Di Susun Oleh
Erma Juliani CA417111017
Feren Kafitri Fardi CA417111161
Izma Ratih Zakiah CA417111007
Kelas A4-17-01A
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
KONSENTRASI PERPAJAKAN
INSTITUT STIAMI
2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah dengan rahmat dan karunianya kami telah menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PERANAN SANKRI DALAM ADMINISTRASI PUBLIK”
Sholawat beriringan salam kami kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad Saw.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, kami mendapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
sebesarnya.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun kami
menyadari bahwa makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di
masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................4
2.1 Pengertian Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( SANKRI )..................6
2.1.1 Definisi Sistem.....................................................................................................................6
2.2 Definisi Administrasi..............................................................................................................6-7
2.3 Definisi Administrasi Negara.....................................................................................................7
2.4 Definisi Negara Kesatuan Republik Indonesia.......................................................................7-8
2.4.1 Unsur-unsur Dalam SANKRI..............................................................................................8-9
2.4.2 Implementasi SANKRI......................................................................................................9-10
2.4.3 Dimensi SANKRI............................................................................................................10-12
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN..................................................................13
A. Permasalahan............................................................................................................................13
3.1 Harapan SANKRI Di Masa Datang..........................................................................................13
B. Pembahasan...............................................................................................................................13
3.2 Peran SANKRI....................................................................................................................13-17
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................19
4.2.1 Kesimpulan dari sankri.........................................................................................................19
4.2.2 Kesimpulan dari perkembangan administrasi publik...........................................................19
REFERENSI PUSTAKA..............................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak tahun 1990an, administrasi negara telah berkembang pesat sampai ke antero dunia
termasuk ke Indonesia. Yaitu sejak Woodrow Wilson “menggegerkan” publik Amerika Serikat
melalui tulisannya yang berjudul The Study of Administration (1887) pada jurnal Political Science
Quarterly.
Selama ini, ilmu administrasi negara mengadopsi atau meminjam teori-teori yang
berkembang di disiplin ilmu lain untuk digunakan ketika menjelaskan aktivitas atau perilaku dalam
administrasi negara. Misalnya, motivasi dan partisipasi adalah konsep yang dikembangkan ilmu
psikologi dan ilmu politik, tetapi banyak dipakai dalam literature administrasi negara untuk
menjelaskan fenomena administrasi negara. Konsep efisiensi dikembangkan ilmu ekonomi atau
manajemen. Konsep birokrasi, kelompok formal dan informal dari ilmu sosiologi. Karena itu,
Bailey (dalam Darwin, 1997) berpendapat bahwa semua teori (dari disiplin ilmu manapun)
yang berguna untuk memberikan gambaran teoritis baik dalam bentuk wawasan atau proporsi
dalam rangka meningkatkan kualitas proses administrasi pemerintahan adalah teori administrasi
negara, atau paling tidak, layak dimasukkan dalam literatur administrasi negara dan diterapkan
dalam praktek administrasi Negara.
Sebagaimana telah diuraikan Bailey diatas bahwa administrasi negara sebagai ilmu
berisikan teori, konsep, dan prinsip-prinsip dari banyak ilmu yang berlaku dan bersifat universal.
Akan tetapi dalam prakteknya, sistem dan proses administrasi negara yang dikembangkan dalam
menghadapi dinamika dan kompleksitas kehidupan suatu negara memerlukan penyesuaian dengan
landasan falsafah negara dan pandangan hidup bangsa, serta dengan cita-cita dan tujuan bangsa
dalam bernegara, dengan konstitusi negara dan kondisi lingkungan hidup dan kehidupan negara
bangsa bersangkutan.
Oleh karena itu sistem administrasi negara dari suatu negara memiliki spesifikasi dan
keunikan tertentu. Bagi Indonesia sebagai suatu negara kesatuan dengan sistem pemerintahan yang
berbentuk republik, yang demokratis dan konstitusional adalah tepat apabila sistem administrasi
negaranya itu disebut sebagai Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(SANKRI) dan berperan sebagai sistem penyelenggaraan kebijakan negara. Sebagai wahana dalam
4
penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa guna mencapai cita-cita dan tujuan bernegara
yang diamanatkan dalam konstitusi negara,
SANKRI dikembangkan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi
negara dengan berbagai dimensi nilai spiritual, kultural, dan institusional yang terkandung di
dalamnya, dan dengan mempertimbangkan kondisi dan perkembangan berbagai faktor lingkungan
yang khas dibandingkan dengan negara negara lainnya.
