1
Hari Sumarsih
Abstrak
Tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dipandu dengan lebih dari 70% anak berhasil
dalam pengembangan kegiatan. Namun dalam kenyataan yang terjadi di lapangan,
dalam kegiatan mengenal waktu belum menampakkan hasil yang sangat signifikan. Dari
seluruh siswa kelompok A1 yang berjumlah 17 anak, hanya 4 anak yang memiliki
kemampuan yang sesuai dengan harapan. Oleh karena itu penulis mengadakan suatu
perbaikan pembelajaran menggunakan 2 siklus dengan bimbingan supervisor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal
waktu dengan menggunakan metode demonstrasi. Manfaat dari penelitian ini adalah
dapat meningkatkan pemahaman anak dalam mengenal waktu .
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan 2 siklus.
Pada siklus 1, kegiatan anak adalah praktek langsung memutar miniature jam dengan
metode demonstrasi. Pada siklus 2 untuk meningkatkan antusiasme anak dalam kegiatan
mengenal waktu melalui kegiatan bermain jam dengan menggunakan kartu ajaib.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan, diperoleh hasil yang cukup memuaskan. Pada
siklus I diperoleh hasil 29%, hasil ini masih berada di bawah KKM sebesar 70%.
Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil sebesar 83% perolehan ini sudah berada di atas
KKM sehingga penelitian ini sudah dikatakan berhasil walaupun hasilnya belum
maksimal.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
mengenal waktu dapat ditingkatkan dengan menggunakan media yang berwarna,
menarik dan tidak membahayakan anak.
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah anak yang sedang berkembang dan tumbuh dalam
segala aspek. Usia 0-8 tahun dikatakan sebagai usia emas atau golden age. Karena
dalam rentang usia tersebut otak anak terbentuk hampir 80% untuk menentukan pola
pikir anak pada tahap usia berikutnya. Dengan stimulasi yang baik dan mengena otak
akan terbentuk pola pikir yang baik.
1
Mahasiswa Program S1 PGSD. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Terbuka.
NIM. 824389588, Email: harisumarsih23@gmail.com
2
Konsep Waktu
Waktu adalah bagian dari struktur dasar dari alam semesta, sebuah dimensi di
mana peristiwa terjadi secara berurutan. Waktu merupakan suatu dimensi di mana
terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan,
dan juga ukuran durasi kejadian dan interval. Waktu telah lama menjadi subjek utama
penelitian dalam agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Namun demikian, berbagai
bidang seperti bisnis, industri, olahraga, ilmu pengetahuan, musik, tari, dan teater
hidup semua menggabungkan beberapa gagasan waktu ke dalam sistem masing-
masing pengukuran.
Secara sederhana didefinisikan “waktu adalah sesuatu yang dapat dihitung oleh
jam” dan “waktu adalah segala sesuatu yang terjadi secara sekaligus”. Terjadi dua
sudut pandang tentang waktu yaitu salah satu pandangan mengatakan bahwa waktu
adalah bagian dari struktur dasar dari dimensi alam semesta yang terjadi secara
independen dari sebuah peristiwa, di mana peristiwa terjadi secara berurutan.
Sir Isaac Newton lebih kepada pandangan realis, dan disebut sebagai waktu
Newtonian. Pandangan yang berlawan yaitu waktu tidak mengacu pada apapun
melalui “wadah” terhadap suatu peristiwa dan benda-benda yang “bergerak melalui”,
atau untuk setiap entitas yang “mengalir”, tetapi bukan bagian dari struktur dasar
intelektual (bersama-sama dengan ruang dan nomor/angka) di mana manusia dapat
membandingkan urutan kejadian.
Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada
proses, memberi ganjaran secara intriksik, menyenangkan, aktif dan fleksibel (M.
Solehuddin. 2000). Bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin
pertumbuhan anak (Gordon & Browne, 1985:266). Bermain merupakan kegiatan
yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih
ditekankan pada caranya daripada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu (Dworetsky,
1990:395). Sedangkan menurut Hildebrand (1986: 54) bermain berarti berlatih,
mengeksploitasi, merekasaya, mengulang latihan apapun yang dapat diakukan untuk
mentransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan arti bermain merupakan
bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat
non serius, lentur, dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara
imajinatif di transformasi sepadan dengan dunia orang dewasa.
Beberapa pakar menyebut karakteristik bermain anak diantaranya : (a) bermain
relatif bebas dari atura-aturan kecuali anak-anak membuat aturan mereka sendiri, (b)
Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata (bermain drama),
(c) bermain lebih memfokuskan pada kegiatan atau perbuatan daripada hasil akhir
atau produknya, (d) bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.
