ID Pola Pelaksanaan Pendidikan Karakter Ter PDF
ID Pola Pelaksanaan Pendidikan Karakter Ter PDF
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pendidikan karakter terhadap siswa yang
dilaksanakan oleh empat sekolah dasar berkategori unggul di Kota Padang Sumatera Barat. Penelitian
menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus (qualitative case study design). Sumber
data penelitian diambil dari dua belas orang informan yang terdiri atas kepala sekolah, guru kelas,
guru Pendidikan Agama Islam, guru seni dan guru olah raga yang dipilih dari empat sekolah dasar
tersebut menggunakan teknik purposive. Data penelitian diambil melalui wawancara secara mendalam
(indepth interview) kepada seluruh informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan
tema penting tentang pola pelaksanaan pendidikan karakter efektif yang dilaksanakan terhadap siswa
di empat sekolah tersebut. Delapan tema tersebut dilaksanakan melalui: (1) materi pembelajaran; (2)
aturan-aturan sekolah (disiplin, peduli lingkungan, tanggung jawab); (3) perlombaan sains antarsiswa
(kreatif, gemar membaca, rasa ingin tahu); (4) ajang penghargaan siswa berprestasi (menghargai, kerja ke-
ras, demokratis, peduli); (5) peringatan hari kebangsaan (semangat kebangsaan, cinta terhadap tanah air,
menghargai, peduli); (6) praktik ibadah dan bimbingan kerohanian (jujur, religius, tanggung jawab); (7)
kegiatan pramuka (kreatif, peduli sosial, kerja keras, jujur, bersahabat, cinta damai demokratis); (8) adanya
kelas talenta dan musik (kreatif dan bekerja keras, menghargai).
Abstract: This study aims to determine the pattern of character education to students conducted by a
superior category of four elementary schools in the city of Padang, West Sumatra. The study used a
qualitative method through a case study approach. Sources of data were taken from twelve infor-
mants consisting of the principal, classroom teacher, a teacher of Islamic education, art teacher and
sports teacher selected from four elementary schools using purposive technique. Data were taken
through in-depth interviews (depth interview) to all informants. The results showed that there are
eight important themes on the pattern of implementation of effective character education conducted
on students in four schools. Eight themes are carried through: (1) the learning materials; (2) the school
rules (discipline, care for the environment, responsibility); (3) competition between students of science
(creative, fond of reading, curiosity); (4) awards outstanding students (respect, hard work, democratic,
caring); (5) commemoration day of nationality (the national spirit, love of the homeland, respect, care);
(6) the practice of worship and spiritual guidance (honest, religious, responsibility); (7) scouting
(creative, social care, hard working, honest, friendly, peace-loving democratic); (8) their talents and
music classes (creative and work hard, respect).
156
157
2012:32; Amri, 2012: 54; Mulyasa, 2012:35; Dari berbagai hasil penelitian yang
Daryanto, 2013:43; dan Anggraini, et. al. telah penulis himpun, saat ini terdapat tu-
2016:76). Pada dasarnya konsep pendidik- juh bentuk dekadensi moral generasi muda
an karakter bukanlah sesuatu yang baru bangsa. Dekadensi tersebut setidaknya
dalam konsep pendidikan di Indonesia. menggambarkan begitu rapuhnya karakter
Buktinya, para pendiri negeri ini secara diri generasi muda Indonesia. Pertama,
nyata telah menuangkan nilai-nilai karak- penyalahgunaan narkoba. Ada 3,8 hingga
ter tersebut sebagaimana terlihat jelas pada 4,2 juta pengguna narkoba di Indonesia
seluruh sila-sila Pancasila sebagai dasar ne- dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Dari
gara. Menurut Megawangi (2004:35), Wolf- pengguna narkoba ini 48% di antaranya
gang, et.al. (2006), dan Rawana, et. al. (2011: adalah pecandu dan 52% sekadar coba-
76), pendidikan karakter sangat penting coba dan pemakai (BNN, 2012). Kedua, por-
untuk pembentukan kepribadian siswa dan nografi, 64% pelajar dan mahasiswa belajar
diharapkan mampu menjadi fondasi utama seks melalui film porno dan DVD bajakan.
dalam membangun manusia Indonesia ber- Akibatnya 39% responden dari usia 15-19
takwa dan siap bersaing di masa menda- tahun dan 25% usia 20-25 tahun sudah per-
tang. nah berhubungan seksual (KPAI, 2016). Ke-
Menanamkan nilai-nilai karakter ter- tiga, seks bebas, 800 jenis video porno asli
hadap siswa sebagaimana telah dirumus- produksi dalam negeri, 90 % dari video ter-
kan dalam Kurikulum 2013 merupakan lang- sebut diperankan oleh kalangan pelajar dan
kah awal untuk memperbaiki tujuan pendi- mahasiswa (KPAI, 2016). Keempat, kasus
dikan di Indonesia (Adisusilo, 2012:36). Be- aborsi, hampir 2,4 juta terjadi setiap tahun-
gitu juga penanaman pendidikan karakter nya atau (700-800 ribu), dan pelakunya ada-
ternyata mampu mendidik siswa yang ung- lah kalangan remaja (Komnas HAM. 2016).
gul dari aspek pengetahuan, cerdas secara Kelima, prostitusi, 150.000 anak di bawah
emosional, dan kuat dalam keperibadian usia 18 tahun menjadi pekerja seks, sete-
(Lickona, 2006:93; Milson, et.al. 2010:50; Les- ngah dari pekerja seks tersebut berusia di
lie, 2012:208); dan Darmayanti & Wibowo, bawah 18 tahun, sedangkan 50.000 di antara-
2014:76). nya belum mencapai usia 16 tahun (KPAI,
Menurut beberapa penelitian terda- 2016). Keenam, tawuran pelajar dan maha-
hulu seperti yang dilakukan oleh Lynn & siswa, pada tahun 2012 sudah terjadi 139
Arthur (2007) dinyatakan bahwa pendidik- tawuran kasus tawuran, bahkan 12 kasus
an di Indonesia secara umum masih ber- tersebut menyebabkan kematian, dan pada
orientasikan kepada hasil ujian (exam orien- 2011 dari 339 kasus tawuran menyebabkan
ted). Oleh karena itu, sudah saatnya sistem 82 anak meninggal dunia (KPA1, 2016). Ke-
pendidikan Indonesia direformasi karena tujuh, geng motor, judi taruhan geng motor
belum mampu menjawab kebutuhan zaman. berkisar 5 sampai 25 juta rupiah per sekali
Merujuk kepada hasil penelitian dan pen- balapan liar, akibatnya sekitar 60 orang
dapat tersebut, maka tentu perlu pembuk- meninggal setiap tahunnya (KPAI, 2016).
tian secara empirik akibat dari kurang te- Itulah beberapa bentuk dekadensi moral
patnya arah pendidikan selama ini sehing- yang melanda kalangan generasi muda di
ga generasi sekarang cenderung rapuh, mu- Indonesia yang dapat diamati pada Gam-
dah emosi, dan kehilangan karakter seba- bar 1.
gai generasi.
Tabel 3. Petikan Wawancara tentang Kreativitas, Gemar Membaca, dan Rasa Ingin Tahu
No. Informan Petikan Wawancara
1. Informan 1 Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk nilai-nilai karakter seperti kreativitas,
terus belajar menerpa diri.
2. Informan 2 Di antara pendidikan karakternya yaitu kreatif, kerja keras, rasa ingin tahu,...gemar
membaca.
3. Informan 5 Kita ingin menumbuhkan nilai karakter keingintahuan yang tinggi terhadap
berbagai disiplin ilmu, harus giat belajar dan serius.
4. Informan 7 Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik siswa agar kreatif, rajin membaca, dan rasa
ingi tahu.
Pola ketiga yaitu melalui perlombaan dan 7) seperti terlihat pada petikan wa-
sains antarsiswa. Menurut informan, per- wancara pada Tabel 4.
