Anda di halaman 1dari 158

SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MODUL PELATIHAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

SMP – BAHASA INGGRIS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2014
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Diterbitkan oleh
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014

© 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

ii
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Ta’ala, Kurikulum 2013 secara
terbatas mulai dilaksanakan tahun 2013 pada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan
dan ditetapkan secara selektif. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan
tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran,
dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan
dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan
kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan
masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka
kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang
pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah
strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama,
standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari
standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga,
semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin
dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan
tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas
dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya,
kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum
2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan
bangsa Indonesia.

Jakarta, Maret 2014


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mohammad Nuh

iii
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala atas selesainya Modul Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam
rangka pelatihan calon instruktur dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya.
Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I
dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016
diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.

Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan
lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu,
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.

Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala
sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata
pelajaran, dan guru Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas
pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan.
Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013.

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan
staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut.

Jakarta, Maret 2014


Kepala Badan PSDMPK dan PMP

Syawal Gultom

iv
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

DAFTAR ISI

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN iii


KATA PENGANTAR iv
MATERI PELATIHAN: 1. KONSEP KURIKULUM 2013 2
1.1. RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 4
1.2. SKL, KI, KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 14
1.3. KONSEP PENDEKATAN PEMBELAJARAN, MODEL DAN PENILAIAN PADA KURIKULUM
2013 29
A. KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN 29
B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 31
C. PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR 46

MATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS BUKU 56


2.1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU GURU DAN BUKU SISWA 58

MATERI PELATIHAN: 3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 67


3.1. PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 69
3.2. MODEL PEMBELAJARAN DAN CARA PENILAIANNYA 83
3.3. PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR 118

MATERI PELATIHAN: 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING 124


4.1. ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 126
4.2. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 131
4.3. PEER TEACHING 148

v
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013

1.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN


KURIKULUM
1.2 SKL, KI, DAN KD DAN STRATEGI
IMPLEMENTASI
1.3 PENDEKATAN,MODEL & PENILAIAN
PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013

1
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN: 1. KONSEP KURIKULUM 2013

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan
proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013
dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini, Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional
dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta
pendekatan pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.

Kompetensi yang Dicapai


1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
4. Mendeskripsikan model-model pembelajaran (Project-Based Learning, Problem-Based
Learning, Discovery Learning).
5. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan
perkembangan masa depan.
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar
Proses, dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan scientific.
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, DL).
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

2
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Langkah Kegiatan

Diskusi Presentasi
kelompok hasil diskusi
Mengamati tentang rasional kelompok dan
Tanya jawab
tayangan dan perubahan tanya jawab
tentang
video pada Kurikulum dengan
Kurikulum
cuplikan 2013 yang kelompok lain
2013 dan
contoh meliputi dan
implementasi
pembelajaran SKL,KI,KD, penyimpulan
-nya di
Kurikulum pendekatan, hasil diskusi
sekolah
2013 model dan tentang
penilaian Konsep
pembelajaran Kurikulum

3
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-1.1/1.2
1.1. RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013


Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan
proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013
dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi,
baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar
Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi
Lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan
keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun,
apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban
pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab,
kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban
siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
4
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

e. Fenomena negatif antara lain perkelahian siswa, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud
apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai
berikut ini.
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan
berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah
kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka
dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan
kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan
kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-
tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan
penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) tahun 2006 dan 2011 yang
ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil bahwa lebih dari 95% peserta didik
Indonesia di SD kelas IV hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari
50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing,
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying,
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.

5
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang
ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi
yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting
dalam perbandingan internasional.

C. Karakteristik Kurikulum 2013


Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI)
kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap
kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa
aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas
dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum
seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.

D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan
pembelajaran ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat.

6
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA,


dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan.
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung, keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat
developmental yang dapat dilatih dan diajarkan secara langsung, sedangkan sikap
adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak
langsung.
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling
memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di
kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam
proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan,
tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun
cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-
lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan
tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok
atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya
digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
7
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi


Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan
yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut
harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar
yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

F. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata
pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per
minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

8
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTs


Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula
32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan
lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit. Struktur Kurikulum
SMP/MTS adalah sebagai berikut.
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
 IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative
social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan
berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa
ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan
sosial dan alam.Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan
tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di
bidang ekonomi dalam ruang wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah
nusantara.
 Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada
satuan pendidikan itu.
 Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai
dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.

G. Elemen-Elemen Perubahan Kurikulum 2013


Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian.
9
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik,


didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.
2. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis
kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian
mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS.
3. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada
karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom &
Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta; b) menggunakan pendekatan scientific, karakteristik kompetensi sesuai
jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta
mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project
Based Learning.
4. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes
(portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment,
rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang
sikap dan keterampilan.
Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013
seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 1: Elemen Utama Perbaikan Kurikulum 2013


Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar
di bawah ini.

10
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Gambar 2: Elemen Perubahan


Berdasarkan gambar 2 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam
kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan
kedudukan mata pelajaran (isi) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata
pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen
pendekatan (isi) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua
mata pelajaran dengan pendekatan scientific, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan
mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional.
Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 3: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan


untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills

11
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013
adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft
skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang
diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih
banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak,
kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini
berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT
ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.

Gambar 4: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013


Berdasarkan gambar 4, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT
memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari
Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan
dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif.
Terdapat beberapa perkembangan pemahaman tentang kreativitas. Pemahaman lama
terhadap istilah kreatif hanya berlaku untuk dunia seni, kini berkembang untuk bidang yang
lain termasuk pendidikan. Menurut Dyers, 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang
diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kreativitas terbentuk bukan hanya karena bakat namun dapat dipelajari.
Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni (1) kreativitas itu menular (Einstein Law),
(2) kretivitas itu benda gas (Nathan Law), (3) kreativitas hanya dibatasi oleh ambisi dan
imajinasi, (4) berlaku hukum universal pengetahuan (Wiener). Pada kreativitas juga tidak
berlaku hukum kekekalan massa, tidak berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku
hukum beda potensial. Hukum tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu
aktivitas yang bisa dipelajari bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan
menularkan kreativitas dalam kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu
menyediakan “ruang” pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya seluas mungkin
karena kreativitas memiliki hukum layaknya gas yang menempati ruangnya. Untuk itu
aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang agar peserta didik bisa bebas mengeksplorasi
ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan tugas. Tampunglah semua ide-ide tersebut,
kemudian diskusikan bersama untuk menetapkan ide mana yang bisa diwujudkan. Dengan

12
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

demikian peserta didik akan terbiasa untuk menggali potensi dan kreativitasnya dalam
proses belajar.

Gambar 5: Ruang Lingkup Keterpaduan dan Prosesnya


Berdasarkan gambar 5 menjelaskan ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya yang
mencakup: a) keterpaduan dalam mapel (integrasi vertikal) bersifat intradisipliner, b)
keterpaduan antarmapel (integrasi horizontal) yang bersifat multidisipliner dan
interdisipliner, dan c) keterpaduan luar mapel (transdisipliner) yang bersifat berbasis konteks
melalui observasi.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada
proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan
scientific melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan
dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan
sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk
mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis,
dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup:
a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur
proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio
pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari a) perancangan RPP, b)
pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu
sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran,
mengalir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan
media, output/produk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan indeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan,
eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah,
ketaatan terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).
13
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-1.2
1.2. SKL, KI, KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)


Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan
menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
1. Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak
dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan
mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu.
Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki
setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari
oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya.
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Proses
Mengamalkan
beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab,
Individu peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi
SIKAP internal
Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta
Alam
perdamaian
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +
Proses
Mengevaluasi
PENGETAHUAN
Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Proses
Menalar + Mencipta
KETERAMPILAN Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat,
Konkret
mencipta
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
14
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Tabel 2Kompetensi Lulusan Secara Holistik


DOMAIN SD SMP SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +
Mengevaluasi
PENGETAHUAN
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
KETERAMPILAN
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
1. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati; menanya; mencoba
dan mengolah; menalar; mencipta; menyajikan dan mengkomunikasikan
Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap
tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan.

15
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan


KOMPETENSI LULUSAN SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
berikut
Tabel 3 Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
SIKAP
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
PENGETAHUAN
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
KETERAMPILAN dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.

B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu.
Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda
dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs adalah sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran menghayati ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya

16
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong (toleransi, gotong (toleransi, gotong
royong), santun, percaya royong), santun, percaya royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya. keberadaannya. keberadaannya.

3. Memahami 3. Memahami dan 3. Memahami dan


pengetahuan (faktual, menerapkan menerapkan
konseptual, dan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
prosedural) berdasarkan konseptual, dan konseptual, dan
rasa ingin tahunya prosedural) berdasarkan prosedural) berdasarkan
tentang ilmu rasa ingin tahunya rasa ingin tahunya
pengetahuan, teknologi, tentang ilmu tentang ilmu
seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
fenomena dan kejadian seni, budaya terkait seni, budaya terkait
tampak mata. fenomena dan kejadian fenomena dan kejadian
tampak mata. tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji, dan
dan menyaji dalam menalar dalam ranah menalar dalam ranah
ranah konkret konkret (menggunakan, konkret (menggunakan,
(menggunakan, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan memodifikasi, dan
memodifikasi, dan membuat) dan ranah membuat) dan ranah
membuat) dan ranah abstrak (menulis, abstrak (menulis,
abstrak (menulis, membaca, menghitung, membaca, menghitung,
membaca, menghitung, menggambar, dan menggambar, dan
menggambar, dan mengarang) sesuai mengarang) sesuai
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari dengan yang dipelajari di
dengan yang dipelajari di di sekolah dan sumber sekolah dan sumber lain
sekolah dan sumber lain lain yang sama dalam yang sama dalam sudut
yang sama dalam sudut sudut pandang/teori. pandang/teori.
pandang/teori.

C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
17
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata pelajaran
dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 68
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs.

D. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


1. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut ini.
a. Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum
satuan pendidikan, bukan daftar mata pelajaran.
b. Guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik, mengembangkan
kurikulum secara bersama-sama.
c. Pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin kepala
sekolah.
d. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala
sekolah.

2. Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah
untuk melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum
secara nasional.
d. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupaten/kota terkait.

3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process),
pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi
kurikulum. Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam
Kompetensi Inti yang dijadikan organising element dalam mengikat Kompetensi dasar
mata pelajaran.
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut.
a. Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan
pelaksanaan kurikulum.
b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan keefektifan,
kelayakan, kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum (implementasi kurikulum) diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu
kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap
18
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

satuan pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten


secara rutin.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASARBAHASA INGGRIS SMP


Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
KD Bahasa Inggris diorganisasikan ke dalam empat Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti (KI)
1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Kompetensi Inti (KI) 2
berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti (KI) 3 berisi KD tentang
pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan Kompetensi Inti (KI) 4 berisi KD tentang
Bahasa Inggris.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran dibagi
menjadi pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung yang terjadi secara
terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan
secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-
kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan
kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau
menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan
tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku
dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas,
sekolah, dan masyarakat.

19
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

KELAS VII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

Menghargai dan menghayati  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris


ajaran agama yang dianutnya sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar.
Menghargai dan menghayati  Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
perilaku jujur, disiplin, melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan
tanggungjawab, peduli (toleransi, teman.
gotong royong), santun, percaya  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
diri, dalam berinteraksi secara bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
efektif dengan lingkungan sosial transaksional dengan guru dan teman.
dan alam dalam jangkauan  Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama,
pergaulan dan keberadaannya. dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.

20
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Memahami pengetahuan (faktual,  Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
konseptual, dan prosedural) pada ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan
berdasarkan rasa ingin tahunya permintaan maaf, serta responnya, sesuai dengan konteks
tentang ilmu pengetahuan, penggunaannya.
teknologi, seni, budaya terkait  Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
fenomena dan kejadian tampak pada ungkapan perkenalan diri, serta responnya, sesuai
mata. dengan konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks untuk menyatakan dan menanyakan nama hari,
bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka,
tanggal, dan tahun.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks pemaparan jati diri, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada teks untuk menyatakan dan menanyakan nama dan
jumlah binatang, benda, dan bangunan publik yang dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks label nama (label) dan daftar barang (list), sesuai
dengan konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada teks untuk menyatakan dan menanyakan sifat orang,
binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada teks untuk menyatakan dan menanyakan tingkah laku/
tindakan/fungsi orang, binatang, benda, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks instruksi (instruction), tanda atau rambu (short
notice), tanda peringatan (warning/caution), sesuai dengan
konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks deskriptif dengan menyatakan dan menanyakan
tentang deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek
dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.

21
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Mencoba, mengolah, dan menyaji  Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan
dalam ranah konkret merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan
(menggunakan, mengurai, permintaan maaf, dengan memperhatikan fungsi sosial,
merangkai, memodifikasi, dan struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
membuat) dan ranah abstrak konteks.
(menulis, membaca, menghitung,  Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan,
menggambar, dan mengarang) menanyakan, dan merespon perkenalan diri, dengan sangat
sesuai dengan yang dipelajari di pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial,
sekolah dan sumber lain yang struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
sama dalam sudut pandang/teori. konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan nama hari, bulan, nama waktu dalam hari,
waktu dalam bentuk angka, tanggal, dan tahun, dengan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menangkap makna pemaparan jati diri lisan dan tulis sangat
pendek dan sederhana.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk memaparkan dan
menanyakan jati diri, dengan sangat pendek dan sederhana,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan nama binatang, benda, dan bangunan publik
yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks tulis label nama (label) dan daftar barang
(list), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan
unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan sifat orang, binatang, dan benda, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tingkah laku/tindakan/fungsi dari orang,
binatang, dan benda, dengan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.

KELAS: VIII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Menghargai dan menghayati  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris
ajaran agama yang dianutnya sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar.
Menghargai dan menghayati  Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
perilaku jujur, disiplin, melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan
tanggungjawab, peduli (toleransi, teman.
gotong royong), santun, percaya  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
diri, dalam berinteraksi secara bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
efektif dengan lingkungan sosial transaksional dengan guru dan teman.
dan alam dalam jangkauan  Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama,

22
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

pergaulan dan keberadaannya. dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi


fungsional.
Memahami dan menerapkan  Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
pengetahuan (faktual, melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan meminta
konseptual, dan prosedural) perhatian, mengecek pemahaman, menghargai kinerja yang
berdasarkan rasa ingin tahunya baik, dan meminta dan mengungkapkan pendapat, serta
tentang ilmu pengetahuan, responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
teknologi, seni, budaya terkait  Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
fenomena dan kejadian tampak melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
mata. tentang kemampuan dan kemauan melakukan suatu
tindakan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan memberi instruksi,
mengajak, melarang, minta ijin, serta cara responnya, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial dari teks undangan pribadi dan
ucapan selamat (greeting card), sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
keberadaan orang, benda, binatang dalam jumlah yang tidak
tertentu, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi secara rutin atau
merupakan kebenaran umum, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tindakan/kejadian yang sedang dilakukan/berlangsung saat
ini, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
hubungan sebab akibat dan hubungan kebalikan, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda,
sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial teks deskriptif dengan
menyatakan dan menanyakan tentang deskripsi orang,
binatang, dan benda, pendek dan sederhana, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau,
sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial teks recount dengan menyatakan

23
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

dan menanyakan tentang kegiatan, kejadian, dan peristiwa,


pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial dari teks pesan singkat dan
pengumuman/pemberitahuan (notice), sesuai dengan
konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari teks naratif berbentuk fabel, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.
Mengolah, menyaji, dan menalar  Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan
dalam ranah konkret merespon ungkapan meminta perhatian, mengecek
(menggunakan, mengurai, pemahaman, dan menghargai kinerja yang baik, dengan
merangkai, memodifikasi, dan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
membuat) dan ranah abstrak kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
(menulis, membaca, menghitung,  Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menggambar, dan mengarang) menanyakan tentang kemampuan dan kemauan melakukan
sesuai dengan yang dipelajari di suatu tindakan, dengan memperhatikan fungsi sosial,
sekolah dan sumber lain yang struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
sama dalam sudut konteks.
pandang/teori.  Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan,
menanyakan, dan merespon ungkapan memberi instruksi,
mengajak, melarang, dan minta ijin, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
 Menangkap makna undangan pribadi dan ucapan selamat
(greeting card), sangat pendek dan sederhana.
 Menyusun teks tulis undangan pribadi dan ucapan selamat
(greeting card), sangat pendek dan sederhana, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang keberadaan orang, benda, binatang
dalam jumlah yang tidak tertentu, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kejadian yang
dilakukan/terjadi secara rutin atau merupakan kebenaran
umum, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kejadian yang sedang
dilakukan/berlangsung saat ini, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang hubungan sebab akibat dan hubungan
kebalikan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

24
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan


menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang,
binatang, benda, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
 Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis,
pendek dan sederhana.
 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan
sederhana, tentang orang, binatang, dan benda, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kejadian yang
dilakukan/terjadi di waktu lampau, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
 Menangkap makna teks recount lisan dan tulis, pendek dan
sederhana, tentang kegiatan, kejadian, peristiwa.
 Menyusun teks recount lisan dan tulis, pendek dan
sederhana, tentang kegiatan, kejadian, peristiwa, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menangkap makna pesan singkat dan
pengumuman/pemberitahuan (notice), sangat pendek dan
sederhana.
 Menyusun teks tulis pesan singkat dan
pengumuman/pemberitahuan (notice), sangat pendek dan
sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis, berbentuk
fabel pendek dan sederhana.
 Menangkap makna lagu.