1.2 Ruang Lingkup Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)
5
BAB II
KAJIAN TEORITIK
6
Administrasi menurut Herbert A. Simonn :
“Administration can be defined as the activities of groups cooperating to accomplish common
goals”.
Administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama.
Pengertian Administrasi secara lebih luas memiliki unsur adanya kerjasama, banyak orang,
untuk mencapai tujuan, atau lebih sempit kita kenal sebagai kegiatan tata usaha. Di dalam
administrasi terdapat unsur : manusia, tujuan, tugas, kerjasama, dan sarana,
7
negara beserta seluruh rakyat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta
segenap dana dan daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya
tugas nasional/negara sebagaimana tersebut dalam UUD 45.
B. Dalam arti sempit, SANKRI adalah keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan (executive
power), dengan memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan pemerintah dan segenap
aparatur pemerintah dari semua peringkat pemerintahan beserta seluruh rakyat dari seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dengan memanfaatkan pula segenap dana dan
daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional /
negara sebagaimana tersebut dalam UUD 45.
8
Unsur Struktur
Merupakan tatanan kelembagaan yang terbentuk dalam kehidupan Negara Republik Indonesia
yang demokratis dan konstitusional berupa tatanan organisasi negara dan organisasi yang
berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat bangsa yang merefleksikan posisi dan peran
ataupun hak, kewajiban, kewenangan, dan tanggungjawab masing-masing dalam penyelenggaraan
negara dan pembangunan bangsa, dalam mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-
cita dan tujuan bernegara, meliputi Lembaga Negara dan Organisasi-organisasi yang berkembang
dalam masyarakat.
Unsur Proses
Tercermin dalam berbagai kegiatan manajerial dari lembaga negara, kementerian negara dan
lembaga pemerintahan lainnya serta saling hubungan antar lembaga tersebut dan antara berbagai
lembaga pemerintahan itu dengan organisasi yang berkembang dalam masyarakat sesuai posisi
dan peran serta tanggungjawab masing-masing dalam proses kebijakan dan penyelenggaraan
pemerintahan negara dan pembangunan bangsa di tingkat Pusat dan Daerah. Dalam posisi dan
perannya sebagai sistem penyelenggara negara, SANKRI mewadahi keselurahan sistem dan
proses kehidupan bernegara, dan berinteraksi dengan sistem-sistem yang terdapat didalam
berbagai bidang kehidupan tersebut seperti sistem sosial budaya, politik, ekonomi, hukum,
pertahanan dan keamanan, dan sebagainya. Disinilah SANKRI berperan sebagai integrating
system yang menyerasikan dan menyelaraskan serta mengarahkan berbagai upaya bangsa
Indonesia mencapai cita-cita dan tujuan. Atau dengan kata lain, peran SANKRI dalam
kompleksitas dan dinamika sistem dan proses penyelenggara negara dan pembangunan bangsa
adalah mewadahi, memfasilitasi, dan memadupadankan berbagai kegiatan sistem politik,
ekonomi, hukum, sosial dan budaya, dan keamanan guna mewujudkan keserasian arah dan langkah
kebijakan, agar tujuan nasional tercapai secara optimal.
9
lembaga, antar sektor, antar wilayah, antara negara dengan warga negara; serta antar negara)
dengan mengembangkan sistem dan proses kebijakan yang partisipatif dalam berbagai bidang
kehidupan.
SANKRI sebagai sistem penyelenggara kebijakan negara mengakomodasikan peran masyarakat
yang luas ( terbuka, setara, partisipatif, dan akuntabel ). Dalam pengambilan keputusan politik
yang stategis dan kebiajakan-kebijakan dilakukan secara musyawarah dan mufakat ( MPR, DPR )
sebagai representasi rakyat bangsa dari dan diseluruh wilayah negara yang terbagi atas daerah
besar ( Propinsi ) dan daerah kecil ( Kabupaten/kota, dan desa ) dengan kewenangan otonomi
tertentu. Berbagai kebijakan pemerintah tersebut kemudian dituangkan ke dalam peraturan
perundangan ( Ketetapan MPR, UU, PERPU, PP, Kepres, dan Perda. UU, PP dan Perda. tentang
substansi masalah publik tertentu ditetapkan pemerintah setelah mendapatkan persetujuan DPR,
dan pelaksanaan harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan oleh public
10
· Ikut melaksanakan ketertiban dunia
· Konstitusional, demokratis, profesional
d) Dimensi Mnajerial
· The right person in the right place, sistem merit
· Etik, integritas, akuntabilitas
· Good governance
Organisasi Pemerintahan Negara
Tatanan organisasi aparatur pemerintahan negara yang berada di wilayah pemerintahan negara
terdiri dari organisasi lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, baik Pusat maupun Daerah,
dan lembaga negara lainnya, serta saling hubungannya dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara, termasuk dalam penyelenggaraan hubungan antar negara; dan organisasi
kesekretariatan lembaga-lembaga tersebut. Berperan mengemban misi perjuangan bangsa
mencapai cita-cita dan tujuan NKRI :
• Ada yang bersifat permanen universal.
• Ada yang bersifat kondisional.
Manajemen Pemerintahan Negara
Pengelolaan pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat bangsa dan wilayah pemerintahan negara; pada dasarnya merupakan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan pada umumnya, pengelolaan kebijakan,
perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, pelayanan, pengawasan, dan pertanggung
jawaban hasil-hasilnya dari setiap organisasi pemerintahan negara.
Dalam mengemban tugas pemerintahan negara yang demikian kompleks dan dinamik itu, harus
terwujud keserasian strategi dan langkah kebijakan yang secara sistematis terarah pada
pencapaian tujuan NKRI. Perlu diperhatikan paradigma-paradigma administrasi negara dan
pembangunan relevan, sesuai dengan perkembangan lingkungan stratejik yang dihadapi.
Memerlukan kompetensi (integritas, pengetahuan, keahlian, dan keterampilan dalam pengelolaan
kebijakan dan pelayanan publik).
Sumberdaya Aparatur Negara
SDM aparatur terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan POLRI – dalam posisinya sebagai
abdi masyarakat dan abdi negara, perekat kesatuan dan persatuan bangsa, mempunyai peran, tugas
11
dan tanggung jawab mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan
bernegara.
Sistem dan Proses Kebijakan
Kekuasaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan negara diselenggarakan melalui kebijakan publik
harus mengenali sistem dan proses kebijakan yg berlaku dalam SANKRI; stakeholders yg terlibat.
Kebijakan negara dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa dikembangkan
untuk (a) mengatasi masalah-masalah bangsa dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk
masalah hubungan internasional; ataupun untuk (b) mencapai tujuan bangsa dalam bernegara.
Peran Masyarakat Bangsa
Negara didirikan oleh rakyat bangsa untuk mencapai tujuan bersama.Organisasi dan manajemen
pemerintahan tidak boleh mengabaikan aspirasi dan peran masyarakat bangsa dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, baik sebagai orang seorang maupun sebagai kelompok.
Hukum Administrasi Negara
Mengacu pada prinsip negara hukum dan demokrasi, maka proses administrasi negara
dilaksanakan dalam kerangka hukum yg berlaku dalam negara, sehingga secara konstitusional
administrasi negara terikat pada struktur peraturan perundangan atau strata kebijakan yg ada dan
wajib dipatuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara serta harus dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum.
Organisasi dan Manajemen Kesekretariatan
Administrasi (organisasi dan manajemen) mempunyai posisi dan peran menentukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, berupa teknis pelaksanaan kegiatan dan pemberian
dukungan termasuk koordinasi atas pelaksanaan tugas lembaga pemerintahan dalam
menyelenggarakan tugasnya baik yang sifatnya pengembangan (policy and program development
supports) mau pun pelayanaan rutin (services); dan umumnya diisi oleh pegawai negeri
professional dengan jabatan dan kepangkatan atau pola karier tertentu.
Sistem Kepemimpinan Nasional
E-Adm adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi publik, sebagai
upaya untuk merevitalisasi organisasi dan manajemen pemerintahan agar dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya secara prima, baik dalam pengelolaan kebijakan, pelayanan informasi,
maupun dalam pengelolaan pelayanan publik.menuntut adanya administrasi negara yg efisien,
efektif, berorientasi pada publik, transparan, dan akuntabel; baik dalam kehidupan bangsa,
12
maupun dalam hubungan antar bangsa. Pola interaksi berubah dari “one stop services” menjadi
“non stop services”.
13
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Permasalahan
3.1 Harapan SANKRI Di Masa Datang
Penyediaan pelayanan pemerintah yang berkualitas, akan memacu potensi sosial ekonomi dalam
masyarakat yang merupakan bagian dari demokratisasi ekonomi. Penyediaan pelayanan publik
yang bermutu merupakan salah satu alat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah yang semakin berkurang, akibat krisis ekonomi yang terus-menerus berkelanjutan
pada saat ini. Hal tersebut menjadikan pemberian pelayanan publik yang berkualitas kepada
masyarakat menjadi semakin penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah.
B. Pembahasan
3.2 Peran SANKRI
Sistem Penyelenggaraan Negara
Merupakan perwujudan realita kelembagaan dan pengelolaan dalam keseluruhan kebijakan, proses
kegiatan lembaga-lembaga negara beserta seluruh Aparatur Penyelenggara Negara dan rakyat
Indonesia dalam menunjang tercapainya tujuan bernegara sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945.
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Merupakan perwujudan realita penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang
diamanatkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk dilaksanakan melalui para pembantu dan
perangkat kelembagaan di bawahnya, baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta tata hubungan
fungsionalnya dengan Lembaga Negara berdasarkan kewenangan masing-masing.
Semuanya adalah dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana dimaksud Pembukaan
UUD 1945.
Upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan semangat untuk melayani masyarakat (“a
spirit to servef public“), dan menjadi mitra masyarakat (“partner of society“); atau melakukan
kerja sama dengan masyarakat (“co production“). Dalam pada itu pelayanan mempunyai makna
pengabdian atau pengelolaan pemberian bantuan yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan
bangsa dalam membangun, yang dimanifestasikan antara lain dalam perilaku “melayani, bukan
dilayani”, “mendorong, bukan menghambat”, “mempermudah, bukan mempersulit”, “sederhana,
14
bukan berbelit-belit”, “terbuka untuk setiap orang, bukan hanya untuk segelintir orang”. Makna
administrasi publik sebagai wahana penyelenggaraan pemerintahan negara, yang esensinya
“melayani publik”, harus benar-benar dihayati para penyelenggara pemerintahan negara.
Desentralisasi merupakan wujud nyata pelaksanaan otonomi daerah dalam SANKRI.
Perbedaan perkembangan antar daerah mempunyai implikasi yang berbeda pada macam dan
intensitas peranan pemerintah, namun pada umumnya masyarakat dan dunia usaha memerlukan
(a) desentralisasi dalam pemberian perizinan, dan efisiensi pelayan an birokrasi bagi kegiatan-
kegiatan dunia usaha di bidang sosial ekonomi, (b) penyesuaian kebijakan pajak dan perkreditan
yang lebih nyata bagi pembangunan di kawasan-kawasan tertinggal, dan sistem perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang sesuai dengan kontribusi dan potensi pembangunan daerah, serta
(c) ketersediaan dan kemudahan mendapatkan informasi mengenai potensi dan peluang bisnis di
daerah dan di wilayah lainnya kepada daerah di dalam upaya peningkatan pembangunan daerah.
Dalam konteks desentralisasi, pelayanan publik seharusnya menjadi lebih responsive terhadap
kepentingan publik. Paradigma pelayanan publik berkembang dari pelayanan yang sifatnya
sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan focus kepada pengelolaan yang berorientasi
kepada kepuasan pelanggan dengan ciri-ciri ;
(a) lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan yang memfasilitasi
berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan kepada masyarakat,
(b) lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mempunyai rasa
memiliki yang tinggi terhadap fasilitasfasilitas pelayanan yang telah dibangun bersama,
(c) menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan publik tertentu sehingga
masayarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas,
(d) terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil sesuai
dengan masukan yang digunakan,
(e) lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat,
(f) pada hal tertentu pemerintah juga berperan untuk memperoleh pendapat dari masyarakat dari
pelayanan yang dilaksanakan,
(g) lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan pelayanan,
(h) menerapkan sistem pasar dalam memberikan pelayanan.
Tuntutan masyarakat pada era desentralisasi terhadap pelayanan publik yang berkuallitas akan
semakin menguat. Oleh karena itu, kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuannya
15
mengatasi berbagai masalah sehingga mampu menyediakan pelayanan publik yang memuaskan
masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain :
Penetapan standar pelayanan.
pelayanan merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan
dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat
dan kemampuan penyelenggara pelayanan.