Anak memerlukan waktu yang cukup untuk mengembangkan dirinya melalui
bermain. Melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan,
kreativitas dan imajinasinya. Manfaat bermain bagi anak : (a) bermain memicu
kreativitas, (b) bermain bermanfaat mencerdaskan otak, (c) bermain bermanfaat
menanggulangi konflik, (d) bermain bermanfaat untuk melatih empati, (e) bermain
bermanfaat mengasah pancaindra, (f) bermain sebagai media terapi (pengobatan), (g)
bermain itu melakukan penemuan.
Menurut Johnson, Christie, Yawkiey (1987) dan Spodek serta Saracho (1988)
menyatakan bahwa bermain dan kreativitas ada keterkaitan karena dua-duanya
menggunakan simbol.
Jam Dinding
Jam adalah satuan unit waktu. Jam dinding adalah jam yang difungsikan
secara letak, atau biasanya dipajang di dinding. Jam dinding juga biasanya dapat
dipergunakan sebagai pajangan atau sebagai hiasan di dalam ruangan.
Jam dinding sebagai salah satu alat yang vital di dunia ini, tentu fungsinya
sudah tidak asing lagi bagi kita. Yaitu jam dinding berfungsi sebagai penunjuk waktu.
Namun tentu saja, seperti hakikatnya manusia pada umumnya, jam dinding tidak
terpaku pada satu fungsi saja. Ada berbagai macam fungsi yang kemudian
berkembang pada jam dinding. Karena itulah, tulisan ini mencoba membahas
mengenai Fungsi Jam Dinding dari masa ke masa.
Jam dinding berfungsi sebagai penunjuk waktu, ini adalah fungsi paling
pokok bagi jam dinding, sebagai penunjuk waktu. Semua orang tahu itu. Bahkan,
alasan pertama jam dinding ditemukan adalah karena adanya kebutuhan yang kuat
dari manusia untuk mengetahui waktu secara serempak dan dapat diukur. Dengan
hadirnya jam dinding (yang dulunya merupakan jam cahaya ini) maka kebutuhan itu
cukup terpenuhi pula.Jam dinding adalah penunjuk waktu. Dan penunjuk waktu
adalah fungsi utama dari jam dinding. Itulah yang harus kita sepakati bersama.
Namun ternyata, fungsi jam dinding tidak hanya berhenti sampai di situ saja.
Jam dinding berfungsi sebagai penghias dinding.Fungsi jam dinding sebagai
alat penunjuk waktu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun tetap saja muncul fungsi
tambahan yang juga mempengaruhi bentuk estetika dari jam dinding itu sendiri.
Fungsi itu adalah sebagai penghias dinding.Mengapa penghias dinding? Jadi seperti
ini. Banyak orang menganggap dinding yang polos itu terlalu absurd untuk dilihat,
karena itulah, jam dinding dengan bentuk yang unik bisa membuat dinding terlihat
lebih indah sekaligus menjadi penunjuk waktu.Seringkali desainer jam membuat jam
dengan tujuan memenuhi fungsi kedua ini, yaitu sebagai penghias dinding. Dengan
menomorsatukan estetika dan menomorduakan fungsionalitas.
Jam dinding berfungsi sebagai media promosi selain berfungsi sebagai
penunjuk waktu dan hiasan dinding, jam dinding juga terus mengalami perluasan
dalam fungsinya. Sekarang ini, dengan banyaknya persaingan di dunia advertisement
yang ketat, berbagai kreasi untuk mempromosikan produknya begitu luar biasa. Salah
satunya adalah dengan berpromosi menggunakan jamdinding.Jadi, sekarang ini jam
dinding juga berfungsi sebagai media promosi, atau biasa disebut dengan jam dinding
promosi. https://id.wikipedia.org/wiki/Jam_ dinding (dikutip tanggal 28-10-2016)
Metode Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa TK Desa Klecorejo Kecamatan Mejayan
Kabupaten Madiun Kelompok A1 dengan jumlah siswa 17 anak terdiri dari 7 anak
laki-laki dan 10 anak perempuan. Karakteristik anak didik memiliki kemampuan dan
potensi yang berbeda. Penelitian dilaksanakan tanggal 24 September 2016 (siklus I),
tanggal 14 Oktober 2016 (siklus II).
