Anda di halaman 1dari 5

Biografi

Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Nama Lengkap
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono
Alias
SBY | Beye
Agama
Islam
Tempat Lahir
Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur
Tanggal Lahir
Jumat, 9 September 1949
Zodiak
Virgo
Warga Negara
Indonesia
Ayah
Pembantu Letnan Satu (Peltu) Raden Soekotjo
Ibu
Sitti Habibah
Istri
Kristiani Herawati
Anak
Edhie Baskoro Yudhoyono, Agus Harimurti
Saudara
Nurcahyo Anggorojati
Biografi

Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Republik Indonesia
keenam. Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono
merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses
Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973)
yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. SBY
adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit
menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti
Habibah adalah putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Pendidikan Sekolah
Rakyat adalah pijakan masa depan yang paling menentukan bagi SBY.

Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal dan akrab
dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. SBY
kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Pacitan. Sejak kecil, SBY
bercita-cita untuk menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran
terlambat mendaftar, SBY tidak jadi masuk Akabri dan akhirnya dia menjadi
mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan
Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itulah,
Susilo Bambang Yudhoyono mempersiapkan diri untuk masuk kembali ke Akabri.
Tahun 1970, akhirnya SBY masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus
ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus
Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan,
SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, ketika dia meraih
predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi
Makasaya. Seusai menamatkan pendidikan militer pertamanya, SBY kemudian masih
melanjutkan study militernya dengan pergi belajar ke beberapa universitas militer
ternama.

Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan
Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A,
Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976,
membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Kefasihan dalam berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan
pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat,
Ford Benning, Georgia, 1975.

Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A


Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977.
Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur. Sepulang dari Timor
Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977).
Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban
Muda Sops SUAD (1981-1982).

Selanjutnya, SBY dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di
Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai
lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992),
dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain
membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Ketika Edi Sudradjat menjabat
Panglima ABRI, SBY ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi
(Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993). Ada banyak sekali jabatan militer
yang kemudian dijabat oleh SBY, puncaknya adalah ketika dia dipercaya bertugas ke
Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995).

SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer
United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas
negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan
Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala
Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997)
sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR
1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan pensiun
lebih dini dari militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi selama masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman
Wahid. Tak lama kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya sebagai Mentamben
karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus
2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam
dalam Kabinet Gotong-Royong.

Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan
Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan
hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional.
Pada pemilu Presiden yang dilakukan secara langsung untuk pertama kalinya, SBY
yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia
dengan perolehan suara di atas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 Susilo
Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia ke-6.

Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres XXI
PGRI di Jakarta. Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh yang
memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian pada nasib guru
dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004. Tahun 2005,
disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya sertifikasi
guru dan tunjangan profesi guru mulai dibayar.

Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh

Pendidikan

 Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) (1973)


 American Language Course, Lackland, Texas AS (1976)
 Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS (1976)
 Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS (1982-1983)
 Jungle Warfare School, Panama (1983)
 Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984)
 Kursus Komando Batalyon (1985)
 Sekolah Komando Angkatan Darat (1988-1989)
 Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
 Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Karir

 Dan Topan Yonif Linud 330 Kostrad (1974 - 1976)


 Dan Topan Yonif 305 Kostrad (1976 - 1977)
 Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
 Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977 - 1978)
 Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979 - 1981)
 Paban Muda Sops SUAD (1981 - 1982)
 Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983 - 1985)
 Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986 - 1988)
 Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
 Dosen Seskoad (1989 - 1992)
 Korspri Pangab (1993)
 Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993 - 1994)
 Asops Kodam Jaya (1994 - 1995)
 Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
 Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia -
Herzegovina (sejak awal November 1995)
 Kasdam Jaya (1996 - hanya lima bulan)
 Pangdam II/Sriwijaya (1996 - 1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
 Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum
MPR 1998)
 Kassospol ABRI/Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
 Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) (1998 - 1999)
 Menteri Pertambangan dan Energi (sejak Oktober 1999)
 Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan (Pemerintahan Presiden KH
Abdurrahman Wahid)
 Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri), mengundurkan diri 11 Maret 2004
 Presiden Republik Indonesia (2004 - 2009)
 Presiden Republik Indonesia (2009 - 2014)

Penghargaan

 Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)


 Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek),
1973
 Satya Lencana Seroja, 1976
 Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
 Satya Lencana Dwija Sista, 1985
 Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
 Dosen Terbaik Seskoad, 1989
 Satya Lencana Santi Dharma, 1996
 Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
 Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia,
Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
 Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
 Wing Penerbang TNI-AU, 1998
 Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
 Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
 Bintang Dharma, 1999
 Bintang Maha Putera Utama, 1999
 Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
 Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
 Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
 Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
 Penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) 2013
Institute for Development Economy and Finance (Indef) mencatat ada 6 kesuksesan SBY di
bidang ekonomi. Hal tersebut disampaikan dalam diskusi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta,
Kamis (27/11/2014).

Pertama, pemerintahan SBY dinilai sukses mendorong ekonomi tumbuh dengan rata-rata 5-
6%. Meskipun masih didominasi oleh sektor non-tradable.

"Ekonomi tumbuh, tapi bukan pada sektor produktif. Tapi itu tetap adalah sebuah perbaikan,"
kata Direktur Indef Enny Sri Hartati.

Kedua, lanjut Enny, adalah peranan investasi dalam Produk Domestik Bruto (PDB)
meningkat dari sebelumnya 23% menjadi 31% pada 2013. Ketiga adalah kinerja perbankan
terus membaik dengan perkembangan aset rata-rata tumbuh 16,44%, Dana Pihak Ketiga
(DPK) 15,88%, dan kredit 21,62%.

"Keempat adalah persentase angka kemiskinan menurun dan pekerja formal naik dari 16,66%
menjadi 11,25% pada 2013," lanjutnya.

Kelima adalah tingkat pengangguran terbuka menurun dan pekerja formal naik dari 29,38%
menjadi 39,9%. Keenam, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 68,7 menjadi
73,45.

Link : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2760762/indef-sby-punya-6-
keberhasilan-tapi-ada-10-kegagalan

https://www.slideshare.net/LailBahtra/masa-kepemimpinan-sby?qid=c24f1eab-8d0f-45c9-
8479-e4535e685784&v=&b=&from_search=1

Anda mungkin juga menyukai