Anda di halaman 1dari 6

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI

KEGURUAN

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN


CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN
(Dr. Rusman, M.Pd)§

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a).
Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai
dan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen kurikulum, mulai
dan merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum,
dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang
psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan
peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil
guna.
2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b).
Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga
mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru
harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu
melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro,
yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani. (di depan guru memberi teladan/contoh, di tengah
memberikan karsa, dan di belakang memberikan dorongan! motivasi).

3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran


secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c).
Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan
dengan bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik
metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu
memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus
memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan
kependidikan.
4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dan masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. (Standar Nasional Pendid ikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d).
Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan
murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah
bahkan dengan masyarakat luas.

Apabila guru telah memiliki keempat kompetensi tersebut di atas, maka guru
tersebut telah memiliki hak profesional karena ia telah jelas memenuhi syarat-
syarat berikut:
1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang
keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi
edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses
pengembangan pendidikan setempat.
3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang
efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.
4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-
usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya
secara individual maupun secara institusional.

Ornstein dan Levine menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai
dengan pengertian profesi di bawab mi:
1. Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan
sepanjang hayat.
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramal.
3. Menggunakan hasil penelitin dan aplikasi dan teori ke praktik.
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan/atau mempunyai persyar
atan yang masuk.
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja
tertentu. -
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan
unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang
diberikan.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya relatif
bebas dan supervisi dalam jabatan.
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
11. Mempunyai asosiasi profesi dan/atau kelompok ‘elite’ untuk menget
ahui dan mengakui keberhasilan anggotanya.
12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan
atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang
diberikan.
13. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dan pablik dan
kepercayaan din setiap anggotanya.
14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

Sanusi mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi itu sebagai berikut.


1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang
menentukan.
2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui
pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
sistematik, eksplisit, yang bukan hanya sekadar pendapat khalayak
umum.
5. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan
waktu yang cukup lama.
6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri.
7. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
8. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan
judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
9. Dalam praktiknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom bebas
dan campur tangan orang lain.
10. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat,
sehingga memperoleh imbalan yang tinggi pula.
Menurut Robert W. Richey ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru adalah
sebagai berikut :
1. Guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan
kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan
untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat
untuk menjadi anggota organisasi guru.
3. Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi
dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan
kependidikan.
4. Guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang
dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu
mengikuti perkembangan yang terjadi.
5. Guru, selalu diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus,
workshop, seminar, konvensi, serta terlibat secara luas dalam berbagai
kegiatan ‚in service‛.
6. Guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).
7. Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun
secara lokal.

Sedangkan ciri-ciri profesi keguruan menurut NEA (National Education


Association) adalah sebagai berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang Memerlukan Persiapan Latihan yang Lama
4. Jabatan yang Memerlukan Latihan dalam Jalatan yang
Berkesinambungan
5. Jabatan yang Menjanjikan Karier Hidup dan Keanggotaan yang
Permanen
6. Jabatan yang Menentukan Standarnya Sendiri
7. Jabatan yang Mementingkan Layanan di Atas Keuntungan Pribadi
8. Jabatan yang Mempunyai Organisasi Profesional yang Kuat dan
Terjalin Erat
Dari beberapa definisi profesi dapat diangkat beberapa kriteria untuk
menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut (Rochman Natawidjaja,
1989).
a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan
program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar
akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang
pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.
c. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk
mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan
kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur penilaku etik para pelakunya
dalam memperlakukan kliennya.
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam)
terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi.
g. Dan uraian di atas tentang ciri-ciri suatu profesi, maka profesi
mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut.
h. Fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan suatu
pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial dan krusial.
i. Keterampilan/keahlian: untuk mewujudkan fungsi mi, dituntut derajat
keterampilan/keahlian tertentu.
j. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara
rutin, melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi
kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah.
k. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu
yang jelas, sistematis, dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan
bukan hanya common sense.
l. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu
dan keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang
lama, bertahun-tahun dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini
dilakukan pada tingkat perguruan tinggi.
m. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan
tersebut juga merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai
profesional di kalangan para siswa/mahasiswa.
n. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang
profesional berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya
dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik
dapat dikenakan sanksi.
o. Kebebasan untuk memberikan judgment: anggota suatu profesi
mempunyai kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam
menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.
p. Tanggung jawab profesional dan otonomi: komitmen pada suatu profesi
adalah melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Tanggung jawab profesional harus diabdikan kepada mereka. Oleh
karena itu, praktik profesional itu otonom dan campur tangan pihak
luar.
q. Pengakuan dan imbalan: sebagai imbalan dan pendidikan dan latihan
yang lama, komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien,
maka seorang profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata
masyarakat dan karenanya juga imbalan yang layak.

Ciri-ciri suatu profesi menurut Robert W. Richey (1974) sebagai berikut :


a. Lebih mernentingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal daripada
kepentingan pribadi.
b. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang
panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap serta
cara kerja.
e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin
diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi
seorang anggota yang permanen.
Ciri keprofesian ini dikemukakan oleh D. Westby Gibson (1965) sebagai
berikut:
a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat
dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.
b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah
teknik dan prosedur yang unik.
c. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang
mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional.
d. Dimilikinya suatu mekanisme untuk menyaring, sehingga hanya mereka
yang dianggap kompeten yang diperbolehkan bekerja untuk lapangan
pekerjaan tertentu.
e. Dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi
kepentingan anggotanya dan saingan kelompok luar, juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak etis
profesional pada anggotanya.

§ Dr. Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan


Profesionalisme Guru) Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

Anda mungkin juga menyukai