu 30 detik sebelum mereka
mengumumkan route yang diracuni.

Mencegah Routing Loops dengan Trigerred Updates

Tabel-tabel routing baru dikirimkan ke router-router tetangga berdasarkan sebuah ketetapan.


Sebagai contoh, update RIP terjadi setiap 30 detik. Bagaimanapun sebuah trigered update
dikirim secepatnya dalam merespon terhadap beberapa perubahan dalam tabel routing. Router
yang mendeteksi sebuah perubahan topologi secepatnya mengirim sebuah pesan update ke
router-router yang berdekatan. Router-router ini membangun triggered update untuk
memberitahukan perubahan kepada tetangga mereka. Ketika sebuah route gagal, sebuah
update dikirim secepatnya. Trigered update, digunakan bersamaan dengan route poisoning,
memastikan bahwa semua router mengetahui tentang kegagalan route sebelum holddown
timer habis.

Mencegah Routing Loops dengan Holddown Timers

 Ketika sebuah router menerima sebuah update dari tetangga, yang mengindikasikan
bahwa jaringan yang sebelumnya dapat diakses saat ini tidak lagi dapat diakses, router
menandai route sebagai yang tidak dapat diakses dan memulai holddows timer.
Sebelum holddown timer habis, jika sebuah update diterima dari tetangga yang sama,
yang mengindikasikan bahwa jaringan dapat diakses, router menandai jaringan sebagai
yang dapat diakses dan membuang holddown timer.
 Jika sebuah update tiba dari router tetangga yang berbeda dengan sebuah metrik yang
lebih baik untuk jaringan, router menandai jaringan sebagai yang dapat diakses dan
membuang holddown timer.
 Jika sebuah update diterima dari sebuah router berbeda dengan sebuah metrik yang
tinggi sebelum holddown timer habis, update akan diabaikan. Update ini diabaikan
untuk memberikan waktu lebih bagi pegetahuan tentang sebuah perubahan yang
mengacaukan untuk menyebar keseluruh jaringan.
Proses Routing RIP

Versi dari standar open modern adalah RIP, yang kadangkala dikenal sebagai IP RIP, secara
formal didetailkan dalam dua dokumen yang berbeda. Yang pertama dikenal sebagai Request
for Comment (RFC) 1058 dan yang lain sebagai Internet Standard (STD) 56.

RIP telah berevolusi dari tahun ke tahun dari sebuah Classful Routing Protocol,
RIP Versi 1 (RIP v1), ke sebuah Classless Routing Protocol, RIP Versi 2 (RIP v2).
RIP v2 meningkatkan beberapa hal berikut :

 Kemampuan untuk membawa paket tambahan informasi routing


 Mekanisme authentikasi ke update tabel yang aman
 Dukungan terhadap variable-length subnet mask (VLSM)

Konfigursi RIP

Perintah router rip mengaktifkan RIP sebagai protokol routing. Kemudian perintah network
digunakan untuk memberitahukan ke router pada interface mana untuk menjalankan RIP. RIP
mengirim pesan routing-update pada interval yang tetap. Ketika sebuah router menerima
sebuah update routing yang berisi perubahan untuk sebuah entri, ia mengupdate tabel
routingnya untuk menggambarkan route baru. Nilai matrik yang diterima untuk jalur ditambah
dengan 1, dan interface sumber dari update diindikasikan sebagai next hop dalam tabel routing.
Router-router hanya mengelola route terbaik ke sebuah tujuan tetapi dapat mengelola
beberapa jalur yang memiliki equal-cost (harga-yang sama) ke sebuah tujuan.

Untuk mengaktifkan RIP, gunakan perintah-perintah berikut pada mode konfigurasi global :

 Router(config)#router rip – Mengaktifkan proses routing RIP


 Router(config)#network network-number –Menggabungkan sebuah jaringan dengan
prosess routing RIP

Menggunakan Perintah ip classless

Kadangkala sebuah router menerima paket-paket yang ditujukan untuk sebuah subnet dari
sebuah network yang tidak diketahui yang memiliki subnet terhubung secara langsung.
Gunakan perintah konfigurasi global ip classless untuk memerintahkan software IOS cisco untuk
meneruskan paket-paket ini ke route supernet terbaik. Sebuah router supernet merupakan
sebuah route yang menangani sebuah jangkauan subnet yang luas dengan sebuah entry
tunggal. Sebagai contoh, jika sebuah enterprise menggunakan keseluruhan subnet
10.10.0.0/16, kemudian sebuah route supernet untuk 10.10.10.0/24 akan menjadi
10.10.0.0/16. Perintah ip classless telah diaktifkan secara default dalam software IOS cisco rilis
11.3 keatas. Untuk me-non-aktifkan fitur ini, gunakan bentuk no terhadap perintah ini.

