Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis gas darah dan pulse oximetry merupakan metode yang digunakan
untuk menilai kadar oksigen dalam darah. Pulse oksimeter dikembangkan pada
tahun 1972, oleh Takuo Aoyagi dan Michio Kishi, bioengineers, di Nihon Kohden
menggunakan rasio merah untuk penyerapan cahaya inframerah dari komponen
berdenyut di lokasi pengukuran. Kemudian di tahun yang sama The Biox
Corporation di Colorado membuat pengukuran menggunakan dua gelombang
cahaya serta mulai diperkenalkan penggunaan light emitting diodes (LED) untuk
cahaya merah dan inframerah. Pada tahun 1980-an Ohmeda Corporation menjual
Biox, diikuti Nellcor dan Novametrix. Alat ini semakin dikembangkan mulai dari
ukuran, harga, dan penggunaan probenya sehingga saat ini bisa dijumpai berbagai
jenis pulse oximeter. Akurasi hasil bacaan dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya adalah aktivitas dan perfusi. Oleh karena itu maka ditahun 1990-an
mulai diperkenalkan pulse oximeter generasi terbaru. 1
Monitoring saturasi oksigen merupakan salah satu hal yang penting dalam
monitoring kondisi pasien. Sebelum tahun 1980, monitoring pasien hipoksemia
hanya melalui kulit (sianosis). Tetapi cari ini bersifat subjektif selain itu
perubahan warna kulit merupakan tanda klinis akhir yang menggambarkan
hipoksemia. Umumnya saturasi oksigen pasti akan turun menjadi 85%-80%
sebelum menyebabkan sianosis. Anestesi bisa memengaruhi keadaan SpO2 darah.
Hal ini disebabkan karena obat anestesi yang diberikan secara intravena memiliki
sifat mendepres sistem pernapasan sehingga terjadi penurunan fungsi fisiologis.
Sehingga, pemantauan yang berkelanjutan terhadap saturasi oksigen diperlukan
terlebih lagi untuk pasien di ruang operasi, postanesthesia care unit
(PACU), ataupun pada paisen kritis.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah dan Komponennya


Darah merupakan jaringan tubuh yang terdiri atas sel plasma dan sel
darah. Fungsi utama darah diantaranya sebagai transportasi oksigen, pengaturan
suhu tubuh, serta pemeliharaan keseimbangan cairan. Sebanyak 45% bagian darah
merupkan korpuskula dan sebanyak 55% merupakan sel plasma.2
Korpuskula darah terdiri atas sel darah merah dan sel darah putih. Sel
darah merah (eritrosit) adalah sel tidak berinti yang mengandung hemoglobin.
Hemoglobin merupakan protein tetramer yang terdiri atas dua pasang subunit
polipeptida yang berbeda α,β, γ, δ, dan S. Struktur tetramer hemoglobin yang
umum dijumpai adalah HbA (α2β2), HbF (α2γ2), HbS (α2S2) dan HbA2 (α2δ2).
Hemoglobin mampu mengikat empat molekul oksigen per tertramer (satu per
subunit heme), dan kurva saturasi oksigen memiliki bentuk sigmoid. Mudahnya
hemoglobin untuk mengikat oksigen dipengaruhi oleh terikatnya oksigen lain
pada tetramer yang sama. Hal ini memungkinkan hemoglobin untuk berikatan
dengan oksigen dan mentransportasikan oksigen dalam jumlah yang maksimal. 2,
Terkait dengan kemampuannya itu maka salah satu fungsi eritrosit yaitu
mentransportasi oksigen ke seluruh tubuh. Terikatnya hemoglobin dan oksigen
pada eritrosit memberikan efek warna merah terang pada darah manusia.
Sehingga, apabila kadar oksigen menurun atau sedikit yang terikat dalam darah
maka akan menimbulkan warna kebiruan pada kulit. 1,2
Sel darah putih (leukosit) sering dikaitkan dengan sistem imun, dimana
perannya adalah untuk melawan bakteri ataupun virus yang berbahaya bagi tubuh.
Sedangkan sel plasma merupakan larutan air yang mengandung albumin, faktor
koagulan, hormon, berbagai jenis protein serta garam. 1,2

