Makalah Kepribadian
Makalah Kepribadian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah merupakan sikap dan perilaku seseorang yang terlihat oleh
orang lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai sifat-sifat
khas, watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sebagai isi kepribadian
seseorang.
Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari seseorang yang tampak dari
cara-cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, minat dan kepercayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan gambaran kepribadian?
2. Bagaimana nilai-nilai karakter universal?
3. Bagaimana ruang lingkup pendidikan karakter?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian?
5. Bagaimana pembentukkan karakteristik kepribadian?
6. Bagaimana cara mengenal kepribadian seseorang?
7. Bagaimana tipologi kepribadian?
8. Bagaimana tipe manusia berdasarkan temperamennya?
9. Bagaimana tipologi dan karakter manusia?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dan gambaran kepribadian.
2. Menjelaskan nilai-nilai karakter universal.
3. Menjelaskan ruang lingkup pendidikan karakter.
4. Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian.
5. Menjelaskan pembentukkan karakteristik kepribadian.
6. Menjelaskan cara mengenal kepribadian seseorang.
7. Menjelaskan tipologi kepribadian.
8. Menjelaskan tipe manusia berdasarkan temperamennya.
9. Menjelaskan tipologi dan karakter manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pengembangan Kepribadian
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin, persone, yang
berarti kedok atau topeng. Dimana hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam
melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah
istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari
kelompok atau masyarakat.
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”.
Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang
plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Anggapan seperti ini sangatlah mudah dimengerti, tetapi juga sangat tidak bisa
mengartikan kepribadian dalam arti yang sesungguhnya. Karena mengartikan
kepribadian berdasarkan nilai dan hasil evaluatif. Padahal kerpibadian adalah sesuatu
hal yang netral, dimana tidak ada baik dan buruk. Kepribadian juga tidak terbatas
kepada hal yang ditampakkan individu saja, tetapi juga hal yang tidak ditampakkan
individu, serta adanya dinamika kepribadian, dimana kepribadian bisa berubah
tergantung situasi dan lingkungan yang dihadapi seseorang.
2
Kepribadian menurut psikologi
Seperti yang dikisahkan Feist & Feist dalam bukunya Theories of Personality,
Allport memilih tiap frase dalam mendefinisikan dengan hati-hati, sehingga benar-benar
menyatakan apa yang ingin ia katakan.
Dengan kata ”karakteristik” Allport ingin menunjukkan sesuatu yang unik atau
individual. Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi (ditiru) oleh
siapa pun. Kata ”perilaku dan pikiran” secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilaku-
perilaku eksternal seperti berkata-kata atau tindakan.
3
Pandangan orang secara umum mengenai kepribadian sebagai sesuatu yang ajek,
konsisten, dan tidak berubah, tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diingat bahwa
keadaan yang relatif stabil itu juga mengalami pertumbuhan dan perubahan.
Konsep kepribadian ada tiga macam, yaitu Personality Function Psyche adalah
merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan spiritual
seseorang dan Self adalah kepribadian total baik kesadaran maupun bawah sadar. Ia
memandang bahwa mansuia sangatlah unik karena mempunyai banyak kepribadian
yang beragam antara individu satu dengan yang lainnya.
Kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing
dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
c. George Kelly
4
Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-
pengalaman hidupnya.
d. Sigmund Freud
Kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari 3 sistem, yakni id, ego dan
super ego, dan tingkah laku menurutnya merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi
ketiga sistem kepribadian tersebut.
Karakter merupakan jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat pada diri
seseorang. Karakter selalu berkaitan dengan dimensi fisik dan psikis individu. Untuk
membentuk karakter seseorang maka diperlukan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa
ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam
mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah
dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademis.
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
5
9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.
Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja.
Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana
merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang
senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang
mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu.
Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi
kebiasaan.
Pengertian karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia Karakter adalah Sifat - sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain
Pengertian pendidikan
6
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai karakter pada
peserta didik yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta
adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai - nilai baik terhadap Tuhan
YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa. Sementar itu menurut
Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai - nilai
etika yang inti.
