Anda di halaman 1dari 10

Informasi yang diperoleh dari well testing meliputi:

PERMEABILITAS EFEKTIF
 Permeabilitas efektif adalah tingkat kemampuan media berpori
untuk mengalirkan suatu fasa fluida bila di dalam media berpori
terdapat lebih dari satu fasa fluida.
 Anggapan dalam konsep permeabilitas efektif adalah masing-
masing fluida tidak saling-campur (immiscible), sehingga
persamaan Darcy dapat diberlakukan kepada masing-masing
fluida.
 Permeabilitas efektif minyak, gas, dan air adalah ko, kg, dan kw,
dimana
ko x A x ∆P
Oil : Qo =
μo x L
kg x A x ∆P
Gas : Qg =
μg x L
kw x A x ∆P
Water : Qw =
μw x L

KERUSAKAN/PERBAIKAN FORMASI
 Kerusakan formasi atau formation damage adalah suatu peristiwa
turunya laju produksi yang bersifat abnomal (tidak wajar) atau
rendahnya laju produksi yang disebabkan oleh adanya perubahan
karakteristik batuan (dalam hal ini adalah turunnya permeabilitas)
karena adanya aktifitas pemboran, komplesi sumur, dan proses
produksi.
 Pada operasi pemboran, fluida pemboran yang digunakan akan
memberikan tekanan hidrostatis kepada formasi. Tekanan ini
cukup besar jika dibandingkan dengan tekanan formasinya
(overbalance drilling). Hal ini dapat menyebabkan masuknya
lumpur ke dalam formasi. Masuknya filtrat lumpur ini akan
berakibat serius jika formasi mengandung lempung (clay).
Misalkan lumpur yang digunakan adalah water based mud, filtrat
dari lumpur tersebut akan bereaksi dengan clay di sekitar lubang
bor. Reaksi kimia ini akan menyebabkan pengembangan,
terhidrasi, atau terdispersinya clay yang mengakibatkan
tertutupnya pori-pori batuan formasi. Hal ini disebut clay
blocking. Partikel-partikel padatan lumpur pemboran juga ikut
terinvasi ke dalam batuan formasi di sekitar lubang bor yang
menyebabkan penyumbatan dalam pori-pori batuan dan
mempengaruhi permeabilitasnya.
 Apabila pemboran telah mencapai target, maka sumur
dipersiapkan untuk diproduksi. Aktifitas komplesi dapat
mengakibatkan skin effect. Skin adalah zona di sekitar lubang
sumur yang mengalami penurunan permeabilitas. Skin merupakan
suatu besaran yang menunjukan ada atau tidaknya kerusakan
formasi. Skin ini mengakibatkan berkurangnya permeabilitas
formasi disekitar lubang bor. Aktifitas komplesi yang
mengakibatkan skin adalah penyemenan dan perforasi. Pada
pekerjaan penyemenan dapat terjadi invasi filtrat semen ke dalam
formasi produktif. Kerusakan formasi akibat perforasi antara lain
disebabkan karena proses pembuatan lubang, yaitu runtuhan dari
penghancuran casing, semen, serta material formasi pada saat
penembakan atau pembuatan lubang perforasi.
 Skin effect juga dapat terjadi karena aktivitas produksi, antara lain:
1. Setelah produksi beberapa waktu, tekanan reservoir akan turun.
Turunnya tekanan akan menyebabkan terbentuknya endapan-
endapan di sekitar sumur, misalnya: garam tak larut, asphaltic,
paraffin dan butiran-butiran pasir.
2. Turunnya tekanan hingga di bawah tekanan buble point yang
menyebabkan gas keluar dari minyak. Rate yang tinggi dapat
menyebabkan gas lebih banyak keluar dari larutannya, akumulasi
gas di sekitar lubang sumur dalam jumlah banyak disebut gas
blocking.
 Ciri-ciri sumur mengalami kerusakan, antara lain:
1. Terjadi penurunan produksi secara tidak wajar
2. Adanya skin bernilai +
Kerusakan formasi akibat faktor skin dapat dilihat dari
penyimpangan harga S terhadap titik nol, dan secara kuantitatif
dinyatakan sebagai :
S > 0 = adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur
S = 0 = kerusakan sumur di sekitar lubang sumur diabaikan
S < 0 = adanya perbaikan formasi di sekitar lubang sumur
3. Harga ΔPs (+)
Harga ΔPs (+) adalah suatu bilangan yang menggambarkan
adanya kehilangan tekanan akibat skin atau kerusakan formasi.
4. Flow Efficiency (FE) < 100%
Effisiensi aliran adalah suatu konstanta yang menunjukkan
pengertian identik dengan adanya skin di sekitar sumur pada
formasi produktif.
Jika FE<1, jika ada kerusakan dalam lubang sumur.
Jika FE>1, jika terjadi perbaikan permeabilitas di sekitar
lubang sumur.