Pelaksanaan penelitian ini melalui dua siklus, dimana hasil siklus satu menjadi
dasar dalam menyusun perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tahapan
dalam tiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi Perencanaan Pelaksanaan Refleksi
Masalah & Observasi
Keterangan :
Identifikasi masalah : dalam identifikasi masalah peneliti merumuskan, berbagai
masalah dalam kegiatan bermain jam. Masalah tersebut dianalisa yang selanjutnya
dirumuskan satu permasalahan yang mendasar dan memerlukan penanganan yang
tepat.
Perencanaan : dalam perencanaan peneliti membuat perencanaan perbaikan dua siklus
dan menuangkannya dalam rencana perbaikan pembelajaran. Selain itu peneliti juga
membuat media dan membuat format penilaian.
Pelaksanaan dan observasi : dalam pelaksanaan perbaikan peneliti juga melakukan
demonstrasi dan observasi sebagai bahan pengumpulan data untuk mengetahui
kemampuan anak dalam kegiatan bermain jam.
Refleksi : dalam refleksi peneliti mencari kekuatan dan kelemahannya dalam setiap
kegiatan perbaikan pembelajaran berdasarkan pelaksanaan dan hasil observasi.
Perbaikan/pengembangan pembelajaran didesain dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari beberapa tahapan. Siklus 1 terdiri dari : 1) Perencanaan pada siklus
I meliputi : (a) menentukan indikator yang hendak dicapai anak didik pada program
pembelajaran TK/RA/PAUD yaitu, tema : lingkunganku, sub tema : sekolah,
indikator : menyatakan dan membedakan waktu pagi, siang, malam; (b) Menjabarkan
Indikator pada perkembangan kognitif menjadi kegiatan–kegiatan yang akan
dilaksanakan murid Kelompok A1 TK Desa Klecorejo pada kegiatan menggambar
jam sesuai dengan kartu kegiatan yang berhubungan dengan waktu; (c) merumuskan
kegiatan belajar mengajar meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. 2)
Pelaksanan siklus I meliputi, (a) kegiatan awal : apersepsi dan bercakap-cakap
tentang kegiatan anak, (b) kegiatan inti : menggambar jam sesuai dengan kartu
kegiatan yang berhubungan dengan waktu dengan langkah-langkah : mengajak anak
menggambar jam sesuai kartu kegiatan yang berhubungan dengan waktu, anak
dibagi dalam tiga kelompok, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
anak, anak memulai kegiatan, (c) Kegiatan akhir : bernyanyi dan mengulas kegiatan
dari awal sampai akhir, doa, salam dan pulang. (3) Pengamatan dan pengumpulan
data pada siklus I, data diperoleh dari lembar observasi yang dibuat guru dengan
melakukan pengamatan saat kegiatan bermain gambar jam. (4) Refleksi dari
pelaksanaan siklus I ternyata ada sebagian kecil anak yang belum memahami konsep
waktu, sehingga guru perlu memberi metode yang lebih menarik. Setelah melakukan
penilaian di akhir kegiatan ditemukan nilai rata-rata siklus I yang mendapat bintang 4
baru 29% sehingga perlu diadakan perbaikan di siklus II.
Siklus II terdiri dari : 1) Perencanaan pada siklus I meliputi : (a) menentukan
indikator yang hendak dicapai anak didik pada program pembelajaran TK/RA/PAUD
yaitu, tema : lingkunganku, sub tema : sekolah, indikator : menyatakan dan
membedakan waktu pagi, siang, malam; (b) Menjabarkan Indikator pada
perkembangan kognitif menjadi kegiatan–kegiatan yang akan dilaksanakan murid
Kelompok A1 TK Desa Klecorejo pada kegiatan menggambar jam sesuai dengan
kartu kegiatan yang berhubungan dengan waktu; (c) merumuskan kegiatan belajar
mengajar meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. 2) Pelaksanan siklus II
meliputi, (a) kegiatan awal : apersepsi dan bercakap-cakap tentang kegiatan anak, (b)
kegiatan inti : praktek langsung memutar miniature jarum jam sesuai kartu ajaib
dengan langkah-langkah : guru mengkondisikan posisi duduk anak, anak dibagi
dalam empat kelompok, guru mendemonstrasikan cara memutar jarum jam, Guru
memberikan media miniature jam dan kartu ajaib kepada anak dan mempersilahkan
anak berkreativitas, (c) Kegiatan akhir : bernyanyi dan mengulas kegiatan dari awal
sampai akhir, doa, salam dan pulang. (3) Pengamatan dan pengumpulan data pada
siklus II, data diperoleh dari lembar observasi yang dibuat guru dengan melakukan
pengamatan saat kegiatan bermain puzzle jam. (4) Refleksi dari siklus II ini kegiatan
lebih ditingkatkan lagi yaitu dengan bermain puzzle jam menambah anak lebih
tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan mengenal konsep waktu. Setelah
melakukan penilaian di setiap akhir kegiatan maka ditemukan nilai rata-rata siklus II
yang mendapat bintang tiga dan empat meningkat menjadi 83%.
Data penelitian yang dikumpulkan adalah (1) kegiatan siswa dan guru
menggunakan observasi kemampuan anak; (2) lembar penilaian kegiatan anak. Data
kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan teknik persentase. Adapun rumus
untuk menghitung prosentase adalah seperti berikut :
F x 100%
P N
Hasil Penelitian
Rencana Pembelajaran
Pada perencanaan pembelajaran di siklus 1 kegiatan pembelajaran terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan
persepsi tentang kegiatan inti. Sebagai motivasi dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti siklus 1 dalam kegiatan menggambar jam sesuai kegiatan
yang berhubungan dengan waktu, ternyata anak–anak kurang tertarik pada tugas yang
diberikan oleh guru, karena media yang digunakan tidak berwarna dan guru tidak
mendemonstrasikan kegiatan terlebih dahulu. Sebelum anak melaksanakan kegiatan
guru tidak menyampaikan aturan main yang akan dilakukan anak.
Pada kegiatan inti siklus 2 menggunakan media yang menarik yaitu miniature
jam yang besar. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan anak, yaitu dengan
mendemonstrasikan cara dalam mengenal waktu melalui jam. Kemudian anak
diberikan kesempatan untuk praktek langsung memutar jam sesuai kegiatan yang
berhubungan dengan waktu. guru menyebutkan aturan mainnya.
Hasil belajar siswa pada refleksi siklus 1 menunjukkan bahwa 29% dari 17
siswa yang telah mencapai keberhasilan yang signifikan ada 5 anak, 6 siswa atau 35%
hasilnya cukup memuaskan, 3 siswa atau 18% hasilnya belum memuaskan, dan 3
siswa atau 18% hasilnya tidak memuaskan. Berdasarkan hasil belajar pada siklus 1,
maka pembelajaran diperbaiki lagi pada siklus 2. Hasil belajar siswa pada refleksi
siklus 2 adalah dari 17 siswa menunjukkan bahwa nilai rata–rata kelas 83% dari 11
anak yang mencapai keberhasilan, sedangkan 3 siswa atau 17% belum mencapai
keberhasilan.
Berdasarkan hasil penilaian antara siklus 1 ke siklus 2 sudah ada peningkatan
(berhasil). Jika dibandingkan dengan siklus 1 pada siklus 2 terjadi peningkatan
dengan prosentase siklus 1 29% di siklus 2 menjadi 83%.
Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus 1 sebagian siswa kurang tertarik pada kegiatan
pembelajaran, dan ini mempengaruhi hasil belajar siswa yang masih berada di bawah
rata–rata, penjelasan yang diberikan oleh guru masih kurang jelas bagi anak–anak.
Media yang digunakan guru membuat anak kurang tertarik sehingga anak-anak
menjadi kurang fokus dan tidak tertarik dengan kegiatan pembelajaran serta metode
yang digunakan kurang tepat yaitu metode pemberian tugas.
Hasil pengamatan pada siklus 2 sudah mulai menunjukkan perubahan apabila
dibandingkan dengan siklus 1, diantaranya adalah siswa mulai tertarik dan aktif pada
saat melaksanakan kegiatan, karena menggunakan media yang berwarna dan menarik.
Sebelum kegiatan dimulai guru mendemonstrasikan terlebih dahulu kegiatan yang
akan dilakukan anak serta menyampaikan aturan main terlebih dahulu.
Refleksi
Siklus 1
Berdasarkan pengamatan penilai I dan II dan hasil dari renungan guru telah
melaksanakan perbaikan pengembangan kemampuan kognitif dengan hasil sebagai
berikut : 1) masih ada siswa yang ramai dan kurang fokus pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. 2) Metode yang digunakan adalah metode pemberian
tugas. 3) Media yang digunakan dalam pembelajaran belum maksimal karena media
yang digunakan tidak berwarna, sehingga kurang menarik minat anak. 4) Guru tidak
menyampaikan aturan main terlebih dahulu, sehingga siswa berebutan saat akan
melaksanakan kegiatan (anak berebut miniatur jam).
Siklus 2
Berdasarkan pengamatan dari penilai I dan penilai II dan hasil dari refleksi
yang guru laksanakan dalam perbaikan. Pengembangan kemampuan motorik halus
anak pada siklus 2 adalah sebagai berikut : 1) Selama proses pembelajaran siswa
sangat aktif dan dapat fokus pada saat kegiatan. 2) Guru mendemonstrasikan kegiatan
terlebih dahulu. 3) Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sudah dapat
digunakan dengan maksimal yaitu menggunakan media berwarna, sehingga anak
tertarik dan antusias dalam melaksanakan kegiatan. 4) Sebelum bermain guru
menyampaikan aturan main, sehingga anak–anak mengetahui urutan permainannya.
Keterangan :
= kurang mampu
= cukup mampu
= mampu
= sangat mampu
Kriteria penilaian
Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pada akhir siklus 1 prosentase kegagalan
dan keberhasilan sebagai berikut :
Prosentase keberhasilan : 29 %
Prosentase kegagalan : 71 %
Keterangan :
= kurang mampu
= cukup mampu
= mampu
= sangat mampu
Kriteria penilaian
Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pada akhir siklus 2 prosentase kegagalan
dan keberhasilan sebagai berikut :
Prosentase keberhasilan : 83 %
Prosentase kegagalan : 17 %
Pembahasan
Pada pembelajaran siklus 1 menggunakan gambar jam kecil, tanpa ada aturan
main, dan anak-anak tidak diberi kesempatan untuk mencoba kegiatan terlebih
dahulu. Metode yang digunakan adalah metode pemberian tugas. Sehingga
pembelajarannya kurang menunjukkan hasil yang efektif dan maksimal dan hasil
belajar anakpun kurang memuaskan dan signifikan.
Pada pembelajaran siklus 2 menggunakan media bahan yaitu berupa miniatur
jam yang besar, ada aturan main, guru mendemonstrasikan kegiatan atau cara
permainannya dan guru memberi kesempatan pada anak untuk mencoba permainnya.
Sehingga anak lebih aktif dan antusias dengan kegiatan pembelajaran dan hasil
belajar anak sangat memuaskan dan signifikan.
Dari proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa
adanya hasil yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini :
Tabel 3. Analisis Perbandingan Data Hasil Penilaian Anak
Pada Akhir Siklus 1 dan Siklus 2
Keterangan :
= kurang mampu
= cukup mampu
= mampu
= sangat mampu
Kriteria penilaian
Grafik 3. Analisis Perbandingan Data Hasil Penilaian Anak
Pada Akhir Siklus 1 dan Siklus 2
Kesimpulan
Dalam kegiatan mengenal konsep waktu merupakan suatu proses yang dapat
membuat anak mampu mengenal waktu pada tingkatan anak kelompok A1 TK Desa
Klecorejo Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.
Kegiatan mengenal konsep waktu di Taman Kanak-kanak bisa diberikan
melalui kegiatan menggambar dan memutar jarum jam. Karena di dalam melakukan
kegiatan banyak sekali yang belum dimengerti oleh anak maka guru harus pandai
memilih metode yang tepat untuk menyampaikan kegiatan yang akan diberikan.
Oleh karena itu dalam kegiatan mengenal konsep waktu pada anak peneliti
menggunakan metode demonstrasi, dimana dengan metode demonstrasi ini guru dan
mempraktekkan langsung kegiatan yang akan dilakukan.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan, diperoleh hasil yang cukup
memuaskan. Pada siklus I diperoleh hasil 29%, hasl ini masih berada di bawah KKM
sebesar 70%. Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil sebesar 83% perolehan ini
sudah berada di atas KKM sehingga penelitian ini sudah dikatakan berhasil walaupun
hasilnya belum maksimal.
Berdasarkan pembahasan pada hasil maka diberikan saran sebagai berikut :
1) Guru hendaknya memahami karakteristik yang berbeda-beda. 2) Guru hendaknya
memilih metode pembelajaran yang tepat untuk anak. 3) Guru hendaknya sering
memberikan latihan-latihan yang berhubungan dengan konsep bilangan pada kegiatan
pembelajaran. 4) Guru hendaknya memberikan pijakan yang mendalam dan
bermakna untuk setiap anak. 5) Guru hendaknya lebih kreatif dalam inovatif dalam
memberikan media pembelajaran bagi anak.
Daftar Pustaka
Aisyah, Siti. (2014). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Gunarti, Winda, Suryani, Lilis, Muis, Azizah. (2014). Metode Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Masitoh, dkk. (2011). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Maspinal. (2013). Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Montalalu, B.E.F., dkk. (2012). Bermain dan Permainan Anak. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.