2
Gambar 1. Struktur Hemoglobin

2.2 Saturasi Oksigen


Saturasi oksigen mengacu pada presentasi hemoglobin yang berikatan
dengan oksigen dalam arteri. Hemoglobin merupakan suatu molekul protein yang
mampu mengikat oksgen. Pada tekanan parsial oksigen yang rendah, sebagian
besar hemoglobin terdeoksigenasi atau diedarkan dari arteri ke jaringan.
Normalnya saturasi oksigen yaitu > 95%, namun dalam beberapa kondisi kadar
oksigen <95 % masih bisa dianggap normal. Berikut merupakan rentang saturasi
oksigen dan kaitannya terhadap tindakan yang perlu dilakukan (terapi oksigen) 5:
a. SpO2 > 95% : tidak memerlukan tindakan
b. SpO2 91%-94% : masih bias dipertimbangkan, namun lakukan
monitoring kondisi pasien
c. SpO2 < 85% : periksa jalan nafas pasien, lakukan suction
apabila ditemukan sumbatan jalan nafas. Apabila memburuk maka
persiapkan ventilasi (intubasi). Namun apabila jalan napas pasien lapang
maka berikan oksigen 100%.

Untuk mengetahui saturasi oksigen tubuh maka terdapat beberapa teknik


yakni:
1. Saturasi oksigen arteri
Apabila kadarnya dibawah 90% maka dikatakan bahwa tubuh mengalami
hipoksemia. Keadaan ini ditandai dengan sianosis.5
2. Saturasi oksigen vena
Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa banyak tubuh
mengonsumsi oksigen. Kadar di bawah 60% menggambarkan bahwa
tubuh kekurangan oksigen dan terjadi penyakit iskemik. 5

3
3. Saturasi oksigen jaringan
Pengukuranya bias dengan menggunakan spektroskopi inframerah dekat,
dimana akan memberikan gambaran oksigenasi jaringan dalam berbagai
kondisi. 5
4. Saturasi oksigen perifer
Adalah estimasi kejenuhan oksigen yang umumnya diukur menggunakan
pulse oximeter. 5

2.3 Alat Pengukuran dan Tempat pengukuran


Pulse Oximetry merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui
seberapa banyak oksigen yang dibawa oleh darah. Alat yang digunakan untuk
mengukur kadar oksigen dalam darah sekaligus denyut jantung pasien dinamakan
pulse oximeter. Dengan menggunakan alat ini, kita bisa mengetahui kadar oksigen
tanpa perlu jarum.5
Pulse oximetry menggunakan hukum Beer-Lambert bahwa frekuensi
cahaya yang berbeda diserap dalam volume yang berbeda pula. Prinsip dasar alat
ini adalah adalah kemampuan absorbsI cahaya merah dan inframerah
oksihemoglobin (O2Hb) dan deoksihemoglobin (HHb). Oksihemoglobin
mengabsorbsi cahaya inframerah lebih banyak daripada deoksihemoglobin. Hal
ini dikorelasikan dengan warna darah merah terang yang dikarenakan oleh
pendaran cahaya merah. Sebaliknya deoksihemoglobin lebih banyak
mengabsorbsi cahaya merah sehingga terlihat sedikit tua. Berdasarkan perbedaan
tersebut, pulse oximeter dirancang dengan memanfaatkan dua gelombang cahaya
yaitu merah 660 nm dan inframerah 940 nm. Sensor pulse oximeter ini dikenal
sebagai LED (light emitting diode) yang dipasang pada probe. Cahaya yang
ditransmisikan melalui jari kemudian dideteksi oleh photodiode pada probe lain.
4,5,8