KELAS IX
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Menghargai dan menghayati  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris
ajaran agama yang dianutnya sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar.
Menghargai dan menghayati  Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
perilaku jujur, disiplin, melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan
tanggungjawab, peduli (toleransi, teman.
gotong royong), santun, percaya  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
diri, dalam berinteraksi secara bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
efektif dengan lingkungan sosial transaksional dengan guru dan teman.
dan alam dalam jangkauan  Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama,
pergaulan dan keberadaannya. dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi
fungsional.
Memahami dan menerapkan  Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
pengetahuan (faktual, melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan harapan atau doa
konseptual, dan prosedural) dan ucapan selamat atas suatu kebahagiaan dan prestasi,
25
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

berdasarkan rasa ingin tahunya serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
tentang ilmu pengetahuan,  Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
teknologi, seni, budaya terkait melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan persetujuan, serta
fenomena dan kejadian tampak responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
mata.  Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang keharusan dan himbauan melakukan suatu
tindakan/kegiatan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang maksud dan tujuan melakukan suatu
tindakan/kegiatan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyuruh dan melarang
melakukan suatu tindakan/kegiatan, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial dari teks label obat/makanan/
minuman, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial teks prosedur dengan
menyatakan dan menanyakan tentang resep dan manual,
pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang sedang
dilakukan/terjadi pada saat ini, waktu lampau, dan waktu
yang akan datang, sesuai dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang sudah/telah
dilakukan/terjadi di waktu lampau tanpa penyebutan waktu
terjadinya secara spesifik, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
hubungan sebab akibat dan hubungan kebalikan, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari teks naratif berbentuk cerita rakyat, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu
menyebutkan pelakunya, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial teks factual report dengan
menyatakan dan menanyakan tentang teks ilmiah faktual
tentang orang, binatang, benda, gejala dan peristiwa alam

26
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

dan sosial, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks


pembelajaran di pelajaran lain di Kelas IX.
 Menyebutkan struktur teks, unsur kebahasaan, dan fungsi
sosial dari teks iklan produk dan jasa, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
 Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.
Mengolah, menyaji, dan menalar  Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengucapkan
dalam ranah konkret dan merespon ungkapan harapan atau doa dan ucapan
(menggunakan, mengurai, selamat atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan
merangkai, memodifikasi, dan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
membuat) dan ranah abstrak kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
(menulis, membaca, menghitung,  Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengucapkan
menggambar, dan mengarang) dan merespon ungkapan persetujuan, dengan
sesuai dengan yang dipelajari di memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
sekolah dan sumber lain yang kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
sama dalam sudut  Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
pandang/teori. menanyakan tentang keharusan dan himbauan melakukan
suatu tindakan, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang maksud dan tujuan melakukan suatu
tindakan/kegiatan, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang suruhan dan larangan melakukan suatu
tindakan/kegiatan, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
 Menangkap makna label obat/makanan/minuman, sangat
pendek dan sederhana.
 Menangkap makna teks prosedur, lisan dan tulis, berbentuk
resep dan manual, pendek dan sederhana.
 Menyusun teks prosedur, lisan dan tulis, pendek dan
sederhana, berbentuk resep dan manual, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang
sedang dilakukan/terjadi pada saat ini, waktu lampau, dan
waktu yang akan datang, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian yang
sudah/telah dilakukan/terjadi di waktu lampau tanpa
penyebutan waktu terjadinya secara spesifik, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
27
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

menanyakan tentang hubungan sebab dan akibat, dengan


memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
 Menangkap makna teks naratif, lisan dan tulis, berbentuk
cerita rakyat, pendek dan sederhana.
 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu
menyebutkan pelakunya, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
 Menangkap makna dalam teks ilmiah faktual (report) lisan
dan tulis, pendek dan sederhana, terkait dengan mata
pelajaran lain di Kelas IX.
 Menyusun teks ilmiah faktual (factual report), lisan dan tulis,
pendek dan sederhana, tentang orang, binatang, benda,
gejala dan peristiwa alam dan sosial, terkait dengan mata
pelajaran lain di Kelas IX, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
 Menangkap makna dalam teks iklan produk dan jasa, sangat
pendek dan sederhana.
 Menangkap makna lagu.

28
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1.3. KONSEP PENDEKATAN PEMBELAJARAN, MODEL DAN PENILAIAN PADA KURIKULUM


2013

HO-1.3
A. KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum
2013 mengamanatkan esensi pendekatan scientific dalam pembelajaran. Pendekatan
scientific diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif
dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas
suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada
bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah


Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/eksperimen;
d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan


Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan, ketelitian,
melihat (tanpa atau dengan alat) mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan kreativitas,
informasi yang tidak dipahami dari rasa ingin tahu, kemampuan

29
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan


apa yang diamati atau pertanyaan merumuskan pertanyaan untuk
untuk mendapatkan informasi membentuk pikiran kritis yang
tambahan tentang apa yang perlu
diamati untuk hidup cerdas dan belajar
(dimulai dari pertanyaan faktual sepanjang hayat
sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik)
Mengumpulkan informasi/ - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
eksperimen - membaca sumber lain selain jujur,sopan, menghargai
buku teks pendapat orang lain,
- mengamati kemampuan berkomunikasi,
objek/kejadian/aktivitas menerapkan kemampuan
- wawancara dengan narasumber mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Mengasosiasikan/mengolah - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap jujur,
informasi dikumpulkan baik terbatas dari teliti, disiplin, taat aturan, kerja
hasil kegiatan keras, kemampuan menerapkan
mengumpulkan/eksperimen prosedur dan kemampuan
mau pun hasil dari kegiatan berpikir induktif serta deduktif
mengamati dan kegiatan dalam menyimpulkan.
mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengkomunikasi-kan Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap jujur,
kesimpulan berdasarkan hasil teliti, toleransi, kemampuan
analisis secara lisan, tertulis, atau berpikir sistematis,
media lainnya mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.

30
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
HO.1.4A
PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK (PROJECT BASED LEARNING)
a. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran
yang menggunakan projek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.
Pembelajaran Berbasis Projek merupakan model belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Projek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah projek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan
terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda,
maka Pembelajaran Berbasis Projek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna
bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Projek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Projek memiliki karakteristik berikut ini.
1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan;
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan;
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Projeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya
imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

31
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Projek antara


lain berikut ini.
1) Pembelajaran Berbasis Projek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya
untuk memasuki sistem baru.
3) Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru
yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan
akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh
perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group
(pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan
tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan
menyenangkan.

b. Fakta Empirik Keberhasilan


Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Projekdapat dijelaskan
sebagai berikut.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Projek
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem
yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi projek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.

32
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Projek


1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3) Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang
peran utama di kelas.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis projek di atas seorang pendidik
harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah,
membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan projek, meminimalis dan menyediakan
peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian
yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa
nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Projek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan
seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Projek
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan
absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih
percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis projek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan
lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya.

c. Langkah-langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek dapat dijelaskan dengan
diagram sebagai berikut.
1
2
PENENTUAN 3
MENYUSUN
PERTANYAAN MENYUSUN JADWAL
PERECANAAN PROYEK
MENDASAR

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN

Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Projek

33
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Projek sebagai berikut.


1) Penentuan Pertanyaan Mendasar
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil
topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk
para peserta didik.
2) Mendesain Perencanaan Projek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas projek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian projek.
3) Menyusun Jadwal
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan projek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
untuk menyelesaikan projek, (2) membuat deadline penyelesaian projek, (3)
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing
peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
projek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan projek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas
yang penting.
5) Menguji Hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil projek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan projek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
34
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Projek


Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Projek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis projek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Projek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian projek atau penilaian produk.
Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Penilaian Projek
a) Pengertian
Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian projek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
(1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
projek peserta didik.
b) Teknik Penilaian Projek
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir projek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam
bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian
berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian Projek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai
dengan akhir projek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.

35
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penilaian Produk
a) Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan
logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
(1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
(3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

b) Teknik Penilaian Produk


Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
(1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
(2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.

36
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO.1.4B
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
Konsep/Definisi
1) Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata.
2) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan
berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik
yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi
pembelajaran.
Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3) Permasalahan sebagai contoh.
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan berikut ini.
Peserta Didik sebagai Masalah sebagai Awal
Guru sebagai Pelatih
Problem Solver Tantangan dan Motivasi
o Asking about thinking (bertanya o Peserta yang aktif. o Menarik untuk
tentang pemikiran). o Terlibat langsung dalam dipecahkan.
o Memonitor pembelajaran. pembelajaran. o Menyediakan
o Probbing ( menantang peserta didik o Membangun kebutuhan yang ada
untuk berpikir ). pembelajaran. hubungannya dengan
o Menjaga agar peserta didik terlibat. pelajaran yang
o Mengatur dinamika kelompok. dipelajari.
o Menjaga berlangsungnya proses.
Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini.
1) Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan suatu
strategi sasaran di mana projek sebagai pusat.
2) Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri
dan kelompoknya.
3) Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap
profesional.

37
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

4) Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan


peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan sehingga dengan demikian telah
terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5) Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan
umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan
pengalaman.
6) Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan
pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang
mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7) Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu
peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan
ilmu pengetahuan yang sesuai.
8) Constructive Investigations: sebagai titik pusat, projek harus disesuaikan dengan
pengetahuan para peserta didik.
9) Autonomy: projek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.

Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran


1) Melalui PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat
semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi
di mana konsep diterapkan.
2) Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.

Tahap-tahap Model PBL


Tabel 1: Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi siswa kepada masalah. logistik yg dibutuhkan.
 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2 Membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasikan siswa. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
Membimbing penyelidikan individu yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
dan kelompok. mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4 Membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model

38
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

FASE-FASE PERILAKU GURU


hasil karya. dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisa dan mengevaluasi proses dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
pemecahan masalah.

Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus
menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana
guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam
proses ini, yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi
lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana
menjadi siswa yang mandiri.
2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“,
sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan
seringkali bertentangan.
3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
informasi.
4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka dan penuh kebebasan.
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan
kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik,
yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan
pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting.
Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk
menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak
lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi
masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi
masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah
mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih
39
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang
dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka
sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini
guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.

Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah


Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu
dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar.
2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri
maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
1) Penilaian kinerja peserta didik
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis
karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu
masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.
2) Penilaian portofolio peserta didik
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu
periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik
peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau
bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur
kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang
lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat
dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang
sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan
40
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai
pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan
mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian
ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio. Penilaian proses
bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan
masalah, melihat bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan
dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya maka di samping
pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan
kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka
berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
(learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah
beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan
pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki
lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana peserta didik dan evaluator
menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk
bekerja melalui masalah; 3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil
pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar
menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang
beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk
penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah
oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja
bersama pihak lain).

41
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO.1.4C
PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
a. Definisi/Konsep
Model Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
siswa tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be
defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject
matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam
Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery
terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process
sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan
pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya
dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan
hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya
untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan
mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar
perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini
dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang
mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam
proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi
bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan
pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir
(merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap
enactive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan
sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan
motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic,
seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi
verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah
mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
42
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang seseorang
dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara sederhana teori
perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak menjelaskan sesuatu
melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau kebelakang di papan mainan untuk
menyesuaikan beratnya dengan berat temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada
fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada gambar atau bagan dan akhirnya ia
menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase symbolic.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan.
b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery Learning dalam
pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan.
1) Kelebihan Penerapan Discovery Learning
(a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
(b) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
(c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
(d) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannyasendiri.
(e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
(f) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan
bekerja sama dengan yang lainnya.
(g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
(h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
(i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
(j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar
yang baru.
(k) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

43
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

(l) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.


(m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
(n) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
(o) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya.
(p) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
(q) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
(r) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2) Kelemahan Penerapan Discovery Learning


(a) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang
kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
(b) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu
yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya.
(c) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
(d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
(e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
yang dikemukakan oleh para siswa
(f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan
oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

c. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran


Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Discovery Learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai
berikut.
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda
tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan
untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Permasalahan
yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis,
yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
44
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan


yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar
mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini
adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Dataprocessing
disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan
konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik
kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan
pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

45
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

d. Penilaian pada Model Pembelajaran Discovery Learning


Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penilaiannya
berupa penilaian kognitif, maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa dapat menggunakan
nontes.

C. PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR


1. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan
berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus,
mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi
yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam
hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang
ditemui di dalam praktik dunia nyata.
Dalam American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang
relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, penilaian autentik diartikan
sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan
nyata peserta didik. Wiggins (1993) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya
pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan
membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
antarsesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik ada kalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat
populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai
dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga
yang jenius. Penilaian autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni
atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil
pembelajaran.
Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes
berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajara, karena
memang bisa digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama
dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting.
Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu
bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja
mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan
pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian
autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian
keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
46
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa


belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian
itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik
karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar
tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka
menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu
menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi
materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus
dilakukan.

2. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik


Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang
dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada
umumnya. Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan
kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh penilaian autentik antara lain
keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan
pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang
strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung
keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan
seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan
keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan
untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara
terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang
berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian
tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta
didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan
pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama
lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar
sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi.
Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang
fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong
peserta didik mengonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi
pengetahuan baru.

47
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penilaian autentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang
saling berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Berikut contoh-contoh tugas autentik: pemecahan
masalah matematika, melaksanakan percobaan, bercerita, menulis laporan, berpidato,
membaca puisi, dan membuat peta perjalanan.
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru
autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria
tertentu seperti disajikan berikut ini.
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan
menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi
pengetahuan.
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan
pemahaman peserta didik.
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan
menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

3. Jenis-jenis Penilaian Autentik


Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara
jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya
berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus
penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan;
dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
a. Penilaian Sikap
Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur,
berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh
muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam
pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian apek sikap
dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Penilaian
sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri, namun
merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan penilaian pengetahuan
dan keterampilan, sehingga bersifat otentik (mengacu kepada pemahaman bahwa
pengembangan dan penilaian KI 1 dan KI 2 dititipkan melalui kegiatan yang didesain
untuk mencapai KI 3 dan KI 4).
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

48
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,
terkait dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan
saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan
refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri.
3) Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai
terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung (biasanya dilakukan ketika peserta didik melakukan
kegiatan kelompok, dan penilaian dilakukan antar anggota kelompok). Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan
dari hasil observasi.

b. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini.
1) Tes tulis
Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis
yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap bisa dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai
jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban
terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
memperoleh nilai yang sama.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga

49
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun


paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik
tugasnya.

c. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan drama dan bermain
peran.
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya
dalam proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur projek/tugas yang akan
mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan
informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik
baik dalam bentuk laporan naratif maupun laporan kelas.
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja, antara
lain sebagai berikut.
- Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-
unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah
peristiwa atau tindakan.
- Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru
menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta
didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan
seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
- Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala
numerik berikut predikatnya. Misalnya: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 =
kurang.
- Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat
catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah
peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti ini tetap ada manfaatnya,
namun tidak cukup dianjurkan.
- Rubrik: alat pengukuran yang mempunyai skala atau point yang tetap dan jelas untuk
setiap criteria penilaian. Sangat disarankan untuk menggunakan rubrik yang
mempunyai 4 poin skala (1-4) sehingga pemberian skor nilai tengah dapat
dihindarkan (misalnya skala 1-3 akan terjadi sebuah kecenderungan untuk
memberikan skor 3 pada sebagian besar hasil)
50
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama, langkah


langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang nyata
untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu. Kedua, ketepatan dan
kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.
Keempat, fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial
yang akan diamati. Kelima, urutan dari kemampuan atau keerampilan peserta didik
yang akan diamati.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai keterampilan
berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara, misalnya, guru dapat
mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan
wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara
dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau
instrumen, seperti penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau
pertanyaan pribadi.

