Anda di halaman 1dari 26

ASSALAMUALAIKUM

KELOMPOK 2
AYU NURFITRIADI
CYNTHIA FITRI
WAHYUNI WAHID
BAGAIMANA
MANUSIA
BERTUHAN?
HAKIKAT TUHAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan adalah sesuatu
yang di yakini, di puja , di sembah oleh manusia , sebagai yang Maha
Kuasa, Maha Perkasa dan lain sebagai nya.

Dalam Al-Qur'an Allah Berfirman:" “Maka pernahkah kamu


melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya….?” (Q.S. Al-Jaatsiyah: 23) Dalam QS 28 (Al-Qashash):38,
perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri: “Dan Fir’aun
berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan
bagimu selain aku.”
Selanjutnya, kalimat" Tuhan" itu dapat di artikan dan di pergunakan
untuk menamakan persembahan yang sebenarnya. Iyalah Tuhan pencipta
alam semesta, ini tercantum dalam Al-Qur'an.

Firman Allah :" Maka ketahuilah!! bahwasanya " tidak ada Tuhan
selain dari Allah". dan mohonlah ampunan (dari-Nya) semua kesalahanmu
dan kesalahan orang-orang yang beriman baik pria maupun wanita ! Allah
Maha Mengetahui tempat bekerjamu dan tempat istirahatmu" (Q.S.
Muhammad : 19 )
" Tuhan-mu Tuhan yang Esa .Tiada Tuhan yang lain hanya Dia.Yang
Maha Pemurah dan Maha Penyayang".(Q.S. Al-Baqarah:163)
“Tiada Tuhan. melain kan Allah.Dia Hidup kekal. Berdiri Sendiri
Mengurus ( alam semesta).tidak mengantuk dan tidak pula tidur."( Al-
Baqarah:255)
Seorang filsuf, Al-Ghazali, juga telah mengemukakan
hubungan saling keterkaitan antara agama dan akal. Menurutnya,
agama dan akal bagaikan cahaya dan mata. Cahaya tak akan
banyak berguna bila dilihat dengan mata tertutup, sebaliknya
mata akan tertipu dan tak berdaya bila melihat tanpa cahaya.
Jadi, Tuhan memberikan akal agar manusia dapat memahami
agama dengan benar dan menghadirkan agama sebagai petunjuk
jalan yang benar bagi manusia dalam menggunakan akalnya.

Oleh karena itu, bagi kita yang telah percaya akan


keberadaan-Nya sebagai Sang Pencipta alam semesta yang maha
luas ini, maka tidaklah cukup bagi kita dengan hanya percaya
bahwa Tuhan itu sesungguhnya memang ada. Akan tetapi kita
juga meyakini-Nya sebagai satu-satunya yang dapat
dipertuhankan, serta tidak memandang adanya kualitas serupa
kepada sesuatu apapun yang lain.
PENGERTIAN TUHAN
DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
1. Rabb
Rabb adalah"Tuhan Sang Maha Pencipta", yang
meciptakan keseluruhan alam ini tidak hanya sekedar
menciptakan tetapi juga di maksudkan sebagai " Sang
Maha Pemelihara".

Surat Al-Alaq(96)ayat 1-5: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu


yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
di ketahuinya".
Perkataan 'Rabb' yang dihubungkan dengan kata kerja juga terdapat
dalam Al-Qur'an surat Al-A'ala (87)ayat 1-5: yang artinya:"Sucikanlah nama
Tuhanmu Yang Paling Tinggi,Yang Menciptakan Dan
Menyempurnakan( Penciptaan -Nya) Dan Yang Menentukan Kadar (Masing
Masing) Dan Memberikan Petunjuk Dan Yang Menumbuhkan Rumput-
Rumputan, lalu di Jadikan-Nya rumput itu kehitam-hitaman".
2. Malik

Dalam Al-Qur'an, kata Malik di pakai untuk


menunjukan pada Tuhan yang berkuasa
mempunyai, memiliki atau merajai sesuatu.
Alquran surat alfatihah(1) ayat 4 menyebutkan:

artinya: "Yang Menguasai Hari Pembalasan".


Sedangkan didalam surat An-Nas (114) ayat 2 meyebutkan:

artinya:"Raja Manusia".
Secara kronologis, kata Malik menduduki jabatan kedua setelah Rabb,
artinya apabila Rabb itu menunjuk pada yang berbuat aktif, maka
menunjuk pada yang menguasai semua apa yang telah diperbuat-nya
tadi . Karena kedua kata itu ditujukan kepada Allah SWT, maka berarti
bahwa Allah SWT itu pencipta alam dan Dia pula yang menguasainya.
3. Ilaah

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk


kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan
mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada
dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk
kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta
kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
1. Animisme
2. Dinamisme
PANDANGAN ISLAM
TERHADAP
ANIMISME
DAN
DINAMISME
Islam mengajarkan bahwa orang tidak boleh menghormati
dan menyembah selain Allah, sebagaimana ditegaskan
dalam syahadat yang pertama yang artinya ; saya bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Hanya Allah sajalah yang
Maha Menjadikan, Maha Kuasa dan Maha Tinggi serta Maha
Bijaksana.