Kemampuan pulse oximeter mendeteksi SpO2 darah arteri berdasar pada


prinsip fluktuasi jumlah cahaya merah dan inframerah ketika sistol/diastol.
Sebagian cahaya melewati jaringan tanpa diabsorbsi photodetector dan
menciptakan gelombang yang relative stabil dan tidak berpulsasi dikenal sebagai
direct current (DC) sedangkan yang berpulsasi disebut alternating current (AC).
Pulse oximeter menggunakan amplitude penyerapan untuk menghitung rasio

4
cahaya merah dan inframerah. Saat saturasi oksigen arteri rendah,
deoksihemoglobin meningkat serta terjadi perubahan amplitude secara relative
terhadap penyerapan cahaya merah karena pulsasi lebih besar dari penyerapan
inframerah. 9

Gambar 2. Probe cahaya merah dan inframerah

2.4 Tempat Pemasangan Pulse Oximeter


Pemasangan pulse oximeter umumnya adalah di jari tangan, daun telinga,
dan ibu jari kaki. Alasannya adalah kulit di daerah tersebut memiliki densitas
pembuluh darah yang lebih banyak. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai
saturasi oksigen adalah kadar hemoglobin, aliran darah arteri ke vascular bed,
temperatur jari atau daerah yang diukur, kemampuan oksigenasi pasien,
persentase oksigen yang dihirup, dan ventilation-perfusion mismatch. Saat ini
terdapat berbagai jenis pulse oximetry yaitu finger oximetry, portable oximetry,
handheld oximetry, tabletops with sensors, dan wrist worn sensors. 4,5

Gambar 3. Tempat Pemasangan Oximeter


2.5 Pemasangan Pulse Oximeter
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum pemasangan pulse
oximeter yaitu tahap persiapan alat dan pemasangan. Alat yang disiapkan adalah
pulse oximeter dan probe. Probe dibagi menjadi dua yaitu reusable clip probe dan
single patient adhesive probe. Berikut merupakan prosedur pemasangan pulse
oximeter. 8

5

Tentukan daerah yang diukur, kemudian cuci tangan serta cek fungsi pulse
oximeter

Bersihkan kuku dari cat kuku atau lepaskan anting-anting bila kita akan
mengukur di telinga. Cat kuku dapat menurunkan nilai SpO2 lebih dari 10%
khususnya warna hitam, biru dan hijau. Karena cat kuku dapat menyerap
LED.7,8

Bersihkan area pengukuran dengan alkohol, pasang sensor probe

Anjurkan pasien untuk bernafas spontan

Tekan tombol “on” pada pulse oximeter

Dengarkan suara atau tanda dari pulse oximeter

Observasi gelombang yang ada pada pulse oximeter

Baca dan catat hasil pengukuran

Bila dilakukan pemantauan terus menerus maka dipindahkan sensor probe tiap
2 jam.

Bila dilakukan sesaat, lepaskan probe dan matikan pulse oximeter.

Cuci tangan
Untuk memastikan oximeter memberikan hasil yang
sesuai, maka hitunglah denyut nadi selama satu menit kemudian
bandingkan nilai yang didapat dengan oximeter.

2.6 Pulse Oximeter Generasi Terbaru


Pulse oximeter pertama kali dirancang oleh Takuo Aoyagi dan dipasarkan
oleh Nihon Koden di tahun 1974. Nellcor N-100 merupakan pulse oximeter
pertama yang dirancang untuk penggunaan klinis, kemudian dipasarkan pada
tahun 1982 dan menjadi standar pulse oximeter konvensional. Alat ini kemudian
diadaptasi dalam dunia bedah untuk mencegah kematian yang disebabkan oleh
penurunan oksigen secara tiba-tiba. Namun, diluar ruang operasi pergerakan tubuh
pasien menjadi tantangan utama dalam pembacaan nilai saturasi karena gerakan
tubuh salah diinterpretasikan sebagai denyut nadi. Sehingga gerakan tubuh
memengaruhi akurasi pengukuran pulse oximeter. Untuk mengatasi permasalahan
ini maka didesain pulse oximeter dengan rancangan berbeda yang dikenal dengan
pulse oximeter generasi terbaru. 5,9
Banyak penelitian sudah dilakukan seperti penelitian Karen dkk dengan
tujuan untuk mencari tahu perbedaan pulse oximeter konvensional dan generasi
terbaru. Pulse oximeter generasi terbaru diantaranya adalah Masimo SET,