2) Penilaian Projek
Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas
dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data. Dengan demikian, penilaian projek bersentuhan dengan aspek
pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Penilaian projek sangat
dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir
kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik.
Selama mengerjakan sebuah projek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Dengan demikian, pada setiap penilaian projek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.

51
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

- Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan


data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
- Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
- Keaslian sebuah projek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh
peserta didik.
Penilaian projek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk projek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian projek dapat menggunakan instrumen
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah projek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah projek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti
makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain),
barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya
logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus
dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk
pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

3) Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi
yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan
peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan
dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian
portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian
hasil belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran
sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik
dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya
memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi
komentar, masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik
dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindak lanjuti catatan guru.

52
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi
tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah
kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode
pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga
oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat
karangan, puisi, surat, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-
lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan
sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut
ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran.
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

53
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-1.1
ANALISIS KURIKULUM 2013

Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi
implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada
Kurikulum 2013.

Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 dan Permendikbud tahun 2013 yang terkait
dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan
jawaban hasil diskusi pada kolom yang tersedia.
3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan
hasil diskusi.
4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
No Pertanyaan Jawaban
1. Mengapa perlu adanya
pengembangan Kurikulum?
2. Apa saja elemen perubahan dalam
Kurikulum 2013?
3. Bagaimana strategi implementasi
Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran?
4. Apa perbedaan kompetensi peserta
didik pada Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013?
5. Bagaimana pendekatan dan model-
model pembelajaran dalam Kurikulum
2013?
6. Bagaimana penilaian pembelajaran
dalam Kurikulum 2013?

54
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
ANALISIS BUKU GURU&BUKU SISWA

55
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN: 2. ANALISIS BUKU

Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum Tahun
2013 dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai
dengan Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan
Buku Panduan Guru (Buku Guru).

Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru
terdiri atas dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus
pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.

Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat: Judul
bab, informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab
dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun
non-eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari telaah dan analisis buku guru dan buku siswa
terhadap kesesuaian dengan SKL, KI, dan KD; kecukupan dan kedalaman materi; dan
kesesuaian pendekatan pembelajaran dan penilaian.

Kompetensi yang Dicapai


1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran, strategi
pembelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru.
2. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3. Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan scientific,
standar proses dan standar penilaian.
4. Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.

Indikator
1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian
yang terdapat dalam buku siswa.
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang terdapat dalam
buku guru.
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan
KD.
4. Menjelaskan alasan hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru dengan
tuntutan SKL, KI, dan KD.
56
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

5. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan scientific, standar proses dan
standar penilaian.
6. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan scientific, standar proses dan
standar penilaian.
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa.
8. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa.
9. Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan hasil
analisis.

Langkah Kegiatan Analisis Buku


Mendiskusikan hasil
Dalam kelompok
analisis buku guru dan
mengkaji isi materi Menganalisis isi buku
buku siswa dalam
struktur, dan pola pikir guru (LK-2.1) dan
kesesuaiannya dengan
keilmuan dalam buku buku siswa (LK-2.2)
pendekatan scientific
guru dan buku siswa
dan standar proses

Mendiskusikan hasil
Mendiskusikan hasil
analisis untuk
Presentasi hasil analisis analisis buku guru dan
membuat
buku gurudan buku buku siswa dalam
rekomendasi tentang
siswa kesesuaiannya dengan
penggunaan buku
standar penilaian
guru dan buku siswa

57
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-2.1/2.2
2.1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU GURU DAN BUKU SISWA
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasi kurikulum tahun
2013 dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai
dengan Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan
Guru.

A. Buku Guru
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru
terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus
pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.
Petunjuk umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan,
model dan metode, penjelasan tentang media dan sumber belajar serta prinsip-prinsip
penilaian pada pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri atas beberapa bab sesuai dengan materi pada buku
siswa. Umumnya berisi informasi bagi guru untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian pembelajaran pada bab tersebut. Pada umumnya bagian ini berisi: peta konsep
untuk materi pada bab ini, cakupan materi untuk tatap muka, KI dan KD yang sesuai dengan
materi, alokasi waktu dan rincian materi setiap tatap muka. Selanjutnya pada bagian ini
terdapat uraian pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai dari tujuan pembelajaran,
alternatif kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran. Bagian penilaian
berisi informasi tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru, penilaian diri, penilaian antar
peserta didik dan informasi pembahasan soal pada buku siswa. Pada buku guru juga ada
informasi bagaimana cara informasi komunikasi dengan Orangtua/Wali.

B. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat hal-hal
berikut, yaitu: Judul bab, infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap
bab. Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik
ekperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan
tugas bagi peserta didik.
Penggunaan buku siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan
mengkaji bagian pengantar bab atau subbab, melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia,
mendiskusikan hasil kegiatan dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang
ada di buku. Uraian materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman
konsep dan diakhiri dengan soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
Buku guru dan buku siswa merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan jika guru
merasa perlu mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah. Terutama yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran, guru dapat menyesuaikan sesuai dengan alat dan bahan
praktikum atau media belajar yang tersedia di sekolah atau model-model pembelajaran yang

58
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

dipilih guru. Untuk lebih memahami isi buku guru dan buku siswa serta mengetahui hal-hal
yang perlu dikembangkan atau disesuaikan dengan keperluan implementasi kurikulum 2013
dalam pembelajaran, guru dapat melakukannya melalui kegiatan analisis buku guru dan
buku siswa sesuai dengan petunjuk dan format yang tersedia.

59
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-2.1
ANALISIS BUKU GURU

Judul Buku: _____________________________________


Kelas: _____________________________________
Jenjang: _____________________________________
Topik: _____________________________________
Isi buku yang Kualifikasi
Tindak
Kegiatan Guru relevan dengan Kurang Cukup Baik Alasan
Lanjut
kegiatan guru
A. Perencanaan Pembelajaran
Memilih KI dan KD
yang berkaitan

Menentukan
alokasi waktu

Merumuskan
indikator

Merumuskan
tujuan
pembelajaran

Menentukan
cakupan materi
pembelajaran

Menentukan
pendekatan

Menentukan
model

Menentukan
strategi

Menentukan
metode

Menentukan
media, sumber dan

60
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

alat

Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran
sesuai dengan
pendekatan,
model, metode
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Menilai
Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan

Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai
Keterampilan
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Portofolio

Penilaian Diri

Informasi
Pengayaan Belajar
Informasi &
hubungan guru
dan orang tua

61
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

R-2.1.
RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU GURU

Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis.
 Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang akan
dinilai.
 Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil
analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut.

PERINGKAT NILAI KRITERIA


Amat Baik (AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen
sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku guru.

62
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-2.2
ANALISIS BUKU SISWA

Judul Buku: .....................................................................................................


Kelas: .....................................................................................................
Jenjang: .....................................................................................................
Topik: .....................................................................................................
Deskripsi pada Kualifikasi Tindak
Kegiatan Guru Alasan
buku Kurang Cukup Baik lanjut
A. Sistematika
Judul bab
menunjukkan KD
yang harus dicapai

Urutan sub
topik/materi sesuai
dengan sistematika
keilmuan
Komponen
penilaian sesuai
tuntutan
penuilaian autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar

Cakupan materi
setiap sub
topik/submateri
memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada
buku memfasilitasi
pembelajaran
dengan
Pendekatan
Scientific
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Pengetahuan

Penilaian Sikap

63
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Penilaian
Keterampilan

Tugas

64
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

R-2.2.
RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU SISWA

Rubrik penilaian analisis buku siswa digunakan untuk menilai hasil analisis peserta pelatihan
terhadap buku siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis.
 Cermati format penilaian analisis buku siswa serta hasil analisis peserta yang akan
dinilai.
 Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil
analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut.
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik (AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen
sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku siswa.

65
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFICDALAM


PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
3.2 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN CARA
PENILAIANNYA: PROJECT BASED LEARNING,
PROBLEM BASED LEARNING, DAN DISCOVERY
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN
DALAM RAPOR

66
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN: 3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: (a) berorientasi pada
karakteristik kompetensi yang mencakup: sikap (Krathwohl) seperti menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan, keterampilan (Dyers) seperti mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan pengetahuan (Bloom &
Anderson) seperti mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta; (b) menggunakan pendekatan scientific, karakteristik kompetensi sesuai jenjang;
dan (c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi
pada tingkat memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan
nontes (portofolio), cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian
autentik, dan rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi
kualitatif tentang sikap dan keterampilan.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan
perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses
pembelajaran, mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model
pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor

Kompetensi yang Dicapai


1. Memahami penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
2. Memahami penerapan model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based
Learning, dan Discovery Learning) dan penilaiannya.
3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.

Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran Bahasa Inggris.
2. Membuat contoh penerapan model-model pembelajaranpada pembelajaran Bahasa
Inggris dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian.
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran
Bahasa Inggris.
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.

67
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja Kerja
Presentasi
Kelompok kelompok
hasil kerja Penyimpulan
menelaah HO menyusun
kelompok hasil diskusi
contoh contoh
dan kelompok
penerapan pendekatan
dikomentari dan
pendekatan scientific
oleh rangkuman
scientific dalam
kelompok hasil
dalam pembelaja-
lain
pembelajaran ran

2. Perancangan Penilaian
Diskusi Kerja
kelompok Kelompok Penyimpulan
Presentasi hasil
model menyusun hasil diskusi
kerja kelompok
pembelaja- model dan kelompok
dan dikomentari
ran dan contoh dan
oleh kelompok
perancangan instrumen rangkuman
lain
penilaian penilaian yg hasil
baik

3. Pelaporan Hasil Penilaian


Penyimpulan
Diskusi Kerja Presentasi hasil
hasil diskusi
kelompok Kelompok kerja kelompok
kelompok
pengolahan menyusun dan dikomentari
dan
hasil contoh laporan oleh kelompok
rangkuman
penilaian hasil penilaian lain
hasil

68
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.1
3.1. PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada
proses pembelajaran. Pendekatan scientific termasuk pembelajaran inkuiri yang
bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap
satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses)
psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara
itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan
mencipta (Permendikbud No. 65 tahun 2013).

CONTOH PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DALAM RPP

SATUAN PENDIDIKAN: SMP


MATA PELAJARAN: Bahasa Inggris
KELAS/SEMESTER: VIII/2
MATERI POKOK: Teks lisan dan tulis yang menyatakan dan menanyakan
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda
ALOKASI WAKTU: 4 x 2 JP

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa terampil memahami, menyatakan, dan menanyakan teks lisan dan tulis yang
menyatakan dan menanyakan perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, untuk
melaksanakan komunikasi transaksional dan fungsional dengan guru dan teman,
menggunakan ungkapan dengan struktur teks yang runtut dengan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks, secara jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, peduli,
kerjasama, dan cinta damai.

B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR


KOMPETENSI DASAR:
1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi Internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional.

69
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

3.9. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial
menyatakan dan menanyakan perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda,
sesuai dengan konteks penggunaannya .
4.10. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

INDIKATOR
 Menunjukkan sikap sungguh-sungguh dalam belajar
 jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai dalam
melaksanakan komunikasi
 dalam memahami, menyatakan, dan menanyakan teks lisan dan tulis yang menyatakan
dan menanyakan perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda
 dengan menggunakan struktur teks yang runtut dan tepat sesuai konteks
 dan menggunakan unsur-unsur kebahasaan (intonasi, ucapan dan tekanan kata) yang
benar.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi sosial
Mengidentifikasi, mengenalkan, memuji, mencela, mengagumi

Struktur teks
Who is taller? Your sister or your brother?; No one in the class is big as Candra. He is the
biggest. He is bigger than any other student in the class.; To me, writing is more difficult than
reading. Listening is the most difficult. Our library have more books than the community
library.,dan semacamnya.

Unsur kebahasaan
(1) Kosa kata: kata benda dan kata sifat yang terkait dengan orang, binatang, benda di
kelas, sekolah, rumah, dan sekitarnya
(2) Perbandingan sifat: as ... as, -er, -est, more ..., the most ...
(3) Perbandingan jumlah: more, fewer, less
(4) Penggunaan nominal singular dan plural secara tepat, dengan atau tanpa a, the, this,
those, my, their, dsb secara tepat dalam frasa nominal
(5) Ucapan, tekanan kata, intonasi,
(6) Ejaan dan tanda baca
(7) Tulisan tangan.

70
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Topik
Sifat orang dan benda di kelas, sekolah, rumah, dan sekitarnya yang memberikan
keteladanan tentang perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab.

D. METODE PEMBELAJARAN:
Scientific Approach dengan Pendekatan Problem Based Learning

E. MEDIA PEMBELAJARAN:

F. SUMBER BELAJAR
 Buku Wajib Siswa SMP Kelas VIII

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
LANGKAH PEMBELAJARAN UMUM
Mengamati
 Siswa terbiasa atau sering mendengar dan menyaksikan guru dan warga sekolah lain
menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang,
benda, dalam bahasa Inggris, dengan unsur kebahasaan yang sesuai dengan fungsi
sosialnya.
 Siswa dituntut untuk mencontoh kebiasaan tersebut dengan menyebutkan dan
menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dalam
bahasa Inggris, dengan unsur kebahasaan yang sesuai dengan fungsi sosialnya.
Menanya
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa menanyakan dan mempertanyakan antara lain
tentang perbedaan antara cara menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam
bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, akibat jika tidak melakukan,
dsb.
Mengumpulkan Informasi
 Siswa mendengarkan dan menyaksikan banyak contoh interaksi dengan menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda dalam
bahasa Inggris dari film, kaset, buku teks, dsb.
 Siswa menirukan contoh-contoh interaksi dengan menyebutkan dan menanyakan
tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda dalam bahasa Inggris
dengan ucapan, tekanan kata, intonasi, dan sikap yang benar.
 Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri (fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan) interaksi menyebutkan dan menanyakan tentang
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda.

71
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

 Secara kolaboratif, siswa berusaha menggunakan bahasa Inggris untuk menyebutkan dan
menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda dalam
konteks pembelajaran, simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.
Mengasosiasi
 Siswa membandingkan ungkapan menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber
tersebut di atas.
 Siswa membandingkan ungkapan menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda yang telah dipelajari tersebut di atas dengan
yang ada di sumber-sumber lain, atau dengan yang digunakan dalam bahasa lain.
 Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi sosial dan
unsur kebahasaan yang digunakan.
Mengomunikasikan
 Siswa menggunakan bahasa Inggris setiap kali muncul kesempatan untuk menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, di
dalam dan di luar kelas, dengan unsur kebahasaan yang sesuai dengan fungsi sosialnya.
 Siswa berupaya berbicara secara lancar dengan ucapan, tekanan kata, intonasi yang
benar dan menulis dengan ejaan dan tanda baca yang benar, serta tulisan yang jelas dan
rapi.
 Siswa membicarakan permasalahan yang dialami dalam menggunakan bahasa Inggris
untuk menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang,
binatang, benda dan menuliskannya dalam jurnal belajar sederhana dalam bahasa
Indonesia.

72
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Langkah
Pembelajaran Contoh
Khusus
Observing:
 Peserta didik
mengamati
ujaran yang
diungkapkan oleh
guru
 Peserta didik
bermain peran
mengenai
percakapan
sederhana
mengenai
perbandingan

Questioning:
 Peserta didik
menanyakan
bagaimana cara
pengucapan yang
baik dan benar
mengenai
beberapa kata
atau ungkapan
yang masih sulit
 Peserta didik
menanyakan arti
beberapa kata
yang masih
dirasa sulit

73
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Collecting
Information:
 Peserta didik
membaca
kembali
beberapa
percakapan
mengenai teks
perbandingan
 Peserta didik
mendiskusikan
dengan
kelompoknya
mengenai
maksud dari
setiap dialog
yang
dihubungkan
dengan fungsi
sosial yang
muncul di
dalamnya
 Peserta didik
menuliskan
jawabannya
secara baik dan
benar

74
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Associating:
 Peserta didik
membaca
beberapa kalimat
terkait dengan
konteks
perbandingan
 Peserta didik
menuliskan
kembali kalimat
dengan konteks
perbandingan
dengan
ungkapan
perbandingan
yang sudah
dipelajari
sebelumnya

75
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

76
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Communicating:
 Peserta didik
memperlihatkan
hasil tulisannya
kepada guru dan
juga rekan
sebangkunya
 Peserta didik
memperhatikan
jawaban yang
dituliskan oleh
temannya
 Peserta didik
memberikan
masukan
mengenai
jawaban
temannya

77
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Peran Guru:
Kegiatan Mengamati
 Guru mencontohkan cara membaca percakapan sederhana terkait dengan perbandingan
 Guru memperhatikan peserta didik ketika bermain peran
Kegiatan Bertanya
 Guru menanyakan pemahaman peserta didik mengenai materi yang sedang diajarkan
 Guru menjelaskan apa yang ditanyakan oleh peserta didik
Kegiatan Mengumpulkan Informasi
 Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik mengenai kegiatan yang sedang
dilakukan
Kegiatan Mengasosiasi
 Guru membacakan cara pengucapan kalimat-kalimat yang ada
 Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik mengenai kegiatan yang sedang
dilakukan
Kegiatan Mengomunikasikan
 Guru memberikan masukan atas jawaban yang dituliskan oleh peserta didik
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Kriteria Penilaian
 Tingkat ketercapaian fungsi sosial menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda.
 Tingkat kelengkapan dan keruntutan dalam menyebutkan dan menanyakan tentang
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda.
 Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan.
 Sikap tanggung jawab, kerjasama, peduli, dan percaya diri yang menyertai tindakan
menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang,
benda.