Allah berfirman, yang artinya : “Janganlah kamu sujud


bersembah kepada matahari dan jangan pula kepada bulan,
tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan matahari
dan bulan, jika kamu benar-benar ingin menyebah kepada-
Nya”(QS. Fush-shilat : 37)
BUKTI
ADANYA
ALLAH
1. Dalil Fitrah

Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga


kadangkala disadari atau tidak, disertai belajar ataupun tidak
naluri berketuhanannya itu akan bangkit.

Firman Allah
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi”. (Al-A’raf:172)

"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah


yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”,
maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari
menyembah Allah)"...? (Az-Zukhruf:87)
2. Dalil Akal

Teori Sebab.
Segala sesuatu pasti ada sebab yang melatar belakanginya.
Adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, dan adanya
perubahan pasti ada yang mengubahnya. Mustahil sesuatu
ada dengan sendirinya. Mustahil pula sesuatu ada dari
ketiadaan. Pemikiran tentang sebab ini akan berakhir
dengan teori sebab yang utama (causa prima), dia adalah
Tuhan.

Teori Keteraturan.
Alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari,
bumi, bulan dan bintang-bintang bergerak dengan sangat
teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan
sendirinya, tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang
mempu mengatur alam semesta ini selain dari Tuhan?
Teori Kemungkinan (Problabyitas)

Adakah kemungkinan sebuah komputer ditinggalkan oleh


pemiliknya dalam keadaan menyala. Tiba-tiba datang dua
ekor tikus bermain-main di atas tuts keyboard, dan
setelah beberapa saat di monitor muncul bait-bait puisi
yang indah dan penuh makna?
Dalam pelajaran matematika, bila sebuah dadu dilempar
kemungkinan muncul angka 6 adalah 1/6. Dan bila dua
dadu dilempar kemungkinan munculnya angka 5 dan 5
adalah 1/36. Bila ada satu set huruf dari a sampai z
diambil secara acak, kemungkinan muncul huruf a adalah
1/26. Bila ada lima set huruf diambil secara acak,
kemungkinan terbentuknya sebuah kata T-U-H-A-N adalah
1/265 (satu per duapuluh enam pangkat lima)
=1/11881376. Andaikata puisi di layar komputer itu terdiri
dari 100 huruf saja, maka kemungkinannya adalah
1/26100. Dengan angka kemungkinan sedemikian orang
akan menyatakan tidak mungkin, lalu bagaimanakah alam
raya yang terdiri dari sekian jenis atom, sekian banyak
unsur, sekian banyak benda, berapa kemungkinan dunia
ini terjadi secara kebetulan? Kemungkinannya adalah 1/~
(satu per tak terhingga), atau dengan kata lain tidak
mungkin. Jika alam ini tidak mungkin terjadi dengan
kebetulan maka tentunya alam ini ada yang
menciptakannya, yaitu Allah.
3. Dalil Naqli

Meskipun secara fitrah dan akal manusia telah mampu menangkap adanya Tuhan, namun
manusia tetap membutuhkan informasi dari Allah swt untuk mengenal dzat-Nya. Sebab akal
dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya.

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah


menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam".(al-A’raf:54)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta
semesta alam dan seisinya, dan Dia pulalah yang
mengaturnya.
4. Dalil Inderawi

Bukti inderawi tentang wujud Allah swt dapat


dijelaskan melalui dua fenomena:

Fenomena Pengabulan do’a

Kita dapat mendengar dan menyaksikan


terkabulnya doa orang-orang yang berdoa serta
memohon pertolongan-Nya yang diberikan kepada
orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal ini
menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah
Swt. Allah berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia


berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu
Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari
bencana yang besar.”

(Al-Anbiya: 76)
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan
kepada Robbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu”
(Al Anfaal: 9)
Fenomena Mukjizat

Kadang-kadang para nabi diutus dengan disertai tanda-tanda


adanya Allah secara inderawi yang disebut mukjizat. Mukjizat ini
dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang
jelas tentang wujud Yang Mengurus para nabi tersebut, yaitu Allah
swt. Karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia, Allah
melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para rasul.
Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa as. Agar memukul laut
dengan tongkatnya, Musa memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu
menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-
jalur itu menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah
berfirman,

"Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu


dengan tongkatmu,Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-
tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (Asy
Syu’araa: 63)
kesimpulan
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan
(dianggap penting) oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya
dikuasai oleh-Nya.

Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan


secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja,
dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat
memberikan kemaslahatan atau kegembiraan,
dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai