Mengevaluasi cara melakukan control masing-masing pemeriksaan, melakukan perawatan alat
dan SPO pemeriksaan. Kemungkinan penyebab control tidak masuk (ED reagen, cara penyimpanan reagen, kontaminasi reagen dengan ujung tip, suhu kulkas, wash alat hema dengan baycline dan wash alat kimia dengan erba wash setiap kali ganti shift dan aquades setiap kali ganti parameter agar tidak tersumbat), cara homogenisasi dan pemipetan bahan control oleh analis Evaluasi cara sampling oleh analis, pembuatan sediaan malaria dan sedimen urin Cara penanganan sampel hemolisis, ikterik dan lipemik o Serum tidak boleh hemolisis (merah), interferensi hasil laboratorium hasil pemeriksaan LDH, K, SGOT, SGPT dan hasil hemoglobin meningkat karena ada eritrosit yang pecah harus ambil sampel baru o Serum ikterik (kuning) lapor dokter SpPK. o Serum lipemik, serum disentrifus lagi 3000 rpm selama 15 menit ukur profil lipid dulu (cholesterol, HDL, LDL, TG. Untuk parameter yang lain sentrifus ulang 10000 rpm selama 15 menit, namun karena tidak memiliki alat ultrasentrifus dilakukan sentrifus ulang 4500 rpm 15 menit, dipisahkan ke eppendorf, jika masih keruh sentrifus ulang sampai jernih. Pengambilan urin, ambil urin porsi tengah volume 12 ml, makroskopis dibaca hasil setelah 1 menit, kemudian disentrifus untuk dapatkan sedimen Pengambilan urin dari pasien yang sedang menggunakan kateter Cara buat SHDT: methanol – wright –buffer – keringkan.
Penanggung Jawab Laboratorium Kepala ruangan laboratorium
dr. Maria M. A. Djuang, Sp.PK Adriani Bui Temu, A.Md