HETEROGENITAS RESERVOIR
 Heterogenitas reservoir adalah ketidakseragaman (variasi) sifat
fisik batuan dan fluida dari satu lokasi ke lokasi lainnya dalam
suatu reservoir yang diakibatkan oleh proses pengendapan,
patahan, lipatan, diagenesa lithologi batuan, dan perubahan jenis
maupun sifat fluida.
 Dengan mengetahui heterogenitas pada reservoir, maka kita dapat
mengetahui pengaruh heterogenitas terhadap cadangan, yaitu:
1. Adanya ketidakseragaman distribusi karakteristik batuan dan
perbedaan struktur sebagai pembatas reservoir, maka
memungkinkan terjadinya blok-blok dari suatu lapangan.
2. Mengingat heterogenitas batuan akibat diantaranya faktor
lingkungan pengendapan, maka distribusi porositas dan
permeabilitas tidak merata mengakibatkan variasi produksi per
sumur pada masing-masing blok
3. Akibat heterogenitas, terjadinya blok-blok pada suatu
lapangan, menyebabkan perbedaan recovery pada masing-
masing blok, dikarenakan harga permeabilitas, porositas,
saturasi minyak, gas, dan air, maupun ketebalan net pay yang
berbeda.
4. Prioritas penentuan jumlah dan letak sumur produksi akan
dikembangkan berdasarkan sisa dari blok-blok, volume
reservoar, produktivitas sumur-sumur dan radius pengurasan
efektif sumur sekitarnya.
 Heterogenitas reservoir sangat berpengaruh pada perilaku
reservoir dan distribusinya sangat penting untuk mengevaluasi
reservoir. Adapun klasifikasi heterogenitas reservoir dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu :
1. Heteregenitas reservoir skala mikroskopis.
Heterogenitas reservoir skala mikro merupakan pencerminan
ukuran pori-pori, bentuk batuan, dan distribusinya. Contoh
mekanisme pembentukan heterogenitas skala mikro adalah
terbentuknya endapan-endapan clay, silt gelembur gelombang
(ripple marks) atau sisipan pada batupasir (shally sand) dan
pembentukan dua macam porositas pada batu karbonat
terbentuk karena proses pelarutan, rekristalisasi, dan
dolomitisasi.
2. Heteregenitas reservoir skala makroskopis.
Heterogenitas skala makro adalah heterogenitas yang terjadi
pada suatu atau sejumlah satuan pengendapan. Heterogenitas
skala makroskopis meliputi susunan lithologi antar beberapa
sumur yang diidentifikasikan oleh adanya tekstur primer dalam
struktur sedimen yang terdapat dalam batupasir seperti besar
butir, pemilahan dan crossbedding. Selain itu, heterogenitas
reservoir skala makro dapat berupa patahan, kontak antar
fluida, perubahan ketebalan, dan lithologi yang berbeda pada
setiap lapisannya.
3. Heteregenitas reservoir skala megaskropis.
Heterogenitas skala megaskropis adalah skala beberapa satuan
pengendapan bahkan meliputi beberapa lingkungan
pengendapan. Heterogenitas skala mega merupakan
heterogenitas dengan skala terbesar dengan deskripsi meliputi:
lithologi, stratigrafi dan lingkungan pengendapan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi heterogenitas reservoir
Sebagian reservoar dibentuk oleh hasil pengendapan dalam air
atau basin dalam waktu yang lama dan lingkungan pengendapan
yang bermacam-macam. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya heterogenitas reservoir antara lain:
a. Sedimentasi tektonik
b. Komposisi batuan dan tekstur
c. Geometri pori-pori
 Tipe-tipe heterogenitas reservoir
1. Heterogenitas Reservoir Vertikal
Jenis heterogenitas secara vertikal pada skala megaskopis
ditunjukkan oleh adanya lingkungan pengendapan yang
berlainan, diagenesa dan struktur yang mempengaruhi komposisi,
mineralogi (butiran, matriks dan semen), serta tekstur seperti
butir, sortasi, kekompakan dan kemas didalam batuan. Pada arah
penyebaran vertikal, umumnya juga terjadi heterogenitas fluida
reservoir. Faktor yang mengontrol terjadinya heterogenitas
reservoir adalah source rock dan kondisi (tekanan dan temperatur)
reservoir.
2. Heterogenitas Reservoir Horizontal
Secara horizontal pada kedalaman yang sama akan didapat
ketidakseragaman yang dapat mempengaruhi geometri pori,
porositas, permeabilitas, dan saturasinya, sehingga secara
heterogenitas reservoir horizontal akan memberikan kemampuan
yang berbeda pada setiap kedudukan untuk menyimpan dan
mengalirkan fluida.