lombaan sains antarsiswa juga rutin dila- Pola kelima yaitu melalui peringatan
kukan oleh masing-masing sekolah terse- hari kebangsaan. Menurut informan, setiap
but. Bahkan, kegiatan tersebut tidak hanya ada agenda peringatan hari kebangsaan se-
di bidang pelajaran sains, tetapi juga per- luruh sekolah dasar selalu memperingati-
lombaan yang berkaitan dengan keagama- nya, seperti HUT RI dan Hari Pendidkan
an, seperti lomba salat, tahfiz Alquran, al- Nasional. Pelaksanaan ini bertujuan mena-
asmaul husna, serta perlombaan olahraga, namkan nilai karakter pada aspek seperti
menulis puisi dan cerita, taman, kelas sehat, semangat kebangsaan, cinta terhadap tanah air,
dan lomba kreativitas. Menurut informan menghargai, dan peduli kepada siswa. Tema
ini merupakan penanaman karakter kreati- ini diungkapkan oleh kepala sekolah (seba-
vitas, gemar membaca, dan rasa ingin tahu. gai informan 1 dan 2) dan wali kelas (seba-
Tema ini disampaikan oleh kepala sekolah gai informan 6 dan 7) seperti terlihat pada
(sebagai informan 1 dan 2) dan wali kelas petikan wawancara pada Tabel 5.
(sebagai informan 5 dan 7) seperti terlihat Pola keenam yaitu melalui praktik
pada Tabel 3. ibadah harian dan bimbingan kerohanian.
Pola keempat yaitu melalui ajang Berdasarkan observasi penulis selama pe-
penghargaan siswa berprestasi. Menurut nelitian, keempat sekolah berkategori ung-
informan, cara ini juga merupakan salah gul yang terlibat dalam penelitian ini sa-
satu pola yang dapat dilaksanakan pihak ngat memperhatikan kegiatan rutinitas iba-
sekolah. Artinya, sekolah mempunyai per- dah siswa baik selama berada di sekolah
hatian terhadap siswa yang mempunyai se- maupun di rumah. Kegiatan praktik iba-
mangat dan sungguh-sungguh dalam me- dah dilaksanakan dengan cara salat berja-
nuntut ilmu. Pesan pendidikan karakter maah setiap hari di sekolah. Adapun untuk
yang terdapat dalam pola ini adalah bagai- mengontrol kegiatan ibadah di rumah pi-
mana seseorang harus menghargai, demokra- hak sekolah telah menyiapkan buku kon-
tis, dan peduli terhadap prestasi orang lain. trol ibadah harian yang meliputi salat dan
Di samping itu, pola ini menunjukkan ba- membaca Alquran. Di samping itu, keem-
gaimana seseorang harus mengapresiasi pat sekolah ini juga secara rutin melakukan
kerja keras seorang siswa yang sungguh- kegiatan bimbingan kerohanian melaui ce-
sungguh belajar. Tema ini diungkapkan ramah agama kepada para siswa. Dua pola
oleh kepala sekolah (sebagai informan 2, 3, tersebut menurut informan bertujuan untuk
dan 4) dan wali kelas (sebagai informan 6 memantapkan pemahaman siswa terhadap
ajaran Islam seperti akidah, ibadah, dan mai, dan demokratis. Berdasarkan observasi
akhlak sehingga kelak siswa menjadi anak- di sekolah-sekolah yang terlibat dalam pe-
anak yang religius, jujur, dan bertanggung nelitian ini, kegiatan pramuka merupakan
jawab. Tema ini disampaikan oleh tiga orang kegiatan ekstrakurikuler favorit bagi siswa
guru agama (sebagai informan 8, 9, dan 10) di sekolah tersebut. Bahkan, kegiatan pra-
seperti terlihat pada petikan wawancara muka di empat sekolah unggul tersebut me-
pada Tabel 6. rupakan kegiatan pramuka dengan pering-
Pola ketujuh yaitu melalui kegiatan kat satu hingga empat terbaik di Kota Pa-
pramuka. Menurut informan, cara ini juga dang. Tema ini disampaikan oleh kepala
merupakan salah satu pola dalam mena- sekolah (informan 1 dan 2), wali kelas (in-
namkan nilai-nilai karakter kepada siswa. forman 5 dan 6), dan guru olahraga (infor-
Karena dengan kegiatan pramuka siswa man 11), seperti terlihat pada petikan wa-
dapat memiliki nilai-nilai kreatif, peduli so- wancara Tabel 7.
sial, kerja keras, jujur dan bersahabat, cinta da-
Tabel 7. Petikan Wawancara tentang Kerja Keras, Damai, Peduli, dan Demokratis
No. Informan Petikan Wawancara
1. Informan 1 Melalui pramuka siswa belajar untuk bersosial, bekerja keras, jujur, persahabatan,
dan demokratis.