Load Balancing dengan RIP

Load balancing merupakan sebuah konsep yang mengijinkan sebuah router untuk
memanfaatkan kelebihan dari beberapa jalur terbaik yang diberikan untuk sebuah tujuan.
Jalur-jalur ini dapat secara statik didefenisikan oleh seorang administrator atau dihitung dengan
sebuah protokol routing dinamik seperti RIP.

RIP menawarkan kemampuan load balancing misalnya beberapa jalur seperti 6 jalur equal-cost
(yang memiliki harga yang sama). RIP melakukan apa yang dikenal sebagai “round robin” load
balancing. Ini berarti bahwa RIP melakukan giliran meneruskan paket-paket melalui jalur-jalur
paralel.
Load Balancing melalui Beberapa Jalur

Ketika sebuah router mempelajari beberapa route ke sebuah jaringan tertentu, route dengan
administrative distance terendah akan diletakkan dalam tabel routing.

Kadangkala router harus memilih sebuah route diantara beberapa route yang tersedia,
dipelajari melalui proses routing yang sama dengan administraive distance yang sama. Pada
kasus ini, router memilih jalur dengan cost atau matrik terendah ke tujuan. Setiap proses
routing menghitung costnya sendiri secara berbeda dan cost mungkin saja telah dikonfigurasi
secara manual dalam hal untuk mencapai load balancing.

Jika route menerima dan memasang beberapa jalur dengan administrative distance dan cost
yang sama ke sebuah tujuan, load-balancing dapat terjadi. IOS cisco menetapkan sebuah
batasan sampai dengan 6 route equal-cost dalam sebuah tabel routing, tetapi beberapa IGP
mereka memiliki batasan sendiri. EIGRP mengijinkan sampai dengan 4 route equal-cost.

Secara default, kebanyakan protokol-protokol routing memasang sebuah maksimum 4 route


paralel dalam sebuah tabel routing. Route-route statik selalu memasang 6 route. Pengecualian
BGP, yang secara default hanya mengijinkan satu jalur ke sebuah tujuan.

Fitur-fitur IGRP

IGRP merupakan sebuah IGP distance vector. Protokol-protokol routing distance vector
mengukur jarak untuk membandingkan route secara matimatika. Pengukuran ini dikenal
sebagai distance vector. Router-router yang menggunakan protokol-protokol distance vector
harus mengirim semua atau sebagian dari tabel routing mereka dalam sebuah pesan update
routing pada interval yang tetap untuk setiap router. Sebagaimana informasi routing menyebar
keseluruh jaringan, router melakukan beberapa fungsi berikut :

 Mengenali tujuan baru


 Mempelajari kegagalan

IGRP merupakan sebuah protokol routing distance vector yang dikembangkan oleh Cisco. IGRP
mengirim update routing pada interval 90 detik. Update-update ini mengumumkan semua
jaringan-jaringan untuk sebuah AS yang sama. Karakateristik desain kunci dari IGRP adalah
sebagai berikut:

 Memiliki kemampuan secara otomatis menangani topologi-topologi kompleks dan tak


terdefenisi.
 Fleksibelitas yang diperlukan pada segment dengan karakteristik bandwidth dan delay
berbeda.
 Skalabilitas untuk berfungsi dalam jaringan-jaringan yang luas.

Secara default, protokol routing IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai matrik.

Sebagai tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi untuk menggunakan sebuah kombinasi dari
varibel-variabel untuk menentukan sebuah matrik gabungan. Variabel tersebut adalah :

 Bandwidth
 Delay
 Load
 Reliability
Metrik IGRP

IGRP Menggunakan metrik gabungan (composite metric). Matrik gabungan ini lebih akurat
dibandingkan matrik hitungan hop yang digunakan RIP untuk memiliki sebuah jalur untuk
sebuah tujuan. Jalur yang digunakan memiliki nilai matrik yang paling kecil adalah route terbaik.

IGRP menggunakan beberapa matrik berikut :

 Bandwidth – nilai bandwidth yang paling rendah dalam jalur


 Delay – delay komulatif interface sepanjang jalur
 Reliability – Kehandalan pada link terhadap tujuan sebagaimana telah ditentukan oleh
pertukaran keepalives.
 Load – beban pada sebuah link terhadap tujuan berdasarkan atas bit per second.

Delay dan bandwidth bukan merupakan nilai yang diukur, tetapi di set dengan perintah
interface delay dan bandwidth. Sebuah link dengan bandwidth paling tinggi akan memiliki
matrik yang rendah dan sebuah route dengan sebuah delay komulatif lebih rendah akan
memiliki matrik lebih rendah.

Rute-rute IGRP

Bagian ini akan memperkenalkan tiga jenis route-route yang diumumkan IGRP :

 Interior
 System
 Exterior

Interior

Route-route interior adalah route-route antara subnet-subnet atau sebuah jaringan yang
terhubung ke sebuah interface router. Jika jaringan terhubung ke sebuah router tidak di
subnet, IGRP tidak akan mengumumkan route-route interior.
System

Route-route system adalah route-route ke jaringan-jaringan didalam sebuah autonomous


system. Software IOS cisco memperoleh route-route system dari interface jaringan yang
terhubung secara langsung dan informasi route system disediakan oleh router-router IGRP lain
atau server-server akses. Route-rotue system tidak termasuk informasi subnet.

Exterior

Route-route exterior adalah route-route ke jaringan-jaringan diluar autonomous system yang


dipertimbangkan ketika sebuah gateway tujuan akhir dikenali. Software IOS cisco memilih
sebuah gateway tujuan akhir dari daftar route-route ekterior yang disediakan IGRP. Software
menggunakan gateway tujuan akhir jika sebuah route yang lebih baik tidak ditemukan dan
tujuan tidak terkoneksi ke jaringan. Jika autonomous system memiliki lebih dari satu koneksi ke
sebuah jaringan eksternal, router-router berbeda dapat memilih router-router eksterior
berbeda sebagai gateway tujuan akhir.

Fitur-fitur stabilitas IGRP

Tiga fitur-fitur yang didesain untuk menambah stabilitas IGRP:

 Holddowns
 Split horizon
 Poison reserve updates

Holddowns

Holddown digunakan untuk mencegah pesan update yang tetap dari sebuah route yang tidak
stabil. Ketika sebuah router down, router-router tetangga mendeteksi hal ini dari tidak adanya
pesan update regular terjadwal.

Split horizon

Split horizon berasal dari pemikiran bahwa tidaklah berguna untuk mengirim infomasi tentang
sebuah route kembali ke arah darimana informasi tersebut datang. Aturan split horizon
membantu mencegah routing loops antara router-router berdekatan.

Poison reverse updates

Poison reverse update digunakan untuk mencegah routing loops lebih meluas. Penambahan
dalam matrik routing biasanya mengindikasikan routing loops. Poison reverse update
kemudian dikirim untuk menghilangkan route dan menempatkannya dalam holddown. Dengan
IGRP, poison reverse update dikirim hanya jika sebuah matrik route telah bertambah oleh
faktor 1.1 atau lebih besar.
Konfigurasi IGRP

Untuk mengkonfigurasi proses routing IGRP, gunakan perintah konfigurasi router igrp. Untuk
mematikan sebuah proses routing IGRP, gunakan bentuk no pada perintah ini.

Sintak perintahnya adalah sebagai berikut :

Router A(config)#router igrp as-number

Router A(config)#no router igrp as-number

Nomor AS mengenali proses IGRP

Untuk menentukan sebuah daftar jaringan-jaringan untuk proses routing IGRP, gunakan
perintah konfigurasi router network. Untuk mehilangkan sebuah entri, gunakan bentuk no dari
perintah .

Migrasi RIP ke IGRP

Ketika IGRP diciptkan cisco diawal tahun 1980, ia merupakan perusahaan pertama yang
memecahkan permasalahan penggabungan dengan menggunakan RIP untuk merute-kan
datagram-datagram antar router-router interior. IGRP memeriksa bandwidth dan delay dari
jaringan-jaringan antar router-router untuk menentukan jalur terbaik melalui sebuah
internetwork. IGRP lebih cepat konvergensi dibandingkan RIP. Ini mencegah routing loop yang
disebabkan oleh tidak adanya persesetujuan melalui sebuah next hop routing. Lebih lanjut,
IGRP tidak berbagi keterbatasan hitungan hop terhadap RIP. Sebagai hasilnya dan kemajuan
lain melaui RIP, IGRP menciptakan lebih luas, kompleks, secara topologi bermacam-macan
internetwork untuk dikembangkan.