6
Nellcore-3000 dan Philips FAST SpO2. Namun, dari penelitian tersebut tidak
ditemukan perbedaan spesifik antara ketiga alat tersebut. Disamping itu pada
penelitian tersebut dinilai pengaruh pergerakan tubuh dalam kondisi hiposemia
dan low perfusion. Masimo SET memberikan akurasi 99% dengan positive
predictive value 100% sedangkan N-200 (pulse oximeter konvensional)
akurasinya hanya 76% dengan positive redictive value 73%. Selain pulse oximetry
generasi terbaru kini sudah dirancang phone oximeter sebagai pengganti pulse
oximeter. Alat ini sudah diujicoba di Uganda dan Kanada. 4,8,9
Adapun keuntungan penggunaan pulse oximeter yaitu berguna dalam
pengaturan di mana oksigenasi pasien tidak stabil, termasuk perawatan intensif ,
operasi, pemulihan, darurat dan pengaturan bangsal rumah sakit, untuk penilaian
oksigenasi setiap pasien, dan menentukan efektivitas atau kebutuhan tambahan
oksigen.sedangkan kekurangannya adalah tidak memberikan gambaran defisit
dasar, tingkat karbon dioksida, pH darah , ataupun konsentrasi asam bikarbonat.

BAB III
PENUTUP

Monitoring saturasi oksigen merupakan salah satu hal yang penting dalam
monitoring kondisi pasien. Saturasi oksigen mengacu pada presentasi hemoglobin
yang berikatan dengan oksigen dalam arteri. Penilaian ini berkaitan dengan
tindakan yang perlu dilakukan (terapi oksigen). Untuk mengetahui nilai saturasi
oksigen bisa dilakukan penilaian melalui analisis gas darah, namun hal ini lebih
invasif. Sehingga dirancanglah alat untuk monitoring kontinyu yaitu pulse

7
oximeter. Pulse oximeter sudah diciptakan pada tahun 1970 yang dikenal sebagai
pulse oximeter konvensional. Namun, akurasi alat ini kurang karena dipengaruhi
oleh gerakan tubuh. Oleh karena itu dirancanglah pulse oximeter generasi terbaru
diantaranya adalah Masimo SET, Nellcore-3000 dan Philips FAST SpO2.

DAFTAR PUSTAKA

1. John E.H. Text Book of Medical Physiology Thirteenth Edition . Elsevier.


United state. 2016;445-52
2. Amal Jubran. Pulse Oximetry. Biomed Central. 2015;19(272):1-7
3. Karen K.G, Thomas, L.H. New generation pulse oximetry in the care of
critically ill patients. American Journal of critical care.January 2005;14(1)
4. Philips Medical Systems.2002.Understanding Pulse Oximetry SpO2
Consepts.America
5. American thoracic society. Pulse oximetry. Am J Respir Crit Care Med
2011;184(P1)

8
6. Christian L.P., Pso, A.J.,Ansermino, J.M., Guy, A.D. Design and
Evaluation of Low Cost Phone Pulse Oximeter. University of British
Columbia. 2013;13: 16883-93
7. World Health Organization.2011.Using Pulse Oximetry.
8. Global primary care education. 2010. Clinical use of pulse oximetry
pocket reference.America
9. Edward D.C., Michael M.C., Mallory M.C.Pulse Oximetry: Understanding
its basic principles facilities appreciation of its limitations. Elsevier.2013;
790-99

Anda mungkin juga menyukai