A. Lingkungan Sekolah
Training Guru
Program ini tujuannya adalah memberikan wawasan dan pelatihan kepada guru untuk
memahami para anak didiknya dari segi psikologis yang kemudian dapat mempermudah
dalam menentukan metode yang paling tepat untuk mendidik para siswanya melaui
pendekatan psikologis sehingga para anak didik dapat menyerap materi yang
disampaikan tanpa adanya beban ataupun rasa takut karena perbedaan status antara guru
dan siswa namun tentunya tanpa mengurangi kode etik dan norma etika dan sopan
santun.
B. Lingkungan Keluarga
Karakter akan terbentuk dari apa yang kita lihat, kita rasakan, dan dari sebuah
aktifitas yang sering kita lakukan yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan pada
akhirnya akan menjadi sebuah kepribadian yang juga disebut dengan karakter.
7
Pada dasarnya setiap manusia memiliki 3 hubungan yaitu hubungan dengan diri
sendiri, hubungan sosial dan alam sekitar dan hubungan dengan Tuhan YME. Dari
ketiga hubungan tersebut akan menciptakan pemahaman kepada anak yang selanjutnya
menjadi sebuah keyakinan dan dari sebuah pemahaman tersebut akan menentukan cara
anak dalam memperlakukan dunianya.
Positif atau negatif perilaku anak sangat tergantung dengan positif atau
negatifnya pemahaman anak tersebut dalam memahami atau memandang sebuah
permasalahan atupun objek dan segala sesuatu yang terdapat disekitarnya.
Membangun karakter anak sejak usia dini memiliki efek yang membekas dan
akan tetap tertanam sampai anak itu tumbuh lebih dewasa dan mampu menjadi filter
dari apa yang ia temukan di lingkungan sosial yang lebih luas yaitu masyarakat. Dari
lingkungan keluarga ini lah persespsi anak akan terbentuk oleh karena itu berikanlah
pemahaman yang positif terhadap baik dalam bentuk komunikasi maupun sikap dan
berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan
tetap adanya kontrol yang seimbang
Kemajuan suatu bangsa tidak akan tercapai hanya dengan tersedianya sumber
daya alam yang melimpah dan orang - orang cerdas tanpa didukung dengan kepribadian
yang positif. Di sinilah peran pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk
8
menciptakan manusia yang cerdas, kreatif dan berpepribadian yang luhur agar mampu
mengelola sumber kekayaan alam sesuai dengan semestinya yaitu untuk membangun
sebuah bangsa yang tidak hanya maju secara ekonomi atau tangguh dalam militer akan
tetapi tidak mencerminkan bangsa yang bermartabat melainkan menjadi bangsa yang
besar, mandiri dalam segala aspek dan bangsa yang berbudaya luhur dan bermartabat.
9
e. Semua guru seyogyanya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran.
f. Memperluas gerakan keteladanan pimpinan sekolah dan guru yang
mempraktekkan kata sejalan dengan perbuatan.
g. Menanamkan sikap dan kebiasaan berperila positif pada peserta didik
seperti bertindak jujur, bersih, disiplin, menghargai waktu, dan tanggung
jawab.
h. Penegakan disiplin melalui penerapan aturan dan kebiasaan,dengan
memberikan penghargaan kepada yang patuh dan sanksi tegas kepada
yang melanggar.
i. Menghilangkan rasa rendah diri untuk menjadi pelajar yang memiliki
kepercayaan diri untuk berdiri sama tinggi dan mampu berkompetisi
dengan pelajar-pelajar lain.
j. Menanamkan semangat kepada segenap peserta didik, bahwa ”kita
mampu jika kita mau”.
10
4. Faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian
Perkembangankepribadian (Sullivan)
o Hubunganiniakanmembantuindividumerasaberharga&disukaitanpakema
mpuanini, pembentukan hubungan yang intim pada late
adolescence & adult akanmengalamikesulitan.
o bercirikanpersamaannyata&saling memperhatikan.
11
o Perubahankebutuhandari friendship ke sexual expression.