Gunakan langkah berikut untuk menkonversi dari RIP ke IGRP :

1. Masukkan show ip route untuk memeriksa bahwa RIP merupakan protokol routing
pada router-router yang akan dikonversikan.
2. Configurasi IGRP pada router A dan B
3. Masukkan perintah show ip protocols pada router A dan B
4. Masukkan perintah show ip route pada router A dan router B

2.2 Ciri Khas Umum


Protokol routing distance vector biasanya menggunakan sebuah algoritma routing dimana
setiap router secara periodik mengirimkan update routing kepada semua tetangga (neighbor)
dengan cara mem-broadcast seluruh isi tabel routing.

Update Periodik

Update periodik berarti pada setiap rentang waktu tertentu, setiap router akan mengirimkan
update routing. Rentang waktu ini berkisar antara 10 (RTMP dari AppleTalk) sampai 90 (IGRP
dari Cisco) detik. Perlu diperhatikan disini, jika frekuensi update terlalu sering, traffik bisa jadi
terlalu padat dan membebani CPU router, jika frekuensi terlalu jarang, convergence time jadi
terlalu lama.
Neighbors

Tetangga (Neighbor) bagi sebuah router berarti router lain yang berada pada data link yang
sama. Protokol routing distance vector mengirimkan updatenya kepada router-router neighbor-
nya dan bergantung pada neighbor untuk mengirimkan informasi update kepada neighbor
mereka yang lain. Karena alasan inilah, routing distance vector disebut menggunakan update
hop-by-hop.

Update Broadcast

Ketika router pertama kali aktif dalam network, bagaimana cara router tersebut menemukan
router-router yang lain dan memberitahukan keberadaan dirinya sendiri? Cara paling
sederhana adalah dengan mengirimkan update dengan tujuan address broadcast
(255.255.255.255). Router-router tetangga yang menggunakan protokol routing yang sama
akan menerima paket broadcast ini dan dapat mulai bertukar informasi sebagai neighbor. Host-
host dan mesin lain yang tidak berkepentingan akan mengabaikan paket tersebut.

Update Seluruh Tabel Routing

Kebanyakan protokol routing distance vector mengambil cara paling mudah untuk
memberitahu neighbor semua yang diketahui dengan cara mem-broadcast keseluruhan isi tabel
routing. Neighbor yang menerima update ini akan mengumpulkan informasi-informasi yang
mereka butuhkan dan mengabaikan yang lainnya.

2.3 Routing by Rumor


Gambar berikut menunjukkan cara kerja algoritma distance vector. Dalam contoh ini, metric
yang digunakan adalah hop count. Pada saat t0 Semua router baru saja aktif. Dengan melihat
tabel routing pada baris paling atas, pada saat t0 informasi yang dimiliki oleh keempat router
hanyalah network-network yang terhubung langsung (directly connected). Pada tabel hal ini
diindikasikan dengan entri yang tidak memiliki router next-hop dan hop count nya sama dengan
0. Setiap router akan mem-broadcast informasi ini pada setiap link yang terhubung pada
masing-masing router.
Pada saat t1, update pertama telah diterima dan diproses oleh semua router. Kita lihat pada
tabel routing A, update dari router B pada A mengatakan bahwa Router B dapat mencapai
network 10.1.2.0 dan 10.1.3.0, keduanya sejauh 0 hop. Jika network sejauh 0 hop dari B, berarti
network tersebut sejauh 1 hop dari A. Router A menaikkan nilai hop sejauh 1 satuan dan
memasukkan dalam tabel routing. Router A sudah mengetahui network 10.1.2.0 dengan hop
count 0, jadi Router A mengabaikan informasi network 10.1.2.0 dengan hop count 1 (lebih
besar dari hop count yang sudah diketahui Router A).

Tetapi, network 10.1.3.0 merupakan informasi yang baru bagi A, jadi informasi tersebut akan
dimasukkan kedalam tabel routingnya. Address source dari paket update tersebut adalah
interface router B (10.1.2.2), dengan begitu, informasi yang dimasukkan akan memiliki address
next-hop 10.1.2.2 dengan hop count sebesar 1.