2. Informan 2 Kegiatan pramuka paling digemari oleh siswa di sekolah ini. Di pramuka
mereka belajar demokratis, kepedulian, dan kejujuran.
3. Informan 5 Kegiatan pramuka juga salah satu cara menanamkan pendidikan karakter. Kare-
na dengan pramuka siswa dilatih untuk bekerja keras, jujur, perdamaian, dan de-
mokratis. Pramuka di sekolah ini merupakan terbaik di Kota Padang ini.
4. Informan 6 Melalui kegiatan pramuka siswa akan dilatih untuk bekerja keras, suka perdamai-
an, dan belajar demokratis.
5. Informan 11 Melalui kegiatan pramuka siswa akan dilatih untuk bersosial, bekerja keras, jujur,
persahabatan, dan demokratis.
Pola kedelapan yaitu melalui adanya 12) seperti terlihat pada petikan wawan-
kelas talenta dan musik. Pola kedelapan ini cara Tabel 8.
tidak banyak penulis temui di sekolah-se- Pada prinsipnya, pola pelaksanaan da-
kolah dasar di Kota Padang. Namun, be- lam menanamkan nilai-nilai pendidikan ka-
berapa sekolah unggul yang terlibat dalam rakter terhadap siswa di sekolah tidak di-
penelitian ini telah membuka kelas talenta atur secara baku dan mutlak. Namun, yang
dan kelas musik untuk mengembangkan terpenting adalah bagaimana nilai-nilai ka-
bakat para siswa. Menurut beberapa orang rakter tersebut sampai, dipahami, tertanam,
informan, pola ini dapat menanamkan ni- dan diharapkan menjadi perilaku permanen
lai-nilai karakter kreatif, bekerja keras, dan dalam setiap diri siswa. Dengan mencer-
menghargai kepada siswa. Di samping itu, mati hasil penelitian ini, maka terlihat jelas
kelas bakat dan musik ini juga sebagai sa- delapan pola pelaksanaan pendidikan ka-
lah satu cara memperkenalkan sekolah ter- rakter pada empat sekolah berkategori ung-
sebut dari aspek yang berbeda kepada ma- gul sebagaimana terdapat dalam hasil pene-
syarakat luas. Tema ini disampaikan oleh litian ini. Pendekatan pelaksanaan pendidik-
kepala sekolah (informan 1 dan 2), wali ke- an karakter dapat dilakukan dengan berba-
las (informan 6), dan guru seni (informan gai cara. Menurut Smith (2013:352), pola pen-
didikan karakter yang bertumpu kepada
strategi tunggal sudah tidak memadai un- itu, menurut penulis delapan pola pelaksa-
tuk menyampaikan nilai-nilai karakter. Ha- naan pendidikan karakter yang telah ter-
sil penelitian ini didukung oleh penelitian laksana di empat sekolah dasar Kota Pa-
Thambusamy & Elier (2013), Husaini Us- dang melalui materi pembelajaran, aturan-
man (2009), Ekowarni (2010), Lickona (2014), aturan sekolah, perlombaan sains antarsis-
dan Koesoema (2012) yang mendapati bah- wa, ajang penghargaan siswa berprestasi,
wa di antara keberhasilan penerapan nilai- peringatan hari kebangsaan, praktik iba-
nilai karakter kepada siswa dapat dilaksa- dah harian, bimbingan kerohanian, kegiat-
nakan melalui multipendekatan baik mela- an pramuka, dan adanya kelas talenta dan
lui pembelajaran di kelas (instruksional) musik dipandang sudah tepat, hanya saja
maupun kegiatan di luar kelas (noninstruk- pola-pola tersebut perlu dievaluasi dan di-
sional). kembangkan lagi.