Kepuasanseksual.
o Pemantapanhubungancintajangkapanjang.
o Kematanganditandai: belajarmemuaskankebutuhanygpenting,
bekerjasama&kompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan
dengan orang lain yang memberikepuasanintimasi&seksual,
berfungsisecaraefektifdiomasyarakat.
Internal:
12
o Individutdkmempunyaitujuanhidupygjelas.
o Individukurangtermotivasidlmhidup.
o Individuengganmenelaahdiri.
Faktoreksternal:
1. Tradisibudaya:
Adanyatekananuntukmengembangkankepribadiansesuaistandar yang
ditetapkanbudayanya harus menyesuiakandiri.
2. Penerimaanmasyarakat/sosial
Penerimaansosialrendahindividuakanrendahdiri, menarikdiri
darikontaksosialkecenderunganmenutupdiripengembangankonsepdirineg
atif.
13
5. Pembentukan karakteristik kepribadian
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang
didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya,
merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan
yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya.
Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat
satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri tersebut, maka
istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan
pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif. Penjelasan Adi W.
Gunawan mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip.
Pikiran sadar yang secara fisik terletak dibagian korteks otak bersifat logis dan
analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan
pikiran bawah sadar secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk
ketika masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis,
14
bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi
dengan detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.
Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (conscious)
adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan menggunakan
panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar. Sedangkan pikiran
bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori,
bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerja pikiran bawah sadar
menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin minimal.
Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan
menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan yang
lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang diamatinya.
Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka
pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan
seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau
salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk melindungi pikiran
bawah sadar dari pengaruh objek luar.
Nilai etika merupakan nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh. Misalnya,
kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini juga berkaitan
dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai etis atau etik
sering disebut sebagai nilai moral, akhlak atau budi pekerti selain kejujuran, perilaku
suka menolong, adil, pengasih, penyayang, ramah dan sopan termasuk juga ke dalam
nilai sanksinya berupa teguran, caci maki, pengucilan atau pengusiran dari masyarakat.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik
atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai
15
adalah nilai moral.Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia.Nilai
moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
Nilai estetika atau nilai keindahan sering dikatikan dengan benda, orang dan
peristiwa yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga dikaitkan
dengan karya seni, meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga memiliki keindahan
alami yang tak tertandingi.
Nilai sosial berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap sesama manusia
di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai makhluk sosial, manusia
harus menjaga hubungan diantara sesamanya. Hubungan ini akan menciptakan sebuah
keharmonisan dan sikap saling membantu, kepedulian terhadap persoalan lingkungan,
seperti kegitan gotong-royong danmenjaga keserasian hidup bertetangga merupakan
nilai sosial.
16
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter atau Kepribadian
a. Faktor Biologis
Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah
jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau
orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap
seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti
pemimpin. Jadi, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung
menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua
faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang.Sama halnya dengan
anggapan orang gemuk adalah periang.
Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk
kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.Kepribadian
seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada
pengalaman sosialisasinya. Contohnya, seorang bapak yang dihormati di masyarakat
karena kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang justru meresahkan
masyarakat akibat salah pergaulan.Akan tetapi, seorang yang cacat tubuh banyak yang
berhasil dalam hidupnya dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan
kemauan yang keras. Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak
diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang. Salah apabila
banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor genetik sangat menentukan
pembentukan kepribadian.
b. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam meme ngaruhi kepribadian
seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,
topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.Keadaan lingkungan fisik atau
lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena
manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya, orang-orang
17
Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya
yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit
waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari karena
tanahnya yang subur. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki
ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal
di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan
masyarakat kota.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap
hal ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian
seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi
individu.Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang
di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat
bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil
sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun
antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki
budaya merantau dan mengarungi lautan.Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis
menjadi keras dan pemberani.
18
adalahteman-teman sebaya. Peran kelompok sepermainan ini dalam
perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin berkurang dengan
semakin terpencar nya mereka setelah menamatkan sekolah dan memasuki
kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks).
- Kelompok Majemuk. Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan
masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk
memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-
beda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras
mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik
dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus
perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari
pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.