Pengembangan standard operating procedures (SOP).
Dengan adanya SOP,maka proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit pelayanan
dapat berjalan sesuai dengan aturan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten.
Disamping itu, SOP juga bermanfaat dalam hal :
· Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan lancar.
· Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
· Memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap kesalahan prosedur
jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan.
· Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan.
· Semua petugas yang terlibat dalam proses pelayanan memiliki uraian tugas dan tanggung jawab
yang jelas.
Pengembangan sistem pengelolaan pengaduan.
Pengaduan masyarakat merupakan satu sumber informasi bagi upaya pihak penyelenggara
pelayanan untuk secara konsisten menjaga pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan stendar
yang telah ditetapkan.
Peran administrasi negara dalam pembangunan bangsa mewajibkan perhatiannya terhadap
perkembangan dan perubahan lingkungan stratejik internal dan eksternal yang membutuhkan
pengembangan berbagai kebijakan, dan mendorong paradigma kebijakan publik (public policy
paradigm) dalam pengembangan disiplin dan sistem administrasi negara.
Perkembangan menujukan semakin lekatnya nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, demokrasi,
partisipasi, dan hak azasi manusia dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, sebagai
indikator kemajuan dan tingkatan modernitas sistem dan proses administrasi negara dan
pembangunan suatu bangsa. Perkembangan yang menggema dalam dekade terakhir ini adalah
16
konsep penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) yang komit terhadap antara
lain terhadap nilai dan prinsip kepastian hukum, partisipasi, tranparansi, sensitivitas,
professionalitas, efisiensi, efektivitas, desntralisasi, dan daya saing.
Apabila kita cermati, nilai dan prinsip tersebut juga terkandung dalam SANKRI,
merupakan dimensi kultural operasional SANKRI. Nilai dan prinsip tersebut juga merupakan
indikator modernitas setiap sistem administrasi negara Abad 21 ini.
Birokrasi Pemerintah Pusat dan Daerah perlu memiliki visi, misi, strategi, agenda
kebijakan, kompetensi, dan komitmen pembangunan dan pelayanan yang jelas dilandasi dimensi-
dimensi spiritual SANKRI dan tegas terfokus pada permasalahan yang mendesak perlu di atasi,
dan terarah pada perwujudan cita-cita dan tujuan bangsa bernegara. Dengan visi, misi, strategi
yang didasarkan pada paradigma pembangunan dan agenda kebijakan yang tepat, didukung
dengan sistem manajemen yang berorientasi pada penerapan nilai dan prinsip good governance,
disertai kompetensi dan komitmen yang kuat dalam keseluruhan tatanan organisasinya yang
tersusun secara tepat disertai pelimpahan kewenangan yang seimbang, pemerintah akan dapat
mencapai kinerja yang optimal dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam
penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa.
Penataan Organisasi dan Tata Kerja
Penataan organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah didasarkan pada visi, misi, sasaran,
strategi, agenda kebijakan, program, dan kinerja kegiatan yang terencana; dan diarahkan pada
terbangunnya sosok birokrasi yang ramping, desentralistik, efisien, efektif, berpertanggung
jawaban, terbuka, dan aksesif; serta terjalin dengan jelas satu sama lain sebagai satu kesatuan
birokrasi nasional dalam SANKRI. Seiring dengan itu, penyederhanaan tata kerja dalam hubungan
intra dan antar aparatur, serta antara aparatur dan
masyarakat dikembangkan terarah pada penerapan pelayanan prima yang efektif, dan mendorong
peningkatan produktivitas kegiatan pelayanan aparatur dan masyarakat.
Pemantapan Sistem Manajemen
Dengan makin meningkatnya dinamika masyarakat dalam penyelengaraan negara dan
pembangunan bangsa, pengembangan sistem manajemen pemerintahan diprioritaskan pada
pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik yang kondusif, transparan,
dan akuntabel, disertai dukungan sistem informatika yang sudah
terarah pada pengembangan e-governmen.