SIFAT ALIRAN FLUIDA


 Aliran Steady State (Aliran Mantap)
Suatu aliran dimana kondisi alirannya (kecepatan, laju alir,
penampang) tidak berubah terhadap waktu. Suatu sistem berada
pada aliran mantap ketika tidak ada material yang terakumulasi
pada suatu titik di dalam suatu sistem.
dQ dh dV
= = =0
dt dt dt
Contohnya :
1. Reservoir bertenaga water drive
2. Proses secondary recovery
 Aliran Unsteady State
Suatu aliran dimana kondisi alirannya (kecepatan, laju alir,
penampang) mengalami perubahan terhadap waktu.
dQ dh dV
≠ ≠ ≠0
dt dt dt
 Aliran Pseudo Steady State
Model aliran pseudo steady state mempunyai asumsi bahwa pada
waktu tertentu tekanan pada matriks batuan disetiap titik menurun
jika diproduksikan dengan laju alir konstan. Kondisi pseudo
steady-state juga menganggap tidak ada gradien tekanan
unsteady-state pada matriks dengan asumsi bahwa kondisi aliran
pseudo steady-state terjadi sejak awal aliran. Aliran pada kondisi
ini ditemui pada reservoir yang telah mengalami aliran beberapa
saat, dimana perubahan tekanan telah mencapai batas reservoir.

 Persamaan matematis yang menerangkan aliran fluida dalam


reservoir dibentuk berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa zat sebelum
reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi.
2. Aliran Darcy
Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan
kemampuan suatu fluida mengalir melalui media berpori.
dimana,
q k ∆P
v= =-
a μ ΔL
Asumsi Darcy, yaitu :
- Aliran mantap steady state.
- Fluida yang mengalir satu fasa
- Viskositas fluida yang mengalir konstan
- Kondisi aliran isothermal
- Formasi homogen dan aliran horizontal
3. Persamaan Keadaan (Equation Of State)
Persamaan keadaan adalah sebuah persamaan konstitutif yang
menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi
keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur,
tekanan, volume dan energi dalam. Persamaan keadaan berguna
dalam menggambarkan sifat-sifat fluida, campuran fluida, dan
padatan. Salah satu contoh yang lazim adalah persamaan gas
ideal, yaitu PV = nRT.

TEKANAN RESERVOIR
 Tekanan reservoir merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh
fluida di dalam pori-pori batuan reservoir yang berada dalam
keadaan seimbang baik sebelum maupun sesudah dilakukan
proses produksi.
 Tekanan reservoir juga ditimbulkan oleh tekanan overbourden
batuan yang berada di atas lapisan reservoir.
 Tekanan reservoir memberikan dorongan kepada minyak dan gas
untuk mengalir ke permukaan (natural flow).
 Pada kondisi awal, tekanan reservoir pada suatu kedalaman sama
dengan tekanan hidrostatik tinggi kolom air formasi atau gradien
tekanan air formasi sebesar 0,45 psi/ft.
 Adanya peristiwa geologi seperti patahan menyebabkan gradien
tekanan reservoir pada kondisi awal tidak sama dengan 0,45 psi/ft

BENTUK RADIUS PENGURASAN


 Bentuk radius pengurasan merupakan sejauh mana (jarak dari
lubang bor) minyak yang dapat dikuras atau diproduksi dari
reservoir.

Anda mungkin juga menyukai