19
1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu menilai diri sendiri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, mampu menilai diri sendiri secara
fisik, pengetahuan, keterampilan dsb.
2. Mampu menilai situasi secara realistik, dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar,
tidak mengharapkan kehidupan itu sebagai suatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksikannya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau superiority complex, apabila memperoleh
prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak
mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimis.
4. Menerima tanggung jawab, mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian, memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi, merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi secara positif, tidak destruktif (merusak).
7. Berorientasi tujuan, dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam aktivitas dalam
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak
berdasarkan paksaan dari luar dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan) pengetahuan dan keterampilan.
8. Bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap
situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam
berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan
terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk
menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain karena kekecewaan
dirinya.
9. Penerimaan sosial, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki
sikap bersahabat dalam berhubungan masyarakat.
10. Mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan
agama yang dianutnya.
20
11. Berbahagia, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan yang didukung oleh
faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan) dan affection
(kasih sayang).
7. Tipologi Kepribadian
A. Penegertian
Tipologi kepribadian atau jenis-jenis kepribadian adalah konsep yang
dikembangkan untuk membagi kepribadian dalam kategori-kategori tertentu. Beberapa
rumusan mengenai tipologi kepribadian yang sudah dikenal antara lain :
1. Teori konstitusional, yaitu yang membahas kepribadian dari bentuk tubuh, teori
ini dikembangkan oleh kretchmer dan Sheldon.
3. Teori ketidak sadaran seperti yang dikembangkan oleh Freud, Jung,Adler dll.
Menurut C.G. Jung dalam bukunya “Psychological Types“, pada tahun 1971, Ia
membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai dengan
sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya selalu ingin
21
melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak
menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang positif
terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
22
keselarasan (kesesuaian) dari unsur keempat kepribadian tersebut. Sebaliknya pula,
seseorang dikatakan sakit bila tidak ada keselarasan proposi dari keempat unsur
kepribadian ini. Atau keselarasan unsur kepribadian mengalami suatu hambatan
sehingga ada penyimpangan kepribadian (abnormalitas kepribadian).
Buah pikiran utama dari kratschmer adalah tentang watak, tempramen dan
konstitusi.secara spefisik Kretscmer (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan
bahwa :
a. Watak adalah keseluruhan kemungkinan untuk bereaksi secara emosi dan
volisional yang dibentuk unsur-unsur dalam diri. Pembentukan watak bersumber
daei faktor keturunan (unsur endogen) dan lingkungan (unsur eksogen), seperti
pengaruh pembelajaran dan pengalaman.
23
b. Tempramen adalah bagian kejiwaan yang secara kimiawi berkorelasi dengan
aspek-aspek jasmaniah. Tempramen dianggap sebagai bagian konstitusi
kejiwaan yang berasal dari faktor genetik, sulit diubah dan menunjukkan tingkat
kualitas kejiwaan, seperti suasana hati dan ritme psikis.
c. Konstituasi adalah seluruh (totalitas) sifat individu yang berasal dari genetik
(keturunan). Konstitusi lebih berkaitan dengan unsur-unsur jasmani.
Buah pikiran utama William H. Sheldon adalah tentang komponen jasmani primer
dan sekunder. Kedua komponen ini akan mengaruh perkembangan dan pembentukan
kepribadian seseorang.
Adapun yang dimaksud dengan komponen jasmani primer adalah :
a. Tipe endomorf, yakni struktur bangun tubuh gemuk dan lebih lembut.
b. Tipe ektomorf, yakni struktur tubuh yang terlihat seperti atletis, olahragawan,
keras, dan tahan penyakit.
c. Tipe mesomorf, yakni struktur tubuh yang jangkung, kurusan, dada kecil, dan
cenderung lemah.