17
Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur
Mengantisipasi tantangan global, pembinaan sumber daya manusia aparatur negara perlu mengacu
pada standar kompetensi internasional (world class).
karakteristik sebagai berikut:
(a) mempunyai komitmen yang tinggi terhadap perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan
bernegara,
(b) memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dalam mengemban tugas pengelolaan pelayanan dan
kebijakan publik,
(c) berkemamapuan melaksanakan tugas dengan terampil, kreatif, dan inovatif,
(d) disiplin dalam bekerja berdasarkan sifat dan etika profesional,
(e)memiliki daya tanggap dan sikap bertanggung gugat (akuntabilitas)
(f) memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab dalam membuat dan melaksanakan
berbagai keputusan sesuai kewenangan, dan
(g) memaksimalkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas.
Tegaknya hukum
Yang berkeadilan merupakan jasa pemerintahan yang terasa teramat sulit diwujudkan,
Peningkatan dan efisiensi nasional membutuhkan penyesuaian kebijakan dan perangkat
perundangundangan, namun tidak berarti harus mengabaikan kepastian hukum. Adanya
kepastian hukum merupakan indikator professionalisme dan syarat bagi kredibilitas pemerintahan,
sebab bersifat vital dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta dalam
pengembangan hubungan internasional. Tegaknya kepastian hukum juga mensyaratkan
kecermatan dalam penyusunan berbagai kebijaksanaan pembangu-nan. Sebab berbagai kebijak-
sanaan publik tersebut pada akhirnya harus ditungkan dalam sistem perundang-undangan untuk
memiliki kekuatan hukum, dan harus mengandung kepastian hukum.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2.1 Kesimpulan dari sankri
Dapat disimpulkan bahwa pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
bentuk negara yang terdiri dari banyak wilayah / kepulauan yang tersebar dengan keanekaragaman
adat, suku, budaya, dan keyakinan yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka,
berdaulat, bersatu, adil dan makmur dengan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dn melaksanakan ketertiban dunia.
Dari berbagai macam definisi dasar secara terpisah sebagaimana tersebut di atas dapat
diintegrasikan menjadi sebuah definisi Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(SANKRI),
4.2.2 Kesimpulan dari perkembangan administrasi publik
19
REFERENSI PUSTAKA
Darwin, Muhadjir, Teori Organisasi Publik, Magister Administrasi Publik UGM, Yogyakarta,
1994.
Denhart, Robert B., Theories of Public Organization, Montery CA: Books/ Cole Publishing
Company, 1984.
Harmon, Michael M. dan Richard T. Mayor, Organization Theory for Public Administration,
Boston: Little, Brown & Co, 1986.
Henry, Nicholas, Administrasi Negara dan Masalah-masalah Kenegaraan, Rajawali Pers,
Jakarta, 1988.
Keban, Yeremias T., Manajemen Publik dalam Konteks Normatif dan Deskriptif,
Laporan Penelitian Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM, Yogyakarta, 1994. York: St.
Martin’s Press, 1986.
Mustopadidjaja, “Dimensi-dimensi Teoritis Manajemen Modern” dalam Manajemen
Pembangunan, No. 10/III, 1995.
Shafritz, J.M., dan A.C. Hyde, Classics of Public Administration, Pacific Grove, CA: Brooks/
Cole Publishing Company, 1987.
Sukarno, Suyoso, “Pengembangan dan Penerapan Prinsip-prinsip Manajemen
Modern Sesuai dengan Budaya Bangsa”, dalam Pembaharuan Administrasi Dalam
Menghadapi Era Globalisasi, Pimpinan Pusat PERSADI, Jakarta, 1995.
http://rumahayujayanti.blogspot.com/2015/12/sistem-administrasi-negara-kesatuan.html
https://www.academia.edu/9891734/Makalah_Perkembangan_Administrasi_Negara_d
i_Indonesia
http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/sankri-sistem-administrasi-negarakesatuan ri
http://odenkmachron.blogspot.co.id/2008/04/sankri.html
https://izzahluvgreen.wordpress.com/2009/04/04/sankri-harapan-di-masa-depan/
https://www.scribd.com/document/70766350/Posisi-Dan-Peran-Sistem-Administrasi-Negara-
Kesatuan-Republik-
Indonesiahttp://sankripedia.stialanmakassar.web.id/index.php/Sistem_Administrasi_Negara_Kes
atuan_Republik_Indonesia#Ruang_Lingkup_Sistem_Administrasi_Negara_Kesatuan_Republik_
Indonesia_.28SANKRI.29
20