Router-router yang lain juga melakukan operasi yang sama pada saat yang sama (t1).

Pada saat t2, periode update telah habis dan update-update berikutnya akan di broadcast.
Router B mengirimkan tabel routing terbarunya, Router A menaikkan hop count network yang
di advertise oleh Router B sebesar 1 satuan dan membandingkannya dengan tabel routingnya
sendiri. 10.1.3.0 termasuk informasi yang sudah diketahui, dan hop countnya juga tidak
berubah, jadi informasi tersebut diabaikan. Sedangkan network 10.1.4.0 merupakan informasi
baru dan akan dimasukkan ke dalam tabel routing.

Network berada dalam status convergence pada saat t3, setiap router telah mengetahui setiap
network, address router next-hop untuk setiap network, dan jarak dalam satuan hop setiap
network.

2.4 Route Invalidation Timers


Kini network pada gambar diatas telah convergence secara sempurna, bagaimana cara network
berada pada convergence lagi (re-convergence) jika terjadi perubahan topologi dalam network?
Jika network 10.1.5.0 down, maka jawabnya adalah mudah, Router D pada update yang
dijadwalkan akan memberikan tanda unreachable (tidak dapat dicapai) pada network tersebut
dan mengirimkan informasi tersebut pada update.

Tetapi, bagaimana jika router D yang mengalami kegagalan (down)? Router A,B,dan C masih
memiliki entri informasi network 10.1.5.0 pada tabel routing mereka; padahal informasi
tersebut tidak valid lagi, tetapi tidak ada router yang menginformasikan hal ini. Router-router
lain akan tetap memforward paket pada network yang tidak dapat dicapai (inreachable) tanpa
mengetahui fakta yang terjadi.

Problem ini dapat ditangani dengan cara menyetting route invalidation timer untuk setiap entri
dalam tabel routing. Misalnya, ketika C pertama kali mengenali network 10.1.5.0 dan
memasukkan informasi network tersebut kedalam tabel routing, router C akan memberikan
timer (pengukur waktu) untuk entri route tersebut. Setiap update rutin yang diterima dari
Router D, C akan mengabaikan informasi network 10.1.5.0 yang telah dikenali dan pada saat
yang sama mereset timer pada entri route tersebut.

Saat router D mengalami kegagalan, C tidak lagi mendapatkan update mengenai network
10.1.5.0. Timer akan terus berjalan dan akan berakhir, C akan menandai route sebagai
unreachable (tidak dapat dijangkau) dan mengirimkan informasi tersebut pada update
berikutnya.
Biasanya periode timer route berkisar antara 3 sampai 6 kali periode update. Sebuah router
tidak akan menganggap sebuah entri route sebagai route yang tidak valid hanya karena tidak
terdapat update dalam satu periode, karena dapat menimbulkan paket lost, atau delay dalam
nework. Pada saat yang sama, jika period timer terlalu lama, proses re-convergence menjadi
terlalu lama.

2.5 Split Horizon


Sebuah update route yang diberikan kembali kepada router dimana paket informasi didapatkan
disebut reverse route. Split horizon adalah salah satu mekanisme untuk mencegah terjadi
reverse route diantar 2 router.

Selain alasan agar tidak membuang-buang sumber daya, ada alasan lain yang lebih penting
untuk tidak mengirimkan informasi kembali kepada router yang memberikan informasi
tersebut. Fungsi terpenting dari protokol routing dinamik adalah untuk mendeteksi dan
mengatasi problem perubahan pada topologi network jika jalur terbaik pada network tidak lagi
dapat dijangkau, protokol harus mencari jalur terbaik berikutnya.

Kita lihat kembali pada network yang telah convergence pada gambar diatas, dan misalkan
network 10.1.5.0 mengalami kegagalan atau down. Router D akan mendeteksi hal ini, dan
menandai network sebagai unreachable (tidak dapat dijangkau), dan mengirimkan informasi
tersebut kepada Router C pada interval update berikutnya. Akan tetapi, sebelum D
mengirimkan update, update dari C tiba lebih dulu, dan meng-klaim bahwa router D dapat
menjangkau network 10.1.5.0 sejauh 1 hop. Router C akan menaikkan hop count dan
memasukkan informasi tersebut kedalam tabel routing yang mengindikasikan bahwa network
10.1.5.0 dapat dijangkau melalui interface Router C 10.1.4.1 sejauh 2 hop.