Cara Penilaian:
Kinerja (Praktik)
Simulasi dan/atau bermain peran (role play) dalam bentuk interaksi dengan menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda.

78
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Observasi:
(Penilaian yang bertujuan untuk memberikan balikan secara lebih cepat)
 Observasi terhadap tindakan siswa menggunakan bahasa Inggris untuk menyebutkan dan
menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, ketika
muncul kesempatan, di dalam dan di luar kelas.
 Observasi terhadap kesungguhan, tanggung jawab, dan kerja sama siswa dalam proses
pembelajaran di setiap tahapan.
 Observasi terhadap kepedulian dan kepercayaan diri dalam melaksanakan komunikasi, di
dalam dan di luar kelas.

Penilaian Diri
Pernyataan siswa secara tertulis dalam jurnal belajar sederhana berbahasa Indonesia
tentang pengalaman belajar menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah
dan sifat orang, binatang, benda, termasuk kemudahan dan kesulitannya.

Tes Tertulis
Membaca dan menulis teks yang menuntut pemahaman dan kemampuan menghasilkan teks
yang di dalamnya termasuk tindakan menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda.

79
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-3.1.
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC

Kompetensi : Mampu merancang kegiatan pembelajaran scientific


Tujuan Kegiatan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan scientific
Langkah Kegiatan:
Isilah Lembar Kerja perancangan kegiatan pembelajaran scientific yang diberikan
Setelah selesai, mintalah teman/kelompok lain untuk bertukar hasil kerja
Pelajarilah isian Lembar Kerja teman/kelompok lain dan diskusikan kesesuaiannya

LEMBAR KERJA PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kompetensi Dasar :

Topik /Tema :

Sub Topik/Tema :

Tujuan :
Pembelajaran

Alokasi Waktu :

RANCANGAN PEMBELAJARAN
Tahapan Pembelajaran Kegiatan
Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

80
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

informasi

Mengasosiasikan

Mengomunikasikan

81
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

R-3.1/3.2.
RUBRIK PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL
PEMBELAJARAN

Rubrik perancangan penerapan scientific dan perancangan model pembelajaran digunakan


fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh
penerapan pendekatan scientific dan contoh rancangan model pembelajaran satu topik
Bahasa Inggris.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
 Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1 dan LK- 3.2
 Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan
Penilaian LK- 3.1
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB ≤ 100 Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan pembelajaran dan
(AB) alokasi waktu lengkap dan benar
Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan dan mengkomunikasikan sesuai dengan
topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu
Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan dan mengkomunikasikan lengkap,
sistematis dan logis atau benar
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) ≤ 70 Ketiga aspek kurang sesuai
Penilaian LK- 3.2
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB ≤ 100 Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan pembelajaran dan
(AB) alokasi waktu lengkap dan benar
Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai dengan
topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu
Kegiatan pada tahapan model pembelajaran lengkap,
sistematis dan logis ( sesuai dengan sintak atau tahapan
pembelajaran)
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) ≤ 70 Ketiga aspek kurang sesuai

82
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

3.2. MODEL PEMBELAJARAN DAN CARA PENILAIANNYA

HO-3.2A
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK

1. Pengertian
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based-learning) adalah model pembelajaran yang
menggunakan projek/kegiatan sebagai pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta
didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata.Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara
mandiri maupun berkelompok dalam mengkostruksikan produk nyata.
Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) merupakan model pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman nyata. PBP dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik
dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi dalam
perancangan produk. PBP merupakan pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan
pembelajaran berbasis projek memberi kesempatan peserta didik berpikir kritis dan mampu
mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk menghasilkan produk
nyata berupa barang atau jasa.
Pada PBP, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan
oleh guru dalam bentuk suatu projek. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya
dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. PBP dapat mereduksi kompetisi
di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif daripada bekerja sendiri-
sendiri. Di samping itu, PBP dapat juga dilakukan secara mandiri melalui bekerja
mengkonstruki pembelajaran melalui pengetahuan serta keterampilan baru, dan
mewujudkannya dalam produk-produk nyata.

2. Tujuan
Pembelajaran Berbasis Projek merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada
peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya.
Pelaksanaan PBP dapat memberi peluang pada peserta didik untuk bekerja mengkonstruk
tugas yang diberikan guru yang puncaknya dapat menghasilkan produk karya peserta didik.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.
c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan
hasil produk nyata berupa barang atau jasa.

83
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola


sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas.
e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.

3. Prinsip
PBP adalah pembelajaran dengan menggunakan tugas projek sebagai metode pembelajaran.
Para peserta didik bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat
menghasilkan produk secara nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari pada PBP adalah:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan
nyata untuk memperkaya pembelajaran.
b. Tugas projek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik
yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata
yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam
bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk tersebut selanjutnya dikomunikasikan
untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan produk.

4. Langkah-langkah pembelajaran
Dalam PBP, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam
pembelajaran dengan melakukan kegiatan projek yang realistik. Di samping itu, penerapan
pembelajaran berbasis projek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung
jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1. Penentuan Projek 2.Perancangan langkah- 3. Penyusunan Jadwal


langkah penyelesaian projek Pelaksanaan Projek

6. Evaluasi proses dan 5. Penyusunan laporan dan 4. Penyelesaian projek dengan


hasil projek presentasi/publikasi hasil fasilitasi dan monitoring guru
projek

Gambar 1: Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek


Diadaptasi dari Keser & Karagoca (2010)
Berdasarkan bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah PBP adalah
sebagai berikut:
a. Penentuan Projek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik projek berdasarkan tugas projek
yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan

84
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

projek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak
menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

b. Perancangan Langkah-langkah Penyelesaian Projek


Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek dari awal sampai
akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan projek ini berisi aturan main dalam
pelaksanaan tugas projek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas projek,
pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas projek, perencanaan
sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas projek, dan kerja sama antar
anggota kelompok.

c. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Projek


Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
telah dirancangnya. Berapa lama projek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.

d. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru


Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan projek yang telah dibuat.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan projek di antaranya adalah dengan a)
membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interviu, e) merekam, f) berkarya seni, g) mengunjungi
objek projek, atau h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta
didik dalam melakukan tugas projek mulai proses hingga penyelesaian projek. Pada kegiatan
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas projek.

e. Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Projek


Hasil projek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya
teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain
dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.

f. Evaluasi Proses dan Hasil Projek


Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas projek. Proses refleksi pada tugas projek dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas projek yang berkembang
dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas projek. Pada tahap
ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dilakukan.

5. Contoh-contoh kegiatan pembelajaran berbasis projek


Proses pembelajaran berbasis projek meliputi tahap-tahap persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis projek, tahap
85
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

persiapan meliputi kegiatan menemukan tema/topik projek, merancang langkah


penyelesaian projek dan menyusun jadwal projek. Pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan
proses penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring dari guru serta penyusunan
laporan dan presentasi/publikasi hasil projek. Pada tahap evaluasi meliputi kegiatan evaluasi
proses dan hasil kegiatan projek.
Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis projek
pada tahap kegiatan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

a. Persiapan
Dalam persiapan, diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari yang diikuti
dengan instruksi tugas projek yang dilengkapi dengan persyaratan tertentu, termasuk
ketentuan waktu. Selanjutnya langkah-langkah PBP adalah sebagai berikut:
1) Menentukan projek , yaitu memilih tema/topik untuk menghasilkan produk (laporan
observasi/penyelidikan, karya seni, atau karya keterampilan) dengan karakteristik mata
pelajaran dengan menekankan keorisinilan produk. Penentuan produk juga disesuaikan
dengan kriteria tugas, dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan
sumber/bahan/alat yang tersedia.

2) Merancang langkah-langkah penyelesaian projek dari awal sampai akhir. Pada kegiatan
ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang akan dihasilkan dan
langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan bagian-bagian tersebut sampai dicapai
produk akhir.

3) Menyusun jadwal pelaksanaan projek, yaitu menyusun tahap-tahap pelaksanaan projek


dengan mempertimbangkan kompleksitas langkah-langkah dan teknik penyelesaian
produk serta waktu yang ditentukan guru.

b. Pelaksanaan
1) Menyelesaikan projek dengan fasilitasi dan monitoring guru, yaitu mencari atau
mengumpulkan data/material dan kemudian mengolahnya untuk
menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir.
2) Mempresentasikan/mempublikasikan hasil projek, yaitu menyajikan produk dalam
bentuk diskusi, pameran, atau publikasi (dalam majalah dinding atau internet) untuk
memperoleh tanggapan dari peserta didik yang lain, guru, dan bahkan juga masyarakat.

c. Evaluasi
Evaluasi proses dan hasil projek, yaitu meninjau proses pelaksanan projek dan menilai
produk yang dihasilkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan projek.

6. Teknik penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Projek


Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbasis projek meliputi penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian diperoleh dari kegiatan peserta didik yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu sejak dari perencanaan, penyusunan jadwal,
penyelesaian projek, penyusunan laporan, dan evaluasi proses dan hasil projek. Penilaian
86
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik akan kemampuan
mengaplikasikan materi pelajaran, kemampuan penyelidikan/berkarya dan kemampuan
menginformasikan mata pelajaran tertentu.
Pada penilaian tugas projek yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih tema/topik yang relevan dengan bahasan materi
pelajaran, mengelola waktu (tugas, materi dan aktivitas) sesuai perencanaan projek,
mencari serta menemukan informasi/produk sesuai dengan jenis tugas projek dan penulisan
laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian hasil tugas projek dengan materi pelajaran yang diberikan guru dengan
mempertimbangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik dalam
pembelajaran.
c. Keaslian
Produk tugas projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya baik
secara individu maupun kelompok.
Langkah penilaian projek dapat dikelompokkan menjadi dua langkah, yaitu menyusun
instrumen penilaian projek dan membuat rubrik penilaian. Penyusunan instrumen penilaian
projek disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran, sedangkan
rubrik penilaian disusun berdasarkan aspek-aspek penilaian yang disusun dalam istrumen
penilaian.
Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran projek dapat
dilakukan melalui penugasan individu/kelompok. Penilaian yang dapat dilakukan diantaranya
dengan penilaian kinerja yang dilengkapi dengan laporan tertulis yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu. Instrumen yang
digunakan berupa tugas-tugas belajar meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis, lisan maupun praktik. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
daftar cek atau skala penilaian. Adapun contoh instrumen penilaian kinerja berbasis projek
adalah sebagai berikut.

87
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Tabel 1: Contoh Format Penilaian Projek


Mata Pelajaran : ……………………………….
Nama Projek : ………………………………..
Alokasi Waktu : ………………………………..

Nama/Kelompok: ………………………………….
NIS : …………………………………
Kelas : …………………………………

No. Aspek Penilaian Skor


1 2 3 4 5
1. PERENCANAAN
a. Persiapan
b. Perumusan Judul/Tema
2. PELAKSANAAN
a. Proses pengamatan
b. Pengumpulan data
c. Persiapan alat/media/bahan
d. Teknik pengolahan/eksplorasi
3. LAPORAN PROYEK
a. Hasil produk/performans
b. Presentasi/penguasaan
c. Laporan Tertulis/portopolio (sistematika, keakuratan
sumber data, kuantitas sumber data, analisis data,
penarikan kesimpulan)
TOTAL SKOR

Catatan: Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai 5, dengan ketentuan


semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka
semakin tinggi nilainya.

Penilaian pada pembelajaran berbasis projek juga dapat dilakukan dengan menilai produk
yang dihasilkan dari tugas projek. Penilaian produk dilakukan untuk menilai proses
pembuatan dan kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk
dapat dilakukan pada tugas yang menekankan pada produk teknologi maupun karya seni.
Adapun contoh format penilaian produk adalah sebagai berikut.

88
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Tabel 2: Contoh Format Penilaian Produk (Teknologi/Karya Seni)

Mata Pelajaran : ……………………………….


Nama Proyek : ………………………………..
Alokasi Waktu : ………………………………..

Nama/Kelompok: ………………………………….
NIS : ………………………………………
Kelas : …………………………………

No. Tahapan Penilaian Sekor


1 2 3 4 5
1. TAHAP PERENCANAAN BAHAN (merencanakan,
menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk)
2. TAHAP PROSES PEMBUATAN
a.Persiapan alat dan bahan
b.Teknik pengolahan
c. Keselamatan kerja, Keamanan dan Kebersihan
3. TAHAP AKHIR
a. Bentuk fisik produk
b. Inovasi
TOTAL SEKOR

Catatan: Sekor diberikan dengan rentang sekor 1 sampai 5, dengan ketentuan semakin
lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi
nilainya.

Pada penilaian sikap dapat dilakukan dengan bentuk penilaian observasi, penilaian diri,
penilaian teman sejawat, dan penilaian jurnal oleh peserta didik. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan yang disusun oleh guru.
Contoh instrumen penilaian sikap dengan lembar pengamatan/observasi adalah sebagai
berikut.

89
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Tabel 3: Contoh Format Penilaian Sikap

Nama : ………………………………….
NIS : …………………………………
Kelas : …………………………………

No. Aspek Penilaian Skor


1 2 3 4 5
1. Kerajinan
2. Ketekunan
3. Tanggung Jawab
4. Kedisiplinan
5. Kerjasama
6. Tenggang rasa
7. Kejujuran
TOTAL SKOR
Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang skor 1 sampai 5.
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik.
Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkasprofil peserta didik,
bukan sebagai harga mati untuk KKM.

Penilaian sikap juga dapat dilakukan dengan penilaian diri dengan menggunakan daftar cek
atau skala penilaian (rating scale). Contoh instrumen penilaian sikap dengan penilaian diri
adalah sebagai berikut.
Tabel 4: Contoh Instrumen Penilaian Diri
Nama : ______________________________
NIS : ______________________________
Kelas : ______________________________
Petunjuk
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi diri Anda.
Keterangan
SS : Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, dan STS: Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN Penilaian
SS S TS STS
1 Saya sudah dapat mengembangkan tema pada tugas proyek
yang diberikan guru
2 Saya dapat merancang jadwal pelaksanaan kegiatan proyek
dengan baik
3 Saya dapat menyusun jadwal pelaksanaan proyek dengan
sistematis
4 Saya dapat menyelesaikan proyrk sesuai dengan langkah
langkah yang telah ditetukan
5 Saya dapat menyusun laporan dengan sistematis dan baik
6 Saya dapat mempresentasikan hasil kegiatan proyek dengan
baik
7 Saya telah menguasai materi pembelajaran dengan baik

REFERENSI
Keser, H. & Karahoca, D. 2010. Designing a project manajement e-course by using project
base learning. Procedia Social and Behavioral Sciences 2 (2010) 5744-5754

90
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LAMPIRAN:
Contoh-Contoh Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek pada Mata Pelajaran Bahasa
Inggris
Mata Pelajaran: Bahasa Inggris
Kelas/Semester: VII/1
Materi Pokok/Tema: Teks deskriptif
Kompetensi Dasar:
3.10 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial teks
deskriptif dengan menyatakan dan menanyakan tentang deskripsi orang, binatang, dan
benda, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya .
4.11 Menangkap makna dalam teks deskriptiflisan dan tulis, pendek dan sederhana.
4.12 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan sederhana, tentang orang,
binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Memahami ki dan kd
2. Menentukan materi ajar
3. Merancang dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
scientific
4. Melaksakan penilaian pembelejaran (proses dan hasil)
5. Menentukan media dan sumber pembelajaran yang tepat.