24
Tipologi Tempramen Sheldon
Jenis tempramen Gambaran tempramen
Viscorotonia (endomorfik) - Selalu tenang dan rileks
- Senang kepada hiburan
- Suka makan dan tidur nyenyak
- Jika ada masalah sangat
tergantung kepada orang lain
dalam menyelesaikan masalah
- Kurang mandiri dan kurang
percaya diri atas kemampuannya
Somatonia (ektomorfik) - Sikap gagah dan perkasa, energik, suka
terus terang, suaranya lantang,
kebutuhan bergerak banyak
- Kelihatan lebih dewasa dari usia
sebenarnya
- Jika ada masalah dia sering melakukan
gerakan-gerakan. Bagi yang mengalami
gangguan kepribadian tampak gerakan-
gerakan yang terokupasi.
Cerebotania (ektomorfik) - Sikap kurang gagah
- Tidak bergaul (sosiofobia)
- Tidak berani berbicara di depan orang
banyak
- Hidup teratur, suara tidak bebas, dan
sukar tidur
- Tampak lebih muda dari usia
sebenarnya
- Apabila menghadapi masalah lebih suka
menutup diri
Tipologi Kepribadian Sprenger
Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya tipologi kepribadian manusia terdiri
dari :
- Manusia teori, adalah kelompok orang yang menekankan aspek intelektual
sejati yang mengutamakan kebenaran, ilmu pengetahuan yang objektif dan
mengutamakan pola pikir, kurang mengutamakan pada keindahan, agama, dan
bersikap masa bodoh dengan kekuasaan.
25
- Manusia ekonomi, adalah kelompok orang yang kaya gagasan praktik, kurang
memperhatikan tindakan, mengutamakan diri dari segi kegunaan dan nilai
ekonomis, selalu mengejar kekayaan materi, bersikap egosentris, mengutamakan
kepentingan pribadi dan orang lain dianggap bagian perhatiannya bila memberi
konstribusi ekonomis.
- Manusia agama, adalah kelompok orang yang mengutamakan pencarian nilai-
nilai agama. Segala sesuatu diukur dari sisi kehidupan rohani dan
kepribadiannya menekankan pengalaman batin.
- Manusia sosial, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat-sifat yang
mengutamakan pada relasi sosial. Nilai tertinggi yang dipegang oleh mereka
adalah mengapdi kepada kepentingan umun atau orang banyak. Dia lebih
mengutamakan cinta pada sesama manusia, baik tertuju secara individual
ataupun kelompok manusia.
- Manusia kuasa, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat ingin berkuasa,
mengejar kesenangan pribadi, memandang dirinya lebih tinggi dari pada orang
lain, dan mengejar penguasaan atas manusia.
- Manusia etis, adalah kelompok manusia mengutamakan sifat-sifat penghayatan
dan nilai-nilai estetis. Dia menghayati kehidupan ini bukan sebagai pemain,
tetapi sebagai penonton. Kehidupannya mengutamakan sifat individual dan
ekspresionisme (mewarnai kesan dan kehidupan menurut pandangan
subjektivitasnya).
26
manusia yang berhubungan dengan perasaan meliputi unsur melankolis dan sanguinis.
Sementara tempramen yang berhubungan dengan aktivitas meliputi koleris flegmatis.
27
kasih sayang diri sendiri. Ini dilakukan
agar dapat dipuji dan penghargaan
orang lain
- Orangnya cermat dan suka mngenakan
pakaian rapi agar terlihat intelek
Phlegmatis - Cenderung kurang memiliki kepekaan
pada situasi lingkungan sosial
- Tidak mudah bergerak, tidak mudah
marah, tenang, sabar, dan teliti
- Orang-orang yang bertipe ini biasanya
cocok untuk pekerjaan penelitian
ilmiah
28
2) Kemauan. Kemauan adalah dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah
laku dan digunakan sebagai alat kontrol perilaku dalam mencapai kebutuhan.
3) Pasodynie
Pasodynie adalah sejauh mana tingkat ketabahan seseorang didalam menghadapi
suatu kesukaran, masalah, atau penderitaan.
4) Daya susila
Daya susila adalah kecakapan kepribadian seseorang untuk membedakan dan
meyakini terhadap hal-hal yang buruk dan baik dalam berbagai bentuknya, seperti adil
atau tidak adil, patut atau tidak patut, susila atau asusila, dan digunakan sebagai kontrol.