Kini paket yang ditujukan untuk address 10.1.5.3 tiba pada router C, yang kemudian akan
memforward paket tersebut pada router D. Router D , dari informasi didalam tabel routing
akan memforward paket tersebut ke Route C, C kembali ke D, dan begitu seterusnya. Terjadilah
routing loop.

Dengan mengimplementasikan split horizon kemungkinan terjadinya routing loop dapat


dicegah. Ada 2 kategori split horizon: simple split horizon dan split horizon with poisoned
reverse.

Atura pada simple split horizon adalah pada saat mengirimkan update keluar melalui suatu
interface, jangan pernah menyertakan informasi-informasi network yang didapatkan dari
update pada interface tersebut.

Router-router pada gambar dibawah ini mengimplementasikan simple split horizon. Router C
mengirimkan update kepada Router D untuk network 10.1.1.0, 10.1.2.0, dan 10.1.3.0. Network
10.1.4.0 dan 10.1.5.0 tidak disertakan dalam update karena informasi network-network
tersebut didapatkan dari Router D. Seperti itu juga, update pada Router B berisi 10.1.4.0 dan
10.1.5.0 dan tidak menyertakan network 10.1.1.0, 10.1.2.0, dan 10.1.3.0.
2-split-horizon3

Split horizon with poisoned reverse adalah modifikasi dari simple split horizon yang
menyediakan informasi yang lebih positif.

Aturan pada split horizon with poisoned reverse adalah, ketika mengirim keluar update melalui
suatu interface, maka setiap informasi network yang didapatkan dari interface tersebut
ditandai sebagai unreachable.

Pada skenario network diatas, Router C akan tetap meng-advertise network 10.1.4.0 dan
10.1.5.0 kepada Router D tetapi network-network tersebut akan ditandai sebagai unreachable.
Gambar berikut menunjukkan tabel routing yang dikirimkan dari C ke D dan B akan nampak
mirip. Perhatikan bahwa route ditandai sebagai unreachable dengan mengeset metric menjadi
inf (infinity/tidak terbatas), dengan kata lain, network berada pada jarak sejauh tak terbatas.

3-poison

Split horizon with poisoned reverse dianggap lebih aman dan lebih baik dari pada simple split
horizon. Digunakan pendekatan “berita yang buruk lebih baik daripada tidak ada berita sama
sekali“. Misalnya, Router B menerima informasi yang salah yang menyebabkan router D
menganggap subnet 10.1.1.0 dapat dijangkau via Router C. Simple split horizon tidak akan
melakukan apa-apa untuk membetulkan kesalahpahaman ini, sedangkan update dengan
metode split horizon with poisoned reverse akan langsung menghentikan kemungkinan
terjadinya loop. Untuk alasan ini, implementasi distance vector yang modern menggunakan
split horizon with poisoned reverse. Efek sampingnya adalah paket update jadi lebih besar yang
mungkin dapat memperparah masalah kepadatan traffik pada link.

2.6 Counting to Infinity


Split horizon akan dapat mencegah loop yang terjadi antar neighbor, tetapi tidak dapat
menghentikan loop yang terjadi dalam network seperti pada gambar dibawah ini. Misalkan
network 10.1.5.0 down. Router D mengirimkan update yang sesuai pada semua neighbornya,
Router C (dengan tanda panah putus-putus) dan Router B (dengan tanda panah biasa). Router B
akan menandai jalur via D sebagai unreachable, tetapi Router A meng-advertise jalur terbaik
berikutnya untuk mencapai 10.1.5.0 yang adalah sejauh 3 hop. B memasukkan informasi ini
pada tabel routing.
4-counting-infinitB kini memberitahukan D bahwa B memiliki jalur alternatif untuk network
10.1.5.0. D memasukkan informasi ini dan mengupdate C dengan mengatakan bahwa D
memiliki jalur sejauh 4 hop. C memberi tahu pada A jalur 10.1.5.0 sejauh 5 hop. A memberitahu
pada B network tersebut sejauh 6 hop.

B mengganti nilai hop count menjadi 7 dan mengupdate D, dan berputar terus seperti itu.
Situasi ini disebut masalah counting-to-infinity karena hop count menuju 10.1.5.0 akan terus
bertambah tak terbatas. Semua router mengimplementasikan split horizon tetapi tidak dapat
membantu mengatasi masalah ini.