Langkah-Langkah Pembelajaran
Persiapan
 Observasi dan menanya
 Mempelajari silabus teks deskriptif
 Belajar sebagai model
 Mengamati proses pembelajaran yang ada di buku teks.
 Mengamati pemeragaan pembelajaran yang ada di buku teks

Pengantar Materi Utama


Dalam bab ini siswa belajar mendeskripsikan orang, binatang, dan benda, secara sederhana,
dengan panjang teks kurang lebih 6 kalimat. Untuk mendeskripsikan suatu obyek, digunakan
‘alat’ yang disebut teks deskriptif. Artinya, dalam bab ini siswa tidak akan belajar tentang
teks deskrptif, tetapi belajar menggunakannya. Oleh karena itu dari sejak awal siswa
langsung secara aktif membaca, menulis, menyimak dan menyampaikan secara lisan
berbagai teks yang mendeskrpiskan orang, binatang, dan benda yang relevan dengan

91
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

kehidupan remaja terpelajar tingkat SMP/MTs. Seperti hanya dengan alat lainnya,
pemahaman tentang alat tersebut diperoleh justru ketika telah terbiasa menggunakannya.
Fungsi sosial
Dalam kehidupan nyata, kita mendeskripsikan sesuatu karena memiliki maksud tertentu.
Tidak ada orang mendeskripsikan kalau tidak ada maksud atau tujuan yang hendak dicapai.
Membanggakan, menjual, mengenalkan, mengidentifikasi, mengkritik, adalah beberapa
maksud yang biasanya dicapai dengan mendeskripsikan obyeknya. Maksud atau fungsi sosial
yang hendak dicapai itulah yang akan menentukan bentuk (struktur teks dan unsur
kebahasaan) untuk membangun teksnya. Misalnya, dengan maksud untuk mempromosikan
seorang anak perempuan untuk menjadi peraga busana santai untuk remaja atau menjadi
ketua OSIS, pembicara/penulis akan memilih struktur penyampaian maupun kata-kata yang
sangat berbeda. Perhatikan kedua teks berikut ini.
I think Rina is a good model for the casual dress. She is beautiful, always looks happy
and cheerful. She has a mole on her cheek. It makes her look more beautiful. She has
long and curly hair. It makes her look casual too. I think she can jump high for the
photo shooting.

I think Rina is the right person to be the chairwoman of our OSIS this year. She’s
smart and discipline. She always has a lot of good ideas to improve this school. She
knows many students because she’s friendly. She often writes about successful
Indonesian figures in our wall magazine.

Untuk mempromosikan Rina sebagai model, digunakan kata-kata yang menggambarkan dia
sebagai remaja yang tepat untuk busana santai yang akan dipergakan yaitu beautiful, happy,
cheerful, casual, hair, jump. Untuk mempromosikan Rina sebagai ketua OSIS, digunakan
kata-kata yang lebih sesuai untuk seorang pemimpin organisasi yaitu chairwoman, smart,
discipline, helpful, organization, know.

Struktur Teks
Karena kedua teks tersebut sama-sama memerankan fungsi sosial ‘mempromosikan’, maka
terdapat kesamaan di antara keduanya, yaitu dalam penyusunan struktur teksnya. Analisis
terhadap kedua teks di atas menunjukkan struktur berikut ini:
(1) Penyebutan nama dari obyek, bagian-bagiannya, atau obyek lain yang terkait. Terkait
dengan model busana santai untuk remaja, disebutkan kata-kata Rina, a model, the
casual dress, she, a mole, her cheek, it, hair, photo shooting. Terkait dengan posisi
sebagai ketua OSIS, disebutkan kata-kata Rina, the chairwoman of our OSIS, ideas to
improve this school, many students, Indonesian figures, our wall magazine.
(2) Penyebutan sifat atau hal-hal yang terkait dengan obyek, dengan menggunakan kata
kerja sepertibe (is, are), look, dan have.

Rina as a model Rina as the OSIS chairman


Rina is a good for model for Rina is the right person to be
92
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

the casual dress the chairwoman of our OSIS


this year
She is beautiful She’s smart and discipline.
always looks happy and she’s friendly.
cheerful
It makes her look more
beautiful

She has a mole on her cheek. She has good ideas to improve
She has long and beautiful this school.
hair.

(3) Penyebutan tindakan yang dilakukan atau keadaan yang terkait dengan obyek,
dengan menggunakan kata kerja yang sesuai dengan fungsi sosial yang hendak
dicapai.

Rina as a model Rina as the OSIS chairman

... she can jump high for the She can and will work hard for
photo shooting. the organisation.
She knows many students
She often writes about
successful Indonesian figures
for our wall magazine.

Unsur Kebahasaan
Kesamaan lainnya adalah dalam penyebutan nama orang, binatang, dan benda. Hal yang
benar-benar perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan suatu obyek adalah penyebutan
nama benda dengan menggunakan kata nominal atau frasa nominal, karena dalam teks
deskriptif, yang menjadi fokus pesan adalah obyeknya, bagian-bangiannya, serta obyek lain
yang terkait. Guru perlu waspada bahwa artikel a dan the adalah ciri penting nominal dalam
bahasa Inggris, dan hampir selalu menyertai kata nominal. Karena bahasa siswa atau bahasa
Indonesia tidak lazim meggunakan artikel, besar kemungkinan siswa akan cenderung lupa
menggunakannya. Kata penyerta benda lainnya yang jauh lebih sering dalam bahasa Inggris
daripada bahasa Indonesia adalah kata ganti kepunyaan dan kata penunjuk, sepertimy, your,
this, those, dsb., sehingga sering digunakan secara salah oleh siswa. Unsur lain yang sering
salah adalah penggunaan morfem –s untuk kata benda jamak.
Penggunaan lebih dari satu kata sifat dalam frasa nominal juga sangat lazim dalam teks
deskriptif, seperti darkbrown, a cute little cat, beautiful red flower. Struktur gramatikal ini
juga menjadi bagian penting materi pokok bab ini. Selain itu juga kata quite dan very, yang
juga sangat lazim digunakan dalam penyebutan sifat untuk menyangatkan.

93
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Topik
Topik utama bab ini adalah deskripsi orang, binatang, dan benda yang bermakna dalam
kehidupan siswa sehari-hari. Relevansi dengan pengalaman dan kehidupan siswa sebagai
remaja terpelajar adalah prinsip dalam menentukan topik dari setiap teks yang akan
digunakan siswa selama proses pembelajaran. Pertimbangan lain untuk pemilihan teks yang
akan dibaca, diucapkan, ditulis, dan didengarkan siswa untuk pembelajaran dalam bab ini
adalah pesan moral yang terkandung di dalamnya. Guru perlu memastikan bahwa setiap
teks dan penggunaannya akan berdampak pada pembentukan perilaku jujur, disiplin,
percaya diri, kerja sama, dan bertanggung jawab.

Fokus Tahapan Kegiatan: Pembukaan


 Pembukaan dilakukan dengan menggunakan halaman pertama dalam bab ini.
 Pada halaman tersebut terdapat gambar yang mengilustrasikan suasana pedesaan
Indonesia terlihat dari atas bukit yang hijau, indah, dengan latar belakang gunung atau
laut. Gambar tersebut menunjukkan kebanggaan dan cinta tanah air, sehingga
bersemangat untuk ‘mendeskripsikannya’ kepada sesama orang Indonesia untuk
menyadari rahmat ini dan membanggakannya. Pesan tersebut juga dapat disampaikan
kepada orang asing agar mengagumi dan kemudian tertarik untuk menjadi tamu di negeri
ini. Di latar depan, bagian bawah, tertera tujuan pembelajaran di bab ini.
In this chapter I will learn to describe people, animals, and things in order
- to make them stand out
- to be proud of them
- to promote them
- to critisize them

 Dalam kegiatan pembukaan ini guru dapat mengajak siswa memperhatikan gambar
pemandangan pada latar belakang halaman tersebut, dan mengarahkan untuk dapat
membanggakan atau mengagumi tanah air Indonesia.
- Have you ever been to a beatiful place like Indonesia in this picture?
- It is very beautiful, isn’t it? What do you think?
- Is your village this beautiful?
- Look at the farms. They are very green. They look fertile. Who work there?
Farmers, right?
- The river there! The water is very clean. Is our river as clean as the water
here?
- The mountain! Have you ever been to a mountain? It is cool in the mountain,
isn’t it? What is the name the the mountain near here?
- Dst.
 Sebagai pengantar untuk menyebutkan tujuan pembelajaran tersebut di atas, guru
dapat mengatakan bahwa kita perlu memiliki kemampuan untuk

94
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

mengkomunikasikan kekaguman atau kebanggaan kita pada suatu obyek secara


meyakinkan, yaitu dengan cara mendeskripsikan obyek tersebut. Misalnya,
- Indonesia is a very beautiful country, isn’t it? Are you proud of Indonesia?
- How do your friends know that you are very proud of it?
- Yes, you have to describe it!
- Your new friend is going to visit you, but she does not know which one your
house is. How will she know your house?
- Yes, you have to describe it to her.
- Sometimes we are not happy withour classroom. Why don’t we like it
sometimes?
- Yes, it is dirty. The desks and the chairs are messy. The blackboard is full of
messy writing. The students sit on the desks. They speak very loudly. And so
on.
- How do your friends know that you don’t like it?
- Yes, you have to describe it.

 Setelah siswa memiliki sedikit pemahaman tentang perlunya kemampuan


mendeskripsikan, guru dapat langsung menyebutkan tujuan pembelajaran dalam bab
ini. Misalnya,
- Look, everybody. It is written here that we are going to learn to ... (siswa
diminta untuk membaca bersama guru tujuan yang tertera di halaman
tersebut) ... to describe people, animals, and things. We will learn to describe
for example the girls or the boys in this class, our school, our classroom, our
pets, what else? (siswa melanjutkan menyebutkan yang lain-lain)
- What for? What do we describe our friends for? What do we describe our
house for? Who has a cat? What do we describe our pet for? Yes, we describe
them because we want to ... (siswa diminta untuk membaca bersama guru
tujuan yang tertera di halaman tersebut) ... to make them stand out
(menonjol, berbeda dengan yang lain), to be proud of them, to promote
them, and we sometimes also describe them to ... criticise them. Why do we
criticise our school? Because maybe it is dirty, messy, looks bad, and so on.

Pelaksanaan
 Mengumpulkan informasi
Fokus Tahapan Kegiatan: Pembukaan
 Pembukaan dilakukan dengan menggunakan halaman pertama dalam bab ini.
 Pada halaman tersebut terdapat gambar yang mengilustrasikan suasana pedesaan
Indonesia terlihat dari atas bukit yang hijau, indah, dengan latar belakang gunung atau
laut. Gambar tersebut menunjukkan kebanggaan dan cinta tanah air, sehingga
bersemangat untuk ‘mendeskripsikannya’ kepada sesama orang Indonesia untuk
95
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

menyadari rahmat ini dan membanggakannya. Pesan tersebut juga dapat disampaikan
kepada orang asing agar mengagumi dan kemudian tertarik untuk menjadi tamu di negeri
ini. Di latar depan, bagian bawah, tertera tujuan pembelajaran di bab ini.
In this chapter I will learn to describe people, animals, and things in order
- to make them stand out
- to be proud of them
- to promote them
- to critisize them

 Dalam kegiatan pembukaan ini guru dapat mengajak siswa memperhatikan gambar
pemandangan pada latar belakang halaman tersebut, dan mengarahkan untuk dapat
membanggakan atau mengagumi tanah air Indonesia.
- Have you ever been to a beatiful place like Indonesia in this picture?
- It is very beautiful, isn’t it? What do you think?
- Is your village this beautiful?
- Look at the farms. They are very green. They look fertile. Who work there?
Farmers, right?
- Look at the river! The water is very clean. Is our river as clean as the water
here?
- The mountain! Have you ever been to a mountain? It is cool in the mountain,
isn’t it? What is the name the the mountain near here?
- Dst.

 Sebagai pengantar untuk menyebutkan tujuan pembelajaran tersebut di atas, guru


dapat mengatakan bahwa kita perlu memiliki kemampuan untuk
mengkomunikasikan kekaguman atau kebanggaan kita pada suatu obyek secara
meyakinkan, yaitu dengan cara mendeskripsikan obyek tersebut. Misalnya,
- Indonesia is a very beautiful country, isn’t it? Are you proud of Indonesia?
- How do your friends know that you are very proud of it?
- Yes, you have to describe it!
- Your new friend is going to visit you, but she does not know which one your
house is. How will she know your house?
- Yes, you have to describe it to her.
- Sometimes we are not happy withour classroom. Why don’t we like it
sometimes?
- Yes, it is dirty. The desks and the chairs are messy. The blackboard is full of
messy writing. The students sit on the desks. They speak very loudly. And so
on.
- How do your friends know that you don’t like it?

96
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

- Yes, you have to describe it.

 Setelah siswa memiliki sedikit pemahaman tentang perlunya kemampuan


mendeskripsikan, guru dapat langsung menyebutkan tujuan pembelajaran dalam bab
ini. Misalnya,
- Look, everybody. It is written here that we are going to learn to ... (siswa
diminta untuk membaca bersama guru tujuan yang tertera di halaman
tersebut) ... to describe people, animals, and things. We will learn to describe
for example the girls or the boys in this class, our school, our classroom, our
pets, what else? (siswa melanjutkan menyebutkan yang lain-lain)
- What for? What do we describe our friends for? What do we describe our
house for? Who has a cat? What do we describe our pet for? Yes, we describe
them because we want to ... (siswa diminta untuk membaca bersama guru
tujuan yang tertera di halaman tersebut) ... to make them stand out
(menonjol, berbeda dengan yang lain), to be proud of them, to promote
them, and we sometimes also describe them to ... criticise them. Why do we
criticise our school? Because maybe it is dirty, messy, looks bad, and so on.
 Mengasosiasikan
Mengolah informasi, untuk diterapkan teks deskriptive dengan fungsi sosial yang lain
 Mengkomunikasikan
Melaksanakan projek untuk menulis artikel dalam sebuah majalah dinding secara
bersama-sama tentang keanekaragaman Indonesia

Evaluasi
Mencakup dua hal:
1. Kritera Penilaian (Bisa dibuat rubrik berdasarkan materi pokok)
Tingkat ketercapaian fungsi sosial teks deskriptif
Tingkat kelengkapan dan keruntutan teks deskriptif
Tingkat ketepatan unsur kebahasaan
Ketercapaian sikap yang diharapkan
2. Cara Penilaian
Proses dan hasil

Sumber Belajar
1. Buku teks wajib guru dan siswa
2. Keteladanan ucapan dan tindakan guru (guru sebagai model)
3. Kumpulan teks dari sumber otentik dan non teks.
4. Online resources

97
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.2B
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

A. Definisi dan Latar Belakang


Problem-Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah pemelajaran yang
dimulai atau berangkat dari permasalahan atau isu-isu tertentu yang harus dipecahkan.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, project-based learning adalah
“pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah.”
Latar belakang penggunaan project-based learning adalah adanya tuntutan keterampilan
yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Permendikbud
di atas, keterampilan didapatkan melalui serangkaian kegiatan atau proses. Proses tersebut
adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Semua kegiatan
belajar harus mendidik siswa untuk terlibat dalam proses pengamatan sampai dengan
penciptaan. Hal itu mewujudkan pembelajaran yang menerapkan penemuan (discovery
learning) dan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem-based learning).

B. Tujuan
Tujuan penerapan problem-based learning (PBL) adalah mendidik siswa agar mencari tahu
tentang apa yang harus dipelajari. Siswa menjadi mandiri dan tidak bergantung pada guru di
kelas. Selain itu, hal ini membuat guru menjadi bukan satu-satunya sumber belajar di kelas.
Pembelajaran bersumberkan pada berbagai macam media dan sumber tidak bertumpu pada
satu orang atau sekelompok orang.
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani jurang antara pembelajaran
sekolah formal dan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut
ini adalah karaktersitik dari PBL:
 PBL mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
 PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan
yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memiliki peran yang diamati
tersebut.
 PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan
mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata.

98
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

3) Belajar Mandiri (Self Directed Learning)


Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik dapat
menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi diperoleh dengan
bimbingan guru. Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut.
10) Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan strategi
sasaran di mana projek sebagai pusat.
11) Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke
diri dan panutannya.
12) Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan
situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan
sikap profesional.
13) Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan
peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah
terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
14) Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran
berdasarkan pengalaman.
15) Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan
pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang
mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
16) Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu
peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan
ilmu pengetahuan yang sesuai.
17) Constructive Investigations: sebagai titik pusat, projek harus disesuaikan dengan
pengetahuan para peserta didik.
18) Autonomy: projek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.

Ilustrasi PBL digambarkan dalam siklus sebagai berikut.