29
Selalu diikuti obsesi Perhatian sempit
Curiga dan mudah tersinggung Prestasi kerja kurang
Apatis dan labih Kurang teliti
Gampang luka batin Hypokondria
Mudah gugup Kosakata sedikit
Rendah diri Cenderung gagap
Sering melamun Mudah kecelakaan
Sukar tidur Mudah sakit-sakitan
Intelegensi cukup baik IQ relatif rendah
Berpendirian Bekerja buru-buru
Keras kepala, kaku Fleksibel
Interpesonal variabelity kecil Interpersonal variability besar
Kurang humor dan memiliki banyak Mengutamakan persahabatan
Prestasi selalu dinilai berlebihan
kosakata
30
hawa nafsu berahinya, dan dirinya siap untuk
dikritik
b. Proses pengiring
Proses pengiring menunjukkan banyak atau tidaknya suatu pengaruh kesadaran setelah
kesan ini hilang dalam kesadaran. Jadi pada hakikatnya proses pengiring sangat dipengaruhi
oleh tingkat kesadaran.
1) Pengiring yang kuat, yakni sifat tenang, tidak mudah putus asa dan bijaksana, suka
menolong, ingatan baik dan bebas berfikir, teliti, konsekuen, dan suka berpolitik moderat
atau konservatif.
2) Pengiring yang lemah, terlihat tidak tenang dan mudah putus asa, ingatan kurang baik
dan tidak teliti, tidak hemat dan tidak konsekuen, berpolitik radikal, suka membeo, dan
egoistis.
c. Aktivitas
Aktivitas menunjukan kepada banyak tindakan suatu pernyataan dari seseorang dalam
mengungkapkan perasaan, pikiran, dan tindakannya.aktivitas manusia menurut teori
Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) digolongkan ats dua bagian, antara lain :
1) Golongan aktif, yakni kelompok dari orang yang suka bergerak, terkesan sibuk dan
periang, suka menentang pada hal-hal yang menghalang, mudah mengerti, bersikap
praktis dan rakus akan uang, pandangannya luas, setelah bertengkar dia cepat
berdamai,dean suka tenggang-menenggang.
2) Golongan yang tidak aktif, yakni orang yang malas bertindak, lekas mengalah dan
putus asa, segala permasalahan selalu dianggap berat, sering mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalahnya, perhatiannya tidak mendalam, kurang menekankan pada
hal-hal yang praktis, suka membeo, nafsu berahi kerap kali datang dan menggelora,
boros, dan cenderung orangnya tertutup.
Tipologi berdasar 3 fungsi manusia
Menurut Heyman:
31
- Aktivitasnya kuat suka bekerja, lincah, praktis, periang, baik kpd bawahan, mdh
mengatasi masalah, tdk mdh putus asa.
- Memiliki fungsi sekunder sifat: tenang, tekun, hemat, besar rasa terima kshnya,
setia pd persahabatan, acuh thd penghargaan dirinya, dpt dipercaya, wataknya
tertutup.
32
o Jiwa sosial tinggi.
4. Sifat aphaticus (acuh, tanpa perasaan). Lamban, suka cara yg mudah, suka
berfikir panjang, sukar berdamai, afeksinya konstan, kaku/beku.
5. Sifat sanguinicus. Rajin & sibuk, tegas, penuh perhitungan, diplomatis, tdk
idealis.
6. Sifat amorf (tanpa bentuk). Malas, suka menunda, ceroboh, tdk edialis, suka
hsl yg cepat, sosialisasi lemah, tdk punya belas kasihan, suka makan enak, suka
mabuk.
7. Sifat phlegmaticus. Dingin, tenang, kalem, berani, serius, ulet & tahan kerja,
selalu rajin, suka berfikir, banyak pertimbangan, pandangannya luas, teliti,
sederhana, kurang suka makan enak, setia, sangat percaya pd agama.
8. Sifat gepassoneerd (hawa nafsu). Selalu sibuk, rajin bekerja, idialis, cita-cita
besar, persaan terikat sangat kuat, suka bicara, bicaranya mengasyikan, penuh
kasih, suka kerja berat/keras, perasaan hangat, gembira.
1. Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis
adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara
substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi
biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku
dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang
dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke
waktu dan dalam berbagai situasi.
33
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh
dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa
takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis
sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang
dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan
kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang
signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian
ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi
perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar
identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan
kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara
kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter
adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga,
teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat
alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu
sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki
semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang
terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman,
sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan
dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama
individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
34
Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates lebih tepatnya sekitar (460-370
SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai
dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada
dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam
– macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori
Hipocrates- Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu
adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh
manusia :
- Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
- Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
- Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
- Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
35
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang
choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh
semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,
mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat;
persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang
menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu
bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap
sabar; terlalu pekerja keras.
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang
yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara
mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang
terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda –
nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan
yang tidak realistis pada orang lain.
36
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang
yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan
sabar.
Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu
diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini
adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan
sangat khawatir, sedih dan gelisah.
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang
yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup
mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan
tidak mudah putus asa.
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias;
menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan
tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin.
37
Kelebihan dan kekurangan kepribadian seseorang berdasarkan tempramennya
A. Pengertian
a) Suatu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang sama, yang berperan
sebagi penentu ciri khas seseorang.
b) Suatu pengelompokan individu yang bisa dibedakan dari orang lain karena
memliki satu sifat khusus.
c) Seseorang yang memiliki semua atau paling banyak ciri-ciri khas di suatu
kelompok.
d) Suatu pola karakterstik yang berperan sebagai suatu pembimbing untuk
menempatkan individu dalam suatu kategori.
e) Ekstrimitas dari rangkaian kesatuan atau dari distribusi seperti yang ditunjukkan
dalam tipe agresif atau tipe sosial.
38
Definisi ini berbeda dengan pengertian karakter, Gordon Alipon yang mengatakan
bahwa seseorang bisa saja memliki karakter tertentu, tetapi tidak memiliki suatu tipe.
Artinya karakter adalah sifat sikap individu yang banyak dipengaruhi oleh aspek
lingkungan, pengalaman, baik berupa asimilasi, yaitu hubungan manusia dengan alam
kebendaan dan sosialisasi yaitu hubugan antara sesama manusia .Tipologi individu
dalam jiwa keagamaannya bersumber dari norma yang terdapat dalam dasar agama,
tidak semata-mata perilaku manusia tanpa dikaitkan dengan nilai.
Dalam menentukan tipologi didasarkan atas kerangka;
c. Berorientasi pada teosentris karena berdasar pada wahyu ilahi sekalipun tanpa
menghilangkan ijtihad manusia.
Pola penulusuran tipologi individu dalam jiwa keagamaan islam. Dalam literatur
islam yaitu Al-qur’an dan hadits yang berkembang menjadikan dasar bagi penilaian
terhadap tipologi keagamaan bagi penganutnya, diantaranya diidentikkan denan akhlak
dan tasawuf yaitu salah satu aspek ajaran islam yang membahas perilaku batin individu
a. Dengan pola berlawanan seperti positif versus negatif atau baik versus buruk,
isebutkan tiga tipe manusia yaitu:
- Tipe mukmin/ yaitu mereka beriman atau percaya kepad yang gaib/menunaikan
sholat/ dan lain-lain.
- Tipe kafir yaitu mereka yang ingkar terhadap hal-hal yang harus diyakini
sebagai mukmin.
- Tipe munafik yaitu muslim yang beriman tetapi hanya di mulut saja sementara
hatinya ingkar.
b. Dengan pola linear, contohnya tipe orang berorientasi pada dunia saja dan yang
berorientasi pada akhirat saja atau bahkan keduanya
39
- Aspek biologis, yaitu penilaian tipologi individu berdasarkan kontruksi fisikk
individu yang berbeda. Hippocrates dan Galenus membagi tipe individu menjadi
empat, yaitu :
tipe Choleris tipe disebabkan oleh cairan emepedu kuning yang dominan
berakibat pada sifat emosional (mudah marah-marah).
