Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME FARMAKOGNOSI

Nama : Nanda Tri Marthiani

Kelas : 2A farmasi

NPM : 1810631210065

Terpenoid

1. Definisi
Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren.
Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi atau
lebih. Struktur terpenoid dibangun oleh molekul isoprena, kerangka terpenoid terbentuk
dari dua atau lebih banyak satuan unit isoprena. Terpenoid terdiri atas beberapa macam
senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu monoterpen dan seskuiterpen yang
mudah menguap, diterpen yang lebih sukar menguap, sampai ke senyawa yang tidak
menguap, triterpenoid dab sterol serta pigmen karotenoid.

2. Sifat
 umumnya larut dalam lemak dan terdapat di dalam sitoplasma sel tumbuhan.
 Kadang-kadang minyak atsiri terdapat di dalam sel kelenjar khusus pada
permukaan daun, sedangkan karotenoid terutama berhubungan dengan kloroplas
di dalam daun dan dengan kromoplas di dalam daun bunga.
 Biasanya terpenoid diekstraksi dari jaringan tanaman dengan memakai eter
minyak bumi, eter atau kloroform dan dapat dipisahkan secara kromatografi pada
silika gel atau alumina memakai pelarut di atas.
 Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi
warna akan berubah menjadi gelap
 Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)

3. Penggolongan
1) Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang paling sederhana, terbentuk
dari dua unit isopren dan merupakan dua komponen minyak atsiri yang berupa
cairan tak berwarna, tidak larut dalam air, mudah menguap dan berbau harum
(Robinson, hal. 140). Monoterpenoid dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu
asiklik, monosiklik dan bisiklik.

2) Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa yang mengandung atom C15, biasanya di
anggap berasal dari tiga satuan isopren. Sama seperti monoterpenoid,
seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak astiri, berperan penting dalam
memberi aroma pada buah dan bunga. Seskuiterpenoid asiklik terpenting adalah
farnesol). Beberapa seskuiterpenoid lakton berdaya racun dan merupakan
kandungan tumbuhan obat yang sudah banyak digunakan. Sekuiterpenoid ini juga
berfungsi sebagai penolak serangga, insektisida, membantu pertumbuhan
tumbuhan dan dapat berkerja sebagai fungisida.

3) Diterpenoid
Diterpenoid merupakan senyawa yang mengandung atom C20 yang berasal dari
empat satuan isopren. Karena titik didihnya tinggi, biasanya diterpenoid tidak
ditemukan dalam minyak atsiri tumbuhan, kebanyakan penyebarannya sangat
terbatas.

4) Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yang
disebut skualen. Triterpenoid berupa senyawa tak berwarna, bernetuk kristal,
biasanya bertitik leleh tinggi. Senyawa triterpenoid dapat dikelompokan menjadi
triterpenoid trisiklik, tetrasiklik dan pentasiklik

5) Tetra terpenoid
Tetraterpenoid merupakan kelompok terpenoid yang disusun oleh delapan unit
isopren (C40). Senyawa tetraterpenoid dapat berupa senyawa asiklik, monosiklik
atau bisiklik
4. Contoh Tanaman

 Akar pohon kayu buta buta (Excoecaria agallocha L.)


 DAUN EKALIPTUS (Eucalyptus deglupta Blume.)

5. Daftar Pustaka
Lully Hanni Endarini, M.Farm, Apt. 2016. farmakognosi dan fitokimia. (E-book )
Ramadani. Senyawa kimia bahan alam terpenoid
(https://ejournal.iainkerinci.ac.id/index.php/tarbawi/article/view/79/78)
Dwisari, F., Harlia., Alimuddin, A. H. 2016. Isolasi dan karakterisasi senyawa terpenoid
ekstrak metanol akar kayu buta buta (Excoecaria agallocha L.). JKK, 5(3), 25-30.
Rutdianti, Kartika R., Simanjuntak P. Isolasi dan identifikasi senyawa kimia terpenoid
dari isolat etil asetat daun ekaliptus (Eucalyptus deglupta Blume.). Kimia FMIPA Unmul
TANIN

1. Definisi
Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa tanaman.
Tanin mampu mengikat protein, sehingga protein pada tanaman dapat resisten
terhadap degradasi oleh enzim protease di dalam silo ataupun rumen

2. Sifat
Menurut Susanti (2000), sifat utama tanin pada tanaman tergantung pada gugus
fenolik-OH yang terkandung dalam tanin. Secara garis besar sifat tanin dapat
dijabarkan sebagai berikut :

 Tanin secara umum memiliki gugus fenol dan bersifat koloid.


 Semua jenis tanin dapat larut dalam air, kelarutannya besar dan akan
bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu pula dalam
pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya.
 Reaksi warna terjadi bila disatukan dengan garam besi. Reaksi ini
digunakan untuk menguji klasifikasi tanin. Reaksi tanin dengan garam
besi akan memberikan warna hijau dan biru kehitaman, tetapi uji ini
kurang baik karena selain tanin yang dapat memberikan reaksi warna, zat-
zat lain juga dapat memberikan reaksi warna yang sama.

Tanin mulai terurai pada suhu 98,8o
 Tanin dapat dihidrolisis oleh asam, basa, dan enzim. C.
 Ikatan kimia yang terjadi antara tanin-protein atau polimer lainnya terdiri
dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen.
 Tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah dioksidasi
menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin amorf (tidak berbentuk) dan
tidak mempunyai titik leleh.
 Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau dibiarkan di
udara terbuka.
 Tanin mempunyai sifat bakteristatik dan fungistatik.
3. Penggolongan

 Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat
terkondensasi menghasilkan asam klorida. Nama lain dari tannin ini adalah
proanthocyanidin. Proanthocyanidinmerupakan polimer dari flavonoid yang
dihubungkan dengan melalui ikatan C-8 dengan C-4. Salah satu contohnya
adalah sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan timer yang tersusun dari
epiccatechin dan catechin.

 Tanin terhidrolisis
Biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan
oksigen, maka dari itu tannin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam
sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tannin ini adalah gallotanin
yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat.
4. Contoh tanaman
 Mangrove Avicennia marina

 Pinus
5. Daftar Pustaka
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61538/3/BAB%20II%20Tinjau
an%20Pustaka.pdf (tanggal sitasi : sabtu, 5 oktober. 14.50 WIB
)https://www.academia.edu/7268353/Makalah_Farmakognosi_-_Tanin ( tanggal
sitasi : sabtu, 5 oktober 2019. 16.16 WIB )
Soenardjo, N & SUpriyantini, E. 2017. Analisis kadar tannin dalam buah mangrove
avicennia marina dengan perebusan dan lama perendaman air yang berbeda. Jurnal
kelautan tropis, 20(2), 90-95
Eka C & Florentina. 2017. Ekstraksi tannin dari kulit kayu pinus dengan bantuan
microwave: pengaruh daya microwave, jenis pelarut dan waktu ekstraksi. Jurnal
integrasi proses, 6, 155-161

Anda mungkin juga menyukai