Diambil dari http://3.bp.blogspot.com/ZRfI35KSu_s/T7508SjWDhI/AAAAAAAAAc8/Ro_5ZxGg1bU/s1600/pbl.gif

Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
6) Permasalahan sebagai kajian

99
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

7) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman


8) Permasalahan sebagai contoh
9) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
10) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini.
Peserta Didik sebagai Problem Masalah sebagai Awal
Guru sebagai Pelatih
Solver Tantangan dan Motivasi
o Asking about thinking (bertanya o Peserta yang aktif. o Menarikuntuk
tentang pemikiran) o Terlibat langsung dalam dipecahkan.
o Memonitor pembelajaran pembelajaran. o Menyediakan
o Probbing (menantang peserta o Membangun pembelajaran. kebutuhan yang ada
didik untuk berpikir) hubungannya dengan
o Menjaga agar peserta didik pelajaran yang
terlibat. dipelajari.
o Mengatur dinamika kelompok.
o Menjaga berlangsungnya proses.

Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran


Kelebihan Menggunakan PBL
1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat
semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di
mana konsep diterapkan.
2. Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik
didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan,
terutama dalam hal sebagai berikut :
1. peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic knkowledge) yang berguna untuk
memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya;
2. peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan
relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered;
3. peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.

Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran


Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai basis model
dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan bobot atau kedalaman setiap
langkahnya disesuaikan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
100
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1. Konsep Dasar
Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau
link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang
akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Lebih jauh, hal ini diperlukan untuk
memastikan peserta didik memperoleh kunci utama materi pembelajaran, sehingga tidak
ada kemungkinan terlewatkan oleh peserta didik seperti yang dapat terjadi jika peserta didik
mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu detil, diutamakan dalam
bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri
secara mendalam.

2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)


Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam
kelompoknya, peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming yang
dilaksanakan dengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam
alternatif pendapat. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama dalam memberikan
dan menyampaikan ide dalam diskusi serta mendokumentasikan secara tertulis pendapat
masing-masing dalam kertas kerja.
Selain itu, setiap kelompok harus mencari istilah yang kurang dikenal dalam skenario
tersebut dan berusaha mendiskusikan maksud dan artinya. Jika ada peserta didik yang
mengetahui artinya, segera menjelaskan kepada teman yang lain. Jika ada bagian yang
belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis dalam permasalahan kelompok.
Selanjutnya, jika ada bagian yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis
sebagai isu dalam permasalahan kelompok.
Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih fokus. Ketiga,
menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk
mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi
pilihan-pilihan yang diambil peserta didik. Jika tujuan yang diinginkan oleh fasilitator belum
disinggung oleh peserta didik, fasilitator mengusulkannya dengan memberikan alasannya.
Pada akhir langkah peserta didik diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja
yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang
diperlukan untuk menjembataninya. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti
langkah ini, maka pendefinisian masalah dilakukan dengan mengikuti petunjuk.

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)


Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang
dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam
bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar
dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu
tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat
dipahami.
101
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Di luar pertemuan dengan fasilitator, peserta didik bebas untuk mengadakan pertemuan dan
melakukan berbagai kegiatan. Dalam pertemuan tersebut peserta didik akan saling bertukar
informasi yang telah dikumpulkannya dan pengetahuan yang telah mereka bangun. Peserta
didik juga harus mengorganisasi informasi yang didiskusikan, sehingga anggota kelompok
lain dapat memahami relevansi terhadap permasalahan yang dihadapi.

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)


Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta
didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
Tiap kelompok menentukan ketua diskusi dan tiap peserta didik menyampaikan hasil
pembelajaran mandiri dengan cara mengintegrasikan hasil pembelajaran mandiri untuk
mendapatkan kesimpulan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam pleno
(kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir,
dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka
dilakukan dengan mengikuti petunjuk.

5. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat
diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap
dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi,
kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu
diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik
diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang
peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik,
antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam
102
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi


pembelajaran.
Tabel 1: Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi peserta didik kepada logistik yg dibutuhkan.
masalah.  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorganisasikan peserta didik. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok. untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model
hasil karya. dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisis dan mengevaluasi proses dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
pemecahan masalah.

Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting di mana guru
menjelaskan dengan rinci apa yang dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta
dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting
untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti dalam pembelajaran yang
akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi
lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana
menjadi peserta didik yang mandiri.
2. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“,
sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan
seringkali bertentangan.
3. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai
pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk bekerja
mandiri atau dengan temannya.
4. Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong untuk menyatakan ide-
idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang akan ditertawakan oleh
guru atau teman sekelas. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

103
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar


Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok peserta didik dimana
masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-
prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan
dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota,
komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting
memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan
dinamika kelompok selama pembelajaran.
Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok
belajar selanjutnya guru dan peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah
mengupayakan agar semua peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan
dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan
tersebut.

Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok


Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik,
yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan
pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting.
Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami
dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
berbagai sumber, dan ia seharusnya mengajukan pertanyaan pada peserta didik untuk
berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada
pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelesan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru
mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara
penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik
berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas
informasi yang dikumpulkan.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan Memamerkannya


Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak
lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi
masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi

104
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya


kecanggihan artifak sangat dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan
lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, guru-guru,
orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah


Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta
didik menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan
dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Perhatikan contoh penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan merujuk pada buku
Bahasa Inggris “When English Rings a Bell” Kelas VIII Bab VIII.
1. Kelas dimulai dengan guru menanyakan kepada siswa apa yang akan mereka kerjakan di
Kegiatan A, “What are you/we going to do here?” Jika diperlukan, pertanyaan tersebut
diulang-ulang sampai siswa mengerti maksud, yakni meminta mereka memahami
instruksinya. Ini adalah teknik untuk membiasakan siswa membaca instruksi dan
memahaminya dengan baik sebelum mengerjakan tugas apapun. Kemudian bacalah
instruksinya [Work in a group of three students. Play the roles of the speakers in the
picture. Say what these students are saying, meaningfully, loudly, correctly, and clearly.
First, repeat after your teacher.] bagian demi bagian dengan jelas dan intonasi, ucapan,
dan tekanan kata yang benar. Pastikan setiap siswa menirukan guru dengan benar,
sampai guru yakin mereka mengetahui bahwa kegiatan yang akan mereka lakukan
adalah bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 3 siswa untuk masing-masing
memerankan 3 tokoh dalam gambar. Informasikan pula tentang penjelasan lain secara
lisan, yakni siswa akan berganti-ganti peran sehingga masing-masing berkesempatan
memerankan setiap tokoh, sampai lancar tanpa melihat teksnya di dalam buku.
2. Kemudian, siswa bermain peran pada kegiatan berjudul “Looking for the notebook.”
Siswa belajar ‘memerankan’ ketiga tokoh dalam gambar, secara bergantian, dengan
intonasi yang sesuai konteks yang terlihat di gambar. Kegiatan ini dimulai dengan guru
memberikan contoh memperagakan secara lisan, secara lancar dengan intonasi yang
benar, penempatan jeda yang tepat dan ucapan yang jelas, tepat, dan dengan tekanan
kata yang benar. Mula-mula siswa menirukan secara klasikal dan individu, dengan
dipimpin guru. Setelah dirasa siap, siswa bekerja dalam kelompok 3 orang untuk
bermain peran. Pastikan juga bahwa semua siswa memahami dengan baik isi pesannya,
setidaknya dari intonasi dan bahasa tubuh yang digunakan ketika mengucapkan.
Gunakan langkah-langkah yang sama untuk 3 kegiatan berikutnya, Finding a Friend’s
House, Recommending a Shop, Getting the Right T-shirt.
3. Kegiatan A ini diakhiri dengan simpulan yang disampaikan guru secara eksplisit bahwa
setiap orang berkomunikasi, termasuk mendeskripsikan orang, binatang, benda, pasti
karena ada maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Kata ‘maksud’ dan ‘tujuan’

105
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

digunakan untuk menggantikan istilah ‘fungsi sosial’ karena lebih mudah dipahami oleh
siswa Kelas VIII SMP. Kemudian ingatkan kembali isi setiap dialog, dengan pertanyaan
berikut: What is Tokoh 1 describing his notebook for? What is Tokoh 3 describing her
house for? What is Tokoh 8 describing the shoes for? What is Tokoh 10 describing the T-
shirt for?
Karena pembelajaran berbasis masalah memerlukan produk yang dihasilkan berupa laporan
tertulis atau presentasi secara lisan tentang pemecahan masalah, dalam contoh ini disajikan
kegiatan yang menghasilkan laporan tertulis sebagai hasil pemecahan masalah.
4. Kegiatan ini dimulai dengan menanyakan kepada siswa apa yang akan mereka kerjakan
di Kegiatan B ini dengan menggunakan teknik pada langkah 1 Kegiatan A. Tujuannya
adalah agar siswa mengetahui bahwa kegiatan yang akan mereka lakukan adalah
melengkapi deskripsi dari buku catatan Tokoh 1, rumah Tokoh 3, sepatu yang dilihat di
toko sepatu besar di pasar, dan T-shirt yang diinginkan Tokoh 8, dengan menggunakan
tulisan tangan yang rapih dan tepat di buku catatan masing-masing, seperti
dicontohkan. Oleh karena itu, pekerjaan ini menuntut setiap siswa menulis setiap
kalimat dengan lengkap (bukan hanya daftar jawabannya) dan pada saat mencek di
kelas, juga menyatakan setiap kalimat dengan lengkap.

Berikut ini lembar kegiatan B yang menghasilkan laporan tertulis.


Complete the descriptions of Tokoh 1’s notebook, Tokoh 3’s house, the shoes in the big
shoe-shop, and the T-shirt Tokoh 8 wants Tokoh 9 to buy him.
Write the complete sentences in your notebook in neat and accurate hand-writing. Don’t
miss any information. Make sure your punctuation marks and spelling of the words are
correct. The first one has been done for you.
1. Ucok’s notebook is _______________, with _______________. It has _______________.
There is _______________ on the cover. It is _______________, with _______________.
2. Marini’s house is in _______________. The roof _______________ blue. It has no
_______________. It is _______________ and _______________. There are two trees
_______________. On of them is _______________. It is near _______________. There
_______________from Tana Toraja hanging _______________ the front door. It is
_______________ with _______________. There is a big stone _______________the his
house. Some children often _______________ and _______________ there.
3. The big shoe-shop near _______________ sells different models of _______________.
There are different _______________ of shoes. Some shoes have _______________.
Some shoes _______________ flowers in the front. Some shoes _______________ plain.
There are also shoes with _______________, and open _______________, like sandals.
They _______________ low heels. They _______________ comfortable.
4. Mr. Gani wants a _______________ T-shirt, _______________ short sleeves. It is a
_______________ and _______________ one. He wants one with _______________
about Bali _______________.

Sumber Rujukan:
Donald R. Woods (1996) "Problem-based Learning: resources to gain the most from PBL,"

106
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

D.R. Woods, Waterdown, ON, ISBN 0-9698725-2-6, revised 1996


Draf Buku “When English Rings a Bell”.

Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, pekerjaan rumah (PR), dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik
software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi
dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan kehadiran dalam
pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru-guru yang
mengampu mata pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu
dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
3) Self-assessment. Penilaian ini adalah penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin
dicapai (standard) dalam proses belajar.
4) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri
maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain adalah.
5) Penilaian kinerja peserta didik
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan
kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu
eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau
melukis suatu gambar.
6) Penilaian portofolio peserta didik
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode
tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta
didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi
lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar
yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan portofolio
dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian
kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri dan peer assesment.

107
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap
usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh
peserta didik itu sendiri dalam belajar. Peer assessment adalah penilian dimana peserta didik
berdiskusi untuk memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang
diselesaikan sendiri maupun teman dalam kelompoknya.

7) Penilaian Potensi Belajar


Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur
kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih
maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.

8) Penilaian Usaha Kelompok


Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat
dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering
terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi
yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang
dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil
pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut. Bentuk-
bentuk penilaian ini antara lain: (1) Assesment kerja; (2) Assessment autentik; dan (3)
Portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik
merencanakan pemecahan masalah, dan mengamati bagaimana peserta didik menunjukkan
pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan
dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping
pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan
kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka
berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
(learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah
beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan
pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki
lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan yang bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal:
1. Bagaimana peserta didik dan penilai (evaluator) menilai produk (hasil akhir) proses.
2. Bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah.
3. Bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan
masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-
hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam,
misalnya secara lisan, atau tertulis (laporan), atau dalam bentuk-bentuk formal lainnya.

108
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik dan
proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain).

Contoh Penerapan Penilaian pada Pembelajaran Berbasis Masalah


Setelah siswa selesai melaporkan tertulis hasil pemecahan masalah, kemudian lakukan
penilaian. Ada beragam cara melakukan penilaian. Salah satunya adalah penilaian
antarteman [peer assessment], seperti berikut ini.
Ask a friend to look closely at your handwriting to check your spelling and punctuation
marks. Ask them to tell you any missing words, misspelled words, and any inappropariate
punctuation marks and capital letters.

DAFTAR PUSTAKA
Albanese, M.A. & Mitchell, S. (1993). Problem Based Learning: a Review of The Literature on
Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine.
Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem BasedLearning: an Approach to Medical
Education. New York: Springer Publishing.
Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar . Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof. Dr.
(2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Duch, J. Barbara. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. [Online]. Tersedia :
http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. [21 Juli 2010].
Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on
Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia:
http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005].
Major, Claire, H dan Palmer, Betsy. 2001. Assessing the Effectiveness of Problem-Based
Learning in Higher Education: Lessons from the Literature. [Online]. Tersedia :
http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm [14 Juli 2010].
Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject. USA:
Allyn & Bacon.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning). 2013. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Projek DUeLike Universitas Indonesia. (2002). Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning&
Problem BasedLearning. Depok: UI.
Woods, D.R. 1996. (rev Ed.) Problem-based Learning: resources to gain the most from PBL.
D.R. Woods, Waterdown, ON,. Diunduh dari
http://chemeng.mcmaster.ca/sites/default/files/media/PBL-book-Appendix-A.pdf
tanggal 13 Januari 2014.

109
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.2C.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

Definition
Discovery learning is a technique of inquiry-based learning and is considered
aconstructivistbased approach to education. It is supported by the work of learning theorists
and psychologists Jean Piaget,Jerome Bruner, andSeymour Papert. Although this form of
learning has great popularity, there is some debate in the literature concerning its efficacy
(Mayer, 2004).
Bruner argues that practice in discovering for oneself teaches one to acquire information in a
way that makes that information more readily viable in problem solving (Bruner, 1961). This
philosophy later became the discovery learning movement. The mantra of this philosophical
movement suggests that we should 'learn by doing'. The label of discovery learning can
cover a variety of instructional techniques. According to a meta-analytic review, a discovery
learning task can range from implicit pattern detection, to the elicitation of explanations and
working through manuals to conducting simulations. Discovery learning can occur whenever
the student is not provided with an exact answer but rather the materials in order to find the
answer themselves.
Discovery learning takes place in problem solving situations where the learner draws on his
own experience and prior knowledge and is a method of learning through which students
interact with their environment by exploring and manipulating objects, wrestling with
questions and controversies, or performing experiments.

Discovery Learning in Practice


Typically, the educational goals of discovery learning include promoting a “deep”
understanding; developing meta-cognitive skills; and encouraging a high level of student
engagement. According to Saab, et al., discovery learning is a process of inductive inquiry
where learners conducting experiments, a theory which closely resembles the scientific
process. First, learners identify variables, collect data, and interpret data. Then learners
generate hypotheses in order to better describe and understand relationships between
concepts. Finally, the continuous cyclical process of learning requires learners to interpret
the data, reject hypotheses, and make conclusions about information.
Similarly, it is suggested that in discovery learning, students learn to recognize a problem,
characterize what a solution would look like, search for relevant information, develop a
solution strategy, and execute the chosen strategy.
Other experts explain that discovery learning has three main characteristics: exploration and
problem-solving; student-centered activities based on student interest; and scaffolding new
information into students’ funds of knowledge. Other identifies five characteristics of
discovery learning that differentiates it from traditional learning models. First, learning is
active and students must participate in hands-on and problem-solving activities rather than
knowledge transfer. Secondly, discovery learning emphasizes the process instead of the end
product, thus encouraging mastery and application. Thirdly, the lessons learned from failure
within this model of learning encourage the student to continue to search for solutions.
110
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Feedback is an essential part of the learning process and that collaboration and discussion
allows students to develop deeper understandings. Finally, discovery learning satisfies
natural human curiosity and promotes individual interests.