tipe melancholic, disebabkan cairan empedu hitam yang dominan berakibat
menjadikan individu bersifat tertutup, rendah diri, mudah sedih atau putus asa.
tipe plagmatis, disebabkan oleh cairan lendir yang dominan berakibat memiliki
sifat statis, lamban, apatis, pasif dan pemalas.
tipe sanguitis, disebabkan oleh cairan darah merah yang dominan berakibat
individu memiliki sifat aktif, cekatan, periang dan gaul
- Aspek sosiologis, yaitu penilaian tipologi individu berdasarkan pada nilai sosial
terhadap lingkungan. Edward Spranger membagi tipe ini menjadi 6 bagian:
tipe teoritis, yaitu tipe hanya berdasar teori, nilai-nilai, keingin tahuan, dll.
tipe ekonomis, yaitu perhatiannya tertuju pada manfaat segala sesuatu,
tipe estetis, yaitu perhatiannya tertuju pada nilai keindahan,
tipe sosial, yaitu perhatiannya tertuju pada kepentinan umum dan pergaulan,
tipe polotis, yaitu tipe yang perhatiannya tertuju pada kepentingan, kekuasaan,
dan organisasi,
tipe religius, yaitu tipe individu yang taat terhadap ajaran agama, masalah
ketuhanan dan keyakinan.
- Aspek psikologis/ kejiwaan individu, Prof Heymen mengklasifikasikan tipologi
individu berdasarkan tiga aspek psikologi yaitu emosionalitas, aktivitas, dan
perwatakan, sehingga menimbulkan 8 tipe individu, yaitu;
1) Tipe pemikiran terbuka dengan sifat-sifat praktisnya.
2) Tipe perasaan terbuka dengan sifat-sifat dan sifat orang lain.
3) Tipe penginderaan terbuka dengan sifat-sifatnya.
4) Tipe intuisi terbuka dengan sifat-sifatnya.
5) Tipe pemikiran tertutup dengan sifat-sifatnya.
6) Tipe perasaan tertutup dengan sifat-sifatnya.
7) Tipe penginderaan tertutup dengan sifat-sifatnya.
8) Tipe intuisi tertutup dengan sifat-sifatnya
40
i. Tipologi ammarah, yaitu tipologi individu yang cenderung
melakukan perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri
primitifnya, sehingga selalu dan sering melakukan hal-hal yang
bertentangan dan melanggar serta jarang melaksanakan perintah
syari’at agama.
ii. Tipologi lawwamah, yaitu tipologi manusia yang mencela perbuatan
buruknya setelah memperoleh hidayah, karena sebelumya dia pernah
melakukan sesuatu kesalahan atau kemungkaran atau kemaksiatan
kemudian bertobat karena hidayah Allah, sehingga dia menyesal dan
merasa bersalah kepada Allah kemudian dia tebus dengan giat
beribadah.
iii. Tipologi muthmainnah, yaitu tipologi manusia yang tenang karena
diberi kesempurnaan nur kalbu oleh Allah sehingga meninggalkan
sifat-sifat t ercela dan menisi dengan sifat-sifat baik yaitu
kategorpribadi muslim yang mukmin (pribadi yang selalu
memperbaiki dan menambah kadar keimanannya atas rukun iman
yang diyakini dan diimani syariat islam), muslim (pribadi yang
menyerahkan diri untuk tunduk patuh dengan sepenuh hati serta jiwa
raga hanya kepada Allah), dan muhsin (pribadi yang dapat
memperbaiki dan mempercantik jasmani dan rohani terhadap sesama
manusia dan kepada Allah)
41
2. Grafology (Tulisan tangan). Bahwa ada hubungan antara tulisan
tangan dengan watak penulisnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
42
Saran
Daftar Pustaka
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi
Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Endang Ekowarni. 2010. “Pengembangan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai karakter
bangsa”. Diambil dari http://belanegarari.wordpress.com/2009/08/25/pengembangan-
nilai-nilai-luhur-budi-pekerti-sebagai-karakter-bangsa, Pada tanggal tanggal 26 Maret
2010.
43
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi
Aksara.
44