Sesungguhnya pelaksanaan pendidik- Hasil penelitian juga telah menggam-
an karakter di sekolah bertujuan untuk barkan bahwa penerapan berbagai pola pen-
menghasilkan siswa yang mampu berperi- didikan karakter terhadap siswa sekolah
laku sesuai dengan atauran serta norma aga- dasar di Kota Padang setidaknya telah da-
ma, social, dan budaya. Lickona (2014:89) pat menyampaikan delapan belas indikator
menyatakan, “Character education programs pendidikan karakter menuju siswa yang re-
have gained increasing interest in the past de- ligius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
cade and are designed to produce students who kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
are thoughtful, ethical, morally responsible, com- tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
munity oriented, and selfdisciplined.” Kebaik- menghargai prestasi, bersahabat atau ko-
an perilaku yang dimaksud diwujudkan da- munikatif, cinta damai, gemar membaca,
lam kepribadian yang bijaksana, beretika, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tang-
bermoral, bertanggung jawab, yang ber- gung jawab.
orientasi pada masyarakat, dan disiplin Bagi pihak sekolah, pentingnya pe-
diri. laksanaan pendidikan karakter untuk sis-
Sekolah merupakan salah satu di an- wa bukan hanya sekedar memenuhi tugas
tara sarana yang cukup efektif untuk me- dan tanggung jawab dalam rangka menja-
laksanakan, mengembangkan sekaligus lankan kurikulum yang telah dibebankan,
mensukseskan agenda pendidikan karakter akan tetapi penanaman nilai-nilai karakter
secara nasional karena dunia sekolah me- merupakan penyeimbang atas pengetahu-
rupakan tempat kedua bagi siswa mengha- an yang dimiliki oleh seorang siswa. Nilai
biskan waktu setelah di rumah tangga. Ar- karakter merupakan salah satu upaya da-
tinya, pola dan disain pelaksanaan pendi- lam membentuk siswa secara utuh (holis-
dikan karakter yang dilaksanakan sebuah tik), yaitu mengembangkan siswa dari as-
sekolah mempunyai peranan yang sangat pek fisik, emosi, sosial, kreativitas, dan in-
besar dalam menentukan keberhasilan pen- telektual secara optimal (Beachum, et. al.
didikan karakter. Hasil penelitian Roslind 2015). Harapannya, dengan nilai-nilai ka-
& Elier (2013), dan Saputro & Soeharto rakter tersebut siswa dapat memanfaatkan
(2015) mendapati pelaksanaan pendidikan pengetahuan yang dimilikinya untuk hal-
karakter di sekolah perlu dirancang secara hal yang positif (Masnur, 2013: 23).
baik dan didukung oleh pihak sekolah da- Sedangkan Berkowitz & Hoppe (2009:
lam berbagai bentuk kegiatan. Oleh sebab 133), dan Russell & Waters (2014:163) meng-
tedness”. Journal High Ability Studies, Kesuma, Dharma. 2012. Pendidikan Karakter
Vol. 20, No. 2, hlm. 131-142. Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Ban-
dung: PT Remaja Rosdakarya.
Brian H. Smith. 2013. “School-based Cha-
racter Education in the United States”. Koesoema, Doni A. 2007. Pendidikan Karak-
Journal Childhood Education, Vol. 89, ter Strategi Mendidik Anak di Zaman Glo-
No. 6, hlm. 350-355. bal. Jakarta: Grasindo.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kua- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. 2016.
litatif: Pemahaman Filosofis dan Metodo- Aborsi di Kalangan Remaja di Indonesia.
logis Ke Arah Pengusaan Model Aplika- Diunduh dari http//www.komnas-
si. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persa- ham.go.id. diakses 24 Oktober 2016.
da.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Creswell, J. W. 2006. Research Design: Qua- 2016. Berbagai Bentuk Dekadensi Moral
litative And Quantitave Approaches. Generasi Muda. Diunduh dari http://-
Thousand Oaks: SAGE Publication. www.kpai.go.id. Diakses 28 Septem-
Darmayanti, S., & Wibowo, U. 2014. “Eva- ber 2016.
luasi Program Pendidikan Karakter Krueger, R.A. 1994. Focus Group: A Practical
di Sekolah Dasar Kabupaten Kulon Guide For Applied Research. Ed. Ke-2.
Progo”. Jurnal Prima Edukasia, Vol. 2, Thousand Oaks: Sage Publications.
No. 2, hlm. 223-234.
Leslie, K,. Grier. 2012. “Character, Social–
Darmiyati, dkk. 2010. “Pengembangan Mo- Emotional, and Academic Outcomes
del Pendidikan Karakter Terintegrasi Among Underachieving Elementary
Dalam Pembelajaran Bidang Studi di School Students”. Journal of Education
Sekolah Dasar”. Cakrawala Pendidikan, for Students Placed at Risk (JESPAR),
Vol. 2. No. 4, hlm. 22-24. Vol. 17, No. 3, hlm. 201-216.