Enhanced Discovery Learning


Discovery learning is as a process that involves preparing the learner for the discovery
learning task by providing the necessary knowledge needed to successfully complete said
task. In this approach, the teacher not only provides the necessary knowledge required to
complete the task, but also provides assistance during the task. This preparation of the
learner and assistance may require some direct learning. "For example, before asking
students to consider how best to stretch the hamstring muscle in cold weather, the teacher
might present a series of lessons that clarify basic facts about muscles and their reaction to
changes in temperature".
Another aspect of enhanced discovery learning is allowing the learner to generate ideas
about a topic along the way and then having students explain their thinking. A teacher who
asks the students to generate their own strategy for solving a problem may be provided with
examples in how to solve similar problems ahead of the discovery learning task. "A student
might come up to the front of the room to work through the first problem, sharing his or her
thinking out loud. The teacher might question students and help them formulate their
thinking into general guidelines for estimation, such as "start by estimating the sum of the
highest place-value numbers." As others come to the front of the room to work their way
through problems out loud, students can generate and test more rules".

Langkah-Langkah Operasional
Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang akan didiskusikan (dari contoh-contoh generalisasi).
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya.
f. Mengatur topik-topik pembahasan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak.
Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
111
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
c. Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh
para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua
informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu.
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip
yang mendasari generalisasi.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris


Contoh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
merujuk pada Buku Bahasa Inggris “When English Rings a Bell” Kelas VIII, Chapter 2: It’s My
Day.

112
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Kegiatan Mengamati >>> (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


- Peserta didik diminta untuk memperhatikan kejadian yang terjadi di sekitarnya, atau
bahkan pengalamannya sendiri mengenai hadiah ulang tahun yang memungkinan
diberikan ketika ada seseorang yang sedang berulang tahun.
- Guru dapat berujar, “Have you got a present? What is the most valuable gift you’ve got
on your birthday?”
- Lalu guru menghubungkan pembelajaran yang ada di dalam buku siswa. Guru dapat
berujar di pertemuan sebelumnya, “For the next meeting, please bring one kind of gift for
Lina! Let’s help Udin and Beni by giving them some pictures of possible gifts for her!”

Kegiatan Bertanya>>> (Pernyataan/Identifikasi Masalah)


- Peserta didik diajak untuk bertanya kepada dirinya sendiri mengenai apa yang kira-kira
akan dibawanya.
- Peserta didik pun dapat bertanya dengan teman yang lainnya mengenai benda yang akan
mereka bawa.

Kegiatan Mengumpulkan Informasi>>> (Pengumpulan Data)


- Pada pertemuan selanjutnya, guru mengumpulkan benda-benda yang dibawa oleh
peserta didik di depan kelas.
- Peserta didik dapat diminta untuk menjelaskan mengenai benda yang dibawanya beserta
alasan yang menyertai.
- Guru dapat berujar, “Please describe about the possible gift you’ve brought and give the
reason.”
- Kemudian, peserta didik diminta untuk menggambar kado yang memungkinkan diberikan
oleh Bravia dan Qiqi.
- Peserta didik dapat menggambar dan mewarnai benda-benda yang memungkinkan untuk
dijadikan kado untuk Nita.

Kegiatan Mengasosiasi>>> (Pengolahan Data)


- Pada halaman ini, akan didiskusikan mengenai tempat yang dapat dikunjungi untuk
memperoleh kado tersebut.
- Guru dapat memberikan contoh cara untuk mengumpulkan informasi dengan kalimat,
“Where can you get the sweater?” “At the departement store.”
- Guru dapat meminta peserta didik untuk memegang kado yang sudah mereka bawa.
- Lalu peserta didik diminta untuk bertanya kepada minimal 10 orang yang berada di
kelasnya mengenai tempat di mana benda tersebut dapat diperoleh.
- Kalimat yang dapat diucapkan oleh guru, “Please interview at least 10 of your classmates
to find out where does he/she can get the gift!”
- Guru dapat memantau kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dengan
memperhatikan kalimat yang diucapkan dan juga ketekunan yang diperlihatkan dalam
menyelesaikan tugas tersebut.

113
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Kegiatan Mengomunikasikan>>> Verifikasi & Generalisasi


- Peserta didik dapat memperlihatkan gambar-gambar hadiah yang sudah dibuatnya
kepada teman-teman yang lain.
- Peserta didik pun dapat diminta untuk menyebutkan beberapa benda dan juga tempat
untuk mendapatkannya di depan kelas dengan contoh ungkapan, “I can buy a novel as a
gift at a bookstore.”

Penilaian
Observing:
Observe your students during class. Document the individual learning factors that you think
influence their learning the most. Describe the results in a brief report.
 Observe your students while they work in class, or videotape them to view later.
 Take notes on the individual learning factors discussed in this lesson.
 Describe which factors seem to influence your students' learning the most.
 Propose teaching solutions in consideration of these factors.
 Submit a brief report of your findings.
Classroom Research:
Implement an inventory with your students in order to understand them better as learners.
Describe the results as well as any changes this has had on your teaching.
 Determine which area you would like to research: learning styles, motivation or
other.
 Develop a hypothesis of how you think your learners will respond, based on your
own observation and work with them.
 Implement an inventory from this lesson, find one on the Web or in other resources,
or write your own.
 Use the results to write a profile of the learners in your class, including possible
implications for your teaching.
 Submit a brief report of your findings.

REFERENCES
Bruner, J. S. (1961). "The act of discovery".Harvard Educational Review31(1): 21–32.
Mayer, R. (2004). "Should there be a three-strikes rule against pure discovery learning? The
case for guided methods of learning". American Psychologist59 (1): 14–19.

114
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK 3.2
PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN CARA PENILAIANNYA

Kompetensi: Mampu merancang penerapan model pembelajaran dan cara


penilaiannya.
Tujuan Kegiatan: Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang kegiatan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning/Discovery
Learning/ Inquiry Learning Project Based Learningdan cara
penilaiannya.pada pembelajaran Bahasa Inggris
Langkah Kegiatan:
 Kerjakan secara berpasangan, cermati lembar kerja perancangan model
pembelajaran dan cara penilaiannya
 Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai
salah satu model
 Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran dan cara penilaiannya
sesuai dengan model yang Anda pilih
 Presentasikan hasil rancangan Anda
 Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan

FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN CARA PENILAINNYA


Model Discovery Learning
Kompetensi Dasar : 3. ..…………………..
4… …………………..
2……….
Topik : …………………………………..

Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM

Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


Stimulation
(stimulasi/pemberian
rangsangan)
Problem statemen
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
Data collection (pengumpulan
data)
Data processing (pengolahan
Data)

115
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Verification (pembuktian)

Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)

Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
Indikator Instrumen

2. Penilaian Keterampilan
Indikator Instrumen

3. Penilaian Sikap
Indikator Instrumen

Model Pembelajaran Problem Based Learning


Kompetensi Dasar : 3..
4…..
2………..
Topik :
Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM

Fase-Fase Kegiatan Pembelajaran


Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3

116
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Fase-Fase Kegiatan Pembelajaran


Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
Indikator Instrumen

2. Penilaian Keterampilan
Indikator Instrumen

3. Penilaian Sikap
Indikator Instrumen

117
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-3.3
3.3. PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan digambarkan sebagai berikut.
Pendidik melakukan penilaian proses dan hasil
Ruang Lingkup Penilaian
belajar peserta didik pada setiap topik seluruh
KD. Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester
• Observasi  Tes Tulis

• Penilaian diri  Tes Lisan perlu diolah untuk dimasukkan ke dalam buku
• Penilaian antar  Penugasan laporan hasil belajar (rapor). Nilai rapor
peserta didik
• Jurnal
Sikap Pengetahuan
merupakan gambaran pencapaian kemampuan
peserta didik dalam satu semester. Nilai sikap,
pengetahuan dan keterampilan dalam rapor
Keterampilan diperoleh dari berbagai jenis penilaian dengan
•Tes Praktek
• Projek teknik dan perhitungan yang telah dirumuskan
• Portofolio seperti yang tertera pada dokumen Model
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian Hasil Belajar dan Laporan Pencapaian
Kompetensi Peserta Didik SMA yang
diterbitkanPemerintah
Prosedur Penilaian meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

Pelaksanaan Pengolahan dan Tindak Pelaporan


Persiapan
lanjut

Kegiatan-kegiatan pada prosedur penilaian di atas, sama dengan yang biasa dilakukan para
guru.
Ada beberapa perubahan yang mendasar pada penilaian yaitu pada Pelaporan. Diantaranya
adalah:
1. Penilaian rapor untuk pengetahuanmenggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 – 4
(kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat sebagai berikut:

A : 3,67 – 4.00 C+ : 2,01 - 2,33


A- : 3,34 - 3,66 C : 1,67 - 2,00
B+ : 3,01 - 3,33 C- : 1,34 - 1,66
B : 2,67 - 3,00 D+ : 1,01 - 1,33
B- : 2,34 - 2,66 D : ≤ 1,00
Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara:
Menggunakan skala nilai 0 sd 100.

118
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Contoh: Perhitungan nilai rapor pengetahuan seorang peserta didikpada mata


pelajaranBahasa Inggris
NH = 80
UTS = 75
UAS = 85
Nilai Rapor = 80+75+85 : 3 = 240: 3
Nilai Rapor = 80
Nilai Konversi = (80 :100) x 4 = 3.20 = B+
Yang ditulis pada rapor adalah nilai koversi (3.20) dan predikatnya (B+).

2. Penilaian Keterampilan
Pengolahan Nilai Rapor untuk Keterampilanmenggunakan penilaian kuantitatif dengan skala
1 - 4 (kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat sebagai berikut:
A : 3,67 – 4.00 C+ : 2,01 - 2,33
A- : 3,34 - 3,66 C : 1,67 - 2,00
B+ : 3,01 - 3,33 C- : 1,34 - 1,66
B : 2,67 - 3,00 D+ : 1,01 - 1,33
B- : 2,34 - 2,66 D : ≤ 1,00

Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara:


Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
Contoh: Perhitungan nilai rapor keterampilan seorang peserta didik pada mata
pelajaranBahasa Inggris
Nilai Praktik = 80
Nilai Projek = 75
Nilai Portofolio = 80
Nilai Rapor = 80+75+80 : 3 = 235 : 3
Nilai Rapor = 78.33
Nilai Konversi = (78.33/100) x 4 = 3,13 = B+

3. Penilaian Sikap
Penilaian Sikap dalam mata pelajaran diperoleh dari hasil penilaian observasi (Penilaian
Proses), penilaian diri sendiri, penilaian antarteman, dan jurnal catatan guru.

Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) menggunakan nilai Kualitatif sebagai
berikut:

119
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SB = Sangat Baik = 80 - 100


B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 - 69
K = Kurang = < 60

Contoh: Perhitungan nilai rapor sikap seorang peserta didik pada mata pelajaranBahasa
Inggris.
Nilai Observasi = 85
Nilai diri sendiri = 75
Nilai antar teman = 80
Nilai Jurnal = 75
Nilai Rapor = 85+75+80+75 : 4 = 315 : 4
Nilai Rapor = 79
Predikat = Baik

4. Pada rapor ada deskripsi dari setiap capaian kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Guru diharapkan membuat deskripsi dari capaian kompetensi berdasarkan
data capaian peserta didik sesuai dengan hasil penilaian setiap KD pada semester tersebut

120
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-3.3.
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi: Melaporkani hasil penilaian proses dan hasil belajar Bahasa Inggris ke
dalam laporan hasil belajar.
Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses
dan hasil belajar Bahasa Inggris ke dalam laporan hasil belajar.

Langkah Kegiatan:
 Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian
Hasil Belajar Bahasa Inggris SMP.
 Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran bahasa Inggris
selama satu semester.
 Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya.
 Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi.
 Masukkan ke dalam format rapor.

121
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

R-3.3.
RUBRIK PENGOLAHAN NILAI BAHASA INGGRIS UNTUK RAPOR

Rubrik pengolahan nilai Bahasa Inggris untuk rapor digunakan fasilitator untuk menilai hasil
rancangan peserta pelatihan dalam pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
 Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK-3.3
 Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang
dibuat peserta pelatihan
Peringkat Nilai Kriteria
Amat Baik 90 < AB ≤ 100 Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan
(AB) dan keterampilan tepat, deskripsi capaian kompetensi tiga
macam penilaian sesuai dengan data nilai
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan tepat, dua deskripsi capaian kompetensi
sesuai dengan data nilai
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, dua
deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai
Kurang (K) ≤ 70 Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, satu
deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai

122
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING

4.1 ANALISISVIDEO PEMBELAJARAN


4.2 PENYUSUNAN RPP
4.3 PEER TEACHING

123
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN: 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING

Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model
yang sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran.
Untuk memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran
sampai pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran
Terbimbing dengan tujuan agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang
sesuai dengan standar yang telag ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP,
dan praktik pembelajaran ( peerteaching).

Kompetensi yang Dicapai


1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, maupun, intelektual.
2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang
relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual.
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, maupun, intelektual.

Indikator
1. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.
2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan
scientific.
4. Meleaah RPP sesuai dengan kriteria.
5. Melaksanakan peer teaching yang menerapkan pendekatan scientific dan penilaian
autentik menggunakan RPP yang telah disusun.
6. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain.

Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Kerja kelompok
Presentasi Penyimpulan
mengidentifikasi
Mengamati hasil diskusi hasil diskusi
aspek aspek
tayangan video analisis kelompok dan
kegiatan
pembelajaran tayangan rangkuman
pembelajaran
video hasil
pada video

124
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2. Penyusunan RPP
Mendiskusikan
rambu-rambu Telah RPP hasil Presentasi RPP
penyusunan Kerja Kelompok kerja kelompok yang telah
RPP yang menyusun RPP lain dan merevisi direvisi dan
sesuai standar untuk satu KD RPP berdasarkan Penyimpulan
Proses hasil telaah hasil diskusi

3. Peer Teaching
Diskusi Mempraktikkan Penyimpulan
tentang pembelajaran Melakukan hasil diskusi
instrumen sesuai dengan refleksi terhadap dan
penilaian RPP yang telah pelaksanaan peer rangkuman
pelaksanaan disusun melalui teaching hasil peer
pembelajaran peer teaching teaching

125
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-4.1.
4.1. ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi: Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
pendekatan scientific.
Tujuan Kegiatan: Melalui pengamatan video pembelajaran Bahasa Inggris, peserta
mampu menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan scientific.

Langkah Kegiatan:
 Pelajari RPP yang dipakai untuk pembelajaran dalam video.
 Amatilah secara seksama proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
model dalam video.
 Berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan
kesesuaian dan ketersediaan setiap aspek.
 Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran.
 Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan berkaitan dengan kesesuaian RPP
dengan pembelajaran yang disajikan dalam video.
 Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan peer-
teaching.

126
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran: ................................................................................
Kelas: ................................................................................
Topik/Subtopik: ................................................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam.
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran
sebelumnya.
3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk
memotivasi.
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan
materi pembelajaran.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
peserta didik
2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual,
kerja kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pembelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek,
dan kehidupan nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengan tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit,
dari konkret ke abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
3 Menguasai kelas.
4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan.
5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan

127
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

pendapat.
6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar.
7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual.
8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant
effect).
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Penerapan PendekatanScientific
1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta
didik untuk mengamati.
2 Memancing peserta didik untuk bertanya apa,
mengapa dan bagaimana.
3 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta
didik untuk mengumpulkan informasi.
4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta
didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang
dikumpulkan.
5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta
didik untuk mengomunikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber belajar yang bervariasi.
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran.
3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
5 Menghasilkan pesan yang menarik.
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran
1 Melaksanakan Penilaian Sikap.
2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan.
3 Melaksanakan Penilaian Keterampilan.
4 Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi.
5 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen
penilaian autentik.
6 Ketersediaan pedoman penyekoran.

128
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran


1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta
didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta
didik dalam belajar.
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Penutup Pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran.
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran.
3 Memberikan tes lisan atau tulisan.
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Jumlah

Kesimpulan Hasil Analisis Video:

129
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

R-4.1.
PENILAIAN ANALISIS TAYANGAN VIDEO

Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis
peserta terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
 Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang
akan dinilai
 Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian
Anda terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut
Peringkat Nilai Kriteria
Amat Baik (AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat,catatan logis
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, catatan kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, catatan logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, catatan tidak logis

130
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

HO-4.2A
4.2. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. HAKIKAT RPP
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37) tahapan
pertama dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP


Berbagai prinsip dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut.
1. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses
pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
2. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yag dinyatakan dalam silabus
dengan kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
3. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai
manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP
dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat,
rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar,
keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar.
5. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.
7. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, remedi, dan umpan balik.
8. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan
keragaman budaya.
9. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasikan secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

131
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

C. KOMPONEN DAN SISTEMATIKA RPP


Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum
Pedoman Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 38) RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan
pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan
(v) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk
format berikut ini.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1)
2. _____________ (KD pada KI-2)
3. _____________ (KD pada KI-3)
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena
keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator
dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran
langsung.