Sebuah cara mengurangi akibat dari counting to infinity adalah dengan mendefinisikan infinity
(ketidakterbatasan) itu sendiri. Umumnya, protokol distance vector mendefinisikan infinity
sebesar 16 hop. Seiring dengan update yang terus berputar antar router pada gambar diatas,
hop count pada network 10.1.5.0 pada semua router akhirnya akan mencapai nilai 16. Pada
saat itu, network akan dianggap unreachable.

2.7 Triggered Updates


Triggered update, atau disebut juga flash update, sebenarnya sangat sederhana: jika terdapat
perubahan metric lebih baik atau lebih buruk, router akan langsung mengirimkan update tanpa
menunggu periode update yang telah dijadwalkan. Re-convergence akan lebih cepat terjadi
daripada jika semua router harus menunggu untuk mengirimkan update pada waktu yang telah
dijadwalkan seperti biasanya, masalah counting-to-infinity juga dapat dikurangi, walaupun tidak
bisa dihilangkan secara sempurna. Update regular masih bisa terjadi bersama dengan triggered
update. Karena itu setelah menerima update yang benar dari triggered update, router masih
dapat menerima informasi route yang salah dari router yang belum re-convergence.

Perbaikan lebih lanjut adalah dengan menyertakan update hanya dari network-network yang
memicu adanya update tersebut. Teknik ini mengurangi waktu proses dan efek pada bandwidth
network.
2.8 Holddown Timers
Jika hop count dari suatu network bertambah, router akan mengeset holddown timer untuk
route network tersebut. Sampai timer tersebut berakhir, router tidak akan mau menerima
update baru untuk route tersebut.

Efek sampingnya, waktu untuk re-convergence jadi lebih lama. Tidak seperti timer yang lain,
holddown timer harus di set secara hati-hati. Jika periode holddown timer terlalu pendek, akan
jadi tidak effektif, jika terlalu lama, akan mempengaruhi proses routing normal.

2.9 Asynchronous Updates


Gambar dibawah menunjukkan sekumpulan router yang terhubung pada backbone ethernet.
Router-router tidak seharusnya membroadcast update-update mereka pada saat bersamaan,
karena dengan begitu, paket-paket update akan berbenturan (collide) satu sama lain. Tetapi
situasi seperti ini dapat saja terjadi ketika beberapa router berada pada satu network
broadcast. Sistem delay yang berhubungan dengan proses update dalam router cenderung
menyebabkan update timer menjadi sinkron satu sama lain. Karena beberapa router telah
sinkron, maka collision akan mulai terjadi, lebih lanjut akan menambah sistem delay, dan pada
akhirnya router-router yang berada pada satu network broadcast menjadi sinkron semua.

5-trigger-update

Asynchronous update dapat dilakukan dengan salah satu dari 2 cara berikut:

 Update timer setiap router tidak bergantung pada proses routing dan karena itu tidak
dipengaruhi oleh beban proses pada router.
 Waktu random yang kecil akan ditambahkan pada setiap periode update router sebagai
sebuah offset.

Jika router mengimplementasikan metode pertama, maka semua router yang berada pada
network broadcast harus dihidupkan dalam waktu yang random. Me-reboot semua router pada
waktu yang bersamaan, seperti ketika terjadi pemadaman listrik dalam satu daerah, dapat
menyebabkan update timer kembali berada pada waktu yang sama.

Pada metode ke-2, menambahkan waktu random pada periode update menjadi effektif jika
variable cukup besar dibandingkan dengan jumlah router yang berada pada network broadcast.
Sally Floyd dan Van Jacobson telah melakukan perhitungan bahwa jika perandoman yang
terlalu kecil akan dapat dikalahkan oleh network dengan jumlah router yang cukup banyak, dan
karena itu agar dapat menjadi effektif, maka update timer harus berkisar antara 50% dari
median periode udpate.
DAFTAR PUSTAKA

https://kbudiz.wordpress.com › kuliah › diskusiprotokol-routing-distance-...

https://pekoktenan.wordpress.com › 2009/04/14 › protokol-routing-distan...


MAKALAH
“ PROTOCOL RUOTING DISTANCE VECTOR “

DISUSUN OLEH :

1. FERZA RINALDI
2. INTAN SRI ADANI
3. MOH. RADIANSYAH
4. RISKIYANTI
5. RIRIN RAMADANI
6. JULIANTI S DAMAU

Anda mungkin juga menyukai