Daryanto, dkk. 2013. Implementasi Pendidik- Lickona, Thomas. 2006. “Eleven Principles
an Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Ga- of Effective Character Education”.
va Media. Journal of Moral Education, Vol. 25,
Denzin, NK & Lincoln, YS. 1994. Introduc- No. 1, hlm. 93-100.
tion: Entering the Field of Qualitative Re- Lickona, Thomas. 2014. “Educating for Cha-
search. Thousand Oaks: Sage Publica- racter”. Journal of Moral Education, Vol.
tions. 13, No. 3, hlm. 89-97.
Ending, Ekowarni. 2010. Pengembangan Lincoln, Y. & Guba, E. G. 1994. “Competing
Nilai-nilai Luhur Budi Pekerti seba- Paradigms in Qualitative Research”.
gai Karakter Bangsa. Cakrawala Pendi- Dlm Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S.
dikan Edisi Dies Natalis UNY. (Eds.). Handbook of Qualitative Research.
Fantana, A. & Frey, J.S. 1994. “Interviewing: Thousand Oaks: Sage Publication.
The art of science”. Dlm Denzin, N.K. Lynn, Revell & James, Arthur. 2007. “Cha-
& Lincoln, Y.S. (Eds.). Handbook of Qua- racter Education In Schools and The
litative Research. Thousand Oaks: Sage Education of Teachers”. Journal of Mo-
Publication. ral Education, Vol. 36, No. 1, hlm. 79-
92.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karak- Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori,
ter Solusi Tepat untuk Membangun Bang- Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
sa. Jakarta: Indonesia Heritage Fon- Bumi Aksara.
dation.
Virginia Braun & Victoria Clarke. 2012.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan Ka- “Using Thematic Analysis in Psycho-
rakter. Jakarta: Bumi Aksara. logy, Qualitative Research in Psycho-
logy”. Jounal Metodologi Recearch in
Muslich, Masnur. 2013. Pendidikan Karakter
Menjawab Tantangan Krisis Multidimen- Psykologi, Vol. 3, No. 2, hlm. 77-101.
sional. Jakarta: Bumi Aksara. Walker, David I., et.al. 2013. “Towards a
Rawana, J.R.E., Franks, J.L., Brownlee, K., New Era of Character Education in
Theory and in Practice”. Journal Edu-
Rawana, E.P. & Neckoway, R. 2011.
“The Aplication of a Strength-Based cational Review, Vol. 67, No 1, hlm. 79-
Approach of Students’ Behaviours to 96.
the Development of a Character Edu- William, B. Russell III & Stewart, Waters.
cation Curriculum for Elementary and 2014. “Developing Character in Mid-
Secondary School”. Journal of Educa- dle School Students: A Cinematic
tion Thought, Vol. 45, No. 16, hlm. Approach”. Journal the Clearing House,
127-144. Vol. 87, No. 4, hlm. 161-167.
Roslind, Thambusamy & Adzura, A. Elier. Wolfgang, Althof & Berkowitz, Marvin W.
2013. “Shaping the Bamboo From the 2006. “The Moral Roots of Citizen-
Shoot: Elementary Level Character ship and Citizenship Education”. Jour-
Education in Malaysia”. Journal Child- nal of Moral Education, Vol. 35, No. 4,
hood Education, Vol. 89, No. 6, hlm. hlm. 495-518.
368-378.
Yin, R. K. 1993.Applications of Case Study
Saputro, H., & Soeharto, S. 2015. “Pengem- Research. Newbury Park: Sage Publi-
bangan Media Komik Berbasis Pen- cations.
didikan Karakter pada Pembelajaran
Zuchdi. 2006. “Pendidikan Karakter melalui
Tematik-Integratif Kelas IV SD”. Jurnal
Pengembangan Keterampilan Hidup
Prima Edukasia, Vol. 3, No. 1, hlm. 61-
dalam Kurikulum Persekolahan. La-
72.
poran Penelitian Hibah Pasca, 2005-
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kuali- 2006. Yogyakarta: Lembaga Peneliti-
tatif. Bandung: CV. Alfabeta. an UNY.