C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian

132
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2. Bentuk instrumen dan instrumen


3. Pedoman penskoran

Komponen-komponen RPP
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2. Identitas tema/subtema.
3. Kelas/semester.
4. Materi pokok.
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai.
6. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk
suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran.
7. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian kompetensi.
a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan pelajaran;
b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan
potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam
kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.
2) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke
kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
3) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat
dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan siswa.
4) Indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan
setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan
menyebut Audiencepeserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian
mencantumkan Behavioratau kemampuan yang harus didemonstarsikan dan Condition
seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu

133
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur, yaitu dengan
standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
9. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
10. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh
pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai.
11. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
a. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran.
b. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan
pengertian kepada siswa.
c. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan.
12. Langkah –langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:
a. Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan penutup.
b. Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
13. Penilaian
a. Berisi jenis/teknik penilaian.
b. Bentuk instrumen.
c. Pedoman perskoran.
D. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP
1. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan: (a) potensi peserta didik; (b) relevansi denga karakteristik daerah;
(c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik;
(d) kebermanfaatan bagi peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f) aktualisasi, kedalaman,
dan keluasaan materi pembelajaran; (g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan; dan (h) alokasi waktu. Kegiatan mengidentifikasi materi
pembelajaran dilakukan dengan mengkaji buku guru dan buku siswa untuk SMP.
a. Mengkaji Buku Guru SMP
Buku guru SMP berisi hal-hal berikut ini.
1) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI).
2) Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) 1 dan 2 serta KD 3 dan 4.
3) Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran.
4) Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran yang
mencakup:
a) Nama kegiatan;
b) Tujuan pembelajaran;
c) Media dan alat pembelajaran;
d) Langkah-langkah kegiatan; dan
e) Penilaian.

134
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

5) Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan refleksi untuk


melakukan kegiatan remedial dan pengayaan.

b. Mengkaji Buku Siswa SMP


Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan
memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Buku siswa dilengkapi
dengan penjelasan lebih rinci tentang isi dan penggunaan sebagaimana dituangkan
dalam Buku Guru. Kegiatan pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan
contoh kegiatan yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide
kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-alternatif kegiatan yang
ditawarkan di dalam Buku Guru, atau mengembangkan ide-ide pembelajaran
sendiri.
2. Menentukan Tujuan
Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut
Audiencepeserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian
mencantumkan Behavioratau kemampuan yang harus didemonstarsikan dan Condition
seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu
mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur, yaitu dengan
standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, da sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pada pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti dalam silabus.
c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-
langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini
diorganisasikan menjadi kegiatan: pendahuluan, inti, dan penutup.

4. Penjabaran Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/
atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap
pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian

135
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada KD-KD yang
berasal dari KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya
teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

5. Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mataelajaran per minggu dengan mempertibangkan jumlah KD, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan rerata untuk menguasasi KD yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci
dan disesuaikan lagi dalam RPP.
6. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/ atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya.

E. PROSES PEMBELAJARAN
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari;

136
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan embelajaran
atau KD yang akan dicapai;
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan muatan pelajaran, yang meliputi: observasi, menanya, mengumpulkan informasi/
eksperimen, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau semdiri
membuat rangkuman/ simpulan materi pembelajaran, melalukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan merencakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk program remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau
memberikan tugas secara individual atau kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

137
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Format RPP
SATUAN PENDIDIKAN: SMP
MATA PELAJARAN: Bahasa Inggris
KELAS/SEMESTER: VIII/2
MATERI POKOK: Teks lisan dan tulis yang menyatakan dan menanyakan
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda
ALOKASI WAKTU: 4 x 2 JP

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa terampil memahami, menyatakan, dan menanyakan teks lisan dan tulis yang
menyatakan dan menanyakan perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, untuk
melaksanakan komunikasi transaksional dan fungsional dengan guru dan teman,
menggunakan ungkapan dengan struktur teks yang runtut dengan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks, secara jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, peduli,
kerjasama, dan cinta damai.

D. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR


 KOMPETENSI DASAR:
1.2. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi Internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
2.4. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.5. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional.
3.10. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial
menyatakan dan menanyakan perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda,
sesuai dengan konteks penggunaannya .
4.10. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

 INDIKATOR
 Menunjukkan sikap sungguh-sungguh dalam belajar
 jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai
dalam melaksanakan komunikasi
 dalam memahami, menyatakan, dan menanyakan teks lisan dan tulis yang
menyatakan dan menanyakan perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda
 dengan menggunakan struktur teks yang runtut dan tepat sesuai konteks
 dan menggunakan unsur-unsur kebahasaan (intonasi, ucapan dan tekanan kata) yang
benar.

138
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

E. MATERI PEMBELAJARAN
Fungsi sosial
Mengidentifikasi, mengenalkan, memuji, mencela, mengagumi
Struktur teks
Who is taller? Your sister or your brother?; No one in the class is big as Candra. He is the
biggest. He is bigger than any other student in the class.; To me, writing is more difficult than
reading. Listening is the most difficult. Our library have more books than the community
library.,dan semacamnya.
Unsur kebahasaan
(1) Kosa kata: kata benda dan kata sifat yang terkait dengan orang, binatang, benda di
kelas, sekolah, rumah, dan sekitarnya
(2) Perbandingan sifat: as ... as, -er, -est, more ..., the most ...
(3) Perbandingan jumlah: more, fewer, less
(4) Penggunaan nominal singular dan plural secara tepat, dengan atau tanpa a, the, this,
those, my, their, dsb secara tepat dalam frasa nominal
(5) Ucapan, tekanan kata, intonasi,
(6) Ejaan dan tanda baca
(7) Tulisan tangan.
Topik
Sifat orang dan benda di kelas, sekolah, rumah, dan sekitarnya yang memberikan
keteladanan tentang perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab.

F. METODE PEMBELAJARAN:
Scientific Approach dengan Pendekatan Problem Based Learning
G. MEDIA PEMBELAJARAN:

H. SUMBER BELAJAR
 Buku Wajib Siswa SMP Kelas VIII

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
LANGKAH PEMBELAJARAN UMUM
Mengamati
 Siswa terbiasa atau sering mendengar dan menyaksikan guru dan warga sekolah lain
menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang,
benda, dalam bahasa Inggris, dengan unsur kebahasaan yang sesuai dengan fungsi
sosialnya.

139
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

 Siswa dituntut untuk mencontoh kebiasaan tersebut dengan menyebutkan dan


menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dalam
bahasa Inggris, dengan unsur kebahasaan yang sesuai dengan fungsi sosialnya.
Menanya
Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa menanyakan dan mempertanyakan antara lain
tentang perbedaan antara cara menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam
bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, akibat jika tidak melakukan,
dsb.
Mengumpulkan Informasi
 Siswa mendengarkan dan menyaksikan banyak contoh interaksi dengan menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda dalam
bahasa Inggris dari film, kaset, buku teks, dsb.
 Siswa menirukan contoh-contoh interaksi dengan menyebutkan dan menanyakan
tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda dalam bahasa Inggris
dengan ucapan, tekanan kata, intonasi, dan sikap yang benar.
 Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri (fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan) interaksi menyebutkan dan menanyakan tentang
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda.
 Secara kolaboratif, siswa berusaha menggunakan bahasa Inggris untuk menyebutkan dan
menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda dalam
konteks pembelajaran, simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.
Mengasosiasi
 Siswa membandingkan ungkapan menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber
tersebut di atas.
 Siswa membandingkan ungkapan menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda yang telah dipelajari tersebut di atas dengan
yang ada di sumber-sumber lain, atau dengan yang digunakan dalam bahasa lain.
 Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi sosial dan
unsur kebahasaan yang digunakan.
Mengkomunikasikan
 Siswa menggunakan bahasa Inggris setiap kali muncul kesempatan untuk menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, di
dalam dan di luar kelas, dengan unsur kebahasaan yang sesuai dengan fungsi sosialnya.
 Siswa berupaya berbicara secara lancar dengan ucapan, tekanan kata, intonasi yang
benar dan menulis dengan ejaan dan tanda baca yang benar, serta tulisan yang jelas dan
rapi.
 Siswa membicarakan permasalahan yang dialami dalam menggunakan bahasa Inggris
untuk menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang,

140
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

binatang, benda dan menuliskannya dalam jurnal belajar sederhana dalam bahasa
Indonesia.

LANGKAH PEMBELAJARAN KHUSUS


1 x 2 JP
Peserta Didik Guru
Kegiatan Mengamati
 Peserta didik mengamati ujaran yang  Guru mencontohkan cara membaca
diungkapkan oleh guru percakapan sederhana terkait dengan
 Peserta didik bermain peran mengenai perbandingan
percakapan sederhana mengenai  Guru memperhatikan peserta didik ketika
perbandingan bermain peran
Kegiatan Bertanya
 Peserta didik menanyakan bagaimana  Guru menanyakan pemahaman peserta
cara pengucapan yang baik dan benar didik mengenai materi yang sedang
mengenai beberapa kata atau ungkapan diajarkan
yang masih sulit  Guru menjelaskan apa yang ditanyakan
 Peserta didik menanyakan arti beberapa oleh peserta didik
kata yang masih dirasa sulit.
Kegiatan Mengumpulkan Informasi
 Peserta didik membaca kembali beberapa  Guru memberikan pendampingan kepada
percakapan mengenai teks perbandingan peserta didik mengenai kegiatan yang
 Peserta didik mendiskusikan dengan sedang dilakukan
kelompoknya mengenai maksud dari
setiap dialog yang dihubungkan dengan
fungsi sosial yang muncul di dalamnya
 Peserta didik menuliskan jawabannya
secara baik dan benar
Kegiatan Mengasosiasi
 Peserta didik membaca beberapa kalimat  Guru membacakan cara pengucapan
terkait dengan konteks perbandingan kalimat-kalimat yang ada
 Peserta didik menuliskan kembali kalimat  Guru memberikan pendampingan kepada
dengan konteks perbandingan dengan peserta didik mengenai kegiatan yang
ungkapan perbandingan yang sudah sedang dilakukan
dipelajari sebelumnya
Kegiatan Mengkomunikasikan
 Peserta didik memperlihatkan hasil  Guru memberikan masukan atas jawaban
tulisannya kepada guru dan juga rekan yang dituliskan oleh peserta didik
sebangkunya
 Peserta didik memperhatikan jawaban
yang dituliskan oleh temannya
 Peserta didik memberikan masukan
mengenai jawaban temannya

141
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


Kriteria Penilaian
 Tingkat ketercapaian fungsi sosial menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda.
 Tingkat kelengkapan dan keruntutan dalam menyebutkan dan menanyakan tentang
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda.
 Tingkat ketepatan unsur kebahasaan: tata bahasa, kosa kata, ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan.
 Sikap tanggung jawab, kerjasama, peduli, dan percaya diri yang menyertai tindakan
menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang,
benda.

Cara Penilaian:
Kinerja (praktik)
Simulasi dan/atau bermain peran (role play) dalam bentuk interaksi dengan menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda.
Observasi:
(penilaian yang bertujuan untuk memberikan balikan secara lebih cepat)
 Observasi terhadap tindakan siswa menggunakan bahasa Inggris untuk menyebutkan
dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, ketika
muncul kesempatan, di dalam dan di luar kelas.
 Observasi terhadap kesungguhan, tanggung jawab, dan kerja sama siswa dalam proses
pembelajaran di setiap tahapan.
 Observasi terhadap kepedulian dan kepercayaan diri dalam melaksanakan komunikasi, di
dalam dan di luar kelas.
Penilaian diri
Pernyataan siswa secara tertulis dalam jurnal belajar sederhana berbahasa Indonesia
tentang pengalaman belajar menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah
dan sifat orang, binatang, benda, termasuk kemudahan dan kesulitannya.
Tes tertulis
Membaca dan menulis teks yang menuntut pemahaman dan kemampuan menghasilkan teks
yang di dalamnya termasuk tindakan menyebutkan dan menanyakan tentang perbandingan
jumlah dan sifat orang, binatang, benda.

142
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi: Mampu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


sesuai dengan Standar Proses.
Tujuan Kegiatan: Melalui kegiatan telaah RPP, peserta mampu mengembangkan
RPP menggunakan pendekatan scientific dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan
RPP.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP yang harus ditelaah dalam format yang tersedia!
2. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP!
3. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP!
4. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada
kolom yang tersedia!

143
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK-4.2
FORMAT TELAAH RPP
1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada
kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda.
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama : .....................................................
Topik/Subtopik : .....................................................
Pembelajaran ke : .....................................................
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap
1. Terdapat: satuan
pendidikan,kelas, semester,
program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema
pelajaran/subtema, jumlah
pertemuan
Tidak Sesuai Sesuai
B. Perumusan Indikator
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Kompetensi
Dasar
2. Kesesuaian penggunaan kata
kerja operasional dengan
kompetensi yang diukur
3. Kesesuaian rumusan dengan
aspek pengetahuan.
4 Kesesuaian rumusan dengan
aspek keterampilan
Tidak Sesuai Sesuai
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian dengan Indikator
2 Kesesuaian perumusan dengan
aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree
Tidak Sesuai Sesuai
D. Pemilihan Materi Ajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
3 Keruntutan uraian materi ajar
Tidak Sesuai Sesuai
E. Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan

144
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor


No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
3 Kesesuaian dengan pendekatan
scientific
4. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
Tidak Sesuai Sesuai
F. Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
3. Kesesuaian dengan pendekatan
scientific
4. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
Tidak Sesuai Sesuai
G. Metode Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan
scientific
3. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
Tidak Sesuai Sesuai
H. Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan scientific(mengamati,
menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan
informasi, mengkomunikasikan)
3 Kesesuaian dengan metode
pembelajaran
4. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
5. Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup dengan
cakupan materi
Tidak Sesuai Sesuai
I. Rancangan Penilaian Autentik
Sesuai Sebagian Seluruhnya
145
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor


No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
1 Kesesuaian bentuk, teknik dan
instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi
2. Kesesuaian antara bentuk, teknik
dan instrumen penilaian sikap
3. Kesesuaian antara bentuk, teknik
dan instrumen penilaian
pengetahuan
4. Kesesuaian antara bentuk, teknik
dan instrumen penilaian
keterampilan
Jumlah skor

Masukan terhadap RPP secara umum:

..............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
........................

146
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:


1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√)
pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai dengan penilaian
Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝟗𝟎

PERINGKAT NILAI
Amat Baik (AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70

147
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

4.3. PEER TEACHING

HO-4.3
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013


tentang standar proses adalah sebagai berikut.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan


pendahuluan, inti dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaatdan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional daninternasional;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau scientific
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi
mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh
aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk
melakuan aktivitas tersebut.

b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain
pengetahuanini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain
keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan scientific, tematik terpadu, dan tematik
148
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian


(discovery/inquiry learning).Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah.

c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,mencoba, menalar, menyaji,
dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang
menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)
dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah.

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya
secara bersama menemukan manfaatlangsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual
maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

149
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

R-4.3
FORMAT PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN
PENDEKATAN SCIENTIFIC (PEER TEACHING)

1. Nama Peserta : .................................................


2. Asal Sekolah : .................................................
3. Topik : .................................................
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran
sebelumnya.
3 Mengajukan pertanyaan menantang.
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta
didik.
2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual,
kerja kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan
nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan
tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit,
dari konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai.
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
3 Menguasai kelas.
4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

150
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
Penerapan Pendekatan Scientific
1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2 Memancing peserta didik untuk bertanya.
3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar
(proses berpikir yang logis dan sistematis).
7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk
berkomunikasi.
Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu
1 Menyajikan pembelajaran sesuai tema.
2 Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai
muatan pelajaran dalam satu PBM meliputi Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta
Penjasorkes.
3 Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen
karakteristik terpadu.
4 Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan
menyenangkan.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar pembelajaran.
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran.
3 Menghasilkan pesan yang menarik.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran.
5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta
didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik
dalam belajar.

151
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan peserta didik.
2 Memberikan tes lisan atau tulisan .
3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Jumlah

152
SMP – BAHASA INGGRIS Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.

Langkah-langkah Kegiatan:
1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian
Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐘𝐀
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝟒𝟒

PERINGKAT NILAI
Amat Baik (AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70

***mok’s

153

Anda mungkin juga menyukai